Jelaskan bagaimana memilih peralatan pemindah bahan (material handling) dengan pendekatan 5w-1h

Jelaskan bagaimana memilih peralatan pemindah bahan (material handling) dengan pendekatan 5w-1h

Kebutuhan dalam penanganan material di gudang secara cepat, akurat, aman, dan ekonomis menuntut peralatan dan teknologi materials handling yang andal dan efisien. Materials handling fokus pada aktivitas, peralatan, dan prosedur yang terkait dengan pergerakan, penyimpanan, perlindungan, dan pengendalian material di sistem pergudangan.

Tujuan dari materials handling adalah meningkatkan produktivitas kerja, efisien, ramah lingkungan, dan operasional yang aman. Dalam beberapa kondisi, tujuan tersebut bisa saja saling trade-off. Keandalan dan service kerapkali kurang efisien dari sisi biaya. Kebutuhan Material handling equipment yang mampu beroperasi dengan aman dan ramah lingkungan harus dibayar dengan investasi Material handling equipment yang lebih mahal.

Pemilihan jenis Material handling equipment memerlukan pemahaman yang baik tentang konsep beban unit (unit load). Unit load merupakan satu kesatuan dari satu barang, atau beberapa unit yang diatur atau dibatasi, sehingga dapat ditangani sebagai satu unit dan tetap memertahankan kesatuannya.

Saat ini banyak sekali peralatan-peralatan penanganan bahan yang ditujukan untuk berbagai kebutuhan proses material handling sehingga kita perlu memilih peralatan mana yang paling cocok untuk kebutuhan penanganan bahan kita.  Pemilihan peralatan penanganan bahan atau material handling equipments merupakan keputusan penting karena akan mempengaruhi biaya dan efisiensi pada sistem penanganan bahan itu sendiri. Faktor-faktor yang harus dipertimbangkan dalam memilih peralatan penanganan bahan ini diantaranya adalah sebagai berikut :

1. Sifat-sifat Material

Pertimbangan pertama yang penting adalah sifat dari dari Material atau bahan yang akan ditangani, sifatnya berupa padat, cair ataupun gas serta ukuran, bentuk dan berat bahannya. Perlu diketahui juga apakah bahan yang akan dipindahkan tersebut merupakan bahan yang beracun, korosif atau rapuh. Sifat bahan yang berbeda diperlukan metode dan peralatan yang berbeda juga.

2. Layout dan Karakteristik Bangunan

Faktor selanjutnya adalah faktor ketersediaan ruang untuk penanganan. Tingkat ketinggian langit-langit (ceiling) yang rendah dapat menjadi penghalang bagi alat-alat tertentu seperti Hoist dan Crane. Kolom-kolom bangunan di tempat tertentu juga akan membatasi ukuran peralatan yang akan digunakan. Jika gedung yang digunakan adalah gedung bertingkat maka  peralatan yang digunakan juga akan berbeda dengan gedung yang hanya memiliki satu lantai. Tata Letak atau layout fasilitas pada jenis operasi tertentu (continue, intermitten, fixed position dan group) juga turut menentukan jenis peralatan penanganan bahan yang harus digunakan. Kapasitas lantai pada suatu bangunan juga sangat membantu dalam memilih penanganan material yang terbaik untuk digunakan.

3. Arus Aliran Produksi

Jika aliran produksi cukup konstan (tidak berubah) antara dua posisi yang tetap atau hampir tidak berubah, maka kita dapat menggunakan peralatan tetap seperti Conveyor atau Peluncuran (chute). Namun apabila aliran produksi tidak konstan dan selalu berubah dari satu titik ke titik lainnya maka peralatan bergerak seperti truk atau trolley akan menjadi pilihan yang lebih baik.

