Jelaskan perbedaan hipotesis penelitian tindakan kelas dengan hipotesis penelitian formal

Perbedaan Penelitian Tindakan Kelas PTK dengan Non PTK

Amongguru.com. Pendidikan di Indonesia masih banyak mengalami berbagai persoalan kompleks yang terkait dengan komponen di dalamnya.

Pemerintah tentu tidak bisa secara penuh dibebani untuk menyelesaikan persoalan pendidikan tersebut. Semua komponen yang terlibat dalam pendidikan harus memberikan kontribusi untuk mengatasi berbagai persoalan pendidikan, termasuk salah satunya guru.

Guru diharapkan mampu berperan aktif dalam mengatasi permasalahan pendidikan dan sekaligus mendukung kemajuan pendidikan di Indonesia. Pembaharuan dan perubahan pendidikan dimulai dari guru sebagai ujung tombaknya.

Pengelolaan pembelajaran di kelas menjadi bagian penting dalam sebuah sistem pendidikan. Dengan demikian, kualitas guru dapat dilihat tidak sebatas pengeluasan metode mengajar dan penguasaan materi saja.

Guru juga harus mampu memahami kebutuhan belajar peserta didik dengan keunikan karakteristiknya. Selain itu, guru juga diharapkan senantiasa mampu meningkatkan mutu pembelajaran dengan memperbaiki setiap permasalahan pembelajaran.

Salah satu cara untuk memperbaiki kualitas pembelajaran adalah dengan melakukan Penelitian Tindakan Kelas (PTK).

Pengertian Penelitian Tindakan Kelas

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) merupakan penelitian yang bersifat reflektif untuk memperbaiki atau meningkatkan praktik pembelajaran di kelas secara lebih profesional.

Berdasakan pengertian tersebut, maka tujuan Penelitian Tindakan Kelas adalah untuk memperbaiki atau meningkatkan mutu praktik praktik pembelajaran yang dilakukan guru.

Penelitian Tindakan Kelas juga bertujuan untuk mengidentifikasi, menemukan solusi, dan mengatasi permasalahan pembelajaran di kelas agar pembelajaran semakin berkualitas.

Ada beberapa keuntungan jika guru melakukan penelitian tindakan kelas, sebagai berikut.

1. PTK sangat kondusif untuk membuat guru menjadi peka terhadap dinamika pembelajaran di kelas. Guru menjadi reflektif dan kritis terhadap apa yang guru dan peserta didik lakukan selama pembelajaran.

2. PTK mampu meningkatkan kinerja guru sehingga menjadi guru profesional. Guru tidak hanya sebagai seorang praktisi saja yang sudah merasa puas terhadap apa yang dikerjakannya, tetapi juga bertindak sebagai peneliti di bidangnya.

3. PTK mampu memperbaiki proses pembelajaran melalui suatu kajian yang dalam terhadap apa yang terjadi di kelasnya. Tindakan yang dilakukan guru semata-mata berdasarkan pada masalah akurat dan faktual yang berkembang di kelasnya.

4. Pelaksanaan PTK tidak mengganggu tugas pokoknya, karena tidak perlu meninggalkan kelas. PTK adalah kegiatan penelitian yang terintegrasi dalam pembelajaran.

5. Guru menjadi lebih kreatif karena selalu dituntut untuk dapat melakukan upaya-upaya inovasi sebagai implementasi dan adaptasi berbagai teori dan metode pembelajaran.

6. PTK bertujuan untuk memperbaiki praktik pembelajaran, sehingga guru termotivasi untuk meningkatkan kualitas mengajar dan juga hasil belajar peserta didik.

Jelaskan perbedaan hipotesis penelitian tindakan kelas dengan hipotesis penelitian formal

Penelitian Tindakan Kelas memiliki karakteristik yang membedakannya dengan penelian lainnya. Dengan demikian, PTK harus memenuhi kriteria tertentu yang membedakannya dengan penelitian non PTK.

Berikut ini adalah perbedaan Penelitian Tindakan Kelas dengan non PTK.

Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

1. Dilakukan oleh guru

2. Kerepresentatifan sampel tidak menjadi persyaratan penting

3. Lebih mengutamakan validitas internal

4. Tidak menuntut analisis statistik yang rumit

5. Tidak selalu menggunakan hipotesis

6. Bertujuan untuk memperbaiki praktik pembelajaran secara langsung

7. Hasil penelitian merupakan peningkatan mutu pembelajaran

8. Berlangsung siklis (daur ulang)

9. Dilakukan secara kolaboratif dan kooperatif

Non Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

1. Dilakukan oleh orang luar (selain guru)

2. Sampel harus representatif

3. Mengutamakan validitas internal dan eksternal

4. Menuntut penggunaan analisis statistik yang rumit

5. Mempersyaratkan hipotesis

6. Tidak bertujuan memperbaiki praktik pembelajaran secara langsung

7. Hasil penelitian merupakan produk ilmu

8. Berlangsung linear (bergerak maju)

9. Tidak kolaboratif dan individual

Baca :

Demikian ulasan mengenai perbedaan antara PTK dengan non PTK. Semoga bermanfaat.

Modul PLPG PLB Rayon 113 UNS Surakarta 7 baik. Guru dituntut memiliki kepekaan terhadap setiap permasalahan dalam proses belajar mengajar. Tanpa kepekaan itu guru sulit menemukan permasalahan yang layak untuk diteliti atau diperbaiki. Dan jika itu yang terjadi, maka sulit bagi guru untuk memperbaiki kinerjanya, terlebih memperbaiki sistem yang ada.

2. Perbedaan antara PTK dan Penelitian Formal

Haruslah dibedakan antara penelitian tindakan formal dengan PTK, terutama jika dilihat pada pemetik keuntungan langsungnya direct beneficiary. Dalam program pelatihan, pemetik keuntungan langsung adalah guru yang dilatih; sedangkan untuk PTK pemetik keuntungan langsung adalah murid. Perbedaan antara PTK dengan penelitian formal, menurut Imam dkk. 2004, dapat dilihat pada Gambar 1. Dimensi PTK Penelitian Formal Motivasi Tindakan Kebenaran Sumber masalah Diagnosis status Induksi-deduksi Tujuan Mengembangkan praksis pembelajaran Verifikasi dan menemukan pengetahuan yang dapat digeneralisasikan Keterlibatab peneliti Oleh pelaku dari dalam Oleh prang luar Sampel Kasus khusus Representatif Metodologi Longgar, tetapi berusaha objektif Baku, objektif yang melekat Tafsiran temuan Memahami praksis melalui refleksi dan penteorian oleh praktisi Memerikan, mengabstraksikan, membangun teori oleh ilmuwan Hasil akhir Pembelajaran yang lebih baik bagi siswa proses Menguji pengetahuan, prosedur dan material Modul PLPG PLB Rayon 113 UNS Surakarta 8 dan produk Gambar 1. Perbandingan antara PTK dan Penelitian Formal

3. Karakteristik Penelitian Tindakan Kelas

Dengan PTK anda berupaya memperbaiki praksis pembelajaran agar menjadi lebih efektif. Oleh karena itu, PTK tidak boleh mengganggu proses belajar mengajar. Guru tidak perlu mengubah jadwal rutin kelas yang sudah direncanakan hanya untuk PTK. Ditegaskan oleh Suyanto 1997, PTK harus sejalan dengan rencana rutin anda sebagai guru. PTK diharapkan tidak membberi beban tambahan yang lebih berat bagi anda. PTK justru dikerjakan terintegrasi dengan kegiatan sehari-hari di kelas. Menurut Hopkins 1993, PTK memiliki karakteristik sebagai berikut: 1 perbaikan proses pembelajaran dari dalam an inquiry om practice from within 2 usaha kolaboratif antara guru dan dosen a collaborative effort between school teacher aducator 3 bersifat fleksibel a reflective practice made public Sementara itu menurut Rochman natawidjaya 1997, karakeristik penelitian tindakan kelas sebagai berikut: 1 merupakan prosedur penelitian di tempat kejadian yang dirancang untuk menanggulangi masalah nyata di tempat yang bersangkutan 2 diterapkan secara kontekstual, artinya variabel-variabel, atau factor- faktor yang ditelaah selalu terkait dengan keadaan dan suasana penelitian 3 terarah pada perbaikan peningkatan mutu kinerja guru dikelas 4 bersifat fleksibel disesuaikan dengan keadaan 5 banyak mengandalkan data yangdiperoleh langsung dari pengamatan atas perilaku serta refleksi peneliti 6 menyerupai penelitian eksperimental , namun tidak secara ketat mempedulikan pengendalian variable Modul PLPG PLB Rayon 113 UNS Surakarta 9 7 bersifat situasional dan spesifik, umumnya dilakukan dalam bentuk studi kasus.

