Jelaskan Latar Belakang perlunya supervisi bimbingan dan konseling di sekolah

sejarah pendidikan.Usnian 1998 mengemukakan supervisi merupakan pe- layanan profesional bagi guru-guru dengan tujuan untuk memperbaiki pro- ses belajar mengajar dan meningkatkan kualitas hasil. Menurut Sahertian 2000 : 19 yang dimaksud supervisi adalah Memberikan layanan dan bantuan kepada guru-guru baik secara individual maupun secara kelompok dalam usaha memperbaiki pengajaran. Berdasarkan berbagai pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa supervisi yaitu upaya membantu dan melayani guru, melalui mencipta- kan lingkungan yang kondusif bagi peningkatan kualitas pengetahuan, keterampilan, sikap, kedisiplinan, serta pemenuhan kebutuhan dan kesejahteraan guru agar guru mempunyai kemauan dan kemampuan berkreasi dan usaha untuk selalu meningkatkan diri dalam rangka meningkatkan kualitas proses belajar mengajar dalam rangka mencapai keberhasilan pendidikan.

2.7 Supervisi Bimbingan dan Konseling 2.3.1 Pengertian

Abimanyu 2005:2, mengemukakan bahwa supervisi bimbingan dan konseling BK adalah usaha untuk mendorong, mengkoordinasikan dan menuntun pertumbuhan guru pembimbing secara berkesinambung- an baik secara individual maupun secara kelompok agar lebih me- mahami dan lebih dapat bertindak secara efektif dalam melaksanakan layanan bimbingan dan konseling, sehingga mereka mampu mendorong dan menuntun pertumbuhan setiap peserta didik klien secara ber- kesinambungan agar dapat berpartisipasi secara cerdas dan kaya didalam kehidupan masyarakat demokratis. Supervisor bimbingan dan konseling pengawas bertugas melakukan pengawasan bimbingan dan konseling di sekolah dengan melaksanakan penilaian dan pembinaan dari segi teknis bimbingan dan konseling serta administrasi pada satuan dasar dan menengah. Sukardi 2003 : 151-152 mengemukakan supervisor bimbingan dan konseling kepala sekolah dalam melakukan tugasnya harus bersifat membimbing dan mengatasi masalah, bukan mencari kesalahan, maka supervisi yang dilakukan oleh kepala sekolah harus menfokuskan perhatian kepada usaha mengatasi hambatan yang dihadapi oleh guru pembimbing ,dan tidak semata- mata untuk mencari kesalahan. Kegiatan supervisi seyogyanya dilakukan secara periodik artinya pengawasan yang dilakukan tidak menunggu sampai terjadi hambatan. Jika tidak hambatan, sebenarnya kehadiran supervisor kepala sekolah akan dapat menumbuhkan dukungan moral bagi guru yang sedang me-ngerjakan tugas. Pendapat lain yang disampaikan oleh Prayitno 2001 : 24 mengemukaakan bahwa supervisi dapat dimengerti sebagai kegiatan pengawas sekolah yang menyelenggarakan kepengawasan dengan tugas pokok mengadakan penilaian dan pembinaan melalui arahan, bimbingan, contoh, dan saran kepada guru pembimbing guru kelas dan tenaga lain dalam bimbingan dan konseling di sekolah. Apabila supervisi dimengerti sebagai kegiatan pengawasan, maka pengawasan adalah kegiatan yang amat penting dalam menilik, dan mengarahkan fungsi- fungsi manajemen lainnya. Sukardi 2003:150. Pengawasan juga dimaksudkan untuk menemukan hambatan yang terjadi, sehingga dapat segera diatasi dan untuk mengukur tingkat efisiensi penggunaan metode atau alat tertentu untuk mencapai tujuan Depdiknas 1999:32 Terdapat dua kecenderungan konsep dan praktik supervisi bimbingan dan konseling, yaitu supervisi bimbinga dan konseling secara otokratis, dan yang kedua supervisi bimbingan dan konseling secara demokratis. Supervisi bimbingsn dan konseling yang otokratis sering kali disebut dengan istilah “Inspeksi” atau supervisi tradisional, sedangkan supervisi bimbingan yang demokratis disebut supervisi bimbingan dan konseling modern. Perbedaan kedua jenis supervisi tersebut menurut Abimanyu 2005:3 dituliskan pada tabel 2.1 Tabel 2.1 PERBEDAAN ANTARA SUPERVISI BIMBINGAN KONSELING TRADISIONAL DAN SUPERVISI BIMBINGAN KOSELING MODERN Supervisi BK Tradisional Supervisi BK Modern 1. Inspeksi 2. Berfokus kepada konselor guru pembimbing 1. Studi pragmatis dan analisi 2. Berfokus kepada tujuan, material, teknik, metode, konselor, peserta didik klien, dan lingkungan 3. Kunjungan dan penemuan 4. Perencanaan yang jelek dan rencana formal sedikit sekali 5. Menghukum dan otoriter 6. Biasanya oleh satu orang 3. Berbagai macam cara disamping kunjungan dan pertemuan 4. Terorganisasi dan terencana dengan baik 5. Menemukan sebab kelemahan dan kooperatif 6. Oleh banyak orang