4. Pertimbangan Biaya

Pertimbangan biaya merupakan salah 1 pertimbangan yang terpenting dalam pemilihan peralatan penanganan material/bahan. Faktor-faktor yang disebut diatas dapat mempersempit kisaran pilihan peralatan yang sesuai, sementara biaya dapat membantu mengambil keputusan terakhir dapat pemilihan.  Beberapa elemen biaya perlu dipertimbangkan ketika membuat perbandingan diantara peralatan-peralatan yang dapat menangani beban yang sama. Biaya Investasi seperti pembelian, biaya perawatan dan biaya operasi adalah biaya utama yang harus dipertimbangkan. Dengan memperhitungkan dan membandingkan total biaya pada masing-masing peralatan yang dipertimbangkan, kita dapat lebih rasional dalam membuat keputusan sehingga menghasilkan keputusan yang lebih tepat.

5. Sifat Operasi

Pemilihan peralatan penangan bahan ini tergantung pada sifat operasi seperti apakah penanganan bahan tersebut bersifat sementara atau permanen, apakah alirannya berkesinambungan (Continue) / terputus-putus (intermiten) / pola aliran material/bahannya adalah vertikal atau horizontal.

6. Faktor-faktor Teknis

Pemilihan peralatan penanganan material/bahan juga penting, tergantung pada faktor teknis seperti dimensi pintu dan langit-langit, ruang lantai dan kondisi lantai serta kekuatan struktural bangunan.

7. Keandalan Peralatan

Keandalan Peralatan dan Reputasi Pemasok (Produsen Peralatan) serta layanan purna jual juga memainkan peranan dalam memilih peralatan penanganan material tersebut.

Please follow and like us:

Jelaskan bagaimana memilih peralatan pemindah bahan (material handling) dengan pendekatan 5w-1h

Pemindahan bahan atau material handling merupakan istilah terjemahan dari material handling  adalah suatu aktivitas yang sangat penting dalam kegiatan produksi dan memiliki kaitan erat dengan perencanaan tata letak fasilitas produksi (Wignjosoebroto, 2000).

Material Handling Planning Sheet (MHPS) merupakan suatu tabel yang digunakan untuk menghitung biaya penanganan bahan. Disini dilakukan minimasi biaya penanganan bahan tetapi dengan tidak mengabaikan prinsip-prinsip pemindahan bahan, prinsip-prinsip tersebut adalah seluruh aktivitas pemindahan harus direncanakan, mengoptimasi aliran bahan dengan merencanakan sebuah urutan operasi dan pengaturan peralatan, mengurang mengkombinasi dan menghilangkan pergerakan atau peralatan yang tidak diperlukan, memanfaatkan prinsip gravitasi bagi pergerakan bahan jika memungkinkan, meningkatkan jumlah, ukuran dan berat muatan yang dipindahkan, menggunakan peralatan pemindahan yang mekanis dan otomatis, mengurangi waktu non produktif dari peralatan dan tenaga kerja (Apple 1990).

Material Handling adalah salah satu jenis transportasi (pengangkutan) yang dilakukan dalam perusahaan industri, yang artinya memindahkan bahan baku, barang setengah jadi atau barang jadi dari tempat asal ketempat tujuan yang telah ditetapkan. Pemindahan material dalam hal ini adalah bagaimana cara yang terbaik untuk memindahkan material dari satu tempat proses produksi ketempat proses produksi yang lain. Pada dasarnya kegiatan material handling adalah kegiatan tidak produktif, karena pada kegiatan ini bahan tidaklah mendapat perubahan bentuk atau perubahan nilai, sehingga sebenarnya akan mengurangi kegiatan yang tidak efektif dan mencari ongkos material handling terkecil. Menghilangkan transportasi tidaklah mungkin dilakukan, maka caranya adalah dengan melakukan hand-off, yaitu menekan jumlah ongkos yang digunakan untuk biaya transportasi. Menekan jumlah ongkos transportasi dapat dilakukan dengan cara: menghapus langkah transportasi, mekanisasi atau meminimasi jarak (Unikom, 2011).

