Jelaskan apa yang dimaksud dengan alquran secara istilah

Pengertian Al-Quran Menurut Bahasa Dan Istilah Lengkap – Sebagai umat islam pasti kita tahu Al-Qur’an itu apa? kita juga membacanya setiap hari setelah sholat, atau membaca beberapa ayatnya saat sholat dan juga saat pengajian kita juga mempelajari tentang Al-Qur’an. Sangat keterlaluan sekali jika sebagai umat islam kita tidak tahu apa Al-Qur’an itu. Hal ini tentu bisa saja terjadi, apalagi di zaman sekarang yang penuh dengan fitnah akhir zaman.

Karena sudah sangat banyak orang yang jarang membaca Al-Qur’an, bahkan mungkin ada yang sudah tidak pernah membacanya. Lebih memilih membaca novel, majalah atau cerpen dari pada membaca Al-Qur’an. Sudaah banyak orang yang sudah tidak mau lagi belajar tafsir Al-Qur’an dan masih ada banyak lagi hal-hal yang dipilih darp pada membaca Al-Qur’an, sehingga menjadikanya tdk tahu apa itu Al-Qur’an. Naudzubillah.

Kita semua tidak menginginkan hal itu bukan? oleh karena itu, mulai sekarang, mulai detik ini mari bulatkan tekad untuk selalu membaca Al-Qur’an, mempelajari maknanya, memahami dan mengamalkanya.

Jelaskan apa yang dimaksud dengan alquran secara istilah
Pengertian Al-Quran

Pengetian Al-Qur’an Menurut Bahasa dan Istilah

Al-Qur’an merupakan sebuah kitab suci bagi umat islam, selain itu Al-Qur’an juga adalah sumber hukum utama dalam ajaran agama islam. Menurut bahasa Al-Qur’an berasal dari bahasa arab, yaitu bentuk jamak dari kata benda (masdar) dari kata kerja qar’a-yaqra’u-qur’anan yang berarti bacaan atau sesuatu yang dapat di baca berulang-ulang, inilah pengertian al qur’an dalam bahasa arab, dan Allah memilih bahasa arab menjadi bahasa al-quran yaitu : dalam kosa kata bahasa arab tidak dapat dirubah walau satu huruf saja, jika di rubah maka maknanya akan berbeda.

Jadi bisa di bilang Al-Qur’an adalah bacaan suci (membacanya bernilai ibadah dan mendapatkan pahala), tentunya sesuai dengan tata aturan yang berlaku baik dalam pengucapan huruf perhuruf (mahroj) ataupun tajwidnya.

Dan secara istilah Al-Qur’an berarti bacaan mulia yang merupakan wahyu yang di turunkan oleh Allah untuk Nabi Muhammad SAW melalui Malaikat Jibril AS dan merupakan penutup kitab suci dari agama samawi (yang di turunkan dari langit). Al-Qur’an adalah wahyu murni dari Allah SWT, bukan dari hawa nafsu perkataan Nabi Muhammad SAW.

Al-Qur’an memuat aturan-aturan kehidupan manusia di dunia, sehingga Al-Qur’an menjadi petunjuk bagi orang-orang yang beriman dan bertakwa. Di dalam Al-Qur’an terdapat rahmat yang besar dan pelajaran bagi orang-orang yang berian. Al-Qur’an juga memiliki suatu kedudukan yang sangat tinggi bagi penganut agama islam, sehingga umat islam akan sangat marah apabila ada orang atau pihak yang mencoba melecehkan Al-Qur’an.

Baca Juga : Tanda Tanda Hari Akhir

Pengertian Al-Qur’an Menurut Para Ahli Beserta Dalilnya

Berikut ini pengertian al-qur’an menurut beberapa ahli:

Muhammad Ali ash-Shabuni

Pengertian Al-qur’an adalah firman Allah swt yang tiada tandingannya, diturunkan kepada nabi Muhammad saw penutup para nabi dan rosul dengan perantaran malaikat Jibril as, ditulis pada mushaf-mushaf kemudian di sampaikan kepada kita secara mutawatir, membaca dan mempelajari al-qur’an adalah ibadah, dan al-qur’an di mulai dengan surah Al-fatihah dan di tutup dengan surah An Nas.

