Jelaskan secara singkat perjalanan politik drs mohammad hatta



KONTAN.CO.ID - Biografi Moh. Hatta secara singkat akan dijelaskan dalam artikel ini, mencakup latar belakang keluarga, pendidikan, organisasi, dan pergerakan politiknya. Drs. H. Mohammad Hatta disebut juga Bung Hatta, lahir di Bukittinggi 12 Agustus 1902. Dirangkum dari laman resmi Perpustakaan Nasional dan Arsip Nasional, nama yang diberikan oleh orangtuanya ketika dilahirkan adalah Muhammad Athar. Hatta adalah pejuang, negarawan, dan juga Wakil Presiden Indonesia yang pertama.  Hatta juga dikenal sebagai Bapak Koperasi Indonesia. Baca Juga: Hari Pahlawan 2021, ini sederet pesan perjuangan Pahlawan Nasional

Latar belakang dan pendidikan Moh. Hatta 

Biografi Moh. Hatta diawali dengan latar belakang keluarga dan pendidikannya. Hatta lahir dari keluarga ulama Minangkabau, Sumatra Barat.  Hatta menempuh pendidikan dasar di Sekolah Melayu, Bukittinggi. Kemudian pada tahun 1913-1916 melanjutkan studinya ke Europeesche Lagere School (ELS) di Padang.  Saat usia 13 tahun, sebenarnya beliau telah lulus ujian masuk ke HBS (setingkat SMA) di Batavia (kini Jakarta). Namun, ibunya menginginkan Hatta agar tetap di Padang lantaran usianya yang masih sangat muda.  Baca Juga: Hari Pahlawan, ini nama pahlawan nasional yang dijadikan nama jalan di luar negeri Akhirnya Hatta melanjutkan studi ke MULO di Padang. Lalu, pada 1919 Hatta pergi ke Batavia untuk studi di Sekolah Tinggi Dagang Prins Hendrik School, Batavia. Di sini, Hatta mulai aktif menulis. Karangannya dimuat dalam majalah Jong Sumatera.  Setelah menyelesaikan studinya dengan hasil sangat memuaskan, pada 1921 Hatta pergi ke Rotterdam, Belanda untuk belajar ilmu perdagangan/bisnis di Nederland Handelshogeschool (bahasa inggris: Rotterdam School of Commerce, kini menjadi Erasmus Universiteit). Di Belanda, Hatta tinggal selama 11 tahun. Pada 27 November 1956, Bung Hatta memperoleh gelar kehormatan akademis yaitu Doctor Honoris Causa dalam Ilmu Hukum dari Universitas Gadjah Mada di Yoyakarta. Pidato pengukuhannya berjudul "Lampau dan Datang". Baca Juga: Pesan Mendikbud Nadiem Makarim: Mohon kembali ke Indonesia, negara butuh Anda

Jelaskan secara singkat perjalanan politik drs mohammad hatta

KOMPAS.com - Sosok Mohammad Hatta tida bisa dilepaskan dari perjuangan Kemerdekaan Republik Indonesia. Beliau adalah salah satu pemikir terhebat yang dimiliki Indonesia.

Tak hanya dikenal sebagai Bapaqk Proklamator Indoensia, Mohammad Hatta juga Bakap Koperasi, Bapak Kedaulatan Rakyat, Bapak Perumahan Nasional, dan Bapak Hak Asasi Manusia.

Seperti apa kehiupan Mohammad Hatta? Berikut biografi singkatnya:

Lahir di Bukittinggi

Dalam buku Kumpulan Pahlawan Indonesia (2012) karya Mirnawati, Mohammad Hatta lahir di Bukittinggi, Sumatera Barat pada 12 Agustus 1902.

Memiliki nama asli dari orangtuanya, Mohammad Athar. Hatta lahir dari keluarga ulama Minangkabau.

Baca juga: Biografi Soekarno, Pahlawan Proklamator

Semasa kecil, Hatta menempuk pendidikan dasar di Sekolah Melayu Fort de Kock, kemudian melanjutkan ke Europeesche Lagere School (ELS) di Padang.

Semasa sekolah, Hatta terkenal sebagai anak yang cerdas. Meski lulus ujian masuk ke HBS di Batavia, Hatta harus mengurungkan niatnya karena permintaan ibunya untuk tetap di Padang. Akhirnya Hatta melanjutkan sekolah ke MULO di Padang.

Keaktivan pada organisasi sudah ditunjukkan Hatta ketika berusia 15 tahun. Berbagai organisasi sudah diikutinya, salah satunya Jong Sumatranen Bond Cabang Padang.

Ilmu politiknya semakin berkembang karena sering datang ke pertemuan-pertemuan politik. Salah satu tokoh politik idola Hatta adalah Abdul Muis.

Setelah lulus dari MULO, beliau melanjutkan pendidikan ke Batavia di Sekolah Tinggi Dagang Prins Hendrik School pada tahun 1919.

Baca juga: Biografi Eduard Douwes Dekker, Penentang Sistem Tanam Paksa

Lulus dari Sekolah Tinggi Dagang Prins Hendrik School pada 1921, Hatta pergi ke Rotterdam untuk belajar ilmu bisnis di Nederland Handelshogeschool, Belanda.

Dilansir dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, Hatta tinggal di Belanda selama 11 tahun.

Di sana, Hatta aktif bergabung dalam organisasi pergerakan dan tergabung dalam Perhimpunan Indonesia.

Salah satu dampak aktivitasnya dalam organisasi menyebabkan Hatta ditangkap pemerintah Belanda. Namun, kemudian dibebaskan karena Hatta melakukan pidato pembelaannya yang terkenal, Indonesia Free.

