Jelaskan lima kesamaan media humas dengan media iklan

HUMAS

Definisi Humas

Membedakan mana yang humas dan mana yang bukan humas, baik itu dalam pengertian humas sebagai sebuah aktivitas, divisi, ataukah profesi, tidaklah mudah. Untuk memahami diperlukan adanya batasan atau definisi. Sementara ini definisi tentang humas ada ratusan bahkan mungkin ribuan, karena semua orang sepertinya boleh membuat batasan ini. Baik itu para praktisi, akademisi, bahkan orang yang berhubungan langsung maupun tidak langsung dengan humas pun membuat definisi.

Dalam makalah ini akan dijelaskan beberapa definisi dengan harapan mahasiswa dapat bersama-sama mencari hal-hal yang terkandung dalam masing-masing definisi dan bagaimana masing-masing definisi tersebut memiliki kesamaan satu sama lainnya.

The International Public Relations Association (IPPRA) sebuah organisasi profesi di tingkat internasional, memberi definisi sebagai berikut:

PR is a managament function, of a continuing and planned character, through which public and private organization and institutions seek to win and retain the understanding, sympathy and support of thode with whom they are or may be concerned-  by evaluating public opinion about themselves, in order to correlate, as far as possible, their own policies and procedures, to achieves by planned and widespread information more productive  cooperation and more efficient fulfillment of their common interest.

Webster’s New International Dictionary edisi ketiga, memberi definisi public relation berikut:

  1. 1.      The promotion or rapport and good will betwen a person, firm, or institution and other person, special publics, or the community at large through the distribution of interpretative material, the development of neighborly interchange, and the assesment of public relation.
  2. 2.      (a) The degree of understanding and good will achieved between and individual, organization, or institution and the public.

(b) The application of the techniques for achieving this relationship.

3.  (a) The art or science of developing reciprocal understanding and goodwill.

(b) The professional staff entrusted with this task.

            Sementara John E. Marston dalam Modern Public Relation (1979) memberikan definisi yang bersifat umum, yakni:

“ Public Relations is planned, persuasive communication designed to influence significant public.”

            Robert T. Relly dalam bukunya,  The Action of Public Relations (1981) menyebutkan:

“ Public Relations practise is the art and social science of analyzing trends, predicting their consequences, counseling organization leaders, and implementing planned programs of action which serve both the prganization’s and the public interest.”

            Dari beberapa definisi di atas, dapat kita tarik benang merahnya menjadi dua klasifikasi. Pertama, tentang karakteristik humas atau ciri-ciri humas. Kedua, keberadaan humas dalam organisasi yang meliputi tujuan humas, fungsi humas, tugas dan kegiatan humas.

Bagi sebagian besar masyarakat telah mengenal posisi Hubungan Masyarakat (Public Relations). Keberadaan Public Relations (PR) biasanya sering dijumpai di perusahaan atau organisasi. Keberadaan seorang PR di sebuah perusahaan atau organisasi sangat penting karena menyangkut pencitraan yang baik sebuah perusahaan atau organisasi. Sebelum melihat tugas dan fungsi PR lebih jauh, ada baiknya kita mengetahui defenisi dari PR itu sendiri.

Beberapa referensi yang penulis baca mendefinisikan PR secara berbeda-beda, namun semua definisi itu bertitik tolak pada suatu sub-defenisi mengenai PR.

Adapun defenisi PR menurut beberapa ahli  untuk membangun dan memelihara hubungan antara organisasi dengan khalayaknya adalah sebagai berikut:

Prof. Marton:

PR adalah fungsi manajemen yang menilai sikap publik, mengidentifikasi kebijakan, dan tatacara sebuah organisasi, demi kepentingan public, dan melaksanakan program kegiatan, dan komunikasi untuk menarik penngertian umum dan dukungan politik.

Dr. Rex Harlow:

PR adalah fungsi manajemen yang khas yang mendukung pembinaan dan pemeliharaan jalur bersama antara organisasi dengan publiknya mengenai komunikasi, pengertian, penerimaan, dan kerjasama melibatkan manajemen dalam permasalahan/persoalan, membantu manajemen menjadi tahu, mengenal dan tangap terhadap publik, menetapkan dan menekankan tanggungjawab manajer untuk melayani kepentingan publik, mendukung menejemen dalan mengikuti dan memanfaatkan perubahan secara efektif, bertidak sebagai sistim peringatan dini dalam membantu mengantisipasi kecenderungan dalam menggunakan penelitian secara teknik komunikasi yang sehat dan etis sebagai sarana utama.

