Jelaskan tentang tahap finishing dalam produksi kerajinan dengan inspirasi budaya lokal nonbenda

Proses produksi kerajinan inspirasi budaya lokal non-benda berdasarkan daya dukungnya yang dimiliki oleh daerah setempat diantaranya adalah seperti.

  • Bahan Baku
  • Teknik Produksi
  • Sumber Daya Manusia

Kegiatan produksi diawali dengan persiapan produksi.

Persiapan produksi dapat dilakukan seperti pembuatan gambar teknik atau gambar kerja atau gambar pola.


Gambar atau pola kerja akan menjadi patokan untuk kebutuhan pembelian dan persiapan bahan.


Tahap selanjutnya yang dilakukan adalah proses pengerjaan. Pengerjaan setiap tahap sesuai dengan perencanaan produksi yang sudah dibuat sebelumnya.


Tahapan produksi secara umum terbagi ke dalam
  1. Pembahanan
  2. Pembentukan atau Perakitan
  3. Finishing

Tahap pembahanan adalah dengan cara mempersiapkan bahan serta material agar siap dibentuk. Tahapan proses pembahanan dilanjutkan dengan proses pembentukan.


Pembentukan bahan baku bergantung pada jenis material yang akan kita gunakan atau bentuk dasar material dan bentuk produk yang akan dibuat.


Misalnya material kertas dibentuk dengan cara dilipat atau kayu, bambu dan rotan lainnya dapat dibentuk dengan cara dipotong atau dipahat.


Pemotongan bahan dibuat sesuai dengan bentuk yang direncanakan. Pemotongan dan pemahatan juga biasanya digunakan untuk membuat sambungan bahan, seperti menyambungkan bilah-bilah papan atau dua batang bambu.


Pembentukan besi dan rotan, selain melalui pemotongan, dapat juga menggunakan teknik pembengkokan.


Pembentukan besi juga dapat menggunakan teknik las. Logam lempengan dapat dibentuk dengan cara pengetokan.


Tahap terakhir adalah finishing. Finishing dilakukan untuk tahap akhir sebelum produk tersebut dimasukan ke dalam kemasan. Finishing dapat berupa penghalusan dan atau pelapisan permukaan.


Penghalusan yang dilakukan seperti penghalusan permukaan kayu dengan menggunakan amplas atau menghilangkan lem yang masih tersisa pada permukaan produk.


Finishing dapat juga berupa pelapisan permukaan atau pewarnaan agar produk yang dibuat lebih awet, tahan lama dan lebih menarik.

Kelancaran produksi juga dapat ditentukan dari cara kerja yang memperhatikan K3 atau Kesehatan dan Keselamatan Kerja.


Upaya memelihara kesehatan dan keselamatan kerja bergantung pada bahan, alat dan proses produksi yang digunakan pada proses produksi.


Proses pembahanan dan pembentukan material padat atau solid sering menghasilkan sisa potongan atau debu yang dapat melukai bagian tubuh pekerjanya. Oleh karena itu, dibutuhkan alat keselamatan kerja berupa kacamata melindung dan masker anti debu.


Proses pembahanan serta finishing, seringkali menggunakan bahan kimia yang berbahaya bagi kulit dan pernafasan, maka pekerja harus menggunakan sarung tangan dan masker dengan filter untuk bahan kimia.


Selain alat keselamatan kerja, hal yang tak kalah penting adalah sikap kerja yang rapi, hati-hati, teliti dan penuh konsentrasi. Sikap tersebut akan mendukung kesehatan dan keselamatan kerja.


Pembuatan kerajinan diakhiri dengan proses evaluasi terhadap produk kerajinan yang telah dibuat, apakah produk tersebut dapat berfungsi secara baik ? Apakah sudah sesuai dengan ide, konsep dan harapan kita ? Jika belum, perbaikan apa yang akan kita lakukan agar produk kerajinan yang dihasilkan lebih berkualitas?

