Jelaskan dan berilah contoh macam-macam nilai pakai barang

Nilai Suatu Barang: Pengertian, Jenis, dan Contohnya. Foto: iStock

Dalam kegiatan ekonomi, konsumsi adalah kegiatan untuk menghabiskan atau mengurangi nilai suatu barang dan jasa.

Dikutip dari Buku Pintar Pelajaran SMA/MA IPS 6 in 1 oleh Tim Guru Indonesia, nilai suatu barang adalah kemampuan pakai barang untuk memenuhi kebutuhan manusia dan kemampuan tukar barang terhadap yang lain.

Setiap kali melakukan kegiatan ekonomi memang selalu berhubungan dengan barang dan jasa. Barang dan jasa yang digunakan, baik oleh konsumen maupun produsen, dalam kegiatan ekonomi tersebut mempunyai nilai.

Secara sederhana, pengertian nilai suatu barang adalah kemampuan barang atau jasa untuk memenuhi kebutuhan manusia.

Jenis-jenis nilai suatu barang dapat dibedakan menjadi dua, yaitu berdasarkan nilai pakai dan nilai tukar. Untuk lebih jelasnya, simak penjelasan berikut.

Jenis-Jenis Nilai Suatu Barang

Ilustrasi berbagai jenis barang yang memiliki nilai. Foto: iStock

Nilai suatu barang terbagi atas dua jenis, antara lain:

Nilai pakai adalah nilai yang diberikan kepada suatu barang karena barang tersebut dapat dipakai untuk memenuhi kebutuhan manusia. Nilai pakai dapat digolongkan menjadi dua, yaitu sebagai berikut.

  1. Nilai pakai subjektif, artinya nilai yang diberikan oleh seseorang terhadap suatu barang karena barang tersebut dapat dipakai untuk memenuhi kebutuhannya. Misalnya, cangkul akan sangat berguna jika dipakai petani, dibanding seorang dokter yang memeriksa pasien.

  2. Nilai pakai objektif, artinya kemampuan dari suatu barang untuk dapat memenuhi kebutuhan manusia pada umumnya. Misalnya, lemari berguna untuk menyimpan baju.

Nilai tukar adalah nilai yang diberikan kepada suatu barang karena barang tersebut dapat ditukar dengan barang lain. Berdasarkan nilai tukarnya, suatu barang dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu:

  1. Nilai tukar subjektif, artinya nilai yang diberikan oleh seseorang terhadap suatu barang karena barang tersebut dapat ditukarkan dengan barang lain. Misalnya, menurut kolektor barang antik, meja kuno Belanda dapat ditukar dengan harga Rp10 juta, tapi untuk petani hanya menilainya dengan uang Rp100 ribu.

  2. Nilai tukar objektif, artinya kemampuan dari suatu barang untuk dapat ditukarkan dengan barang yang lain yang berlaku umum. Misalnya, uang dapat ditukar dengan mainan, makanan, dan lainnya.

Ilustrasi barang-barang yang memiliki nilai. Foto: iStock

Nilai suatu barang juga didefinisikan secara berbeda oleh para tokoh, yang dikenal sebagai teori nilai objektif.

Teori nilai objektif lebih menitikberatkan pada kaum produsen, sedangkan konsumen lebih cenderung menilai barang dari segi subjeknya, atau siapa yang menilai.

Untuk lebih jelasnya, berikut teori nilai objektif beserta tokoh-tokohnya yang dikutip dari Buku Siswa Ekonomi Peminatan Ilmu-Ilmu Sosial untuk Siswa SMA/MA Kelas X Kurikulum 2013 oleh Basuki Darsono.

Menurut Humme dan Locke, nilai suatu barang sangat tergantung pada permintaan dan penawaran barang di pasar.

2. Teori Nilai Biaya Produksi

Teori ini dikemukakan oleh Adam Smith. Menurutnya, nilai suatu barang ditentukan oleh jumlah biaya produksi yang dikeluarkan oleh produsen untuk membuat barang tersebut. Selain itu, semakin tinggi nilai pakai suatu barang, nilai tukarnya pun juga akan semakin tinggi.

3. Teori Nilai Tenaga Kerja

Menurut David Ricardo, nilai suatu barang ditentukan oleh jumlah biaya tenaga kerja yang diperlukan untuk menghasilkan barang tersebut.

4. Teori Nilai Biaya Reproduksi

Menurut Carey, nilai suatu barang ditentukan jumlah biaya yang dikeluarkan untuk menghasilkan barang itu kembali (biaya reproduksi).

Ini karena menentukan nilai suatu barang tidak berpangkal pada biaya produksi yang pertama kali, tetapi pada biaya produksi yang dikeluarkan sekarang.

5. Teori Nilai Kerja Rata-Rata atau Teori Nilai Lebih

Menurut Karl Marx, tenaga kerja mempunyai nilai tukar dan nilai pakai bagi pengusaha. Dalam hal ini pengusaha harus membayar nilai tukarnya untuk mendapatkan nilai pakainya. Kelebihan nilai pakai atas nilai tukar inilah yang disebut nilai lebih.