Subhi as-Salih

Al-Qur’an adalah kalam Allah swt merupakan mukzijat yang di turunkan kepada nabi muhammad saw ditulis dalam mushaf dan di riwayatkan dengan mutawatir serta membacanya adalah ibadah.

Syekh Muhammad Khudari Beik

Al-Qur’an adalah firman Allah yang berbahasa arab di turunkan kepada nabo muhammad saw untuk di pahami isinya, di sampaikan kepada kita secara mutawatir di tulis dalam mushaf di mulai dari surat AL-fatihah kemudian di akhiri dengan surat An Nas.

Pokok Ajaran dalam isi Kandungan Al-Qur’an

Akidah adalah keyakinan atau kepercayaan. Akidah islam adalah keyakinan atau kepercayaan yang di yakini kebenarannya dengan sepenuh hati oleh setiap muslim. Dalam ilam, akidah bukan hanya sebagai konsep dasar yang ideal untuk diyakini dalam hati seorang muslim. Akan tetapi, akidah tau kepercayaan yang diyakini dalam hati seorang muslim itu harus diwujudkan dalam amal perbuatan dan tingkah laku sebagai seorang yang beriman.

Kandungan penting dalam Al-Qur’an adalah ibadah dan muamalah. Menurut Al-Qur’an tujuan diciptakanya jindan manusia adalah agar mereka beribadah kepada Allah. Seperti yang dijelaskan dlm (Q.S Az,zariyat 51:56).

Manusia selain sebagai mahluk pribadi juga sebagai mahlik sosial. Manusia memerlukan berbagai kegiatan dan hubungan alat komunikasi. Komunikasi dengan Allah atau hablum minallah, seperti shalat, membayar zakat dan lainya. Hubungan manusia dengan manusia atau disebut hablum minanas, seperti silahturahmi, jual beli, transaksi dagang, dan kegiatan kemasyarakatan. Kegiatan seperti itu disebut kegiatan Muamallah, tata cara bermuamalah di jelaskan dalam surah Al-Baqarah ayat 82.

Secara garis besar Al-Qur’an mengatur beberapa ketentuan tentang hukum seperti hukum perkawinan, hukum waris, hukum perjanjian, hukum pidana, hukum musyawarah, hukum perang, hukum antar bangsa.

Ahlak, disamping memiliki kedudukan penting bagi kehidupan manusia, juga menjadi barometer kesuksesan seseorang dalam melaksanakan tugasnya. Nabi Muhammad saw telah berhasil menjalankan tugasnya menyampaikan risalah islamiyah, antara lain di sebabkan memiliki komitmen yang tinggi terhadap ahlak. Ketinggian ahlak beliau itu dinyatakan Allah dalam Al-Qur’an surat al-Qalam ayat 4.

  1. Kisah-kisah umat terdahulu

Kisah merupakan kandungan lain dalam Al-Qur’an. Al-Qur’an menaruh perhatian penting terhadap keberadaan kisah didalamnya. Bahkan, di dalamnya terdapat satu surat yang dinamakan Al-Qasas. Bukti lain adalah  hampir semua surat dalam Al-Quran memuat tentang kisah. Kisah para nabi dan para umat terdahulu yang diterangkan dalam Al-Qur’an antara lain di jelaskan dalam surat Al-Furqan ayat 37-39.