The Statement of Mexico:

Praktek Public Relations adalah seni dan ilmu pengetahuan sosial untuk menganalisis kecenderungan, memprediksi konsekwensi-konsekwensi, menasehati para pemimpin organisasi, dan melaksanakan program-program yang berencana mengenai kegiatan-kegiatan yang melayani baik kepentingan organisasi maupun kepentingan umum.

Dari beberapa pengertian di atas dapat ditarik satu defenisi pengertian Public Relations yaitu sistem manajemen dalam sebuah perusahaan atau organisasi yang menekankan pada suatu hubungan baik secara internal (antar anggota dalam perusahaan atau organisasi) maupun eksternal (dengan pihak luar perusahaan atau organisasi, misalnya masyarakat). Tujuan keberadaan PR dalam sebuah perusahaan adalah menciptakan saling pengertian dan tujuan bersama antara perusahaan dan public (masyarakat) guna nama baik suatu perusahaan atau organisasi di mata masyarakat. Biasanya posisi PR dipegang oleh seorang Public Relations Manager yang bertugas merencanakan dan mengembangkan komunikasi yang baik dengan berbagai pihak, baik masyarakat maupun dengan pihak media. Seorang PR Manager juga bertanggung jawab terhadap kelancaran komunikasi dengan berbagai pihak tersebut guna mempertahankan citra baik suatu perusahaan atau organisasi.

Karakteristik Humas

Mencermati definisi humas diatas, kita dapat mengambil bahwa dad 4 ciri utama humas yang disebut sebagai karakteristik humas. Melalui karkateristik inilah kita dapat menilai apakah suatu aktivitas komunikasi dapat dikatakan humas atau bukan.

  1. Adanya upaya komunikasi yang bersifat dua arah

Hakikat humas adalah komunikasi. Namun, tidak semua komunikasi dapat dikatakan humas. Komunikasi yang menjadi ciri kehumasan adalah komunikasi dua arah yang memun gkinkan terjadcinya arus informasi timbal balik. Komunikasi timbal balik dala praktik kehumasan bukan berarti komunikasi yang harus bersifat langsung, melainkan bersifat tertunda (delayed). Oleh karena itu,setiap upaya yang memungkinkan terjadinya arus timbal balik dapat disebut sebagai komunikasi kehumasan. Upaya-upaya tersebut misalkan dengan menyediakan sarana/ media komunikasi seperrti surat kabar, buletin atau media internal, suatu forum atau pertemuan yang diformat untuk terjadinya dialog semisal program orientasi bagi karyawam baru, rapat, pertemuan dan forum bebas, dan sebagainya.

Humas adalah suatu kerja manajemen atau fungsi manajemen. Oleh karena itu, jerja humas haruslah menerapkan prinsip-prinsip manajemen, supaya hasil kerjanya dapat diukur. Banyak kalangan menganggap bahwa hasil kerja humas bersifat intangible (abstrak) sehingga orang sulit mempercayai bahwa humas bermanfaat bagi organisasi/ lembaganya, sebab tidak diketahui apa hasil kontribusinya. Anggapan ini dikarenakan kesalahan penerapan humas itu sendiri. Penerapan humas cenderung tidak terintegrasi dengan bagian yang lain,bahkan sering pula tidak terencana dengan baik berdasarkan kebutuhan dan kondisi yang sebenarnya (sesuai fakta). Humas dianggap mampu sebagai “ tukang sihir “ yang dapat seketika membuat hitam menjadi putih. Padahal humas tidak beda dengan fungsi manajemen yang lain, yang memerlukan fact finding, perencanaan, pengorganisasian, aksi dan evaluasi. Artinya aktivitas humas perlu direncanakan, dirumuskan tujuannya, dan ditentukan ukuran keberhasilannya.

  1. Berorientasi pada organisasi/lembaga

Bila humas merupakan aktivitas komunikasi dua arah yang terencana (memiliki metode), maka pertanyaan selanjuttnya adalah apa yang dikomunikasikannya? Kerja yang dianggap identik dan berdekatan dengan humas adalah marketing. Akan tetapi, tidak jaranng rancu antara kerja marketing dan humas. Seolah terjadi overlape karena hakikatnya marketing dan humas sama-sama sebagai aktivitas komunikasi. Namun, kalau dicermati kedua bidang tersebut sebenarnya berbeda orientasi. Bila marketing berorientasi pada produk (output) untuk mencapai tingkat sales (penjualan) yang tinggi, maka humas berorientasi pada organisasi/lembaga (penghasil produk) untuk mencapai pengertian, kepercayaan, dan dukungan publik. Bila tujuan marketing adalah orang membeli produk, maka dengan humas masih dipertanyakan, apakah orang yang membeli produk tersebut berarti men-cintainya? Mencintai perusahaan yang memproduksinya?

