Apa saja yang sebaiknya tidak dilakukan guru ketika mengajar?


Page 2

Apa saja yang sebaiknya tidak dilakukan guru ketika mengajar?

ILUSTRASI belajar di kelas.* /PEXELS


Page 3

Apa saja yang sebaiknya tidak dilakukan guru ketika mengajar?

ILUSTRASI belajar di kelas.* /PEXELS

Saat kita masih bersekolah, tentu kita punya sosok guru yang paling kita suka dan tidak suka. Jika bertemu dengan pelajaran guru yang kita sukai, waktu terasa cepat berjalan, semua tugas terasa ringan dan belajarpun lebih mengasikan. Namun sebaliknya ketika bertemu guru yang tidak disukai, rasanya masuk kelas malas-malasan, materi pembelajaran serasa susah sekali masuk. Betapa dahsyatnya pengaruh kesan siswa terhadap seorang guru.

Sekarang saat sudah menjadi guru, tentu kita semua berharap untuk disukai oleh para siswa. Kalau siswa sudah suka dengan kita, rasanya setengah energi kita sudah tersalurkan karena mendapat energi positif dari siswa. Berbeda dengan siswa yang tidak suka dengan kita, pasti suasana kelas susah diatur dan energi kita menjadi terkuras. Bagaimana cara agar kita disukai oleh para siswa, mungkin kita harus menghindari beberapa hal di bawah ini :

1. Tidak Mengusai Materi Materi pembelajaran merupakan inti pokok sistem pembelajaran. Jangan sampai kita mengajarkan hal yang kita juga belum menguasainya. Memang tidak ada manusia yang dapat memahami segala hal dengan sempurna, makanya kita harus terus belajar untuk mengajar. Sehingga konsep yang kita ajarkan terasa mantap, siswapun akan suka dengan Anda sebagai guru.

Perhatikan hal-hal detail yang mungkin dianggap remeh oleh orang lain. Terkadang siswa yang kritis akan menanyakan hal tersebut. Atau hal lain yang masih ada hubunganya dengan topik yang diajarkan. Jadi disarankan untuk banyak membaca, dan mengikuti isu-isu terhangat. Dengan mengkaitkan materi pembelajaran dan isu-isu hangat di sekitar siswa, akan membuat siswa lebih terkesan. Dan mungkin hal tersebutlah yang membuat mereka lebih memahami materi.

2. Jarang Masuk
Tidak sedikit guru yang sibuk dengan kegiatan di luar sekolah, mungkin untuk urusan keluarga atau bisnis. Kepentingan Bisnis dan keluarga boleh dilakukan asal tidak mengganggu kegiatan belajar di kelas, apalagi sampai tidak masuk dan mengabaikan tugasnya mengajar. Mungkin siswa akan senang kalau jam pelajaran kosong, namun sikap hormat siswa akan berkurang. Siswa yang pandai akan kecewa karena tidak mendapatkan materi pembelajaran sebagai mana mestinya dan waktunya terbuang sia-sia.

3. Berpakaian Tidak Rapi (Norak)
Bagi siswa, guru itu merupakan sosok yang bisa mereka contoh. Tapi bagaimana kalau guru berpakaian tidak rapi apalagi sampai berpakaian norak. Siswa akan menjadi tidak hormat terhadap guru yang guru yang berpakaian tidak rapi. Berkurangnya sikap hormat  ini biasanya membuat siswa tidak bisa menerima materi pembelajaran dengan baik.

4. Berkata Kasar
Perkataan terhadap siswa harus halus, memikat, dan penuh perhatian. setiap bimbingan, nasehat, dan perkataan harus disampaikan dengan lemah lembut. Kalaupun siswa susah dinasehati, cukup dengan kata-kata yang tegas dan konsisten. Siswa akan memahami apa yang boleh dan tidak boleh jika kita tegas. Ya.. cukup dengan ketegasan saja, tegas berbeda dengan kasar. Hindari mengeluarkan perkataan kasar, bernada tinggi dan ancaman. Jika itu terjadi, tidak ada efektivitas dalam pembelajaran yang dilakukan. siswa akan mencemooh dan mngolok-olok guru yang sering berkata kasar.

5. Memberikan Tugas Rumah atau PR Tanpa Diperiksa
Pekerjaan rumah (PR) memang dapat menjadikan siswa rajin belajar di rumah. Mereka akan mengatur waktu untuk belajar ekstra demi menyelesaikan tugas dari gurunya. Namun ketika kesungguhan mereka di sia-siakan oleh gurunya, mereka akan kecewa dan semangat untuk mengerjakan PR selanjutnya akan kendor. Guru yang tidak memeriksa PR yang dikerjakan oleh siswa, secara otomatis tidak akan disukai oleh siswanya.