  1. Isyarat pengembang ilmu pengetahuan dan teknologi

Al-Qur’an berisi banyak himbauan kepada manusia untuk menggali dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi. Seperti tercantum dalam surat ar-rad ayat 19 dan al zumar ayat 9. Selain kedua surat tersebut masih banyak lagi dasar-dasar ilmu pengetahuan dan teknologi seperti dalam kedokteran, farmasi, pertanian dan astronomi yang bermanfaat bagi kemajuan dan kesjahteraan umat manusia.

Artikel Lain : Sejarah Turunnya Al-Qur’an

Fungsi dan Peran Al-Qur’an

  • Sebagai petunjuk atau pedoman bagi umat manusia dalam mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat.
  • Sebagai rahmat atau sebuah bentuk kasih sayang dari Allah bagi umat manusia.
  • Sebagai sumber pokok ajaran islam.
  • Sebagai sumber ajaran islam sudah diyakini dan diakui kebenaranya oleh segenap hukum islam. Karena isi/kandungan Al-Qur’an sebagai sumber pokok ajaran islam dapat dibagi menjadi 3 pembahasan yaitu:
  1. Akidah (keimanan)
  2. Ibadah
  3. Prinsip-prinsip syariat yang meliputi pembahasan tentang manusia, sosial, ekonomi, musyawarah, hukum perkawinan, hukum waris, hukum perdana dan hukum antar bengsa.
  • Sebagai mukzijat nabi muhammad saw. Turunya Al-Qur’an merupakan mukzijat terbesar yang Allah karuniakan kepada nabi muhammad saw.
  • Mengambil sebuah hikmah dan pelajaran dari kisah-kisah umat terdahulu. Di dalam Al-Qur’an telah dijelaskan mengenai kisah-kisah umat terdahulu. Baik para umat yang taat melaksanakan perintah Allah maupun mereka yang menentang ajarannya.
  • Sebagai penyembuh penyakit hati. Berbagai penyakit hati seperti takabur, serakah, dzolim, dan dengki dapat merusak keimanan seseorang dan apabila seseorang telah rusak atau sampai hilang keimanannya, maka manusia itu jahatnya dapat melebihi binatang. Akan tetapi di dalam Al-Qur’an telah di jelaskan petunjuk-petunjuk yang bisa menyembuhkan penyakit hati tersebut.
  • Sebagai pembenar atau penyempurna kitab-kitab suci sebelumnya yakni Taurat, Zabur, dan Injil.

Mungkin itu saja yang dapat admin bagikan pada kesempatan kali ini, semoga apa yang kami bagikan dapat memberikan tambahan ilmu pengetahuan dan semoga dapat bermanfaat. Anda juga bisa mendownload al quran mp3 di website murottal.info, disana banyak sekali pilihan audio murottal dan juga qiroah.

Pengertian Al-Quran Menurut Bahasa Dan Istilah Lengkap

Selama ini umat Islam yang belajar sering berdiskusi tentang pengertian Al-Quran menurut bahasa dan istilah. Artikel ini akan menjelaskan mengenai pembahasan kajian kitab suci.

Dalam keyakinan umat Islam, manusia hidup dunia bukan tanpa petunjuk dan hidup sekadar hidup. Umat Islam memiliki pedoman hidup berupa kitab suci Al-Quran.

Kitab suci ini sangat menyentuh sisi emosional setiap orang beriman. Tak heran, bila ada pelecehan atas nama Al-Quran, maka umat akan menjadi geram dan marah.

Meskipun begitu, kitab ini sejatinya turun sebagai pedoman hidup manusia. Banyak para ilmuwan masuk Islam gara-gara meneliti isi kandungan Al-Quran dan meyakini kebenaran isinya. Sayangnya, khalayak publik masih belum mengerti betul apa itu Al-Quran?

Berikut ini penjelasan tentang pengertian Al-Quran menurut bahasa dan istilah dalam agama Islam sebagaimana pendapat para ulama dalam karya-karyanya.

