You're Reading a Free Preview Show
You're Reading a Free Preview
You're Reading a Free Preview
Jurnal Penelitian Non PTK merupakan jurnal yang cangkupan masalahnya bisa dari mana saja. Jurnal ini hadir dengan berbagai teori dan juga mengutamakan validitas internal maupun eksternal. Hasil penelitian dari jurnal ini merupakan sebuah produk ilmu. Fokus dalam Jurnal Non PTKBerbeda dengan jurnal PTK, jurnal non PTK ini merupakan hasil rancangan penelitian yang dihasilkan oleh peneliti dan bisa dilakukan di luar ataupun di dalam lingkungan kelas. Jika dilihat dari aspek yang diteliti bukan hanya masalah dari siswa saja, tetapi juga bisa guru ataupun sekolahan.Dengan kata lain, jurnal non PTK ini bisa mencakup berbagai hal dengan tujuan mengembangkan teori dan menuntut penggunaan analisis statistic yang rumit. Jurnal seperti ini bermanfaat untuk berbagai pihak dan terkadang tidak memperbaiki praktik pembelajaran secara langsungJurnal non PTK sendiri merupakan merupakan suatu produk ilmu yang dapat digeneralisasikan ke dalam populasi yang lebih luas, sehingga manfaatnya juga bisa dirasakan oleh berbagai pihak. Dalam proses penelitiannya, jurnal jenis ini juga terkadang membutuhkan waktu yang lama. Jurnal ini terkadang juga hanya fokus terhadap suatu masalah dan belum tentu ada tindakan perbaikan dalam proses penelitiannya. Dengan begitu, hasil dari penelitian ini belum tentu bisa dimanfaatkan oleh guru dalam proses pembelajaran di dalam kelas. Karakteristik Jurnal Non PTKBanyak manfaat yang bisa didapatkan dari membuat ataupun membaca jurnal non PTK. Dalam penulisan jurnal ini ada beberapa kriteria yang harus diperhatikan. Di antara karakteristik dalam jurnal non PTK antara lain. 1. Penelitian Dilakukan oleh Orang LuarDalam jurnal Non PTK semua kegiatan yang berkaitan dengan tindakan penelitian dilakukan oleh orang luar. Fokus penelitian dari jurnal ini juga mencakup kondisi lebih luas baik seperti sistem kerja sekolahan, analisis peraturan dan juga pada bidang lainnya. Penelitian oleh orang luar ini tentu harus melalui persetujuan dari pihak yang terkait, agar kegiatan yang dilakukan tidak mengganggu proses yang sedang berlangsung di lingkungan tersebut. Selain itu, hasil dari penelitian belum tentu memberikan pengaruh bagi pihak yang diteliti. 2. Hasil dari Munculnya Masalah yang Dirasakan Orang LainJika dilihat dari hasil penelitian, umumnya Jurnal Penelitian Non PTK tidak hanya meneliti masalah yang sedang dialamai oleh dirinya sendiri. Melainkan bisa muncul dari permasalahan orang lain. Hasil yang dipaparkan juga belum tentu memberikan solusi untuk permasalahan tersebut. Karena biasanya jurnal non PTK juga banyak yang hanya menganalisis duduk perkaranya saja yang digali lebih dalam hingga ke akar. Namun demikian, hadirnya jurnal jenis ini juga mampu memberi manfaat untuk orang banyak dari berbagai bidang ilmu pengetahuan. 3. Selalu Memperhatikan Subjek, Populasi dan SampleDalam jurnal non PTK, populasi dan sample yang digunakan dalam penelitian tersebut haruslah diperhatikan dengan seksama. Jika objek yang diteliti tidak sesuai dengan masalah yang diangkat maka hasil yang akan keluar juga tidak akan maksimal.Hal ini berbeda dengan penelitian PTK yang bisa mengambil partisipan langsung dari peserta didiknya, sehingga hasil dari penelitian tersebut pasti sesuai dan bisa diterapkan dalam proses pembelajaran. Dengan demikian jurnal non PTK lebih sulit dalam pencarian sample dan populasinya. Jurnal Penelitian Non PTK mencakup berbagai masalah di berbagai bidang. Dengan hadirnya jurnal ini, manfaat yang dihasilkan bisa dirasakan oleh orang banyak. Selain itu, untuk membuat jurnal ini orang dari berbagai pihak bisa berkontribusi untuk menciptakannya.
