Jelaskan arti dari guna Kulina dan dhana beserta contohnya

Om Swastyastu, Agama sebagai penuntun kita untuk meraih Dharma dan tujuan hidup seperti Moksa. Kadang dalam hal untuk mencapainya manusia selalu mengalami godaan baik dari dalam diri maupun dari luar.

Jelaskan arti dari guna Kulina dan dhana beserta contohnya

Agama sebagai penerang kegelapan jalan kehidupan manusia dalam menghadapi ujian. Kegelapan ini dalam arti sikap yang tidak sepatutnya biasanya muncul dari dalam diri manusia itu sendiri.

Dalam Agama Hindu sikap kegelapan atau kealpaan manusia itu dibagi menjadi tujuh yang biasa disebut dengan Sapta Timira. Sapta artinya tujuh dan Timira artinya kegelapan, jadi Sapta Timira artinya tujuh hal yang membuat pikiran menjadi  gelap sehingga bisa melakukan hal buruk yang merugikan diri sendiri dan orang lain.

Tujuh hal gelap atau yang memabukkan tersebut yang disebutkan dalam bagian Sapta Timira tersebut adalah sebagai berikut:


Surupa artinya mabuk karena kecantikan atau ketampanan wajah dan seluruh bagian tubuh artinya cantik atau tampan dari ujung rambut sampai ujung kaki. Kadang kecantikan atau ketampanan bisa memabukkan sehingga membuat orang itu sombong. Percuma juga kalau diluarnya saja yang cantik atau tampan tapi di dalamnya busuk. Artinya bawalah kecantikan atau ketampanan untuk menuju hal yang positif.

Dhana artinya mabuk atau alpaka karena harta atau kekayaan yang melimpah. Kadang harta yang didapatkan dengan cara haram bisa membuat orang sombong, oleh karena itu jangan sampai harta membuatmu sombong, karena semua itu hanya titipan dan kapan pun bisa diambil lagi.

Guna artinya mabuk karena kepintaran atau kepandaian. Kadang kepintaran dipakai untuk kejahatan misalnya teroris memakai kepintarannya untuk merakit bom atau pejabat memakai kepintarannya untuk korupsi uang negara atau kepintarannya dipakai untuk menipu, itulah kegelapan karena kepintaran.

Kulina artinya mabuk karena keturunan atau bangsawan, kadang karna merasa dirinya keturunan ninggrat atau bangsawan maka membuat dirinya sombong atau bisa juga karena merasa keturunan atau anak pejabat tinggi sehingga membuat anak itu sombong dan semena-mena terhadap orang lain.

Yohana artinya mabuk karena masa muda atau remaja, pada masa ini memang rentan karena pikiran mereka masih labil, hal itu sangat mudah membuat mereka berbuat negatif karena pengaruh lingkungan. Sebagai contoh adalah tawuran antar pelajar, minum minuman keras, seks bebas, narkoba, itu adalah contoh pergaulan bebas dimasa remaja yang bisa menjerumuskan mereka kepada hukum dan bahkan kematian. Maka dari itu manfaatkan masa remaja dengan hal yang positif dan orang tua juga harus ikut andil dalam mengawasi pergaulan mereka.

Sura artinya mabuk beneran artinya mabuk karena minum minuman keras. Mabuk itu karena sesuatu yang berlebihan, saat semua berlebihan di sanalah kesombongan yang berperan sudah jelas gak mampu minum arak dua botol masih maksa makanya jadi mabuk, setelah mabuk maka bisa saja melakukan tindakan merugikan diri sendiri juga orang lain, menabrak orang lain karena naik motor sambil mabuk.

Kasuruan artinya mabuk karena kekuatan atau keberanian. Sikap berani memang penting apalagi saat berjalan sendirian dikegelapan. Tapi dalam hal ini jika keberanian membuat kamu mabuk atau sombong maka disana kamu bisa berbuat merugikan orang lain, misalnya menantang orang lain duel tanpa sebab yang jelas atau berani sama orang tua.

Ilustrasi contoh sapta timira yang harus dikendalikan agar tidak terjerumus dalam kegelapan. Sumber: Unsplash

Pengertian Sapta Timira merupakan dua kata yang berasal dari bahasa Sanksekerta yakni Sapta (tujuh) dan Timira (gelap atau suram). Apabila dijelaskan berdasarkan istilahnya, dalam ajaran agama Hindu sapta timira diartikan sebagai tujuh kegelapan yang ada dalam diri manusia yang mampu menyebabkan seseorang menjadi suram, mabuk, ataupun lupa diri.