4. Tujuan dan Manfaat PTK

Jelaskan perbedaan hipotesis penelitian tindakan kelas dengan hipotesis penelitian formal



Selama ini penelitian untuk kepentingan pendidikan didominasi oleh penelitian formal. Yang termasuk penelitian formal antara lain penelitian deskriptif, penelitian korelasional dan penelitian eksperimen. 

Salah satu kelemahan penelitian formal yaitu karena banyaknya fenomena pendidikan, terutama untuk pembelajaran di kelas yang tidak dapat dijelaskan atau diatasi dengan pendekatan tersebut. 

Beberapa fenomena, seperti anak lamban belajar, hal-hal yang berkaitan dengan pengelolaan kelas, atau berbagai kasus pengajaran di kelas seringkali tidak tertangkap oleh penelitian formal dengan instrumen-instrumen yang telah disiapkan dalam konstruksi tertentu. Selain itu, pertanyaan-pertanyaan model penelitian kuantitatif juga sering kali tidak dapat merekam hal-hal tersebut. Penggunaan model mengajar dengan interaksi secara otoriter dan instruktif juga tidak dapat menyelesaikan masalah tersebut. Salah satu jalan keluar yang dipilih oleh para ahli pendidikan untuk mengatasinya yakni dengan model pendekatan kualitatif. Para ahli pendidikan menganggap  model pendekatan kualitatif lebih akomodatif untuk pembelajaran di kelas.

Lihat Video Cara Membuat TandaTangan


Salah satu tipe penelitian kualtatif dibidang pendidikan adalah penelitian tindakan. Esensi penelitian tindakan terletak pada adanya tindakan dalam situasi alami untuk untuk memecahkan masalah-masalah praktis dalam pemnelajaran. Penelitian tindakan yang dilaksanakam di kelas disebut penelitian tindakan kelas. 

PTK berangkat dari persoalan-persoalan praktis yang dihadapi oleh guru/calon guru di kelas. Hasil penelitiannya dapat dimanfaatkan secara langsung untuk kepentingan peningkatan kualitas kegiatan belajar mengajar di kelas atau untuk peningkatan kualitas pembelajaran. Prosedur pelaksanaannya dapat dimulai dengan analisis situasi, perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, perefleksian dan evaluasi terhadap dampak tindakan. 

Prosedur ini dapat diulang sampai diperoleh hasil sesuai dengan kualitas yang diharapkan. Penelitian tindakan kelas merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas pembelajaran dan untuk meningkatkan keprofesionalan guru.


1. PENELITIAN FORMAL


  • Dilakukan oleh orang luar kelas, misalnya dosen ilmuwan, mahasiswa yang melakukan eksperimen tertentu.
  • Di lingkungan dimana variabel-variabel luar dapat dikendalikan.
  • Sampel harus representatif
  • Mengutamakan validitas internal dan eksternal.
  • Menuntut adanya penggunaan analisis statistik yang rumit, signifikansi statistik yang dtentukan sejak awal, dan memeriksa hubungan sebab akibat antar variabel.
  • Mempersyaratkan hipotesis.
  • Mengembangkan teori dan tidak memperbaiki praktik pembelajaran secara langsung.
  • Hasil penelitian merupakan produk ilmu yang dapat digeneralisasikan ke populasi yang lebih luas.
  • Berlangsung secara linear (bergerak maju)
  • Tidak kolaboratif dan individual.


2. PENELITIAN TINDAKAN KELAS (PTK)


  • Dilakukan oleh kepala sekolah, guru atau calon guru.
  • Dilakukan di kelas atau di sekolah
  • Kerepresentatifan sampel tidak menjadi syarat penting
  • Lebih mengutamakan validitas internal
  • Tidak menuntut penggunaan analisis statistik yang rumit. Menggunakan metode kualitatif untuk mendeskripsikan apa yang terjadi dan memahami dampak suatu intervensi pendidikan (tindakan)
  • Tidak selalu menggunakan hipotesis
  • Memperbaiki praktik pembelajaran secara langsung
  • Hasil peelitian merupakan peningkatan mutu pembelajaran di lingkungan pembelajaran tertentu tempat dilakukannya PTK
  • Berlangsung secara siklus (berdaur)
  • Kolaboratif dan kooperatif.


Sumber: Dasna, 2007: 4-5 dan Mills, 2003:4