Halo, bagaimana kabar Bapak/Ibu hari ini? Semoga masih tetap semangat menjalani hari-hari tanpa tahu pasti kapan pandemi akan usai. Sekolah merupakan rumah kedua bagi guru dan peserta didik. Jika sekolah diibaratkan rumah, maka kelas berperan sebagai kamar. Kondisi kelas memegang peranan penting dalam kelancaran proses pembelajaran. Salah satu kesuksesan peserta didik di sekolah bisa Bapak/Ibu lihat bagaimana keseharian peserta didik di dalam kelas. Apabila Bapak/Ibu menemukan kendala yang berpengaruh pada peserta didik dan itu berlangsung secara terus menerus, Bapak/Ibu harus segera menemukan problem solvingnya. Nah, salah satu cara untuk menemukan problem solving adalah dengan melakukan penelitian tindakan kelas. Pada artikel ini, Quipper Blog akan membahas lebih lanjut tentang penelitian tindakan kelas atau PTK. Yuk, simak pembahasannya! Pengertian Penelitian Tindakan KelasPenelitian tindakan kelas adalah penelitian yang dilakukan di dalam kelas menggunakan suatu tindakan untuk meningkatkan kualitas proses belajar mengajar agar diperoleh hasil yang lebih baik dari sebelumnya. Penelitian tindakan kelas membutuhkan waktu yang tidak sebentar karena Bapak/Ibu harus bisa mengimplementasikan tindakan beserta variabel yang sudah dirancang untuk mencapai hasil yang dikehendaki. Artinya, penelitian semacam ini tidak bisa diselesaikan hanya dalam waktu 1 – 2 hari saja. Hasil yang Bapak/Ibu dapatkan melalui PTK ini bisa dipublikasikan menjadi jurnal ilmiah dalam konteks pengembangan keprofesian berkelanjutan (PKB). Tujuan Penelitian Tindakan KelasAdapun tujuan PTK adalah sebagai berikut.
Manfaat Penelitian Tindakan KelasDari PTK yang Bapak/Ibu lakukan, akan diperoleh manfaat sebagai berikut.
Contoh Penelitian Tindakan KelasSalah satu keberhasilan guru dalam mengajar siswanya bisa dilihat melalui nilai. Semakin banyak siswa yang bisa melampaui KKM, semakin besar tingkat keberhasilan guru dalam mengajar. Hal itu berlaku untuk semua mata pelajaran. Adapun contoh PTK adalah sebagai berikut. Misalnya, guru A mengampu mata pelajaran Matematika di SMP B kelas VII, dari hasil penilaian selama tengah semester, rata-rata perolehan nilai Matematika di kelas VII C hanya 6,0. Sementara itu, KKM yang diharapkan adalah 7,5. Dari 30 siswa kelas VIIC, hanya 5 anak yang berhasil mendapatkan nilai di atas 7,5. Dari kondisi ini, tentu terjadi kesenjangan antara harapan dan kenyataan. Sebagai guru yang mengampu mata pelajaran terkait, guru A tidak bisa tinggal diam. Guru A harus melakukan berbagai tindakan untuk meningkatkan hasil belajar Matematika siswa kelas VIIC. Tindakan itu bisa berupa penerapan media pembelajaran seperti visualisasi, permainan, alat peraga, dan sebagainya. Jika Bapak/Ibu ingin melihat contoh PTK SMP dan SMA beserta hasilnya, silahkan buka link berikut. Contoh PTK SMP Contoh PTK SMA Proposal Penelitian Tindakan Kelas (Proposal PTK)Kesulitan yang sering dialami oleh guru sebelum melakukan penelitian tindakan kelas adalah membuat proposal PTK. Di bagian proposal akan terlihat konsep PTK yang nantinya dikembangkan dalam penelitian. Adapun bagian-bagian proposal PTK adalah sebagai berikut.