Berikut ada beberapa istilah yang umumnya dijumpai dalam pembahasan mengenai material handling (Mercubuana, 2010). Transport, adalah pemindahan bahan dalam satuan berat (unit load) atau continers melalui suatu lintasan yang jaraknya lebih dari 5 feet atau sekitar 1,5 meter. Transper, adalah pemindahan bahan melalui lintasan yang jaraknya kurang dari 5 feet atau sekitar 1,5 meter. Bulk Material, yaitu baha material yang dalam pemindahan tidak memerlukan bag, barrel, bottle, drum, dan lain-lain. Unit load, manunjukan sejumlah packaged unit tertentu yang bisa di muat dalam skid box, pallets, dan lan-lain. Rehandle, adalah aktivitas penurunan muatan yang ada dalam pallets, box, skid, dan lain-lain (Mercubuana, 2010).

Pemindahan barang adalah bagian dari sistem industri yang memberi pengaruh tentang hubungan dan kondisi fisik dari bahan atau material produk terhadap proses produksi tanpa adanya perubahan-perubahan akan kondisi atau bentuk material produk itu sendiri. Prinsip didalam menetapkan sistem pemindahan bahan yang optimal adalah konsep “the best handling is no handling at all”. Material handling adalah aliran bahwa yang harus direncanakan dengan secermat-cermatnya sehingga material akan bisa dipindahkan pada saat dan menuju lokasi yang tepat (Binus, 2004).

Kegunaan Material Handling

Dalam merancang tata letak pabrik, maka aktivitas pemindahan bahan (material handling) merupakan salah satu faktor yang cukup penting untuk diperhatikan dan diperhitungkan. Aktivitas pemindahan tersebut dapat ditentukan dengan terlebih dahulu memperhatikan aliran bahan yang terjadi dalam suatu operasi. Selanjutnya hal yang harus diperhatikan adalah tipe layout yang akan digunakan. Ongkos material handling adalah ongkos yang dikeluarkan untuk melakukan pemindahan material dari satu departemen menuju departemen yang lain untuk dilakukannya proses produksi selanjutnya. Tujuan ongkos material handling adalah menjaga atau mengembangkan kualitas produk, mengurangi kerusakan dan memberikan perlindungan terhadap material (Mercubuana, 2010).

Kebutuhan-kebutuhan tersebut meliputi Menghemat penggunaan luas lantai. Mengurangi beban manusia dan kecelakaan. Meningkatkan semangat kerja. Mengurangi biaya handling atau penanganan. Mengurangi biaya overhead. Mengurangi biaya produksi (Mercubuana, 2010).

Kegunaan luas lantai adalah saat digunakan dalam membantu untuk perhitungan Ongkos Material Handling antar departemen, sesuai dengan luas lantai hasil perhitungan. Beberapa aktivitas pemindahan bahan yang perlu diperhitungkan adalah sebagai berikut. Pemindahan bahan dari gudang bahan baku (receiving) menuju departemen fabrikasi maupun departemen assembling. Pemindahan bahan yang terjadi dari satu departemen menuju departemen yang lainnya. Pemindahan bahan dari departemen assembling menuju gudang bahan jadi (shipping). Alat angkut yang dipergunakan (Binus, 2004).

Peralatan Material Handling

Peralatan material handling yang biasanya dipergunakan dalam suatu perusahaan pabrik dapat dibedakan atas sebagai berikut: Fixed path equipment yaitu peralatan material handling yang sudah tetap (fixed) digunakan suatu proses produksi,dan dapat digunakan untuk maksud-maksud lain. Sifat-sifat dari fixed path equipment  ialah: biasanya tergantung atau ditentukan oleh proses produksi. Sifatnya sudah tetap (fixed) tidak fleksibel, karena hanya digunakan untuk mengangkut barang-barang atau bahan-bahan secara terus-menerus dan tidak dapat digunakan untuk maksud yang lain. Mesin-mesin atau peralatan ini biasanya menggunakan kekuatan tenaga listrik. Contoh fixed path equipment adalah: ban berjalan (conveyor), ada yang diletakkan di atas ruang dan ada di lantai, derek (cranes), lift (elevator), kereta api (Unikom, 2011).