Sasraan humas adalah publik, yakni suatu kelompok dalam masyarakat yang memiliki karakteristik kepentingan yang sama. Jadi, sasaran humas bukanlah perorangan. Hal ini perlu disampaikan sebab masih ada orang yang mengistilahkna PR sebagai personal relations. Dalam praktik publik ini dikelompokkan menjadi dua, yakni publik internal dan publik eksternal. Publik internal meliputi karyawan, yakni mereka yang bekerja dalam organisasi/lembaga dengan karakteristik kepentingan berupa kesejahteraan, promosi jabatan atau penghargaan prestasi kerja. Publik eksternal pihak-pihak yang berada di luar perusahaan yang memiliki kepentingan dengan organisasi/lembaga.

Berikut ini ada beberapa ala-alat bagi praktisi humas yaitu: advertising, lobbying, press agentry, dan publicity yang masing-masing alai ini dapat memainkan peranan yang amat penting dan vital dalam suatu situasi tertentu, tetapi tak satu pun dari peralatan di atas  atau kombinasi daripadanya yang sebanding dengan fungsi keseluruhan humas. Di sini, uraian singkatnya diberikan dengan maksud untuk memperkenalkan dan menempatkannya dalam perspektifnya yang sesuai.

  1. Periklanan. Dilakukan dengan menyewa nonpersona waktu dalam media massa. Suatu komunikasi nonpersona (nonperorangan) melalui berbagai macam media komunikasi yang dilakukan oleh seseorang atau mempengaruhi organisasi tertentu.
  2. Lobbying. Usaha untuk mempengaruhi pemberian suara para pembuat undang-undang.
  3. Keagengan pers. Promosi tentang seseorang atau organisasi dengan mencapai publisitas yang menyenangkan pada media massa.
  4. Promosi. Aktivitas-aktivitas atau peristiwa-peristiwa yang direncanakan untuk menjamin dukungan atau pengakuan tentang diri seseorang: produk, lembaga atau gagasan.
  5. Publisitas. (a) suatu teknik untuk menjamin pengertian diantara individu-individu.

Berikut ini ada beberapa unsur dasar humas. Pertama, humas merupakan filsafat manajemen yang bersifat sosial. Kedua, humas adalah suatu pernyataan tentang filsafat tersebut dalam keputusan kebijaksaan. Ketiga, humas adalah tindakan akibat kebijakansanaan tersebut. Keempat, humas merupakan komunikasi dua arah yang menunjang ke arah penciptaan kebijaksanaan ini kemudian menjelaskan, mengumumkan, mempertahankan, atau mempromosikannya kepada publik sehingga memperoleh saling pengertian dan itikad baik.

Definisi Publisitas

Dunia sehari-sahari. dalam pandangan Judith Rich (dalam Lesly, 1992:257), tak ada batasan untuk ruang kreatif kegiatan publisitas itu, selain batasan-batasan etika. Namun kreatifitas yang menghasilkan karya yang bagitu kreatif dan menyenangkan namun tak memberikan apa-apa bagi apa yang dipublikasikan. Artinya, kreatifitas disini adalah kreatifitas untuk mewujudkan atau mencapai tujuan organisasi. Publisitas adalah penempatan berupa artikel, tulisan, foto, atau tayangan visual yang sarat nilai berita baik karena luar biasa, penting, atau mengandung unsur-unsur emosional, kemanusiaan, dan humor) secara gratis dan bertujuan untuk memusatkan perhatian terhadap suatu tempat, orang, orang, atau suatu institusi yang biasanya dilakukan melalui penerbitan umum.