2.3.2 Tujuan dan Fungsi Supervisi Bimbingan dan Konseling BK

Menurut Abimanyu 2005:3, tujuan supervisi bimbingan dan konseling di sekolah adalah : “1 Mengendalikan kualitas, dalam hal ini supervisor BK bertanggung jawab memonitor pelaksanaan kegiatan bimbingan dan konseling dan hasil-hasilnya yang berupa kehidupan dan perkembangan peserta didik klien yang lebih baik 2 Mengembangkan profesionalisme guru pembimbing, yaitu supervisor BK membantu guru pembimbing un- tuk tumbuh dan berkembang secara profesional, sosial dan personal. 3 Memotivasi guru pembimbing agar dapat secara ber- kelanjutan melaksanakan kegiatan-kegiatan bombingan dan konseling, menemukan dan memperbaiki kesalahan dan kekurangan.” Sedangkan fungsi supervisi bimbingan dan konseling yakni sebagai berikut : 1 kordinasi usaha-usaha individual sekolah dan masyarakat, 2 Menyediakan kepemimpinan,3 perluasan kepemimpin- an, 4 Dorongan Terhadap Usaha-usaha Kreatif, 5 Penyediaan Fasi- litas Perubahan, 6. Analisis Terhadap Layanan BK, 7. Sumbangan Kepada Terintegrasinya teori dan praktek, 8. Pengintegrasian Tujuan Dan Daya. Abimanyu 2005 menjelaskan fungsi-fungsi tersebut sebagai berikut : 1. Koordinasi usaha-usaha individual, sekolah dan masyarakat. Usaha individual antara dua orang guru pembimbing atau lebih dari sekolah yang sama, ataupun dengan guru pembimbing dari sekolah lain dalam memecahkan masalah-masalah yang mereka hadapi di d alam tugas mereka secara bersama-sama membutuhkan koordinasi dari supervisor. 2. Penyediaan Kepemimpinan Supervisi bimbingan dan konseling hendaknya berfungsi sebagai penyedia kepemimpinan bagi guru pembimbing. Paling tidak ada lima segi kepemimpinan yang penting artinya bagi super- visor, yaitu : a Pengambilan inisiatif, b Bantuan dalam penyusun- an tujuan, c Dorongan dan perwujudan bakat anggota, d Mem- bantu anggota sementara perubahan berjalan dan e.Kebutuhan pada kesepakatan. Seorang supervisor bimbingan dan konseling harus mampu “Tut wuri handayani, ing madya mangun karso, ing ngarso sung tulodo” 3. Peluasan Pengalaman Supervisor bimbingan dan konseling hendaknya dapat ber- fungsi membantu guru pembimbing dalam memperoleh pengetahu- an dan pengalaman baru. Untuk itu dapat ditempuh melalui kegiatan Inservic Training, kunjungan ke sekolah lain yang bimbingan dan konselingnya maju, mengikuti pertemuan profesional, pembuatan jurnal, penelitian dan usaha-usaha untuk mengenal kebutuhan peserta didik, dan lain-lain. 4. Dorongan Terhadap Usaha-usaha Kreatif. Supervisi bimbingan dan konseling hendaknya mampu mendorong guru pembimbing konselor agar dapat melakukan usaha-usaha kreatif dalam memberi pelayanan kepada peserta didik dalam melakukan koordinasi dengan guru, kepala sekolah, dan lembaga-lembaga terkait diluar sekolah. guru pembimbing konselor yang kreatif antara lain ditandai oleh pendekatan yang fleksibel terhadap masalah, mampu melakukan problem-solving, mencobakan ide-ide baru, mampu memandang jauh tentang akibat sesuatu, dan mempunyai toleransi yang tinggi. 