Pengertian Al-Quran Secara Bahasa

Bila kita rujuk dalam literatur Islam, maka kita akan mendapati banyak pendapat terkait definisi Al-Quran. Semisal dalam buku Al-Qur’an dan Qira’ah Syadzah karya Muhammad Aqil Haidar, ada beberapa kelompok yang mendefiniskan Al-Quran secara bahasa.

Pendapat pertama ini mengatakan bahwa Al-Quran berasal dari kata (قَرَأَ – يَقْرَأُ-قُرْانًأ)  berupa mashdar yang berarti bacaan. Keterangan ini bersumber dalam kitab al-itqan fi ulumil qur’an karya Imam Jalaluddin as-Suyuthi sebagaimana berikut:

قَالَ قَوْمٌ مِنْهُمْ اَلِّلْحْيَانِي هُوَ مَصْدَرٌ لَقَرَأْتُ كَالرَّجْحَانِ وَالْغُفْرَانِ سُمِّيَ بِهِ الْكِتَابُ الْمَقْرَوْءُ مِنْ بَابِ تَسْمِيَّةِ الْمَفْعُوْلِ بِالْمَصْدَرِ

“Ada sebagian kelompok berkata diantaranya adalah al-Lihyani yang berpendapat bahwa Al-Quran adalah mashdar dari qara’a. Sebagaimana dalam kata rujhan dan ghufron. Penamaan Al-Quran adalah kitab yang dibaca termasuk dalam bab penamaan maf’ul dengan mashdar.

  1. Menurut az-Zajjaj dan Abu Ubaidah

Masih dalam kitab yang sama, pendapat kedua Imam as-Suyuthi menisbatkan pendapat golongan kedua pada az-Zajjaj dan Abu Ubaidah. Kata Al-Quran berasal dari kata (اَلْقُرْءُ) yang bermakna mengumpulkan. Pendapat ini beranggapan bahwa Al-Quran mengumpulkan surat-surat dan ayat-ayat.

Al-Zajjaj berkata:

هُوَ وَصْفٌ عَلَى فُعْلَانُ مُشْتَقٌّ مِنْ الْقُرْءِ بِمَعْنَى الْجَمْعِ وِمِنْهُ قَرَأْتُ الْمَاءَ فِيْ الْحَوْضِ اَيْ جَمَعْتُهُ

“Al-Quran adalah kata sifat berwazan fa’lanu (فَعْلَانُ) yang merupakan musytaq dari kata al-qur’u (اَلْقُرْءُ) yang berarti mengumpulkan. Sebagaimana dalam kata aku mengumpulkan air dalam bak.

Abu Ubaid berkata:

وَسُمِّيُ بِذَالِكَ جَمَعَ السُّوَرَ بَعْضَهَا اِلَى بَعْضٍ

“Dinamakan Al-Quran karena ia mengumpulkan surat—surat dan menggabungkannya”.

Ar-Raghib al-Ashifani berkata:

وَاِنًّمَا سُمِّيَ قُرْانًا لِكَوْنِهِ جَمَعَ ثَمَرَاتِ الْكُتُبِ السَّالِفَةِ الْمُنَزَّلَةِ

“Dinamakan Al-Quran karena dia mengumpulkan inti dari kitab-kitab Allah yang ada sebelumnya.

Kelompok yang ketiga ini berpendapat bahwa kata Al-Quran berasal dari kata (قَرِنَ اَلشّئُ بِالشَّئِ) yang berarti menggabungkan satu dengan yang lainnya. Pendapat ini beralasan karena kitab suci ini menggabungkan surat-surat, ayat-ayat dan huruf-hurufnya.