Gemar membaca

Dalam buku Bung Hatta di Mata Tiga Putrinya (2015) oleh Meutia Farida Hatta, Bung Hatta merupakan orang Indonesia yang mengoleksi buku sejak bnerusia 16 tahun.

Dari situ, koleksi bukunya semakin bertambah. Bahkan selama 11 tahun tinggal di Belanda, Hatta merupakan mahasiswa yang memiliki koleksi buku terbanyak di antara mahasiswa yang lainnya.

Baca juga: Biografi Ki Hajar Dewantara: Bapak Pendidikan Bangsa

Koleksi buku-buku Bung Hatta mulai dari ilmu ekonomi, hukum, tata negara, administrasi negara, filsafat, agama, politik, sejarah, sosiologi, antropologi, dan sastra.

Bahkan ketika akan kembali ke Indonesia dariBelanda, Hatta yang dibantu rekan-rekannya, harus mengemas 14 peti berukuran 1x1x1 meter untuk buku-bukunya.

Kecintaan Bung Hatta akan membaca buku, mengantarnya sebagai orang penting di Indonesia.

Buku-buku Hatta selalu tertata rapi dan tampak seperti baru. Karena Hatta selalu memperlakukan buku-bukunya dengan baik.

Ketika Hatta meletakkan jabatannya sebagai Wakil Presiden RI, Hatta memiliki ruangan perpustakaan yang jauh lebih besar dibandingkan ketika menjabat.

Sampai-sampai Hatta memiliki seorang ahli perpustakaan yang membantunya menata buku-buku sesuai subyejknya. Dia adalah Gustav Apituley, seorang ambon.

Baca juga: Biografi Frans Kaisiepo, Pemersatu Irian dengan Indonesia

Akhir hayat

Mohammad Hatta wafat pada 14 Maret 1980 di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, Jakarta. Kemudian dikebumikan di Pemakaman Umum Tanah Kusir, Jakarta.

Bung Hatta diberikan gelar Pahlawan Proklamator pada 23 Oktober 1986 bersama dengan Bung Karno, melalui Keppres No 81/TK/1986.

Kemudian Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menetapkan gelar Pahlawan Nasional kepada Bung Hatta pada 7 November 2012.


Buku Bung Hatta di Mata Tiga Putrinya (2015) oleh Meutia Farida Hatta,yang diterbitkan Penerbit Buku Kompas, bisa dibeli di Gramedia.com

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Dr. H. Mohammad Hatta atau yang lebih akrab disapa dengan sebutan Bung Hatta ini merupakan pejuang kemerdekaan RI yang kerap disandingkan dengan Soekarno. Mohammad Hatta atau yang memiliki nama lahir Mohammad Athar, lahir pada tanggal 12 Agustus 1902 di Bukittinggi, Padang. Ayahnya bernama Muhammad Djamil dan ibunya bernama Siti Saleha. Hatta mengenyam pendidikan di sekolah swasta lalu berpindah ke sekolah rakyat. Ia berpindah sekolah lagi pada pertengahan semester kelas tiga ke ELS. Setamatnya dari ELS, Hatta melanjutkan sekolah ke MULO. Karirnya di masa pergerakan terlihat dari keaktifannya dalam Jong Sumatranen Bond. Kiprahnya di bidang politik dimulai saat ia terpilih menjadi bendahara Jong Sumatranen Bond wilayah Padang pada tahun 1916. engetahuan politiknya berkembang dengan cepat saat Hatta sering menghadiri berbagai ceramah dan pertemuan-pertemuan politik. Secara berkelanjutan, Hatta melanjutkan kiprahnya terjun di dunia politik.

Hatta memilih untuk bersekolah di luar negeri, yaitu di Handels Hogeschool, Belanda dengan jurusan ekonomi. Selama bersekolah di luar negeri, Hatta turut aktif dalam organisasi Indische Vereeniging serta mengatur majalah Hindia Putera yang berganti nama menjadi Indonesia Merdeka. Mulanya, organisasi tersebut hanyalah merupakan organisasi perkumpulan bagi pelajar, namun segera berubah menjadi organisasi pergerakan kemerdekaan saat tiga tokoh Indische Partij (Suwardi Suryaningrat, Douwes Dekker, dan Tjipto Mangunkusumu) bergabung dengan Indische Vereeniging yang kemudian berubah nama menjadi Perhimpunan Indonesia (PI). Setelah berganti nama,  pada tahun 1924 ia terpilih menjadi ketua pada tahun 1926. Di bawah kepemimpinannya, PI mengalami banyak perubahan. Hatta pernah diasingkan ke Digul dan Banda Neira karena tindakan non-kooperatifnya. Beliau baru dibebaskan pada masa kependudukan Jepang. Hatta juga terlibat dalam berbagai lembaga-lembaga bentukan Jepang seperti Putera, BPUPKI, dan PPKI.

Kiprahnya kemudian semakin besar dengan menjadi dwi tunggal bersama Soekarno sebagai tokoh proklamator kemerdekaan Indonesia Hatta adalah salah satu perumus dari proklamasi kemerdekaan yang disusun di rumah Laksamana Maeda. Ia mendampingi Soekarno ketika beliau memproklamasikan kemerdekaan pada tanggal 17 Agustus 1945. Keesokan harinya, lewat sidang PPKI pertama, Hatta terpilih menjadi wakil presiden pertama di Indonesia. Masa jabatannya terhitung sejak 1945 sampai 1956 dikarenakan pengunduran dirinya sejak 1 Desember 1956. Hatta wafat pada tanggal 14 Maret 1980 di Jakarta karena kesehatannya yang terus memburuk.

Dengan demikian, Mohammad Hatta adalah salah satu pejuang kemerdekaan yang lahir pada tanggal 12 Agustus 1902 di Bukittinggi, Padang.