Jika unsur X dan Y bersenyawa maka bentuk molekul senyawa yang terjadi adalah

Jika unsur X dan Y bersenyawa maka bentuk molekul senyawa yang terjadi adalah

1. X = [Ne] s2 p5  dan Y = [Ne] s2 p3 Jika unsur X dan Y bersenyawa, bentuk molekul senyawa yang terjadi adalah
  • (A) jungkat-jungkit
  • (B) bentuk V
  • (C) piramida segitiga
  • (D) bujur sangkar
  • (E) segitiga planar

Pembahasan : Jawaban : C

y : elektron valensi = 5, agar oktet menerima 3 e

x : elektron valensi = 7 agar oktet menerima 1 e

terbentuk senyawa dengan rumus molekul YX3 dimana atom pusatnya 4 pasang elektron (3 PEI dan 1 PEB). sehingga bentuk molekulnya adalah piramida segitiga. 

2.

Jika unsur X dan Y bersenyawa maka bentuk molekul senyawa yang terjadi adalah

Unsur yang dapat membentuk ion bermuatan -2 adalah

  • (A) 12
  • (B) 13
  • (C) 14
  • (D) 16
  • (E) 20

Pembahasan : Jawaban : D

16D : 2 8 6

membutuhkan 2 elektron agar oktet ---> D^2-

3. Sn + Sr^2+ ---> tidak bereaksi

Sn + Pd^2+ ---> Sn^2+ + Pd

Sn + Hg^2+ ---> Sn^2+ + Hg

Sr + Rb^+ ---> tidak bereaksi

Hg + Pd^2+ ---> Hg^2+ + Pd

Urutan logam-logam tersebut berdasarkan sifat reduktor yang semakin menurun adalah..

  • (A) Sn < Pd < Hg < Sr < Rb
  • (B) Pd < Hg < Sn < Sr < Rb
  • (C) Pd < Hg < Sr < Rb < Sn
  • (D) Hg < Sn < Sr < Rb < Pd
  • (E) Rb < Sr < Sn < Hg < Pd

Pembahasan :  Jawaban : E

Urutan Logam :

  1. Sr  Sn
  2. Sn Pd
  3. Sn Hg
  4. Rb Sr
  5. Hg Pd

jadi urutan potensial reduksi (E reduksi) yang makin positif : Rb < Sr < Sn < Hg < Pd Gambar di bawah ini digunakan untuk menjawab soal nomor 4 dan 5

Jika unsur X dan Y bersenyawa maka bentuk molekul senyawa yang terjadi adalah

4. Yang paling menentukan reaksi ?

  • (A) proses dari A ke B adalah Endoterm
  • (B) proses dari A ke B adalah Eksoterm
  • (C) proses dari B ke C adalah Eksoterm
  • (D) proses dari B ke C adalah Endoterm
  • (E) proses dari A ke C adalah Eksoterm

Pembahasan : Jawaban B

A - B : eksoterm

reaksi lambat dilihat dari tingginya Ea

5. Besarnya perubahan entalpi, dH seperti pada gambar adalah ....

  • (A) -110,5
  • (B) -283,0
  • (C) -393,5
  • (D) +110,5
  • (E) +283,0

Pembahasan : Jawaban : B

dH = -393,5 - (-110,5) = -283,0

Jika unsur X dan Y bersenyawa maka bentuk molekul senyawa yang terjadi adalah

Pembahasan soal Kimia Tes Kompetensi Akademik Sains dan Teknologi (TKA Saintek) pada Ujian Tulis Berbasis Komputer (UTBK) Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN) tahun 2019 nomor 41 sampai dengan nomor 45 tentang:
  • ikatan kimia, 
  • bentuk molekul, 
  • konsentrasi hasil titrasi, 
  • mol elektron, dan 
  • pH hasil titrasi.

Perhatikan data-data unsur pada tabel berikut!

Jika unsur X dan Y bersenyawa maka bentuk molekul senyawa yang terjadi adalah

Unsur-unsur yang jika berpasangan membentuk senyawa yang bersifat paling basa adalah ….
A.M dan N
B.M dan O
C.N dan O
D.N dan P
E.P dan Q


Yang perlu diperhatikan adalah nomor atom (Z) dari unsur tersebut. Kemudian kita ingat kembali nomor atom gas mulia berikut ini: 2, 10, 18, 36, 54, 86 Nomor atom pada tabel di atas kita kurangi dengan nomor atom gas mulia yang paling dekat dengan nomor atom tersebut.
M:4 − 2 = +2
N:8 − 10 = −2
O:9 − 10 = −1
P:12 − 10 = +2
Q:20 − 18 = +2
Ketentuan jenis ikatan:
+, −:ikatan ion
−, −:ikatan kovalen
+, +:ikatan logam
Opsi A, B, dan D berikatan ion. Opsi C berikatan kovalen sedangkan opsi E berikatan logam.