Publisitas yaitu kegiatan menempatkan berita mengenai seseorang, organisasi atau perusahaan di media massa. Dengan kata lain , publisitas adalah upaya orang atau organisasi agar kegiatanya diberitakan media massa. Publisitas lebih menekankan pada proses komunikasi satu arah. Kata publisitas berasal dari kata inggris, publicity yang memiliki pengertian sebagai berikut: publicity. is information From an outside source that is used by the media because the information has news value. It is an uncontrolled method of placing massages in the media because the source does not pay the media placement. (Publisitas adalah informasi yang berasal dari sumber luar yang digunakan oleh media massa karena informasi itu memiliki nilai berita. Publisitas merupakan sebuah metode yang tidak dapat terkontrol, dalam penempatan pesan di media massa karena sumber tidak membayar media untuk memuat berita bersangkutan). Dengan demikian publisitas adalah informasi yang bukan berasal dari media massa atau bukan pencarian wartawan media massa itu sendiri namun media massa mengunakan informasi itu karena memiliki nilai berita. Media massa kerap melaporkan berita publisitas karena merupakan cara yang mudah dan ekonomis untuk mendapatkan berita dibanding harus mencari sendiri yang membutuhkan lebih banyak tenaga dan biaya.

Lawrence & Dennis L. Wilcox (pakar humas dari San Jose State University) juga menyatakan publisitas sebagai informasi yang tidak perlu membayar ruang-ruang pemberitaannya/penyiarannya namun disaat yang sama tidak dapat dikontrol oleh individu/perusahaan yang memberikan informasi, sebagai akibatnya informasi dapat mengakibatkan terbentuknya citra dan mempengaruhi orang banyak dan dapat berakibat aksi-dimana aksi ini dapat menguntungkan atau merugikan saat informasi dipublikasikan.

Menurut Lesly (1992:6), Publisitas adalah penyebaran pesan yang direncanakan dan dilakukan untuk mencapai tujuan lewat media tertentu untuk kepentingan tertentu dari organisasi dan perorangan tanpa pembayaran tertentu pada media. Ada juga yang menyebutkan publisitas itu sekedar pemberian saran yang mengarahkan para wartawan untuk memasukkan nama perusahaan atau produk kedalam berita di koran, majalah, acara TV dengan memberikan ide berita, orang yang diwawancarai, informasi latar dan bahan-bahan lain.

David F. Rahmacitti (1990;5). Publisitas adalah berita yang ditulis oleh media massa yang mencakup pemberitahuan tentang suatu produk, layanan-layanan, acara-acara, posisi, pekerja, kontribusi, sejarah, atau tujuan dari suatu bisnis, agensi atau kelompok.

Newsom, Truk, Kruckeberg (2004;215). Publisitas adalah berta-berita tentang seseorang, produk atau pelayanan yang muncul pada suatu ruang atau waktu yang media sediakan dalam bentuk berita, feature, atau kontek editorial atau program dalam dunia broadcast.

Menurut Swastha (1999), publisitas adalah “Sejumlah informasi tentang sasaran, barang, atau organisasi yang disebarluaskan ke masyarakat melalui media tanpa dipungut biaya atau tanpa pengawas dari sponsor”. Publisitas merupakan pelengkap yang efektif bagi alat promosi yang lain seperti periklanan, personal selling, dan promosi penjualan. Biasanya, media bersedia mempublisitas suatu cerita apabila materinya dirasakan cukup menarik atau patut dijadikan berita.

Publisitas ini merupakan salah satu cara promosi yang ketiga, yaitu selah satu kegiatan yang melengkapi metode-metode penjualan seperti advertensi, promosi penjualan dan penjual oleh perorangan. Mengenai definisi publisitas, philip Kotler mengutipnya dari dafinisi yang diberikan oleh American Marketing Assosiation sebagai berikut : “publicity: non personal stimulation for a product, service or business unit by commercially significant news about it in a medium or obtaining favourable presentation radio, television or stage that is not paid the sponsor”. Publisitas adalah merupakan dorongan yang sifatnya tidak perorangan terhadap permintaan akan suatu produk, jasa ataupun satuan usaha dengan jalan memuat berita-berita yang sifatnya komersil di dalam media yang dipublikasikan atau penyajiannya secara tepat melalui televisi, radio, atau bioskop-bioskop dan kesemuanya ini tidak dibayar oleh sponsor.

Menurut Converse, Huegy dan Mitchell, Publisitas didefenisikan sebagai bentuk berita yang bersifat komersil tentang produk, lembaga jasa atau orang yang dipublikasikan dalam surat kabar atau media massa yang tidak dibayar oleh sponsor.

Berdasarkan pendapat-pendapet tersebut diatas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa publisitas merupakan keterangan tentang suatu produk tertentu yang disebutkan dalam bentuk berita, hal mana merupakan keuntungan karena dalam pelaksanaannya tidak dibayar oleh sponsor, dengan demikian publisitas mempunyai potensi untuk mendorong penjualan.

