Jelaskan syarat dan jenis alat evaluasi hasil belajar IPA di SD dengan benar


     Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 74 tentang Guru disebutkan bahwa kompetensi pedagogik untuk guru SD, MI, SMP, MTs, SMA, MA, SMK, MAK, atau bentuk lain yang sederajat, meliputi kemampuan antara lain pemahaman tentang peserta didik secara mendalam, penyelenggaraan pembelajaran yang mendidik yang meliputi kemampuan merancang pembelajaran, mengimplementasikan pembelajaran, menilai proses dan hasil pembelajaran, dan melakukan perbaikan secara berkelanjutan.

       Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)  menyebutkan bahwa penilaian  (evaluasi)  bertujuan untuk mengetahui kemajuan belajar siswa, untuk keperluan perbaikan dan peningkatan kegiatan belajar siswa, dan untuk memperoleh umpan balik bagi perbaikan pelaksanaan kegiatan belajar mengajar. Ilmu Pengetahuan Alam sebagai salah satu mata pelajaran di sekolah dasar perlu dirancang proses pembelajarannya, diimplementasikan menggunakan berbagai pendekatan dan metode pembelajaran,  menggunakan media yang relevan dengan pembelajaran, serta mengevaluasi proses dan hasil pembelajaran.

1.2.   Masalah dan Pembatasan Masalah

       Bertolak dari latar belakang di atas, pokok permasalahan yang akan penulis bahas adalah evaluasi proses dan hasil belajar IPA. Untuk membahas permasalahan tersebut, penulis membatasi pada:

a. Evaluasi Pendidikan di SD, Pengertian, Tujuan, Fungsi, dan Prinsip Evaluasi Pendidikan di SD

b.  Evaluasi Proses Belajar IPA di SD

c. Evaluasi Hasil Belajar IPA di SD

2.1.   Evaluasi Pendidikan di SD, Pengertian, Tujuan, Fungsi, dan Prinsip Evaluasi Pendidikan di SD

      Pendidikan memiliki arti yang lebih luas dari pada pengajaran (Ki Hajar Dewantara). Menurut Ki Hajar, pendidikan adalah peningkatan kemampuan yang diperoleh peserta didik tidak hanya dari guru selama belajar tetapi juga dari apa dan siapa saja (lingkungan) selama peserta didik dalam keadaan bangun. Pada tahun 1935, Beliau menyatakan bahwa pendidikan/pengajaran  bertujuan mengembangkan cipta, rasa, dan karsa peserta didik. B.S. Bloom pada tahun 1956, menjabarkan tujuan pendidikan seperti itu lebih rinci yang terkenal dengan Taksonomi Tujuan Pendidikan, yaitu:

1. Ranah kognitif (ranah proses berpikir)

2. Ranah afektif (ranah sikap hidup)

3. Ranah psikomotor (ranah keterampilan fisik)

      Jika disejajarkan dengan pendapat Ki Hajar, maka taksonomi Bloom disajikan dalam tabel berikut:

      Guru dalam proses pembelajaran berupaya memahirkan peserta didik melalui latihan. Pada setiap latihan tersebut penilaian mulai berperan. Artinya, untuk menentukan bahwa peserta didik telah mahir  “mengingat” diperlukan penilaian, dan seterusnya. Kemahiran di setiap jenjang dapat diukur dengan alat ukur (tes) untuk mengetahui tingkat kemahiran RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) yang disusun, guru harus tergambar konsep apa yang ingin dikembangkan pada ranah mana dan pada jenjang apa. RPP dipedomani dalam  proses belajar mengajar (proses pembelajaran) juga dipedomani dalam evaluasi proses maupun evaluasi hasil pembelajaran. Hubungan RPP dengan proses dan evaluasi digambarkan sebagai berikut:

Jelaskan syarat dan jenis alat evaluasi hasil belajar IPA di SD dengan benar

Bagan. Hubungan  Tujuan-Proses Evaluasi

 

      Menurut Tyler bagan  tersebut di atas disempurnakan karena menurutnya ada hubungan timbal balik antara ketiga aspek tersebut. Setiap tujuan/indikator pembelajaran memiliki proses pembelajaran tertentu dan mempunyai alat ukur (tes) tertentu. Setelah proses pembelajaran untuk mencapai tujuan tersebut selesai, perlu diadakan penilaian apakah benar-benar tujuan telah tercapai. Kalau hasilnya baik, berarti proses sudah baik dan tujuan pembelajaran sudah dicapai.  Jika sebaliknya, berarti:1.Proses pembelajaran kurang baik/kurang tepat, dengan demikian guru harus mengulangi proses pembelajaran dengan metode yang tepat.2. Hasil evaluasi rendah terjadi karena kompetensi terlalu tinggi sebab ada tujuan yang lebih rendah/prasyarat yang harus dikuasai lebih dulu. Proses pembelajaran harus diulangi dengan berpedoman pada kompetensi yang lebih rendah.  Proses penyempurnaan hasil evaluasi atau proses peningkatan daya serap disebut EVALUASI PROSES atau EVALUASI FORMATIF.