Langkah-Langkah Membuat Penelitian Tindakan KelasLangkah-langkah yang membuat PTK yang harus Bapak/Ibu perhatikan adalah sebagai berikut.
Metode Penelitian Tindakan KelasMetode PTK adalah metode yang digunakan dalam proses penelitian tindakan kelas. Metode PTK dijalankan berdasarkan model PTK yang telah ada. Model PTK yang bisa dijadikan pilihan adalah Model Kurt Lewin, Model Kemmis & McTaggart, Model John Elliot, dan Model Hopkins. Untuk penjelasan masing-masing model bisa Bapak/Ibu lihat di bawah ini. Model Penelitian Tindakan KelasModel PTK yang umumnya dikenal ada empat, yaitu sebagai berikut. 1. Model PTK Kurt LewinModel PTK Kurt Lewin merupakan model PTK yang pertama kali ada. Model PTK ini dikenalkan oleh Psikolog Sosial asal Jerman, yaitu Kurt Lewin. Komponen pokok yang dilakukan pada Model PTK Kurt Lewin meliputi perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi. 2. Model PTK Kemmis & McTaggartModel PTK ini dikembangkan dari Model PTK Kurt Lewin. Namun, pada Model PTK Kemmis & McTaggart, komponen tindakan dan pengamatan menjadi satu kesatuan. 3. Model PTK John ElliotModel PTK John Elliot juga dikembangkan atas dasar Model PTK Kurt Lewin. Hanya saja, pada Model PTK John Elliot setiap komponen tindakan memuat beberapa langkah, misalnya langkah 1, 2, 3, dan seterusnya. Hal itu mengacu pada banyaknya pokok bahasan di setiap mata pelajaran. 4. Model PTK HopkinsPengembangan Model PTK Hopkins tidak bisa dilepaskan dari model PTK pendahulunya. Namun demikian, Hopkin berhasil menyusun model PTKnya sendiri, yaitu sebagai berikut. Start – audit – perencanaan konstruk – perencanaan tindakan – implementasi dan evaluasi. Dari keempat model PTK di atas, model yang paling mudah untuk Bapak/Ibu jadikan referensi adalah Model PTK Kemmis & McTaggart. Siklus Penelitian Tindakan KelasPada dasarnya, penelitian tindakan kelas dilakukan melalui beberapa siklus atau pengulangan siklus. Setiap siklusnya mengacu pada metode PTK yang dijelaskan sebelumnya, yaitu terdiri dari empat tahap berikut. 1. Tahap perencanaanPada tahap ini, peneliti harus mempersiapkan dengan matang konsep penelitian yang akan dijalankan, misalnya rencana pembelajaran beserta instrumennya. 2. Tahap pelaksanaanTahap pelaksanaan adalah tahap penting penentu keberhasilan penelitian. Pada tahap inilah Bapak/Ibu akan mengeksekusi rencana yang telah dibuat. Pada tahap ini, Bapak/Ibu harus bisa mengajar dengan baik dan apa adanya. Artinya, jangan terlihat tegang dan seolah-olah terpaksa. 3. Tahap pengamatanPada tahap pengamatan, ada dua hal yang harus Bapak/Ibu amati, yaitu kegiatan belajar siswa dan kegiatan mengajar Bapak/Ibu. Kegiatan belajar siswa bisa Bapak/Ibu pantau selama proses pembelajaran berlangsung. Sementara itu, kegiatan mengajar Bapak/Ibu bisa dipantau oleh orang lain (kolaborator) misal teman sesama guru. 4. Tahap refleksiTahap refleksi bisa berupa diskusi antara Bapak/Ibu dan kolaborator. Diskusi bertujuan untuk membagikan hasil pengamatan kolaborator terhadap kinerja Bapak/Ibu di kelas. Rancangan Penelitian Tindakan KelasRancangan PTK meliputi kegiatan berikut.