BerandaKewirausahaanProses Produksi Kerajinan dengan Inspirasi Budaya Lokal Nonbenda

Proses produksi kerajinan dengan inspirasi budaya lokal nonbenda berdasarkan daya dukung yang dimiliki oleh daerah setempat. • Bahan Baku • Teknik Produksi • Sumber Daya Manusi

Kegiatan produksi diawali dengan persiapan produksi. Persiapan produksi dapat berupa pembuatan gambar teknik [gambar kerja] atau gambar pola. Gambar kerja atau pola akan menjadi patokan untuk kebutuhan pembelian dan persiapan bahan. Tahap selanjutnya adalah pengerjaan. Kerjakan setiap tahap sesuai dengan perencanaan produksi yang sudah dibuat sebelumnya. Tahapan produksi secara umum terbagi atas pembahanan, pembentukan, perakitan, dan finishing.

Tahap pembahanan adalah mempersiapkan bahan atau material agar siap dibentuk. Tahapan proses pembahanan dilanjutkan dengan proses pembentukan. Pembentukan bahan baku bergantung pada jenis material, bentuk dasar material dan bentuk produk yang akan dibuat. Material kertas dibentuk dengan cara dilipat. Kayu, bambu dan rotan lainnya dapat dibentuk dengan cara dipotong atau dipahat. Pemotongan bahan dibuat sesuai dengan bentuk yang direncanakan. Pemotongan dan pemahatan juga biasanya digunakan untuk membuat sambungan bahan, seperti menyambungkan bilah bilah papan atau dua batang bambu. Pembentukan besi dan rotan, selain dengan pemotongan, dapat menggunakan teknik pembengkokan. Pembentukan besi juga dapat menggunakan teknik las. Logam lempengan dapat dibentuk dengan cara pengetokan. Tahap terakhir adalah finishing. Finishing dilakukan sebagai tahap terakhir sebelum produk tersebut dimasukan ke dalam kemasan. Finishing dapat berupa penghalusan dan/atau pelapisan permukaan. Penghalusan yang dilakukan diantaranya penghalusan permukaan kayu dengan amplas atau menghilangkan lem yang tersisa pada permukaan produk. Finishing dapat juga berupa pelapisan permukaan atau pewarnaan agar produk yang dibuat lebih awet dan lebih menarik. Kelancaran produksi juga ditentukan oleh cara kerja yang memperhatikan K3 [Kesehatan dan Keselamatan Kerja]. Upaya menjaga kesehatan dan keselamatan kerja bergantung pada bahan, alat dan proses produksi yang digunakan pada proses produksi. Proses pembahanan dan pembentukan material solid seringkali menghasilkan sisa potongan atau debu yang dapat melukai bagian tubuh pekerjanya. Maka, dibutuhkan alat keselamatan kerja berupa kacamata melindung dan masker antidebu. Proses pembahanan dan finishing, apabila menggunakan bahan kimia yang dapat berbahaya bagi kulit dan pernafasan, pekerja harus menggunakan sarung tangan dan masker dengan filter untuk bahan kimia. Selain alat keselamatan kerja, hal yang tak kalah penting adalah sikap kerja yang rapi, hati-hati, teliti dan penuh konsentrasi. Sikap tersebut akan mendukung kesehatan dan keselamatan kerja. Pembuatan kerajinan diakhiri dengan evaluasi terhadap produk kerajinan yang telah dibuat, apakah produk tersebut dapat berfungsi dengan baik? Apakah sudah sesuai dengan ide, bayangan dan harapan kita? Apabila belum, perbaikan apa yang harus kita lakukan agar produk kerajinan yang dihasilkan lebih berkualitas?

Tahap Perancangan dan Produksi Kerajinan dengan Inspirasi Budaya Nonbenda pada materi pelajaran prakarya dan kewirausahaan kelas 10 di buku paket kurikulum 2013 edisi revisi 2017. Pada pembahasan sebelumnya, kalian telah mengerjakan tugas kelompok tentang Identifikasi Ragam Material dan Teknik Produksi di Lingkungan Sekitar. Sudah mengerjakannya kan? Jika belum, silahkan buka materi tersebut!

