Jelaskan kejadian yang terjadi saat manusia berada di padang mahsyar

Padang Mahsyar / Mahsyar (Arab: محشر) dalam Islam adalah tanah berpasir putih yang sangat luas dan datar, dimana tidak terlihat dataran rendah maupun tinggi di akhirat. Di Padang Mahsyar inilah semua makhluk Allah yang berada di tujuh lapis langit dan bumi termasuk malaikat, jin, manusia, binatang berkumpul dan berdesak-desakan. Setiap manusia pada hari pengadilan akan hadir di Padang Mahsyar, diiringi oleh dua malaikat, yang satu sebagai pengiringnya dan yang satu lagi sebagai saksi atas segala perbuatannya di dunia. Manusia yang pertama kali dibangkitkan oleh Allah adalah Nabi Muhammad. Hari-hari di Padang Mahsyar itu disebut sebagai Yawm al Mahsyar (Arab:يومالمحشر).

Eskatologi Islam Portal Islam
  • p
  • b
  • s

Firman Allah s.w.t di dalam Surah al-Nazi'at:

Pada masa berlakunya tiupan sangkakala yang pertama yang menggoncangkan alam, (sehingga mati segala yang bernyawa dan punah-ranah sekalian makhluk selain dari yang dikecualikan), (6)

Tiupan yang pertama itu diikuti oleh tiupan yang kedua, (yang menyebabkan orang-orang yang mati semuanya hidup semula serta keluar dari kubur masing-masing); (7)
Hati (manusia) pada hari itu berdebar-debar takut, (8)
Pemandangannya tunduk gerun. (9)
Mereka (yang ingkar) berkata: Sungguhkah kita akan dikembalikan hidup seperti keadaan di dunia dahulu? (10)
Bolehkah (dihidupkan semula) sesudah kita menjadi tulang yang reput? (11)
Mereka berkata lagi (secara mengejek: Kalaulah berlaku) yang demikian, sudah tentu kembalinya kita (hidup semula) itu satu perkara yang merugikan! (12)
(Menghidupkan semula tidaklah sukar), kerana berlakunya perkara itu hanyalah dengan satu jeritan (yang terbit dari tiupan sangkakala yang kedua); (13)

Yang menyebabkan mereka dengan serta-merta berada di muka bumi yang putih rata. (14)

Firman Allah s.w.t di dalam Surah an-Naba:

Sesungguhnya hari pemutusan hukum itu, adalah satu masa yang ditentukan, (17)
Iaitu masa ditiup sangkakala, lalu kamu (bangkit hidup) serta datang berpuak-puak (ke Padang Mahsyar); (18)

Keadaaan bersendirian

Firman Allah s.w.t di dalam Surah al-Anaam:

Dan demi sesungguhnya, kamu tetap datang kepada Kami (pada hari kiamat) dengan bersendirian, sebagaimana Kami jadikan kamu pada mulanya (94)

Keadaaan buta

Firman Allah s.w.t di dalam Surah Taha:

Dan sesiapa yang berpaling ingkar dari ingatan dan petunjukKu, maka sesungguhnya adalah baginya kehidupan yang sempit dan Kami akan himpunkan dia pada hari kiamat dalam keadaan buta. (124)

Keadaaan kelabu matanya

Firman Allah s.w.t di dalam Surah Taha:

Sesiapa yang berpaling ingkar dari peringatan Al-Quran itu, maka sesungguhnya dia pada hari kiamat menanggung beban (dosa) yang berat. (100)

Mereka kekal di dalam (azab) dosa itu dan amatlah buruknya tanggungan itu bagi mereka pada hari kiamat, (101)

(Iaitu) hari ditiup Sangkakala dan Kami akan himpunkan pada hari itu orang-orang yang bersalah dalam keadaan kelabu matanya. (102)

Keadaaan menyeret muka, buta, bisu dan pekak

Firman Allah s.w.t di dalam Surah al-Israk:

Dan Kami akan himpunkan mereka pada hari kiamat (dengan menyeret mereka masing-masing) atas mukanya, dalam keadaan buta, bisu dan pekak; tempat kediaman mereka: Neraka Jahanam; tiap-tiap kali malap julangan apinya, Kami tambahi mereka dengan api yang menjulang-julang. (97)

Keadaaan duduk berlutut di keliling Neraka Jahanam

Firman Allah s.w.t di dalam Surah Maryam:

Oleh itu, demi Tuhanmu (wahai Muhammad)! Sesungguhnya Kami akan himpunkan mereka yang kafir itu berserta syaitan-syaitan di Padang Mahsyar, kemudian Kami akan bawa mereka duduk berlutut di keliling Neraka Jahanam. (68)

  • Kerajaan Arab Saudi Kementerian Urusan Keislaman, Wakaf, Dakwah dan Penyuluhan
  • http://www.quranexplorer.com/quran/

  •  Portal Islam

  • Hari akhirat
  • Tanda-tanda Kiamat

Diambil daripada "https://ms.wikipedia.org/w/index.php?title=Padang_Mahsyar&oldid=4974511"

Jakarta -

Hari kiamat pasti datang. Setelah itu, manusia akan berkumpul di Padang Mahsyar dan mempertanggungjawabkan amal ibadahnya selama hidup di dunia.

Allah SWT berfirman dalam Al Quran Surat Ibrahim ayat 48 mengenai Padang Mahsyar, sebagai berikut

Arab: يَوْمَ تُبَدَّلُ الْاَرْضُ غَيْرَ الْاَرْضِ وَالسَّمٰوٰتُ وَبَرَزُوْا لِلّٰهِ الْوَاحِدِ الْقَهَّارِ

Latin: yauma tubaddalul-arḍu gairal-arḍi was-samāwātu wa barazụ lillāhil-wāḥidil-qahhār

Artinya: (Yaitu) pada hari (ketika) bumi diganti dengan bumi yang lain dan (demikian pula) langit, dan mereka (manusia) berkumpul (di Padang Mahsyar) menghadap Allah Yang Maha Esa, Mahaperkasa.

Berikut fakta-fakta Padang Mahsyar yang dirangkum detikcom:

1. Tanah Putih

Padang Mahsyar adalah tempat berkumpulnya manusia setelah hari kiamat. Tempat itu digambarkan sebagai tanah rata yang berwarna putih, artinya belum pernah ditempati seseorang.

Berdasarkan hadits riwayat Muslim dan Bukhari, Rasulullah SAW bersabda mengenai gambaran Padang Mahsyar:

Arab: يُحْشَرُ النَّاسُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ عَلَى أَرْضٍ بَيْضَاءَ عَفْرَاءَ كَقُرْصَةِ النَقِيِّ لَيْسَ فِيْهَا عَلَمٌ لأَحَدٍ رواه مسلم وفي رواية البخاري: قَالَ سَهْلٌ أَوْ غَيْرُهُ: لَيْسَ فِيهَا مَعْلَمٌ لِأَحَدٍ

Artinya: Pada hari Kiamat, manusia dikumpulkan di atas tanah yang rata seperti roti putih yang bundar dan pipih; tidak ada tanda untuk seorangpun.


Simak Video "Viral! Ceramah Ustaz Das'ad soal 'Panitia Hari Kiamat'"

(pay/erd)

Sabtu, 19 Februari 2022  /  10:16 am

Manusia akan dikumpulkan di Padang Mahsyar dalam keadaan tidak beralas kaki, tidak berpakaian dan belum dikhitan. Foto: Repro kabarmakkah.com

KENDARI, TELISIK.ID - Setelah kiamat, manusia dikumpulkandi Padang Mahsyar untuk mempertanggungjawabkan amal ibadahnya selama hidup di dunia.

Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an Surat Ibrahim ayat 48 mengenai Padang Mahsyar: "(Yaitu) pada hari (ketika) bumi diganti dengan bumi yang lain dan (demikian pula) langit, dan mereka (manusia) berkumpul (di Padang Mahsyar) menghadap Allah Yang Maha Esa, Mahaperkasa.

Melansir iNews.id, keadaan manusia saat dibangkitkan dan dikumpulkan di Padang Mahsyar, sebagaimana firman Allah Ta’ala:

"Pada hari itu manusia keluar dari kuburnya dalam keadaan yang bermacam-macam, supaya diperlihatkan kepada mereka (balasan) pekerjaan mereka". (QS. Al Zalzalah:6).

Dalam Tafsir Ibnu Katsir disebutkan, mereka kembali dari mauqif hisab (tempat penghisaban) dalam keadaan bercerai-berai dan bermacam-macam, ada yang celaka dan ada yang berbahagia.

Para malaikat diperintahkan untuk membawa mereka yang berbahagia ke dalam surga, dan membawa mereka yang celaka ke dalam neraka. Menurut Ibnu Juraij, mereka bercerai-berai terpisah-pisah dan tidak dapat berkumpul sama sekali.

Dalam ayat lain digambarkan hati manusia saat dikumpulkan di Padang Mahsyar. "Hati manusia pada waktu itu sangat takut". (QS. An Naziat: 8).

Pandangannya tunduk. (QS. An Naziat:9).

Makna yang dimaksud ialah mereka tampak hina dan rendah karena menyaksikan huru-hara yang mengerikan lagi sangat menakutkan di hari (kiamat) itu.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Manusia akan dikumpulkan pada hari Kiamat dalam keadaan tidak beralas kaki, tidak berpakaian dan belum dikhitan.” (Hadis sahih. Diriwayatkan oleh Muslim, no. 5102 dari ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha).

Demikianlah keadaan manusia tatkala bertemu dengan Allah Ta’ala di Padang Mahsyar dalam keadaan tidak beralas kaki, tidak berpakaian dan belum dikhitan. Meskipun demikian, akhirnya mereka diberi pakaian juga. Dan manusia yang pertama kali diberi pakaian adalah Nabi Ibrahim ‘alaihis salam.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

“Sesungguhnya orang pertama yang diberi pakaian pada hari kiamat adalah Nabi Ibrahim.” (Hadis sahih. Diriwayatkan oleh al-Bukhari, no. 4371).

Adapun pakaian yang dikenakannya ketika itu adalah pakaian yang dikenakan ketika mati. Abu Sa’id al-Khudri radhiyallahu ‘anhu mengatakan, “Aku mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

“Mayit akan dibangkitkan dengan pakaian yang dikenakannya ketika mati.” (Diriwayatkan oleh Abu Dawud dan Ibnu Hibban dalam Sahih-nya. Hadis ini dinilai sahih oleh al-Albani dalam Sahih at-Targhib wat-Tarhib, no. 3575).

Mu’adz bin Jabal radhiyallahu ‘anhu, tatkala hendak menguburkan jenazah ibunya, beliau meminta agar jenazah ibunya dikafani dengan pakaian yang baru. Beliau mengatakan,

“Perbaguskanlah kafan jenazah kalian, karena sesungguhnya mereka akan dibangkitkan dengan (memakai) pakaian itu.” (Fat-hul Bari Syarah Sahih al-Bukhari, 11/383).

Mengutip muslim.or.id, manusia digiring ke Padang Mahsyar dengan berbagai kondisi yang berbeda sesuai dengan amalnya. Ada yang digiring dengan berjalan kaki, sebagaimana dikabarkan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam:

“Sesungguhnya kalian akan menjumpai Allah dalam keadaan tidak beralas kaki, tidak berpakaian, berjalan kaki, dan belum dikhitan.” (Hadis sahih. Diriwayat-kan oleh al-Bukhari, no. 6043).