5. Penyediaan Fasilitas Perubahan. Supervisi bimbingan dan konseling hendaknya berfungsi penyedia fasilitas terhadap perubahan . Hal ini bisa dilaksanakan melalui : a. Pelibatan guru pembimbing dalam pengadaan penyediaan material yang diperlukan untuk mencobakan pendekatan baru, b. penyamaan persepsi tugas guru pembimbing konselor tentang tujuan, c. Diberikannya bantuan emosional kepada guru pembimbing yang mencobakan langkah-langkah baru , misalnya dengan memberi senyum, pujian, dan sebagainya, d Terus menerus memberi informasi mengenai perkembangan dan hasil- hasil usaha kegiatan bimbingan dan konseling, e. Memberi kesempatan mengikuti in-servcetraining, f Memberi kesempatan sejawat untuk juga berubah serupa, dan g Menindaklanjuti perubahan dan kemajuan-kemajuan itu dengan perubahan jabatan atau perkembangan karier para guru pembimbing tersebut. 7. Analisis Terhadap Layanan Bimbingan dan Konseling Supervisor bimbingan dan konseling dapat membantu guru pembimbing menganalisa situasi layanan bimbingan dan konseling dalam rangka menemukan penyebab suatu kesukaran sehingga untuk selanjutnya dapat dilaksanakan perbaikan. Supervisor dapat pula membantu guru pembimbing menganalisis keberhasilan kinerja- nya untuk menemukan generalisasi tentang alasan atau sebab keberhasilannya itu. Dengan analisis situasi tersebut supervisor bombingan dan konseling dapat membantu guru pembimbing tumbuh dan berkembang secara profesional. 8. Sumbangan Kepada Terintegrasinya Teori dan Praktek Pencapaian tingkat profesionalisme yang lebih tinggi diperlu- kan adanya integrasi teori dan praktik. Supervisi menjalankan fungsi ini apabila ia menolong guru pembimbing untuk mengadakan pe- yelesaian factfinding mengenai sistem sekolah dan program bimbingan dan konseling mereka sendiri serta mengkatagorikan penemuan-penemuan itu sedemikian rupa sehingga berguna bagi mereka sendiri dan juga orang lain. Abimanyu 2005 mengatakan bahwa salah satu jenis riset yang sering dilakukan untuk maksud supervisi adalah ‘action research”. Ciri-cirinya antara lain : a. Secara khusus mulai dengan mendeteksi suatu masalah didalam situasi riil, b. Menggarap secara bersama oleh guru pembimbing yang me- manfaatkan penemuan itu, c. Hasilnya diharapkan segera digunakan untuk pemecahan masalah. Peranan supervisor bimbingan dan konseling disini antara lain : a. Sebagai instrumental yang menggerakkan dorongan ingin tahu atau ketidak puasan b. Sebagai orang yang pertama kali sensitif terhadap adanya per- masalahan khusus. c. Membantu guru pembimbing konselor merumuskan pertanyaan dan hipotesis tindakan bagi penelitian yang sistematis. d. Membantu dalam memperoleh biaya dan sarana penelitian, bantuan konsultan, dan implementasi rekomendasi. 8. Pengintegrasian Tujuan Dan Daya Supervisi hendaknya membuat guru pembimbing menghayati tujuan program dan kegiatan layanan bimbingan dan konseling secara jelas, sebab penghayatan yang jelas tentang tujuan tersebut memungkinkan guru pembimbing bertindak untuk melaksanakan kegiatan bimbingan dan konseling dengan rasa senang hati. Dikatakan bahwa supervisi membantu mengintegrasikan tujuan dan daya jika guru pembimbing baik perorangan maupun kelompok menyadari nilai-nilai, mampu menjalankan tujuan jangka panjang dan mencapai kesepakatan tentang langkah-langkah yang akan dilakukan. Dengan kata lain jika supervisi dapat menolong guru pembimbing menghubungkan tindakan spesifik dengan tujuan yang lebih besar, integrasi kegiatan dimungkinkan, dan daya kerja meningkat.