Dari definisi di atas, bahwa media massa mau menerima sumbangan berita atau informasi serta artikel dan tulisan dari pihak luar, sepanjang tulisan tersebut memiliki nilai berita yang cukup tinggi untuk dapat dimuat. Dalam definisi tersebut tidak disebutkan akan adanya kewajiban untuk membayar atau membeli semacam ruang dan waktu tertentu seperti dalam iklan. Artinya, jika suatu organisasi/perusahaan, perorangan, bisa mengemas sebuah cerita atau artikel tentang kegiatan-kegiatan yang dilakukan organisasinya menjadi sebuah tulisan yang bernilai berita cukup tinggi maka media massa tidak akan ragu-ragu untuk memuatnya, tanpa dipungut biaya apapun.

Hal inilah yang menyebabkan Publisitas dikategorikan sebagai metode komunikasi massa yang tidak terkontrol, karena diliput tidaknya sebuah berita oleh media massa benar-benar tergantung dari layak muat tidaknya sebuah berita. Walaupun dibandingkan dengan iklan tampak bahwa publisitas kurang pasti sifatnya, namun dari aspek kredibilitas pesan publisitas biasanya dianggap memiliki nilai yang lebih tinggi. Hal ini disebabkan adanya persepsi di masyarakat, bahwa iklan dianggap sebagai sebuah pesan yang persuasif serta penuh dengan bujuk rayu mengajak khalayak untuk membeli sebuah produk. Lain halnya jika sebuah cerita atau informasi muncul di media massa sebagai berita. Berita dipersepsi sebagai suatu kejadian yang faktual, yang benar terjadi, dan karenanya dianggap lebih jujur dan dapat dipercaya.

High Veracity, yaitu publisitas dianggap oleh pembacanya sebagai sesuatu yang benar sebab pemberitaannya tidak memihak atau dianggep netral, dalam majalah dan surat kabar maupun TV.

a)  Off-guard, yaitu bahwa publisitas merupakan berita dalam surat kabar yang dibaca oleh setiap orang, sehingga mau tidak mau berita tentang perusahaan juga terbaca. Dalam hal ini berarti bahwa publisitas dapat sampai ke konsumen meskipun seolah-olah konsumen mempunyai penjaga, jika dianggap publisitas tersebut lolos dari penjaganya.

b) Dramatization, yaitu bahwa publisitas dapat menggambarkan keadaan produk perusahaan itu dengan jelas, misalnya dalam film, slide serta dapat didramatisir dalam bentuk cerita yang sedemikian rupa hingga produk dapat digambarkan dengan jelas.

Publisitas mempunyai beberapa keuntungan antara lain:

a)      Publisitas dapat menjangkau orang-orang yang tidak mau membaca,
sebuah iklan.

b)       Publisitas dapat ditempatkan pada halaman depan dari sebuah surat kabar atau pada posisi lain yang mencolok.

c)      Lebih dapat dipercaya, apabila sebuah surat kabar atau majalah
mempublisitas sebuah cerita sebagai berita, pembaca menggangap bahwa cerita tersebut merupakan berita dan berita umumnya lebih dipercaya daripada iklan.

d)      Publisitas jauh lebih murah karena dilakukan secara bebas tanpa dipungut biaya.

Seperti telah dijelaskan di atas, bahwa publisitas menawarkan beberapa keuntungan antara lain tidak ada pengeluaran biaya untuk berita yang disiarkan, walaupun dikatakan tidak ada pengeluaran biaya, namun pada kenyataanya bukan berarti 100% publisitas perusahaan tidak mengeluarkan biaya.

Terlebih lagi, publisitas juga unggul dari aspek ekonomi. Iklan dipungut biaya, sedangkan liputan media publisitas bebas biaya sehingga melalui publisitas organisasi , seseorang jelas lebih diuntungkan. Publisitas dianggap lebih kredibel daripada iklan dan karenanya disebut sebagai kegiatan komunikasi yang tidak bisa dikontrol, karena tergantung dari besar kecilnya nilai berita yang ada di sebuah kegiatan publikasi. Kegiatan publisitas di media massa tidak dikenakan biaya apapun.

Fungsi publisitas

Salah satu fungsi bulisitas yaitu: Sebagai kegiatan dalam dunia politik dikenal salah satunya adalah publisitas politik. Publisitas ini merupakan upaya mempopulerkan diri kandidat atau institusi partai yang akan bertarung dalam pemilu. Yang diberitakan/menginformasikannya mellalui media massa.