Senyawa yang bersifat asam/basa adalah senyawa yang berikatan ion. [opsi C dan E salah]

Sedangkan unsur M yang bernomor atom 4 bersifat amfoter, yaitu bisa bersifat asam atau basa. Ingat, unsur di dunia ini yang bersifat amfoter adalah 4Be dan 13Al. [opsi A dan B salah]

Dengan demikian, pasangan unsur yang bersifat paling basa adalah:

P2+ + N2− → PN

Jadi, pasangan unsur yang membentuk senyawa yang bersifat paling basa adalah N dan P (D).

Diketahui konfigurasi elektron unsur X dan Y sebagai berikut: Jika unsur X dan Y bersenyawa, bentuk molekul senyawa yang terjadi adalah ….

A.jungkat-jungkit
B.bentuk V
C.piramida segitiga
D.bujur sangkar
E.segitiga planar


Konfigurasi elektron X dan Y adalah:

X : [Ne] s2 p5 (7 elektron terluar)


Y : [Ne] s2 p3 (5 elektron terluar)

Unsur X mempunyai 7 elektron terluar sehingga membutuhkan 1 elektron agar tercapai kaidah oktet (8). Sedangkan unsur Y mempunyai 5 elektron terluar sehingga membutuhkan 3 elektron. Dengan demikian unsur Y berperan sebagai atom pusat yang mengikat 3 unsur X untuk membentuk senyawa YX3.

Jika unsur X dan Y bersenyawa maka bentuk molekul senyawa yang terjadi adalah


Seandainya tidak ada pasangan elektron bebas, bentuk molekul YX3 berupa segitiga planar atau segitiga datar. Adanya elektron bebas, mengakibatkan unsur Y terangkat sehingga membentuk bangun ruang berupa limas segitiga atau segitiga piramida.

Jika unsur X dan Y bersenyawa maka bentuk molekul senyawa yang terjadi adalah

Jadi, bentuk molekul senyawa yang terjadi adalah piramida segitiga (C).

Bacaan untuk soal nomor 43 sampai dengan 45.

Sebanyak 50 mL larutan SO2 dititrasi dengan larutan KBrO4 0,1 M menurut reaksi:

KBrO4 + 4SO2 + 4H2O → 4H2SO4 + KBr

Titik ekivalen tercapai saat volume KBrO4 yang digunakan sebanyak 50 mL.


Konsentrasi SO2 dalam larutan adalah ….

A.0,1 M
B.0,2 M
C.0,3 M
D.0,4 M
E.0,5 M


Jika unsur X dan Y bersenyawa maka bentuk molekul senyawa yang terjadi adalah
Konsentrasi SO2 dapat dicari melalui jumlah mol KBrO4.
n KBrO4= M ∙ V
= 0,1 M × 50 mL
= 5 mmol
Berdasarkan koefisien reaksi, maka:
n SO2= 4/1 × n KBrO4
= 4/1 × 5 mmol
= 20 mmol

Dengan demikian, molaritas SO2 adalah:
[SO2]= n/V
= 20/50 M
= 0,4 M

Jadi, konsentrasi SO2 dalam larutan adalah 0,4 M (D).

Jumlah mol elektron yang terlibat dalam reaksi titrasi di atas adalah ….

A.0,02 mol
B.0,04 mol
C.0,08 mol
D.0,10 mol
E.0,12 mol


Mol elektron bisa ditentukan dari perubahan biloks dari salah satu setengah reaksi di atas. Misal kita cari perubahan biloks dari Br (boleh juga perubahan biloks S, hasilnya tetap sama).

Jika unsur X dan Y bersenyawa maka bentuk molekul senyawa yang terjadi adalah

Dengan demikian, jumlah elektron yang terlibat dalam perubahan biloks Br adalah 8 elektron. Sedangkan jumlah mol elektronnya adalah:
mol elektron= n × e
= 5 mmol × 8
= 40 mmol
= 0,04 mol
Jadi, jumlah mol elektron yang terlibat dalam reaksi titrasi di atas adalah 0,04 mol (B).

pH larutan setelah titrasi adalah ….

A.4
B.4 – log 2
C.4 – 2log 2
D.1 – log 2
E.1 – 2log 2


pH larutan kita tentukan dari spesi yang bersifat asam atau basa, yaitu H2SO4 (asam sulfat).

Karena koefisien H2SO4 sama dengan koefisien SO2 maka jumlah molnya pun sama.


Volume H2SO4 (ruas kanan) merupakan gabungan volume KBrO4 dan SO2.
V H2SO4= 50 mL + 50 mL
= 100 mL

Sehingga konsentrasi H2SO4 adalah:
[H2SO4]= n/V
= 20/100 M
= 2 × 10−1 M

Karena H2SO4 adalah asam kuat, perumusan pH yang berlaku adalah:
[H+]= a ∙ M,    [a : jumlah ion H+]
= 2 × 2 × 10−1
= 4 × 10−1
pH= 1 – log 4
= 1 – log 22
= 1 – 2log 2
Jadi, pH larutan setelah titrasi adalah 1 – 2log 2 (E). Simak Pembahasan Soal TKA Saintek UTBK SBMPTN 2019 selengkapnya.
Dapatkan pembahasan soal dalam file pdf  di sini.

Demikian, berbagi pengetahuan bersama Kak Ajaz. Silakan bertanya di kolom komentar apabila ada pembahasan yang kurang jelas. Semoga berkah.