هَوَ مُشْتَقٌّ مِنْ قَرَنَتْ اَلشَّيْئُ بِالشَّيْءِ اِذَا ضَمَمْتُ اَحَدَهَمَا اِلَى الْاَخَرِ وَسُمِّيَ بِهِ لِقُرْانِ السُّوَرِ وَالْاَيَاتِ وَالْحُرُوْفِ فِيْهِ

Al-Quran musytaq dari kata قَرَنَ  (qorona) sesuatu dengan yang lainnya. Maksudnya adalah ketika saya mengumpulkan kepada salah satu dari keduanya kepada yang lain. Dinamakan demikian karena Al-Quran mengumpulkan surat-surat, ayat-ayat dan huruf-huruf di dalamnya.

Jelaskan apa yang dimaksud dengan alquran secara istilah

Pengertian Al-Quran Secara Istilah

  1. Sayyid Muhammad Alwi al-Maliki al-Makki al-Hasani

Secara istilah atau ‘urf, dalam kitab Zubdatul Itqan fi ‘Ulumil Qur’an, Sayyid Muhammad Alwi al-Maliki al-Makki al-Hasani mendefinisikan Al-Quran sebagai berikut :

اَلْكَلَامُ الْ مُنَزَّلُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الْمُعْجِزُ بِسُوْرَةٍ مِنْهُ

Kalam yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW. yang dapat memberikan mukjizat dengan surat di dalamnya.

Menurut Sayyid asy-Syarif Abi al-Hasan ‘Ali bin Muhammad bin ‘Ali al-Husaini al-Jurjani al-Hanafi dalam kitabnya at-ta’rifat, mendefiniskan Al-Quran sebagai berikut:

هُوَ المُنَزَّلُ عَلَى الرَّسُوْلِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ المَكْتُوْبُ فِي الْمَصَاحِفِ الْمَنْقُوْلِ عَنْهُ نَقْلًا مُتَوَاتِرًا

Sesuatu yang diturunkan kepada Rasul SAW. yang ditulis dalam beberapa mushaf yang dinukil dengan nukilan secara mutawatir.

Menurut ulama ushul fikih, dalam hal ini adalah Syekh Wahbah az-Zuhaili dalam al-Wajiz fi Ushul al-Fiqh mendefinisikan Al-Quran sebagai berikut:

كَلَامُ اللهِ تَعَالَى المُنَزَّلُ عَلَى رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِاللِّسَانِ الْعَرَبِيِّ لِلْإِعْجَازِ بِأَقْصَرَ سُوْرَةً مِنْهُ الْمَكْتُوْبُ فِي الْمَصَاحِفِ الْمَنْقُوْلُ بِالْمُتَوَاتِرِ الْمُتَعَبَّدُ بِتِلَاوَتِهِ الْمَبْدَوْءُ بِسُوْرَةِ الْفَاتِحَة الْمَخْتُوْمُ بِسُوْرَةِ النَّاسِ

Kalamullah yang diturunkan kepada Rasulullah SAW. dengan lisannya orang Arab (bahasa Arab), untuk memberikan mukjizat paling sedikitnya satu surat saja, yang ditulis di beberapa mushaf, dinukil secara mutawatis, yang dianggap beribadah dengan membacanya, dibuka dengan surat Al-Fatihah dan ditutup dengan surat an-naas.

Sejarah Turunnya Al-Quran

Setelah kita mengetahui pengertian Al-Quran menurut bahasa dan istilah, alangkah lebih baiknya kita juga mengetahui sejarah turunnya Al-Quran. Dalam kitab al-mabahits fi ‘ulumi al-qur’an, Syekh Manna’ al-Qatthan mengutip tiga ayat yang setidaknya menyinggung pembahasan turunnya Al-Quran. Tiga ayat itu adalah :

إِنَّآ أَنزَلْنَٰهُ فِى لَيْلَةِ ٱلْقَدْرِ

“Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al Quran) pada malam kemuliaan.” (Q.S Qadr: 1)

إِنَّآ أَنزَلْنَٰهُ فِى لَيْلَةٍ مُّبَٰرَكَةٍ ۚ إِنَّا كُنَّا مُنذِرِينَ

Sesungguhnya Kami menurunkannya pada suatu malam yang diberkahi dan sesungguhnya Kami-lah yang memberi peringatan. (QS. Ad-Dukhan : 03)

شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِي أُنْزِلَ فِيهِ الْقُرْآنُ

Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil). (al-Baqarah: 185)

Ketiga ayat itu tidaklah bertentangan. Karena malam yang diberkahi adalan malam lailatul qadar bulan ramadhan. Tetapi dzahir ayat-ayat itu bertentangan dengan kejadian nyata dalam kehidupan Rasulullah. Al-Quran turun kepadanya selama dua puluh tiga tahun. Dalam hal ini, para ulama mempunyai dua mazhab kelompok :

  1. Kelompok pertama, yakni pendapat Ibnu Abbas dan sejumlah ulama lainnya. Maksud turunnnya Al-Quran sekaligus adalah dalam ketiga ayat itu adalah turunnya ayat Al-Quran sekaligus ke baitul ‘izzah di langit dunia agar para malaikat mengetahui kebesarannya.

Baca juga :  Kontroversi Kepemimpinan Perempuan Konteks Kekinian (1)

Kemudian Allah menurunkan Al-Quran kepada Nabi Muhammad . secara berangsur-angsur selama dua puluh tiga tahun sesuai dengan peristiwa-peristiwa dan kejadian-kejadian hingga ia wafat.

Ibnu Abbas mengatakan :

أُنْزِلَ الْقُرْانُ فِيْ لِيْلَةِ الْقَدْرِ فِيْ شَهْرِ رَمَضَانَ إِلَى سَمَاءِ الدُّنْيَا جَمْلَةً وَاحِدَةً ثُمَّ أُنْزِلَ نُجُوْمًا

“Al-Quran diturunkan pada malam lailatul qadar di bulan ramadhan ke langit dunia sekaligus. Lalu Al-Quran turun secara berangsur-angsur”. (HR. Hakim dan Baihaqi)

  1. Mazhab kedua, yaitu yang diriwayatkan oleh asy-Sya’bi bahwa maksud dari turunnya Al-Quran dalam tiga ayat itu adalah permulaan turunnya Al-Quran kepada Rasulullah SAW. permulaan turunnya Al-Quran itu mulai pada malam lailatul qadar bulan ramadhan yang merupakan malam Allah berkahi.

Kemudian turunnya itu berlanjut sesudah itu secara bertahap sesuai dengan kejadian dan peristiwa-peristiwa selama kurang lebih dua puluh tiga tahun. Dengan demikian turunnya Al-Quran hanya satu macam, yakni turun secara bertahap kepada Rasulullah SAW. senab demikian yang Al-Quran nyatakan  :

 وَقُرْانًا فَرَقْنَاهُ لِتَقْرَأَهُ عَلَى النَّاسِ عَلَى مُكْثٍ وَنَزَّلْنَاهْ تَنْزِيْلًا

“Dan Al-Quran (Kami turunkan) berangsur-angsur agar engkau (Muhammad) membacakannya kepada manusia perlahan-lahan adan Kami menurunkannya secara bertahap”. (QS. al-Isra’ : 106)

Menariknya, Syekh Manna’ al-Qattan dalam karyanya yang berjudul mabahits fi ulum Al-Qur’an mengunggulkan dari dua pendapat kelompok tentang proses turunnya Al-Quran. Adapun mazhab kedua yang asy-Sya’bi riwayatkan dengan dalil-dalil shahih tidaklah bertentangan dengan mazhab pertama yang Ibnu Abbas riwayatkan.