Ada empat bentuk publisitas yang dikenal dalam khazanah komunikasi politik.

  1. Pure publicity yakni mempopulerkan diri melalui aktivitas masyarakat dengan setting sosial yang natural atau apa adanya. Misalnya saja, bulan Ramadhan dan Idul Fitri merupakan siklus aktivitas tahunan sehingga menjadi realitas yang apa adanya. Kandidat/seseorang, organisasi bisa memanfaatkan kesempatan tersebut untuk memasarkan dirinya. Misalnya dengan mengucapkan “Selamat Menjalani Bulan Ramadhan” atau “Selamat hari Raya idul fitri” dengan embel-embel nama atau photo kandidat. Semakin banyak jenis bentuk pure publicity yang siarkan di media massa, maka akan semakin populer sesorang atau organisasi tersebut.
  2. Free  ride publicity yakni publisitas dengan cara memanfaatkan akses atau menunggangi pihak lain untuk turut mempopulerkan diri. Misalnya saja dengan tampil menjadi pembicara di sebuah forum yang diselenggarakan pihak lain, menjadi sponsor gerakan anti narkoba, turut berpartisipasi dalam pertandingan olahraga di sebuah daerah kantung pemilih dan lain-lain.
  3. Tie-in publicity yakni dengan memanfaatkan extra ordinary news (kejadian sangat luat biasa). Misalnya saja peristiwa tsunami, gempa bumi atau banjir bandang. Kandidat dapat mencitrakan diri sebagai orang atau partai yang memiliki kepedulian sosial yang tinggi sehingga imbasnya memperoleh simpati khalayak. Sebuah peristiwa luar biasa, dengan sendirinya memikat media untuk meliput. Sehingga partisipasi dalam peristiwa semacam itu, sangat menguntungkan kandidat.
  4. Paid publicity sebagai cara mempopulerkan diri lewat pembelian rubrik atau program di media massa. Misalnya, pemasangan advertorial, Iklan spot, iklan kolom, display atau pun juga blocking time program di media massa. Secara sederhananya dengan menyediakan anggaran khusus untuk belanja media.

Fungsi publisitas tidak lepas dari fungsi komunikasi massa. Sejumlah upaya mencoba mensistimasisasikan fungsi utama komunikasi massa, yang pada mulanya dimulai oleh Lasswell (1948) yang memberikan ringkasan/kesimpulan mengenai fungsi dasar komunikasi sebagai berikut: pengawasan lingkungan; pertalian (korelasi) bagian-bagian masyarakat dalam memberikan respon terhadap lingkungannya; transmisi warisan budaya. Fungsi pengawasan sosial merujuk pada upaya penyebaran informasi dan interpretasi yang obyektif mengenai berbagai peristiwa yang terjadi di dalam dan di luar lingkungan sosial dengan tujuan kontrol sosial agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Fungsi korelasi sosial merujuk pada upaya pemberian interpretasi dan informasi yang menghubungkan satu kelompok sosial dengan kelompok sosial lainnya atau antara satu pandangan dengan pandangan lainnya dengan tujuan mencapai konsensus. Fungsi sosialisasi merujuk pada upaya pewarisan nilai-nilai dari satu generasi ke generasi lainnya, atau dari satu kelompok ke kelompok lainnya.

Keuntungan Publisitas

–          Publisitas mengandung kredibilitas tinggi di mata khalayak media

Khalayak di anggap lebih mempercayai informasi publisitas yang dikemas dalam sajian berita. Dimata khalayak :

  1. Informasi atau  berita tersebut adalah fakta yang tidak di rekayasa
  2. Penulis berita bukan perusahaan tetapi media
  3. Media dimata khalayak di anggap sebagai sumber informasi yang dapat dipercaya
  4. Informasi atau berita yang disajikan tidak mengesankan berisi pesan-pesan menjual.

–          Publisitas tidak membayar

Yang dimaksud tidak membayar adalah tidak memerlukan biaya untuk sewa kolom surat kabar, slot waktu untuk radio dan televisi atau ruang untuk media luar ruang.

–          Publisitas memungkinkan cerita lebih detail tentang produk dan perusahaan

Ini karena bentuk penyajiannya berita yang secara lengkap mengandung unsur 5W + 1H, bisa menjelaskan produk yang rumit . Tepat juga untuk produk baru pada saat launching. Sekali produk itu diiklankan, maka nilai berita nya menurun.