Varied Path Equipment, yaitu peralatan material handling yang sifatnya fleksibel dapat dipergunakan untuk bermacam-macam tujuan dan tidak khusus untuk mengangkut atau memindahkan bahan-bahan/barang-barang tertentu. Sifat-sifat dari varied ialah: biasanya tidak tergantung dari proses produksi. Dapat dipergunakan bermacam-macam operasi. Mesin-mesin atau peralatan semacam ini biasanya digunakan dengan kekuatan tenaga manusia atau tenaga mesin (motor). Contoh dari varied path equipment adalah bermacam-macam truk, forktruck atau forklift, kereta dorong (Mercubuana, 2010).

Pemilihan jenis alat angkut didasari terhadap besar beban material yang harus dipindahkan, dimana jenis alat angkut yang dipergunakan bergantung pada spesifikasi alat angkut dalam melakukan operasinya. Beberapa alat-alat angkut yang biasa dipergunakan adalah: Alat angkut dengan menggunakan tenaga manusia <20 kg. Alat angkut dengan menggunakan walky pallet (20-50 kg). Alat angkut dengan menggunakan lift truck (di atas 50 kg). Setelah ditentukan alat angkut yang akan digunakan, maka selanjutnya dapat ditentukan ongkos alat angkut berdasarkan jarak tempuh (meter gerakan). Seperti telah dikatakan bahan plant lay out dan material handling seharusnya berjalan bersamaan. Oleh karena itu plant lay out yang dibuat haruslah mencerminkan banyaknya kebutuhan atas kegiatan material handling dari suatu tingkat proses ke tingkat proses berikutnya (Mercubuana, 2010).

Faktor-faktor material handling yang perlu dipertimbangkan dalam plant lay out yang baru ialah disediakannya gang-gang kecil atau ruang gerak (aisles) yang cukup lebar untuk menempatkan dengan aman jenis-jenis peralatan yang mekanis, dan dapat menampung muatan yang terbesar yang dihadapkan serta cukup bagi tempat bergerak orang-orang yang berjalan sejajar. Menyediakan tempat atau ruangan yang cukup untuk berjalannya pekerjaan, sehingga dapat dihindarinya rehandling sebelum pengolahan dilakukan. Menyimpan barang agar supaya barang tersebut tetap dalam keadaan yang baik untuk dikerjakan. Jangan sekali-kali meletakkan bahan-bahan lepas di atas lantai, kecuali bila tidak dapat dihindarkan sama sekali, karena hal ini membutuhkan pekerjaan dengan tangan untuk mengangkut dan membongkar bahan-bahan tersebut setiap kali dipindahkan (Mercubuana, 2010).

Meniadakan kamar-kamar penyimpanan yang terpencil dan dipagari di mana mungkin, kecuali kalau: bahan-bahan harus disimpan secara teliti sekali, bahan-bahan mudah hilang, rusak atau dicuri, bahan-bahan tidak segera dapat diperoleh, karena waktu pengiriman bahan-bahan tersebut lama. Kamar penyimpanan yang dipagari membutuhkan sistem pemindahan yang khusus baik untuk penerimaan maupun pengeluaran barang, dan biasanya administrasinya khusus pula. Mengadakan suatu sistem pemindahan barnag-barang sisa atau scrap dari bahan-bahan bekas yang dibuang. Merencanakan pos-pos pengawasan sebagai suatu bagian dari arus pekerjaan. Menghindarkan semua gerakan yang menyilang (zig-zag yang melalui arus yang berlaku umum (general line of flow). Merencanakan pekerjaan-pekerjaan pengepakan pada akhir aliran atau arus pekerjaan untuk menghindarkan pekerjaan pengepakan dan pengangkutan kembali. Dalam merencanakan tempat-tempat penerimaan dan pengiriman barang, kekuatan lantai harus dibuat sedemikian rupa, sehingga memudahkan masuknya kendaraan pengangkut/pemindah bahan (Mercubuana, 2010).