Proses perancangan kerajinan diawali dengan pemilihan sumber inspirasi dan pencarian ide produk kerajinan, pembuatan sketsa ide, pembuatan studi model kerajinan, dilanjutkan dengan pembuatan petunjuk produksi. Ide kerajinan dengan inspirasi budaya lokal akan dikembangkan menjadi produk kerajinan yang akan diproduksi dan siap dijual. Dengan demikian produk yang dihasilkan harus memiliki nilai estetik dan inovasi agar diminati pasar.

Berikut ini penjelasannya:

1. Pencarian Ide Produk

Contoh sketsa ide dari Burung Enggang menjadi selendang pelindung

Kita telah mengenali berbagai kekayaan budaya non benda di daerah setempat, tokoh-tokoh cerita rakyat, filosofi dari pantun, simbolsimbol, cerita rakyat dan tarian tradisional. Pengetahuan dan apresiasi kita terhadap hal-hal tersebut dapat mendorong munculnya ide untuk pembuatan produk kerajinan. Ide bisa muncul secara tidak berurutan, dan tidak lengkap, tetapi dapat juga muncul secara utuh. Salah satu dari kita bisa saja memiliki ide tentang suatu bentuk unik yang akan dibuat.

Ide bentuk tersebut akan menuntut kita untuk memikirkan teknik apa yang tepat digunakan dan produk apa yang tepat untuk bentuk tersebut. Salah satu dari kita juga bisa saja mendapatkan ide atau bayangan tentang sebuah produk yang ingin dibuatnya, material, proses dan alat yang akan digunakan secara utuh.

2. Membuat Gambar atau Sketsa

Ide-ide produk, rencana atau rancangan dari produk kerajinan digambarkan atau dibuatkan sketsanya agar ide yang abstrak menjadi berwujud. Ide-ide rancangan dapat digambarkan pada sebuah buku atau lembaran kertas, dengan menggunakan pinsil, spidol atau bolpoin dan sebaiknya hidari penggunaan penghapus. Tariklah garis tipis-tipis dahulu. Jika ada garis yang dirasa kurang tepat, abaikan saja, buatlah garis lain pada bidang kertas yang sama.

3. Pilih Ide Terbaik

Setelah kamu menghasilkan banyak ide dan menggambarkannya dengan sketsa, mulai pertimbangkan ide mana yang paling baik, menyenangkan dan memungkinkan untuk dibuat.

4. Prototyping atau Membuat Studi Model

Sketsa ide yang dibuat pada tahap-tahap sebelumnya adalah format dua dimensi. Artinya hanya digambarkan pada bidang datar. Kerajinan yang akan dibuat berbentuk tiga dimensi. Maka, studi bentuk selanjutnya dilakukan dalam format tiga dimensi, yaitu dengan studi model. Studi model dapat dilakukan dengan material sebenarnya maupun bukan material sebenarnya.

5. Perencanaan Produksi

Tahap selanjutnya adalah membuat perencanaan untuk proses produksi atau proses pembuatan kerajinan tersebut. Prosedur dan langkahlangkah kerja dituliskan secara jelas dan detail agar pelaksanaan produksi dapat dilakukan dengan mudah dan terencana.

Baca Juga: Tugas 4 Pengembangan Desain dan Persiapan Produksi Kerajinan dengan Inspirasi Budaya Nonbenda

Demikian pembahasan mengenai Tahap Perancangan dan Produksi Kerajinan dengan Inspirasi Budaya Nonbenda pada materi pelajaran prakarya dan kewirausahaan kelas 10 semester 1 di buku paket revisi 2017. Semoga bermanfaat dan berguna bagi kalian. Selamat belajar!

Video yang berhubungan