Sapta timira dapat diartikan sebagai sifat-sifat buruk terkait beberapa aspek yang perlu dihindari oleh manusia, khususnya bagi penganut agama Hindu. Pasalnya ajaran untuk mengindarkan diri dari sapta timira tersebut perlu diamalkan oleh umat manusia terlebih lagi bagi pemeluk agama Hindu.

Macam-Macam Sapta Timira yang Harus Dihindari Umat Hindu

Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, sapta timira adalah tujuh kegelapan atau tujuh aspek buruk yang mampu membawa manusia dalam kegelapan. Dikutip dari buku Sanatana Dharma: Buku Penunjang Pendidikan Agama Hindu, Made Urip Dharmaputra (2020: 38), berikut adalah tujuh macam sapta timira yang perlu dikendalikan agar manusia tidak terbawa ke dalam kegelapan.

Ilustrasi sapta timira berupa kecantikan yang perlu disyukuri. Sumber: Unsplash

  1. Surupa, yakni kecantikan atau ketampanan. Memiliki paras yang cantik dan tampan adalah anugerah yang perlu disyukuri dan tidak boleh disalahgunakan. Manusia tidak boleh menyombongkan kecantikan atau ketampanan parasnya untuk melakukan hal-hal negatif, sebaliknya harus cantik dan tampan pula hatinya agar tidak terbawa dalam kegelapan yang menjerumuskan.

  2. Dhana, yakni kekayaan. Kekayaan yang dimiliki oleh seseorang bisa saja menimbulkan sifat riya, sombong, lupa diri, foya-foya ataupun meremehkan orang lain apabila orang tersebut tidak bisa mengendalikan diri. Oleh karena itu, siapapun yang memiliki harta atau kekayaan, maka manfaaatkanlah karunia tersebut untuk hal-hal yang baik dan bermanfaat.

  3. Guna, yaitu kepandaian. Seseorang yang merasa dirinya pandai bisa saja akan bersikap sombong dan merendahkan orang lain. Hal tersebut termasuk sisi gelap yang perlu dilawan oleh manusia. Oleh karena itu, manusia diharapkan selalu memanfaatkan kepandaian tersebut untuk hal baik dan tidak menjadikannya sebagai sosok yang sombong.

  4. Kulina, yaitu keturunan atau kebangsawanan. Status kebangsawanan atau keturunan terhormat yang melekat pada diri seseorang berpotensi untuk menimbulkan sifat arogan serta merendahkan derajat oran lain. Oleh karena itu, sifat sombong atas kulina harus bisa dikendalikan sebab setiap manusia memiliki derajat yang sama di mata Tuhan sehingga kita bisa saling menghargai dan menghormati.

  5. Yowana, yaitu masa muda atau keremajaan. Masa muda atau masa remaja banyak dianggap sebagai masa yang penuh kebebasan dan kesenangan, oleh karenanya tidak jarang pula beberapa remaja yang terjerumus dalam hal-hal yang kurang baik seperti ikut tawuran, seks bebas, narkoba, dan lain sebagainya. Yowana merlu dikendalikan agar manusia bisa menjalani masa remajanya dengan hal-hal yang lebih bermanfaat dan mampu menyukseskan kehidupannya di masa depan.

  6. Sura, yaitu minuman keras. Hal yang harus dihindari oleh manusia ialah mengonsumsi minuman keras, sebab mabuk mampu membuat manusia menjadi lupa diri dan hilangan kesadaran. Apabila manusia mabuk, maka ia bisa saja melakukan hal-hal buruk di luar kendalinya mulai dari mencuri, membunuh, atau berbuat asusila lainnya. Oleh karena itu manusia harus menghindarkan dirinya dari kebiasaan meminum miras.

  7. Kasuran, yaitu keberanian, kekuatan, dan kemenangan. Memiliki sifat kuat dan berani adalah hal yang baik, namun hal tersebut tetap berpotensi untuk menciptakan hal buruk apabila kita merasa sombong dan terlalu membanggakan diri atas kekuatan serta keberanian tersebut. oleh karena itu, manusia harus tetap rendah hati dan tidak meremehkan orang lain atas keberanian, kekuatan, dan kemenangan yang ia miliki.

Dengan memahami apa saja macam-macam sapta timira di atas, semoga umat manusia khususnya umat Hindu bisa senantiasa mengendalikan diri dari sikap arogan dan tinggi hati atas karunia Tuhan yang ia miliki sehingga pikiran dan hatinya dapat terhindar dari kegelapan dan hal-hal negatif lainnya. (HAI)