Laporan Penelitian Tindakan KelasLaporan PTK adalah bentuk ungkapan secara ilmiah untuk menyampaikan hasil penelitian yang telah dilakukan. Di dalam laporan memuat hal-hal detail tentang konsep PTK dan hasilnya. Laporan PTK bisa dijadikan dokumen acuan bagi orang lain yang akan melakukan PTK. Format penulisan laporan PTK hampir sama dengan laporan penelitian lain. adapun format laporan PTK adalah sebagai berikut. 1. Bagian awalBagian awal terdiri dari sampul, halaman judul, abstrak, kata pengantar, daftar isi, dan daftar tabel maupun lampiran. 2. Bagian intiBagian inti terdiri dari empat bab, yaitu sebagai berikut. a. Bab I: Pendahuluan
b. Bab II: Kajian Pustaka
c. Bab III: Metode Penelitian
d. Bab IV: Hasil Penelitian dan Pembahasan
e. Bab V: Simpulan dan Saran
Jurnal Penelitian Tindakan KelasSetelah proposal Bapak/Ibu disetujui, Bapak/Ibu bisa langsung melakukan PTK. Hasil dari PTK tersebut akan disampaikan dalam bentuk laporan dan dipublikasikan dalam bentuk jurnal. Penulisan jurnal harus mengikuti kaidah umum yang telah ditentukan, yaitu sebagai berikut.
Adapun format jurnal PTK meliputi hal-hal berikut. 1. AbstrakAbstrak berisi garis besar penelitian yang sedang dilakukan. Di dalam abstrak harus memuat tujuan, metode, hasil, dan kesimpulan. Abstrak ditulis dalam dua bahasa, yaitu bahasa Indonesia dan bahasa Inggris. 2. PendahuluanPendahuluan berisi latar belakang dilakukannya PTK, tujuan diadakannya PTK, dan ulasan sedikit dasar teori yang melandasi penelitian. 3. Metode PenelitianMetode penelitian berisi tentang langkah-langkah apa yang akan dilakukan selama penelitian beserta timeline waktunya. 4. Hasil dan PembahasanHasil dan pembahasan memuat hasil penelitian yang nantinya akan dibahas sesuai teori yang ada. Di bagian ini, Bapak/Ibu harus menunjukkan seluruh data yang diperoleh selama penelitian. 5. KesimpulanDi bagian kesimpulan, Bapak/Ibu akan menemukan kesesuaian antara metode penelitian dan hasil akhir yang diharapkan. 6. Daftar PustakaDaftar pustaka memuat seluruh referensi yang Bapak/Ibu jadikan rujukan dalam melakukan penelitian. Referensi yang digunakan harus referensi resmi dari textbook, jurnal penelitian, dan laporan penelitian. Artinya, Bapak/Ibu tidak bisa menggunakan referensi sembarangan, misalnya blog, youtube, sosial media, dan sebagainya. Contoh jurnal PTK bisa dilihat di link berikut.
Setelah melihat pembahasan di atas, apakah Bapak/Ibu sudah siap melakukan PTK? Pada prinsipnya, pelaksanaan PTK sama dengan skripsi. Hanya saja, PTK dilaksanakan di dalam kelas dan melibatkan para peserta didik. Itulah pembahasan Quipper Blog tentang penelitian tindakan kelas. Semoga menginspirasi dan bermanfaat buat Bapak/Ibu. Tetap semangat dan Salam Quipper! [spoiler title=SUMBER]
Penulis: Eka Viandari |