2.2.   Evaluasi Proses Belajar IPA

a.   Pengertian Evaluasi Proses Belajar IPA

       Evaluasi proses bermaksud untuk mendapatkan informasi sejauh mana kegiatan pembelajaran membawa pengaruh pada peserta didik. Hasil evaluasi proses yang kurang memuaskan berarti terdapat kekurangsempurnaan dalam pebelajaran dan harus diperbaiki segera sehingga hasil evaluasi setelah perbaikan proses menjadisempurna atau lebih baik dari pada hasil evaluasi proses yang pertama.

b.   Alat Evaluasi Proses Belajar IPA di SD

      Alat evaluasi proses pembelajaran IPA yang dperlukan terdiri dari alat evaluasi untuk mengukur kognitif, alat evaluasi untuk menentukan kualitas hati nurani, dan alat untuk mengukur kemampuan keterampilan.

1.                  Alat evaluasi untuk mengukur kognitif

Alat evaluasi untuk mengukur kognitif berupa tes sesuai dengan tujuan pembelajaran. Tes dapat berbentuk objektif atau uraian (esai). Teknik pemberian tes secara tertulis dapat dengan pertanyaan objektif yaitu melengkapi pilihan. Teknik lainnya dengan menyampaikan pertanyaan secara lisan.

2.               Alat evaluasi untuk menentukan kualitashati nurani

Lebih mudah melatih anak didik untuk menghapal, memahami, menerapkan hukum, peraturan, dan sebagainya yang sifatnya kognitif daripada melatih anak didik supaya berdisiplin, menghargai pendapat orang lain, tenggang rasa, tepat waktu, mau bekerja  sama, dan sebagainya. Latihan  ranah afektif dilakukan terus-menerus selama proses pembelajaran agar meningkat menjadi jenjang A5 atau mejadi pola hidup. Contoh  yang dilatih adalah disiplin. Guru  mengamati dan mengobservasi apakah siswa tepat waktu dalam hal:

1. Datang di kelas/sekolah

3. Mengikuti upacara bendera

4. Mengerjakan pekerjaan rumah

5. Mengerjakan tugas praktikum

6. Mengerjakan kebun sekolah

7. Mengerjakan shalat tepat waktu

9. Mengembalikan pinjaman pada waktu yang dijanjikan.

Alat yang digunakan untuk menentukan adanya perubahan  selama pelatihan adalah melalui observasi.

3.               Alat evaluasi yang akan mengukur keterampilan

Jenis keterampilan yang harus dikembangkan dalam IPA

a.  Keterampilan menggunakan tangan

- Cara memegang gelas beker, seperti memegang gelas biasa namun harus terampil menuangkan isi yang harus dipindahkan ke tempat lain melalui “bibir” gelas yang sudah didesain untuk itu.

- Cara memegang termometer, menggunakan ibu jari dan telunjuk tangan kanan, tempat memegangnya di tengah termometer. Juga dilatih bagaimana mengukur menggunakan termometer. Hal ini perlu dilakukan terus-menerus dan perlu bimbingan.

b. Keterampilan menggunakan indera penglihat

Observasi atau pengamatan adalah kegiatan yang sering dilakukan dalam proses pembelajaran IPA.  Percobaan mengukur suhu air yang baru saja dipanaskan menggunakan termometer, si pembaca harus meletakkan matanya sama tinggi dengan permukaan air raksa termometer agar tidak keliru membaca skala.

c.       Keterampilan menggunakan indera pengecap

Yang dilatihkan di SD adalah mengecap rasa manis, pahit, dan asam pada bagian tertentu dari lidah.

d) Keterampilan menggunakan indera pencium

Merasakan bau dalam proses pendidikan IPA di SD lebih banyak dilatihkan daripada mengecap rasa. Contoh:

4.               Cara Menyusun Alat Evaluasi Proses Pembelajaran IPA

      Untuk Menilai proses pembelajaran yang berkenaan dengan dengan ranah kognitif digunakan alat ukur berbentuk tes objektif dan atau tes uraian objektif. Cara menyusun alat evaluasi untuk mengukur kemampuan kognitif selama proses pembelajaran dengan menandai hasil evaluasi. Bilamana hasil pengukuran sudah baik berarti kualiyas pembelajaran sebagaimana yang telah dilaksanakan telah membawa dampak positif bagi peserta didik. Dan begitu pula sebaliknya, jika hasil pengukuran kurang baik berarti proses pembelajaran harus di ulangi.dengan metode yang cocok sesuai kemampuan peserta didik. Di berikan beberapa contoh upaya pengukuran yang menunjukan bahwa dengan pembelajaran tersebut terjadi perubahan

     Untuk mengetahui kemampuan kognitif guru dapat bertanya secara lisan maupun dalam bentuk tertulis misalya dengan  menggunakan tes objektif misalnya pilihan ganda dengan 4 pilihan jawaban.

Gas yang paling banyak volumenya di udara adalah ....