6. Menghukum Semena-Mena Menghukum siswa harus didasari dengan kasih sayang, kebijaksanaan, dan kearifan. Jangan memberikan hukuman kepada siswa berdasarkan kebencian, permusuhan, dan emosi yang tidak terkendali. Guru adalah pembimbing spiritual murid, sehingga sikap perilakunya harus konsisten dengan statusnya sebagai pembimbing moral dan spiritual. Kalau hukuman didasari sifat kasih sayang, maka guru akan didasari sifat kasih sayang, maka guru akan menghindari cara-cara yang di luar batas kewajaran, bahkan tidak akan menghukum murid dengan hal-hal yang positif untuk meningkatkan kemampuan dan integritas moralnya.

Kalau guru menghukum semena-mena dengan tindakan semena-mena. seperti menyuruh berdiri di halaman sekolah selama  jam pelajaran, bertindak keras, menempeleng dan sejenisnya maka ini akan menimbulkan kemarahan siswa. Bahkan ini dikhawatirkan siswa akan membalasnya di luar sekolah. oleh karena itu hindari menghukum semena-mena.

7. Pilih Kasih (Tidak Adil)
Sikap pilih kasih atau tidak adil akan membuat kebijaksanaan guru tidak dihormati siswanya. Mereka akan bertindak menjauh, seperti tidak mengindahkan perintah gurunya. Oleh sebab itu, sikap pilih kasih jangan samapi ditunjukan guru ke siswanya. Bersikaplah adil dan mulai tanamkan kepada siswa untuk bisa menilai sendiri mana yang baik dan mana yang buruk. Bahwa setiap tindakan memiliki konsekuensi, sehingga siswa akan lebih dewasa.

8. Cuek di Dalam Kelas Maupun di Luar Kelas
Jika guru cuek dengan siswanya, baik dalam maupun di luar kelas. Maka siswa tidak dapat merasakan hubungan emosional yang positif antara guru dan muridnya. Mereka hanya akan belajar dalam arti formal, tetapi tidak memiliki hubungan psikologi yang akrab yang penuh manfaat.

9. Tidak Memberikan Contoh yang Baik
Siswa adalah peniru yang sangat baik. Apalagi kalau kita memberi contoh buruk akan sangat cepat ditiru siswa. Maka, sebisa mungkin hindarilah melakukan perbuatan-perbuatan yang kurang baik. Sebaliknya, berikan contoh baik seperti membuang sampah di tempatnya. Memperhatikan kebersihan, sedikit menyapu atau membersihkan meja guru. Dengan begitu, siswa akan terpicu untuk berbuat baik. Dan ketika kita menasehati siswa pun akan lebih mudah, karena sudah ada contoh yang baik dari gurunya.

10. Kaku (Tidak Humoris)
Tidak humoris merupakan sifat guru yang kurang disukai oleh siswa, karena guru yang kaku, tidak humoris biasanya menimbulkan pembelajaran yang terasa tegang sehingga siswa tidak dapat mengikuti proses KBM dengan baik. Siswa lebih suka dengan guru yang humoris. Setidaknya, siswa menjadi lebih nyaman merasa di kelas. Biasanya guru humoris ini menjadi favorit dan ditunggu-tunggu siswa.

12. Membanding-bandingkan
Guru yang suka membanding-bandingkan siswa satu dengan yang lain atau membandingkan dengan kelas lain dapat menimbulkan perasaan ketidaksukaan siswa. Siswa akan merasa diremehkan dan tidak dihargai. Apalagi siswa dalam masa remaja, yang egonya sangat tinggi, mereka sangat mudah tersinggung. Jadi hidarkan membandingkan siswa di depan mereka.

13. Tidak hafal nama siswa
Menghafal nama siswa satu-persatu adalah hal yang sulit dilakukan. Apalagi kita mengajar di sekolah dengan jumlah siswa yang banyak. Dengan tahu nama siswa, kita bisa lebih akrab dan lebih mengenal karakteristik siswa tersebut. Siswa pun merasa lebih dihargai. Jika memang sulit untuk menghafal, luangkanlah waktu sebentar ketika kita memulai pelajaran. Misalnya sambil memulai pelajaran kita melakukan presensi siswa dan perhatikan masing-masing siswa dengan melakukan sedikit obrolan. Dengan begitu minimal kita paham wajah siswa-siswa dan nama panggilanya.

Guru adalah manusia dan karena itu, mereka juga tidak sempurna. Mereka melakukan kesalahan dan terkadang melakukan hal-hal yang tidak benar, tetapi sebagian besar waktu mereka tidak melakukannya dengan niat buruk. Mereka juga manusia, terkadang mereka stres atau lelah. Terkadang mereka mungkin lupa mengapa mereka masuk ke profesi itu dan bukan yang lain ... Mereka tidak selalu berada di puncak karir mereka.

