Jelaskan hal-hal apa saja yang perlu diperhatikan agar seseorang memiliki sikap toleransi

Om Swastyastu. Umat Hindu yang berbahagia. Mimbar Hindu kali ini membahas tentang toleransi dalam ajaran Hindu.

Sebagaimana diketahui, Indonesia terbentuk dari berbagai suku, bahasa, agama, ras, daerah yang bebeda-beda. Semua telah bersepakat bulat, mengikatkan diri dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia ( NKRI). Toleransi menjadi kunci merawat persatuan di tengah keragaman.

Dalam ajaran Hindu, ada tiga ajaran atau tuntunan suci yang sangat relevan dalam menumbuhkembangkan sikap toleransi  sesama anak bangsa.

Pertama, Vasudhaiva Kutumbhakam. Artinya, kita semua bersaudara. Seluruh dunia ini adalah satu keluarga tunggal, tanpa membedakan agama, suku, bahasa, budaya, tradisi, dan warna kulit. Dengan menghayati ajaran Vasudhaiva Kutumbhakam, pikiran-pikiran sempit yang dipengaruhi ego hendaknya dihilangkan agar kita bisa meningkatkan nilai kemanusiaan, yakni cinta kasih terhadap semua mahluk hidup. Membantu sesama manusia adalah salah satu implementasi dari ajaran suci Vasudhaiva Kutumbhakam. Dengan memahami dan menghayati ajaran ini, niscaya kita bisa menjaga kesatuan dan persatuan bangsa untuk kejayaan NKRI.

Kedua, Tat Tvam Asi. Arti harfiahnya  adalah aku adalah engkau, engkau adalah aku. Tat Tvam Asi adalah ajaran moral yang bernafaskan ajaran agama Hindu. Ajaran ini mengembangkan sifat saling asah, asih, dan asuh. Di sini kita diajarkan untuk mengenal dan melaksanakan rasa kebersamaan, berat ringan dipikul dan dirasakan bersama. Gotong royong, tolong menolong hendaknya selalu dikedepankan. Kehidupan yang harmonis dan damai tentu menjadi impian dan juga harapan bagi semua orang. Dari lingkup yang paling kecil dalam keluarga sampai lingkup yang lebih besar yaitu dalam sebuah negara, bahkan dunia.

Kehidupan yang damai tidak mungkin terwujud tanpa adanya toleransi. Yaitu, sikap saling menghormati, menghargai, memahami maupun saling menerima adanya perbedaan. Karena perbedaan adalah suatu keniscayaan yang tidak dapat dihindari. Dari ajaran Tat Tvam Asi ini, kita diharapkan mampu untuk bercermin diri bahwa sebenarnya kedudukan sebagai sesama manusia adalah setara. Aku adalah engkau, engkau adalah aku.

Ketiga, Tri Hita Karana. Artinya, tiga penyebab tercipanya kebahagiaan. Hakikat mendasar Tri Hita Karana bersumber pada keharmonisan hubungan antara manusia dengan Hyang Widhi Wasa, manusia dengan alam lingkungannya, dan manusia dengan sesamanya. Prinsip pelaksanaannya harus seimbang, selaras antara satu dengan lainnya agar tercapai ketentraman dan kedamaian.

Pembagian Tri Hita Karana
1. Parhyangan. Yaitu, hubungan manuasia dengan Hyang Widhi. Konsep ini menegaskan bahwa manusia harus selalu sujud dan bhakti ke hadapan Hyang Widhi, sang Pencipta alam semesta beserta isinya. Ini merupakan hubungan vertikal antara manusia dengan Hyang Widhi. Bentuk dari konsep Parhyangan ini adalah dengan melaksanakan ajaran-ajaran agama, melaksanakan kegiatan upacara keagamaan, membangun tempat persembahyangan, menjauhi laranganya dan selalu mengucapkan syukur atas nikmat yang diberikan.

2. Palemahan. Yakni, hubungan manusia dengan lingkunagan atau alam. Konsep ini menegaskan bahwa manusia harus menjaga keseimbangan, kelestarian dengan alam/jagat raya ini. Konsep ini mengajarkan bahwa kehidupan manusia merupakan bagian dari alam/jagat raya dan mengharuskan manusia untuk menjaga dan melestarikannya agar terwujud keseimbangan dan keselarasan hidup.

3. Pawongan. Yakni, hubungan manusia dengan sesama. Konsep ini mengajarkan tentang hubungan manusia dengan sesamanya, hubungan yang selaras dengan  manusia lainnya. Pawongan mempunyai makna kita harus bisa menjaga keharmonisan hubungan dengan keluarga, teman, dan masyarakat. Dalam menjaga keharmonisan, kita hendaknya mempunyai toleransi yang tinggi terhada sesama dengan membuang jauh-jauh sikap intoleransi yang berdasarkan agama, derajat, ras, suku, bahasa, tradisi, maupun warna kulit. Sebagai sesama makhluk ciptahan Hyang Widhi, manusia diajarkan untuk tidak membeda-bedakan ciptaannya dan dapat belajar menghargai arti perbedaan tersebut.