Butir soal di atas masih  mengukur C1.Untuk mengukur kemampuan C2 (memahami) guru dapat membuat pertanyaan :

-          Jelaskan mengapa perbandingan volume oksigen dengan volume nitrogen di udara selalu tetap, walaupun udara tersebut diambil dari tempat A maupun dari tempat B!

Jika diubah dalam bentuk objektif:

Perbandingan volume oksigen dan volum nitrogen di udara yang diambil dari berbagai tempat akan selalu sama karena....

A. Udara merupakan campuran dari berbagai jenis gas

B. Adanya angin yang selalu bergerak, campuran dalam gas dalam  udara    menjadihomogen

C. Proses fotosintesis menyebabkan volume oksigen di udara menjadi tetap

D. Bernapas artinya mengambil oksigen dari udara, sedangkan fotosintesis mengeluarkan oksigen ke udara

      Percobaan menentukan volume oksigen diudara mengembangkan keterampilan: menelungkupkan gelas pada lilin yang sedang terbakar dan terapung di atas air dan keterampilan lain. Guru mengamati menggunakan lembar observasi misalnya sebagai berikut:

Memilih Alat Dan Bahn yang Sesuai

Cara Meletakkan batang penyangga

Cara menuangkan air kedalam bejana

Cara menulungkupkan gelas kosong diatas lilin

Cara Memberi tanda permukaan air sebelum percobaan

Cara member tanda permukaan air sesudah percobaan

Membersihkan alat yang sudah digunakan

Menyimpan alat dan bahan yang sudah digunakan

     Adanya kerja kelompok dalam percobaan telah membuahkan sifat tenggang rasa yang makin tinggi dapat dicatat melalui pengamatan.Indikator tenggang rasa misalnya:

1. Tidak memaksakan kehendak sendiri

2.  Mau menerima pendapat orag lain

3. Tidak mudah tersinggung

4. Kesediaan menjalin persahabatan tanpa pamrih

     Bukan hal yang mustahil bahwasanya penyebaran kualitas dapat sangat berkaitan. Sebagaiman dapat dicontohkan bahwasanya apabila pada indicator pertama seseorang berada di indicator kurang baikmaka pada kualitas lain juga demikian.

Tenggang Rasa (Toleransi)

Tidak Memaksakan Kehendak Semdiri

Mau menerima pendapat orang lain

Bersedia menjalin persahabatan tanpa pamrih

2.3.   Evaluasi hasil Belajar IPA di SD

  1. Tes Evaluasi Hasil Belajar Ranah Kognitif

Keterampilan   peserta  didik menggunakan dan merancang alat-alat IPA hanya diperoleh dari guru IPA. Hasil belajar keterampilan melalui IPA dapat diketahui melalui observasi cara merancang dan melaksanakan kegiatan. Alat  ujinya  adalah  pedoman observasi.

  1. Evaluasi Hasil Pembelajaran Ranah Psikomotor

Dalam  hal penilaian praktek, tidak lagi diperlukan evaluasi proes dan cara-cara yang rinci peserta didik, karena selama pembelajaran peserta didik sudah berkali-kali melakuakan kegiatan tersebut  

  1. Nilai Hasil Pembelajaran IPA di SD Ranah Afektif

Untuk mengukur kemantapan sikap pertanyaan dapat dibuat lebih banyak. Hal ini dilakukan untuk mengukur pendidrian peserta didik. Jika terdapat banyak jawaban setuju dari sebuah pertanaan maka berarti peserta didik d memiliki pendirian.

Berdasarkan uraian yang telah penulis paparkan sebelumnya, dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut:

1)       pengukuran keberhasilan seseorang dalam proses maupun keberhasilan  pembelajaran, penguasaan materi serta dampaknya terhadap jenjang proses berpikir, jenjang pengembangan kepribadian, dan jenjang keterampilan menggunakan alat ukur berupa tes.

2)      Evaluasi proses adalah  pelaksanaan  pengukuran yang bertujuan untu mengetahui apakah tujuan pmbelajaran telah tercapai. Evaluasi proses sebaiknya dilakukan secara tertulis agar semua peserta mendapat kesempatan yang sama  mengemukakan pendapatnya. Hasilnya akan akurat jika dilakukan lebih sering.

3)      Penilaian proses pembelajaran IPA dibagi atas ranah kognitif, afektif, dan psikomotor. Penilaian proses yang sifatnya kognitif dilaksanakan dengan  lisan atau  tertulis dalam  bentuk pertanyaan objektif atau esai objektif. Penilaian proses yang sifatnya psikomotor dan afektif dilakukan dengan observasi dan digunakan untuk menentukan kualitas pembelajaran  bukan untuk menentukan nilai peserta didik.

4)      Penilaian hasil pembelajaran IPA yang berkenaan dengan kognitif menggunakan tes berbentuk objektif atau tes bentuk uraian. Pengembangan keterampilan di laboratorium adalah kegiatan yang tidak bisa dipisahkan dari penilaian kognitif dan menjadi tanggung jawab guru IPA untuk melaksanakannya, teknik mengukurnya dengan observasi.


Sapriati, Amalia. 2014. PEMBELAJARAN IPA DI SD. Tangerang :  Penerbit Universitas Terbuka