–          Dapat menjelaskan “ cacat produk “

Karena sifatnya yang detail dan dipercaya, maka public relations dapat menggunakan publisitas untuk mengatasi cacat produk. Cacat produk bisa bersumber dari produknya itu sendiri maupun berasal dari faktor-faktor di luar produk.

Kekurangan Publisitas

–          Tidak dapat di kontrol

–          Tidak dapat mengontrol jenis informasi yang dimuat

–          Nonpersonal communication

Jenis Publisitas

  1. Berdasarkan sumber

Adalah publisitas yang bersumber dari pernyataan lisan. Misalnya wawancara wartawan dengan public relations mengenai suatu peristiwa atau menggelar konferensi pers dengan mengundang wartawan.

Adalah publisitas yang bersumber dari informasi tertulis yang di buat public relations.

  1. Berdasarkan Dampak

Adalah publisitas yang memunculkan dampak positif bagi perusahaan.

Adalah pemberitaan di media yang mengandung dampak negatif terhadap citra perusahaan.

  1. Berdasarkan Kejadian
    1. Publisitas yang direncanakan

Adalah publisitas yang berasal dari kegiatan yang sengaja di selenggarakan oleh public relations, kemudian memberitahukan kepada media.

  1. Publisitas yang tak direncanakan

Adalah publisitas tentang peristiwa-peristiwa yang tak direncanakan atau spontan

Definisi Periklanan

Periklanan merupakan kegiatan utama humas yang dilaksanakan untuk berkomunikasi dengan publik eksternal dan internal. Periklanan adaiah suatu alat untuk membuka komunikasi dua arah antara penjual dan pembeli dengan segala macam bentuk komunikasi yang dibayar dimana sponsor maupun perusahaan diidentifikasi seperti televisi, radio, koran, majalah, buku, surat langsung, papan reklame, dan kartu transit, internet, komputer, dan mesin faximili.

Salah satu keuntungan dari periklanan adalah kemampuannya untuk mengkomunikasikan kepada sejumlah besar orang pada satu waktu. Iklan memiliki keunggulan untuk mampu menjangkau massa misalnya melalui jaringan televisi nasional, tetapi juga mungkin hanya menjangkau target yang sempit dari sejumlah calon pelanggan, seperti iklan televisi melalui jaringan kabel yang ditargetkan atau melalui iklan cetak dalam majalah perdagangan.

Menurut C. Northcote Porkinson MK Rustomiji, Walter E. Viera (Marius P Angipora: 1999) “iklan adalah promosi produksi atau pelayanan non individu yang dilakukan oleh sponsor (perusahaan atau perseorangan) tertentu yang bisa diidentifikasi dan yang membayar biaya komunikasi ini”.

Sedangkan menurut Drs. Basu Swastha (1999) “periklanan adalah komunikasi non individu, dengan sejumlah biaya, melalui berbagai media yang dilakukan perusahan, lembaga, non lembaga, non laba, serta individu-individu”.

Fungsi-fungsi dari periklanan antara lain:

  • Membantu memperkenalkan barang/jasa baru dan kepada siapa atau dimana barang itu dapat diperoleh.
  • Membantu dan mempermudah penjualan yang dilakukan oleh para penyalur.
  • Membantu salesman mengenalkan adanya barang/jasa tertentu dan pembuatannya.
  • Memberikan atau penjualan kepada pembeli atau calon-calon pembeli.
  • Membantu mereka yang melakukan penjualan.
  • Membantu ekspansi pasar.

Sedangkan periklanan yang berhasil dapat memberikan keuntungan-keuntungan atau kebaikan-kebaikan antara lain:

v  Penghematan biaya.

v  Dapat mencapai sasaran yang dimaksud.

v  Selalu mengingatkan kepada pembeli atau calon-calon pembeli.

v  Membentuk produk motivasi.