Ada juga yang berkendaraan. Namun tidak sedikit yang diseret di atas wajah-wajah mereka. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

“Sesungguhnya kalian akan dikumpulkan (ke Padang Mahsyar) dalam keadaan berjalan, dan (ada juga yang) berkendaraan, serta (ada juga yang) diseret di atas wajah-wajah kalian.” (Diriwayatkan oleh at-Tirmidzi, dan beliau mengatakan, “Hadis hasan.” Hadis ini dinilai hasan oleh al-Albani dalam Sahih at-Targhib wat-Tarhib, no. 3582).

Abu Said al-Khudri radhiyallahu ‘anhu mengatakan bahwa ada seseorang berkata kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam,

“Wahai Rasulullah, bagaimana bisa orang kafir digiring di atas wajah mereka pada hari Kiamat?” Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab: “Bukankah Rabb yang membuat seseorang berjalan di atas kedua kakinya di dunia, mampu untuk membuatnya berjalan di atas wajahnya pada hari Kiamat?!” Qatadah mengatakan, “Benar, demi kemuliaan Rabb kami.” (Hadis sahih. Diriwayatkan oleh al-Bukhari, no. 6042 dan Muslim, no. 5020).

Ketika manusia dikumpulkan di Padang Mahsyar, matahari didekatkan sejauh satu mil dari mereka, sehingga manusia berkeringat, hingga keringatnya menenggelamkan mereka sesuai dengan amalan masing-masing saat di dunia.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

“Pada hari kiamat, matahari didekatkan jaraknya terhadap makhluk hingga tinggal sejauh satu mil.” –Sulaim bin Amir (perawi hadis ini) berkata: “Demi Allah, aku tidak tahu apa yang dimaksud dengan mil. Apakah ukuran jarak perjalanan, atau alat yang dipakai untuk bercelak mata?” Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Sehingga manusia tersiksa dalam keringatnya sesuai dengan kadar amal-amalnya (yakni dosa-dosanya). Di antara mereka ada yang keringatnya sampai kedua mata kakinya. Ada yang sampai kedua lututnya, dan ada yang sampai pinggangnya, serta ada yang tenggelam dalam keringatnya.”  Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memberikan isyarat dengan meletakkan tangan ke mulut beliau.” (Hadis sahih. Diriwayatkan oleh Muslim, no. 2864).

Syaikh Muhammad bin Sholih Al-‘Utsaimin rahimahullah mengatakan, “Jarak satu mil ini, baik satu mil yang biasa atau mil alat celak, semuanya dekat. Apabila sedemikian rupa panasnya matahari di dunia, padahal jarak antara kita dengannya sangat jauh, maka bagaimana jika matahari tersebut berada satu mil di atas kepala kita?!” (Syarah al-‘Aqidah al-Wasithiyyah, 2/134).

Jika matahari di dunia ini didekatkan ke bumi dengan jarak 1 mil, niscaya bumi akan terbakar. Bagaimana mungkin di akherat kelak matahari didekatkan dengan jarak 1 mil namun makhluk tidak terbakar?

Syaikh Muhammad bin Shalih Al-‘Utsaimin rahimahullah mengatakan bahwa pada hari kiamat kelak tatkala manusia dikumpulkan di Padang Mahsyar, kekuatan mereka tidaklah sama dengan kekuatan mereka ketika hidup di dunia. Akan tetapi mereka lebih kuat dan lebih tahan. Seandainya manusia sekarang ini berdiri selama 50 hari di bawah terik matahari tanpa naungan, tanpa makan, dan tanpa minum, niscaya mereka tidak mungkin mampu melakukannya, bahkan mereka akan binasa. Namun pada hari kiamat kelak, mereka mampu berdiri selama 50 tahun tanpa makan, tanpa minum, dan tanpa naungan, kecuali beberapa golongan yang dinaungi Allah Ta’ala. Mereka juga mampu menyaksikan kengerian-kengerian yang terjadi. Perhatikanlah keadaan penghuni Neraka yang disiksa (dengan begitu kerasnya), namun mereka tidak binasa karenanya.