Dengan demikian, maka pendapat yang kuat adalah Al-Qur’anul karim itu turun melalui dua proses tahapan :

  1. Al-Quran turun secara sekaligus pada malam lailatul qadar ke Baitul ‘Izzah di langit dunia.
  2. Al-Quran turun dari langit dunia ke bumi secara berangsur-angsur selama dua puluh tiga tahun

Jumlah Surat dan Ayat

Dalam kitab al-Mabahits fi ‘Ulumi al-Qur’an, Syekh Manna’ al-Qatthan membahas perihal surat dan ayat dalam Al-Quran. Jumlah surat ada seratus embat belas surat. Ada pendapat pendapat yang mengatakan bahwa terdapat tiga belas surat, karena surat al-Anfal dan al-Bara’ah adalah satu surah.

Sedangkan jumlah ayatnya sebanyak 6.200 lebih. Namun ‘kelebihan’ ini masih menuai perselisihan. Ayat terpanjang adalah ayat tentang utang-piutang. Surat terpanjang adalah surat al-Baqarah.

Sifat-Sifat dalam Al-Quran

Sesungguhnya umat Islam sangat perlu sekali memahami Al-Quran. Karena dengan memahami Al-Quran kita dapat mengetahui hukum-hukum syariat yang merupakan ladang kebahagian yang abadi, dunia dan akhirat.

Dalam kitab suci ini, Allah melukiskan beberapa sifat pada Al-Quran. Barangkali ini bermakna bahwa Al-Quran bukan hanya sebagai undang-undang bagi manusia, tapi benar-benar menjadi petunjuk bagi manusia dalam menjalani tugas untuk mengabdi kepada Allah sebaik-baiknya.

Nama-nama tersebut adalah :

يَٰٓأَيُّهَا ٱلنَّاسُ قَدْ جَآءَكُم بُرْهَٰنٌ مِّن رَّبِّكُمْ وَأَنزَلْنَآ إِلَيْكُمْ نُورًا مُّبِينًا

  1. Huda (petunjuk), Syifa’ (obat), Rahmat (kasih sayang) dan Mau’izhat (nasehat)

يَٰٓأَيُّهَا ٱلنَّاسُ قَدْ جَآءَتْكُم مَّوْعِظَةٌ مِّن رَّبِّكُمْ وَشِفَآءٌ لِّمَا فِى ٱلصُّدُورِ وَهُدًى وَرَحْمَةٌ لِّلْمُؤْمِنِينَ

يَٰٓأَهْلَ ٱلْكِتَٰبِ قَدْ جَآءَكُمْ رَسُولُنَا يُبَيِّنُ لَكُمْ كَثِيرًا مِّمَّا كُنتُمْ تُخْفُونَ مِنَ ٱلْكِتَٰبِ وَيَعْفُوا۟ عَن كَثِيرٍ ۚ قَدْ جَآءَكُم مِّنَ ٱللَّهِ نُورٌ وَكِتَٰبٌ مُّبِينٌ

Baca juga :  Walyatalattaf, Pesan Kemanusiaan adalah Inti Alquran

وَهَٰذَا كِتَٰبٌ أَنزَلْنَٰهُ مُبَارَكٌ مُّصَدِّقُ ٱلَّذِى بَيْنَ يَدَيْهِ وَلِتُنذِرَ أُمَّ ٱلْقُرَىٰ وَمَنْ حَوْلَهَا ۚ وَٱلَّذِينَ يُؤْمِنُونَ بِٱلْءَاخِرَةِ يُؤْمِنُونَ بِهِۦ ۖ وَهُمْ عَلَىٰ صَلَاتِهِمْ يُحَافِظُونَ

قُلْ مَن كَانَ عَدُوًّا لِّجِبْرِيلَ فَإِنَّهُۥ نَزَّلَهُۥ عَلَىٰ قَلْبِكَ بِإِذْنِ ٱللَّهِ مُصَدِّقًا لِّمَا بَيْنَ يَدَيْهِ وَهُدًى وَبُشْرَىٰ لِلْمُؤْمِنِينَ

