tirto.id - Larutan elektrolit adalah larutan yang mengandung zat bisa menghantarkan listrik. Sebaliknya, larutan non elektrolit tidak bisa menghantarkan listrik. Berikut ini pengertian rinci, contoh, dan perbedaan antara keduanya. Larutan elektrolit dan non elektrolit adalah klasifikasi larutan berdasarkan daya hantar listriknya. Sebelum masuk lebih jauh ke pembahasan kedua larutan tersebut, kita harus mengetahui definisi larutan dalam bahasan ilmu kimia. Menurut Mia Rahmi Fauziah dalam buku Peranan Elektrolit dalam Tubuh (2017:4), larutan tersusun dari kombinasi pelarut (dapat berbentuk air, gas, dan benda padat) dan zat yang terlarut.
Sebagai misal, dalam kasus larutan gula, zat terlarutnya adalah gula dan media pelarutnya adalah air. Begitu pula yang terjadi pada udara. Gas yang beredar ada yang membawa oksigen dan ada yang membawa karbon dioksida. Dalam hal ini, yang berperan sebagai pelarut adalah udara, sedangkan oksigen dan karbon dioksida adalah zat terlarutnya. Terlepas dari konsep larutan yang dapat beredar melalui beberapa media (air, gas, dan benda padat), klasifikasi larutan elektrolit dan non elektrolit didasarkan pada sifat daya hantar listriknya. Oleh karena itu, bahasan larutan elektrolit dan non elektrolit bukan berfokus pada pelarut, tetapi zat yang terlarut di dalamnya. Sederhananya, elektrolit adalah zat penghantar listrik dan non elektrolit berarti zat yang tidak dapat menghantarkan listrik. Lantas, apa perbedaan di antara kedua larutan tersebut?
Baca juga:
Perbedaan Larutan Elektrolit dan Non Elektrolit
Masmiani dalam uraian “Larutan Elektrolit, Larutan Non Elektrolit, dan Asam Basa” menyatakan bahwa larutan elektrolit mengandung partikel bermuatan kation dan anion. Jika larutan elektrolit dialirkan listrik (elektron), akan terjadi suatu proses yang dinamakan elektrolisis. Dalam hal ini, muncul gas yang pada akhirnya menimbulkan gelembung-gelembung kecil di larutan tersebut. Contoh larutan elektrolit adalah larutan asam klorida, larutan natrium hidroksida, larutan ammonia, larutan natrium klorida, dan larutan asam asetat (kita kenal dalam kehidupan sehari-hari sebagai cuka). Kebalikan dari larutan elektrolit, larutan non elektrolit terbentuk dari campuran homogen, yakni senyawa kovalen non polar dengan pelarutnya yang berupa air. Senyawa ini ketika dilarutkan tidak bisa mengalami proses ionisasi (yang nantinya menciptakan proses elektrolisis). Pada akhirnya, ketiadaan proses itu menyebabkan arus listrik tidak bisa mengalir di larutan non elektrolit. Contoh larutan non elektrolit adalah alkohol (yang memiliki kandungan sebesar 70%), larutan urea, larutan gula, larutan glukosa, dan beberapa larutan lainnya. Berikut ini daftar perbedaan antara larutan elektrolit dan non elektrolit.
Baca juga:
Baca juga
artikel terkait
LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON ELEKTROLIT
atau
tulisan menarik lainnya
Yuda Prinada
Subscribe for updates Unsubscribe from updates
Dalam kehidupan sehari-hari, kita tentu sudah akrab dengan yang namanya larutan. Larutan adalah campuran homogen antara zat terlarut dan zat pelarut. Sebagai contoh, ketika membuat air gula (larutan gula) kita akan mencampurkan gula sebagai zat terlarut ke dalam air sebagai zat pelarut. Adapun berdasarkan kemampuannya dalam menghantarkan arus listrik, larutan dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu larutan elektrolit dan larutan non-elektrolit. Apa itu larutan elektrolit dan apa itu larutan elektrolit? Apa saja contoh kedua jenis larutan tersebut? Bagaimana perbedaan larutan elektrolit dan non-elektrolit ditinjau dari ilmu kimia dan fisika? Untuk tahu jawabannya, simaklah uraian dan tabel singkat berikut ini. Sebelum membahas lebih dalam tentang perbedaan larutan elektrolit dan non elektrolit, ada baiknya kita pahami dulu pengertian dari kedua jenis larutan ini.Larutan elektrolit adalah larutan yang memiliki kemampuan untuk menghantarkan arus listrik. Saat diuji menggunakan alat elektrolit tester, larutan elektrolit akan menunjukan gejala munculnya gelembung gas dalam larutan sebagai dampak dari proses ionisasi yang membuat lampu indikator menyala. Sementara larutan non elektrolit adalah larutan yang tidak memiliki kemampuan untuk menghantarkan arus listrik. Sehingga saat diuji menggunakan alat elektrolit tester, larutan non elektrolit tidak akan menunjukan gejala munculnya gelembung gas dan tidak membuat lampu indikator menyala. Secara lengkap, perbedaan antara larutan elektrolit dan non elektrolit dapat Anda simak pada tabel berikut.
Perbedaan antara larutan elektrolit dan larutan non elektrolit akan tampak jelas jika kita mengetesnya menggunakan alat ini. Saat suatu larutan elektrolit dites menggunakan elektrolit tester, dari dalam larutan Anda akan melihat gelembung-gelembung udara yang terbentuk akibat proses ionisasi. Pada tahap selanjutnya, Anda juga akan melihat lampu indikator menyala sebagai tanda bahwa ionisasi berjalan dengan sempurna. Sementara saat suatu larutan non elektrolit dites menggunakan alat yang sama, maka Anda tidak akan menemukan reaksi apa-apa. Tidak ada gelembung, tidak pula lampu menyala. Nah, demikianlah beberapa perbedaan larutan elektrolit dan non elektrolit. Semoga penjelasan di atas sudah termasuk lengkap sehingga Anda bisa memahami konsep dari kedua jenis larutan tersebut dengan baik. Semoga bermanfaat. Salam!
|