Dengan mengingat hal ini, ada beberapa hal yang tidak boleh dikatakan atau dilakukan oleh guru. Jika ini terjadi, otoritas mereka akan berkurang dan mereka akan menciptakan penghalang yang seharusnya tidak pernah mereka buat. Sebagai guru, kata-kata dan tindakan Anda sangat kuat. Mereka memiliki kekuatan untuk mengubah tetapi juga untuk merobek. Kata-kata Anda harus selalu dipilih dengan hati-hati dan tindakan Anda harus selalu netral dan profesional.

Guru memiliki tanggung jawab yang besar dan tidak bisa dianggap enteng. Oleh karena itu, di bawah ini kami akan memberi tahu Anda beberapa hal yang tidak boleh dilakukan oleh guru!

Tampaknya kita melihat lebih banyak berita tentang hubungan guru-murid yang tidak pantas daripada yang kita lihat tentang semua berita terkait pendidikan lainnya.. Ini membuat frustrasi, mengejutkan, dan menyedihkan.

Kebanyakan guru tidak pernah berpikir ini bisa terjadi pada mereka, tetapi peluang muncul dengan sendirinya lebih dari yang disadari kebanyakan orang. Selalu ada titik awal yang bisa segera dihentikan atau dicegah sama sekali.

Ini sering dimulai dengan komentar atau pesan teks yang tidak pantas. Guru harus secara proaktif memastikan bahwa mereka tidak pernah mengizinkan danIni adalah titik awal karena sulit untuk berhenti setelah garis tertentu dilintasi.

Guru tidak boleh berdiskusi tentang guru lain dengan orang tua, siswa, atau guru lain.

Guru menjalankan dan mengatur ruang kelas secara berbeda dari guru lain di sekolah itu sendiri. Mengajar secara berbeda tidak selalu berarti berbuat lebih baik. Anda tidak selalu setuju dengan guru lain di sekolah, tetapi Anda harus selalu menghormati mereka.

Anda tidak boleh menganalisis bagaimana guru lain mengelola ruang kelas, yang dapat Anda lakukan adalah mendukung mereka jika mereka memiliki masalah. Anda tidak perlu berbicara tentang guru lain dan tidak dengan cara yang menghina di belakang mereka. Ini akan menciptakan perpecahan dan perselisihan dan membuat lebih sulit untuk bekerja, mengajar, dan belajar.

Guru tidak boleh mempermalukan siswa, meneriaki mereka, atau menghina mereka di depan teman-temannya.

Guru mengharapkan siswa mereka untuk menghormati mereka, tetapi rasa hormat adalah jalan dua arah. Oleh karena itu, siswa harus dihormati setiap saat. Bahkan ketika mereka menguji kesabaran Anda, Anda harus menghormati mereka, penting untuk tetap tenang. Ketika seorang guru mengecilkan hati seorang siswa, meneriaki mereka, atau menghina mereka di depan teman-teman mereka, mereka merusak otoritas mereka sendiri dengan semua siswa lain di kelas. Jenis tindakan ini terjadi ketika seorang guru kehilangan kendali, dan guru harus selalu mempertahankan kendali atas kelasnya.

Guru tidak boleh mengabaikan kesempatan untuk mendengarkan kekhawatiran orang tua

Guru harus selalu menyambut setiap orang tua yang ingin bertemu dengan mereka selama orang tua tidak marah. Orang tua memiliki hak untuk mendiskusikan kekhawatiran mereka dengan guru anak-anak mereka. Beberapa guru salah mengartikan kekhawatiran orang tua sebagai serangan habis-habisan terhadap diri mereka sendiri.

Sejujurnya, kebanyakan orang tua hanya mencari informasi sehingga mereka dapat mendengar kedua sisi cerita dan memperbaiki situasi. Akan lebih baik bagi guru untuk secara proaktif berkomunikasi dengan orang tua segera setelah masalah mulai berkembang.

Guru jangan pernah berpuas diri

Rasa puas diri akan merusak karir seorang guru. Mereka harus selalu berusaha untuk meningkatkan dan menjadi guru yang lebih baik. Mereka harus bereksperimen dengan strategi pengajaran mereka dan mengubahnya sedikit setiap tahun. 

Ada beberapa faktor yang membenarkan beberapa perubahan setiap tahun, termasuk tren baru, pertumbuhan pribadi, dan siswa itu sendiri. Guru harus menantang diri mereka sendiri dengan penelitian berkelanjutan, pengembangan profesional, dan percakapan reguler dengan pendidik lainnya.