بَشِيرًا وَنَذِيرًا فَأَعْرَضَ أَكْثَرُهُمْ فَهُمْ لَا يَسْمَعُونَ

بَلْ هُوَ قُرْءَانٌ مَّجِيدٌ

  1. Basyir (pembawa kabar gembira) dan nazir (pembawa peringatan)

كِتَٰبٌ فُصِّلَتْ ءَايَٰتُهُۥ قُرْءَانًا عَرَبِيًّا لِّقَوْمٍ يَعْلَمُونَ

Keutamaan Membaca Al-Quran

Pemabahasan artikel pengertian Al-Quran menurut bahasa dan istilah selanjutnya adalah tentang keutamaan membaca Al-Quran. Memperbanyak membaca Al-Quran itu hukumnya sunah. Allah SWT. memuji orang-orang yang banyak membaca ayat-ayat Al-Quran. Hal ini sebagaimana firman Allah SWT. yang berbunyi :

يَتْلُوْنَ ءايتِ اللهِ ءَانَاءَ اللَّيْلِ

“mereka membaca ayat-ayat Allah pada beberapa waktu di malam hari,” (QS. Ali-‘Imron : 113)

Selain berdasarkan dalil Al-Quran, kesunahan membaca Al-Quran juga ada dalam dalil hadits. Berikut keutamaan memperbanyak membaca Al-Quran berdasarkan dalil riwayat hadits Nabi Muhammad SAW.

وَفِيْ (الصَّحِيْحَيْنِ) مِنْ حَدِيْثِ ابْنِ عُمَرَ رَضِيْ اللهُ عَنْهُمَا : (لَا حَسَدَ إِلَّا فِيْ اثْنَتَيْنِ : رَجُلٌ اَتَاهُ اللهُ الْقُرْانَ فَهُوَ يَقُوْمُ بِهِ انَاءَ اللَّيْلِ وَاَنَاءَ النَّهَارِ)

Dalam kitab shahih Bukhari-Muslim dari hadits Ibnu ‘Umar RA. : tidak boleh ada kehasadan kecuali dalam dua hal: seseorang yang Allah beri ia Al-Quran dan ia membacanya sepanjang malam dan siang.

وَاَخْرَجَ (مُسْلِمٌ) مِنْ حَدِيْثِ أَبِيْ أُمَامَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهَا : (اَلْبَيْتُ الَّذِيْ يُقْرَأُ فِيْهِ الْقُرْانُ يُتَرَاءَى لِأَهْلِ السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ كَمَا تَتَرَاءى النُّجُوْمُ لَأَهْلِ الْأَرْضِ)

Imam Muslim meriwayatkan dari hadits Abu Umamah RA: Rumah yang di dalamnya penghuninya membaca Al-Quran, maka Allah terangkan rumah itu pada penduduk langit dan bumi sebagaimana bintang-bintang menerangi kepada penduduk bumi.

وَأَخْرَجَ مِنْ حَدِيْثِ أَنَس رَضِيَ اللهَ عَنْهُ : (نَوِّرُوْا مَنَازِلَكُمْ بَالصَّلَاةِ وَقَرَاءَةِ الْقُرْانِ)

Imam al-Baihaqi meriwayatkan dari hadits Anas RA. : terangilah rumah-rumah kalian dengan sholat dan membaca Al-Quran.

وَأَخْرَجَ مِنْ حَدِيْثِ النُعْمَانَ بْنِ بَشِيْرٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ : (أَفْضَلُ عِبَادِةِ اُمَّتِيْ قِرَائَةُ الْقْرْانِ)

Imam al-Baihaqi meriwayatkan dari hadits Nu’man bin Basyit RA. : sebaik-baik ibadanya umatku adalah membaca Al-Quran.

Demikian artikel tentang pengertian Al-Quran menurut bahasa dan istilah sekaligus sejarah turunnya, jumlah ayat dan surat, nama-nama Al-Quran serta keutamaan memperbanyak membaca Al-Quran. Semoga bermanfaat. Sekian.