Allah Ta’ala berfirman: “Setiap kali kulit mereka hangus, Kami ganti kulit mereka dengan kulit yang lain, supaya mereka merasakan azab.” (An-Nisa’: 56). (Syarah Al-‘Aqidah Al-Wasithiyyah, 2/135).

Golongan Yang Akan Mendapatkan Naungan Allah Ta’ala

Pada hari yang sangat panas itu, Allah Ta’ala akan memberikan naungan kepada sebagian hamba pilihan-Nya. Tidak ada naungan pada hari itu kecuali naungan-Nya semata.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Ada tujuh golongan yang akan dinaungi oleh Allah dengan naungan ‘Arsy-Nya pada hari di mana tidak ada naungan kecuali hanya naungan-Nya semata.

“Ada tujuh golongan yang akan dinaungi oleh Allah dengan naungan ‘Arsy-Nya pada hari di mana tidak ada naungan kecuali hanya naungan-Nya semata:

1. Imam (pemimpin) yang adil.

2. Pemuda yang tumbuh dalam beribadah kepada Rabbnya.

3. Seseorang yang hatinya senantiasa terpaut pada masjid.

4.  Dua orang yang saling mencintai karena Allah, di mana keduanya berkumpul dan berpisah karena Allah.

5. Dan seorang laki-laki yang diajak (berzina) oleh seorang wanita yang berkedudukan lagi cantik rupawan, lalu ia mengatakan: “Sungguh aku takut kepada Allah.”

6. Seseorang yang bersedekah lalu merahasiakannya sehingga tangan kirinya tidak mengetahui apa yang diinfaqkan oleh tangan kanannya.

7.   Dan orang yang berzikir kepada Allah di waktu sunyi, lalu berlinanglah air matanya.” (Hadis shahih. Diriwayatkan oleh al-Bukhari, II/143 – Fat-h, dan Muslim, no. 1031).

Golongan lain yang mendapatkan naungan Allah Ta’ala adalah orang yang memberi kelonggaran kepada orang yang kesulitan membayar utang kepadanya atau memutihkan utang darinya.

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

“Barangsiapa yang memberi kelonggaran kepada orang yang sedang kesulitan membayar utang atau memutihkan utang orang tersebut, niscaya Allah akan menaunginya dalam naungan Arsy-Nya (pada hari Kiamat).” (Hadis sahih. Diriwayatkan oleh Muslim, no. 3006).

Adapun gambaran Padang Mahsyar sesuai hadis Rasulullah, adalah sebagai berikut:

1. Hamparan tanah Putih

Padang Mahsyar digambarkan sebagai tanah rata yang berwarna putih, artinya belum pernah ditempati seseorang.

Dari Sahl bin Sad dia berkata; Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda; "Pada hari kiamat kelak manusia akan dikumpulkan di bumi yang sangat putih berbentuk bulat pipih dan datar tanpa ada tanda bagi siapapun di atasnya." (HR. Muslim) [No. 2790 Syarh Sahih Muslim] sahih.

2. Manusia Tenggelam di Lautan Keringat

Dari Abu Hurairah radliallahu anhu, bahwasanya Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda: "Pada hari kiamat manusia berkeringat, hingga keringat mereka di bumi setinggi tujuh puluh hasta dan menenggelamkan mereka hingga telinga." (HR. Bukhari) [No. 6532 Fathul Bari] Sahih.

3. Manusia Dibagi 3 Kelompok

Dari Abu Hurairah dari Nabi Shallallahu alaihi wa Salam bersabda: "Manusia dibangkitkan atas tiga kelompok, ada yang dalam keadaan senang ada pula yang merasa ketakutan. Ada dua orang yang menunggangi satu onta, ada tiga orang yang menunggangi satu onta, ada empat orang yang menunggangi satu onta bahkan ada sepuluh orang yang menunggangi satu onta, lalu sisanya dikumpulkan oleh api yang selalu menyertai mereka pada malam dan siang." Mereka berkata: "Pada pagi dan sore hari." (HR. Muslim) [No. 2861 Syarh Sahih Muslim] Sahih.