2.3.3 Tugas Pokok dan Langkah Kegiatan Pengawasan BK

a. Tugas Pokok Menurut Prayitno 2001:18, bahwa yang dimaksud tugas pokok pengawas bimbingan dan konseling di sekolah adalah pengawas yang mempunyai tugas, tanggung jawab, dan hak secara penuh dalam menilai dan membina penyelenggaraan pendidikan pada sejumlah sekolah lanjutan tingkat pertama dan sekolah menengah umum. b. Langkah-langkah Kegaiatn Langkah-langkah kegiatan pengawas bimbingan dan konseling secara umum meliputi : 1 menyusun program, 2 Mengumpulkan data dan mengolah menilai; 3 menganalisis hasil penilaian; 4 melaksankan pembinaan, 5 menyusun laporan dan evaluasi hasil pengawasan. Prayitno 2001:33

2.3.4 Model Supervisi Bimbingan dan Konseling

Piet A Sahertian Ida Aleida Sahertian 1990 mengemuka- kan tiga cara pendekatan supervisi pengajaran yaitu supervisi yang bersifat directive, collaborative dan non-directive. Sedangkan A.J .Hariwung 1989 mengemukakan dua variasi supervisi yaitu inspeksi dan supervisi yang lebih bercorak demokratis. Bertolak dari pendapat tersebut, maka model supervisi bimbingan dan konseling meliputi in- speksi supervisi yang bersifat direktif, dan supervisi yang bersifat demokratis non-directivedan collaborative. 1. Model Inspeksi Model supervisi ini supervisor mengadakan ke guru pem- bimbing untuk memastikan apakah instruksi-instruksi supervisor sudah dipatuhi atau tidak. 2. Model Non Directive Dalam supervisi bimbingan dan konseling model non- directive asumsi dasar yang digunakan adalah, bahwa petugas bim- bingan dan konseling guru pembimbing mampu menganalisa dan memecahkan masalah yang berhubungan dengan tugasnya sendiri, dan supervisor bimbingan dan konseling berkedudukan sebagai fasilitator. Perilaku supevisor bimbingan dan konseling yang nampak adalah mendengarkan , menjelaskan, menyajikan, dan problem- solving. 3. Model Collaborative demokratik Model ini muncul oleh pengaruh pandangan “human rela- tion” yang berpendapat bahwa produktivitas pekerja dapat ditingkat- kan dengan melibatkan mereka pada proses pengambilan ke- putusan. Perilaku supervisor yang pendekatannya demokratis ada- lah : mendengarkan, menyampaikan, memecahkan masalah, dan negosiasi. Hasil akhir yang diharapkan adalah adanya kesepakatan bersama antara supervisor dan guru pembimbing dalam mencipta- kan struktur, proses, kriteria untuk perbaikan layanan bimbingan dan konseling. Berdasarkan paparan di atas maka yang dimaksud dengan supervisi bimbingan dan konseling ini adalah supervisi yang dilakukan oleh supervisor kepala sekolah dan pengawas pendidikan dalam rangka melakukan 1 pengawasan dan penilaian kinerja guru pembimbing, 2 membantu meng- atasi hambatan dan melayani guru pembimbing; 3 melakukan Pembina- an dari segi teknis dan administrasi bimbingan dan konseling.

2.8 Penelitian Yang Relevan