Demikian ajaran toleransi yang merupakan ajaran adiluhung yang dipetik dari sastra suci  Agama Hindu yang bersifat universal dan Sanatana Dharma. Semoga dapat menginspirasi kita untuk menjalai hidup bebangsa dan bernegara yang rukun dan bersatu dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Tad Astu Svaha. Om Santih, santih, santih Om

Ida Bagus Yudhi Arnawa (Rohaniwan Hindu)

Spiritualisme Muslim

Jelaskan hal-hal apa saja yang perlu diperhatikan agar seseorang memiliki sikap toleransi

Tasamuh, semakna dengan kata ikhtimal, yang mempunyai arti ”toleransi”, yaitu sikap tenggang rasa, menghargai, dan menghormati orang lain dalam kehidupan bermasyarakat.

Hal-hal apa saja yang perlu diperhatikan ketika mengimplementasikan sikap tasamuh ?

Hal-hal yang perlu diperhatikan ketika mengimplementasikan sifat tasamuh yaitu :

  1. Mengakui hak setiap orang. Sikap ini harus dimiliki dalam setiap pergaulan. Kita tidak boleh memaksakan pendapat atau menganggapnya sebagai yang paling benar.

  2. Menghormati keyakinan orang lain. Memaksakan keyakinan kita kepada orang lain adalah tindakan yang tidak benar, apa lagi dengan kekerasan.

  3. Menghormati perbedaan. Prinsip ini harus selalu dipegang karena perbedaan selalu ada di dunia ini dan perbedaan tidak seharusnya menimbulkan perpecahan.

  4. Saling mengerti. Sikap ini akan menciptakan rasa saling menghormati karena satu sama lain saling mengerti keinginan masing-masing.

  5. Kesadaran dan kejujuran. Setiap perilaku kita harus memiliki kesadaran jiwa yang dapat menimbulkan kejujuran dalam pribadi.

Referensi

http://www.bacaanmadani.com/2016/12/pengertian-tasamuh-dan-fungsinya-dalam.html

Menurut Shihab (1992) Prinsip-prinsip yang harus dipegang teguh oleh muslimin di dalam bertoleransi antara lain:

  • Toleransi Islam tersebut terbatas dan fokus pada masalah hubungan sosial kemasyarakatan yang dibangun atas dasar kasih sayang dan persaudaraan kemanusiaan, sajauh tidak bertentangan dan atau tidak melanggar ketentuan teologis Islami.

  • Toleransi Islam di wilayah agama hanya sebatas membiarkan dan memberikan suasana kondusif bagi umat lain untuk beribadah menjalankan ajaran agamannya. Bukan akhlak Islam menghalangi umat lain agama untuk beribadah menurut keyakinan dan tata cara agamanya, apalagi memaksa umat lain berkonvensi kepada Islam.

  • Kemurnian akidah dan syari’at wajib dipelihara. Maka Islam sangat melarang toleransi yang keblabasan, yakni perilaku toleransi yang bersifat kompromistis yang bernuansa sinkretis.

Rasulullah sebagai suri tauladan umat Islam pada masa hidupnya telah melakukan hubungan jual-beli dan saling memberi dengan non muslim. Hukum toleransi pergaulan umat dalam pluralitas agama sebagai berikut:

  1. Kufur, bilamana rela serta meyakini kebenaran aqidah agama lain.
  2. Haram, bila ada kerelaan pembenaran terhadap perilaku kemaksiatan.
  3. Sunnah, bilamana terbangun kerukunan, kemanfaatan serta kemaslahatan (Arafat: 2007).

Bola.com, Jakarta - Toleransi adalah sikap manusia untuk saling menghormati dan menghargai perbedaan, baik antarindividu maupun kelompok. Untuk menghadirkan perdamaian dalam keberagaman, perlu menerapkan sikap toleransi.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), toleransi berasal dari kata 'toleran' yang artinya bersifat atau bersikap menenggang (menghargai, membiarkan, membolehkan) pendirian (pendapat pandangan, kepercayaan, kebiasaan, kelakuan, dan sebagainya) yang berbeda atau bertentangan dengan pendirian sendiri.

Secara etimologi, toleransi berasal dari bahasa latin, 'tolerare' yang artinya sabar dan menahan diri. Sedangkan secara terminologi, toleransi adalah sikap saling menghargai, menghormati, menyampaikan pendapat, pandangan, kepercayaan kepada antarsesama manusia yang bertentangan dengan diri sendiri.

Berdasarkan arti secara bahasa, toleransi dapat dimaknai sebagai kemampuan setiap orang untuk bersabar dan menahan diri terhadap hal-hal yang tidak sejalan dengannya.

Dalam kehidupan sehari-hari toleransi biasanya dikaitkan dengan perbedaan agama atau kepercayaan. Namun, toleransi bisa juga dihubungkan dengan perbedaan lainnya, seperti suku, ras, hingga warna kulit.

Dengan adanya sikap toleransi, konflik dan perpecahan antarindividu maupun kelompok tidak akan terjadi. Banyak orang menyebut toleransi sebagai kunci utama perdamaian yang patut dijaga.

Hal tersebut penting untuk diperhatikan mengingat bangsa Indonesia mempunyai latar belakang perbedaan yang beragam, mulai keyakian, suku, ras, hingga warna kulit.

Berikut ini kumpulan contoh sikap toleransi dalam kehidupan sehari-hari yang bisa dipraktikkan, seperti dilansir dari laman zonareferensi.com, Kamis (12/8/2021).