4. Telanjang

Baca Juga: Ganjaran Orang yang Mendustakan Ayat-Ayat Allah

Dari Aisyah berkata: Aku mendengar Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam bersabda: "Manusia dikumpulkan pada hari kiamat dalam keadaan tidak beralas kaki, telanjang dan kulup." Aku bertanya: "Wahai Rasulullah, wanita-wanita dan lelaki-lelaki semua saling melihat satu sama lain?" Beliau menjawab: "Wahai Aisyah, permasalahannya lebih sulit dari saling melihat satu sama lain." (HR. Muslim) [No. 2859 Syarh Sahih Muslim] Sahih.

5. Syafaat Rasulullah

Dari Anas radliyallahuanhu mengatakan, Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda: "Pada hari kiamat Allah mengumpulkan seluruh manusia, mereka berujar; Duhai sekiranya kita meminta syafaat kepada Tuhan kita sehingga Dia bisa meringankan penderitaan kita di tempat kita ini.

Maka mereka menemui Adam dan mengutarakan hajat mereka; Engkaulah manusia yang Allah cipta dengan tangan-Nya dan Dia tiupkan ruh-Nya kepadamu, dan Dia perintahkan para malaikat untuk sujud kepadamu, maka tolonglah engkau meminta syafaat kepada Tuhan kami! Namun Adam menjawab; disini bukan tempatku untuk meringankan kalian, Adam lalu menyebut-nyebut kesalahannya dan berujar; datangilah Nuh, rasul pertama-tama yang Allah utus.

Maka mereka mendatangi Nuh. Namun ternyata Nuh juga menjawab; disini bukan tempatku untuk memberi pertolongan, lantas Nuh menyebut-nyebut kesalahannya dan berujar; datanglah kalian kepada Ibrahim yang telah Allah jadikan sebagai kesasih-Nya. Mereka pun mendatanginya, tetapi ia juga berujar; disini bukan tempatku untuk meringankan kalian, dan ia sebut-sebut kesalahannya seraya berujar; datanglah kalian kepada Musa yang Allah telah mengajaknya bicara.

Baca Juga: Menahan Kentut Saat Salat, Bolehkah?

Mereka pun mendatangi Musa, namun Musa juga mengatakan; Saya tak berhak meringankan kalian, dan Musa menyebut-nyebut kesalahan pribadinya, seraya berujar; datanglah kalian kepada Isa Mereka pun mendatangi Isa, dan isa juga mengatakan; saya tak berhak meringankan kalian sambil berujar; datanglah kepada Muhammad Shallallahu alaihi wasallam, sebab dosanya yang dahulu dan yang akan datang telah mendapat ampunan.

Mereka pun mendatangiku dan aku meminta izin kepada Rabbku. Ketika aku melihat-Nya, aku langsung tersungkur sujud dan Ia meninggalkanku sekehendak Allah, lantas ada suara memanggil-manggil; Angkat kepalamu, mintalah, kamu akan diberi, utarakan uneg-unegmu kamu akan didengar, mintalah syafaat, kamu akan diberi! langsung aku angkat kepalaku dan aku memuji Rabbku dengan pujian yang Dia ajarkan kepadaku.

Lantas aku memberi syafaat dan Dia memberiku batasan, kemudian aku keluarkan mereka dari neraka dan kumasukkan surga, kemudian aku kembali dan tersungkur sujud semisalnya pada kali ketiga, keempat hingga tak tersisa di neraka selain yang ditahan oleh Al-Qur'an. Sedang Qatadah berkata dalam hal ini dengan redaksi sehingga keabadian wajib baginya. (HR. Bukhari) [No. 6565 Fathul Bari] Sahih. Wallahu a'lam. (C)

Reporter: Haerani Hambali

Syafaat Rasulullah hari Kiamat Padang Mahsyar Para malaikat mauqif hisab