Perbedaan Humas dengan Periklanan

Berikut ini adalah sejumlah perbedaan pokok antara humas dan periklanan:

  1. Tulisan-tulisan humas (dan berbagai bentuk atau isi dari komunikasi kreatif humas lainnya seperti jurnal-jurnal internal dan kaset vido tentang organisasinya) harus sepenuhnya faktual dan informatif, tidal boleh melebih-lebihkan sepertinya yang bisa kita temukan dalam tulisan-tulisan iklan. untuk mencapai kredibilitas, kegiatan kegiatan humas haruslah bersifat edukatif, jauh dari nuansa emosional dan dramatik (seperti naskah iklan), dan menghindari kecenderungan memuji diri sendiri oleh karena itu penulisan naskah humas memerlukan keterampilan yang berbeda dari yang dituntut oleh naskah iklan.
  2.  Humas juga dipakai oleh organisasi yang tidak terlibat dalam periklanan. sebagai cntoh, pasukan pemadam kebakaran tidak mengiklankan pemadam api, namun mereka senantias melakukan kegiatan-kegiatan humas agar seluruh masyarakat mengetahui keberadaan dan fungsinya.
  3.  Humas terutama berhubungan dengan para editor dan produser di media, sedangkan periklnan banyak berhubungan dengan media sebagai penjual ruang atau siaran iklan.
  4. Iklan lazimnya ditujukan kepada segmen-segmen pasar serta lapisan sosial tertentu, sedangkan humas dialamatkan pada segenap golongan atau kelompok orang yang kepadanya suatu organisasi harus berkomunikasi. Mereka boleh jadi bukan pembeli barang atau jasa perusahaan tersebut, akan tetapi memiliki arti yang sangat penting bagi perusahaan atau organisasi yang bersangkutan; misalnya saja investor atau para pekerja.
  5. Komponen-komponen pokok biaya pada  humas berbeda dengan biaya iklan, biaya utama adalah untuk membayar sewa ruang, siaran dan produksi. pada humas biaya terbesar adalah waktu, karena humas sifatnya padat karya, ditambah menangani perizinan, sampai pada para pemasok layanan bisnis, komponen serta bahan-bahan mentah yang diperlukan perusahaan dalam menjalakan operasinya.
  1. Media yang dipakai juga berlainan. Media yang dipakai oleh iklan hanyalah media-media komersial. Sedangkan humas memakai media komersial yang jauh lebih beragam lagi, bahkan masih ditambahkan dengan media-media komersial yang diciptakannya sendiri, seperti jurnal internal, slide, video,  pameran-pameran tentang perusahaan, bahan pendidikan, seminar, dan sponsor.
  2. Sasaran utama iklan adalah membujuk orang-orang supaya melakukan sejumlah tindakan yang diinginkan seperti mendatangi took, membalas penawaran pihak pengiklan dengan surat atau telepon, atau sekedar mengingat-ingat nama produk yang diiklankan, dan suatu saat pada akhirnya ia membeli. Sedangkan humas tidak berniat mendorong orang lain melakukan sesuatu melainkan bertujuan menciptakan saling pengertian di antara segenap khalayak (“khalayak “ dalam humas bisa diartikan sebagai anggota atau pegawai organisasi itu sendiri) mengenai kedudukan perusahaan yang tepat (citra perusahaan), atau tentang produk atau jasanya.

Perbedaan kegiatan PR dengan periklanan:

a)      Periklanan berurusan dengan penjualan barang dan jasa; PR menghasilkan pengertian masyarakat dan memelihara simpati terhadap organisasi

b)      Periklanan hampir berfungsi secara eksklusif melalui tempat penjualan media massa; publisitas bergantung pada sejumlah perangkat komunikasi

c)      Periklanan ditujukkan untuk khalayak ekstern (konsumen); PR mengemukakan pesan tersebut kepada khalayak luar tertentu (pemegang saham, pemasok, pemimpin masyarakat, dll) serta publik intern perusahaan itu sendiri

d)     Periklanan langsung dapat diidentifikasi sebagai fungsi komunikasi khusus; PR memiliki cakupan yang lebih luas, misalnya berurusan dengan kebijakan, kinerja, moral karyawan, dll

e)      Periklanan sering kali digunakan sebagai alat komunikasi dalam PR dan kegiatan PR sering kali mendukung kampanye periklanan. Fungsi iklan hanya menjual barang dan jasa; fungsi PR adalah menciptakan suatu lingkungan bagi organisasi agar dapat bertumbuh dengan subur. Hal demikian berarti berurusan dengan faktor-faktor ekonomi, sosial dan politis yang dapat memengaruhi organisasi.

Perbedaan dan Persamaan Publisitas dengan Periklanan

Persamaan publisitas dengan periklan yaitu sama-sama menggunakan media massa sebagai tempat untuk mempromosikan atau memperkenalkan produk dan perusahaan. Perbedaan publisitas dengan periklan, kalau publisitas tidak menmbayar media sedangkan periklanan dibayar.