Jelaskan apa saja yang menyatukan kerajaan Perlak menjadi kerajaan yang utuh

Perkembangan masuknya Islam ke Indonesia konon dibawa oleh pendatang asal Gujarat, India sehingga memunculkan kerajaan-kerajaan Islam. Dalam sejarahnya, Kerajaan Samudera Pasai dikenal sebagai salah satu Kerajaan Islam tertua di Indonesia. Namun ternyata jauh sebelum itu, Kerajaan Perlak disebut sebagai Kerajaan Islam tertua di Nusantara atau Indonesia.

Bukti sejarah adanya masyarakat dan kerajaan Islam pertama di Indonesia dilaporkan oleh Marco Polo dari Venesia yang singgah di Kerajaan Perlak dalam perjalanan pulang ke Italia tahun 1292. Kerajaan ini diperkirakan berdiri pada 1 Muharram 225 H (840 M) dan terletak di wilayah Peureulak, Aceh Timur.

Raja Perlak pertama adalah Saiyid Abdul Azis yang bergeral Sultan Aladin Saiyid Maulana Abdul Aziz Shah. Pada masa pemerintahannya, Perlak merupakan pusat kebudayaan Islam di Indonesia.

Dengan berdirinya kerajaan Perlak, maka semakin banyak orang Arab dari kalangan Syiah ataupun Sunni yang datang untuk berdagang. Kedua aliran ini bahkan terus menyebarkan pengaruhnya hingga timbul perlawanan terbuka pada masa pemerintahan Sultan Sayid Maulana Ali Mughayat Syah (915-818 M).

Peperangan antara dua aliran, yakni Syiah dan Sunni terus berlangsung hingga akhirnya dapat diredam setelah dibuat perjanjian damai yang disebut dengan Perjanjian Alue Meuh. Perjanjian tersebut mengatur pembagian Kerajaan Perlak menjadi dua, yakni Perlak Baroh (Syiah) yang berpusat di Bandar Khalifah dengan wilayah dipesisir. Sedangkan untuk aliran Sunni yaitu Perlak Tunong dengan wilayah di pedalaman.

(Baca juga: Sejarah Kerajaan Kalingga)

Kendati demikian, Islam Syiah tidak berkembang karena Perlak Baroh dihancurkan oleh Kerajaan Sriwijaya. Kondisi inilah yang membangkitkan semangat bersatunya kembali kepemimpinan dalam Kesultanan Perlak. Sultan Makhdum Alaiddin Malik Ibrahim Syah Johan akhirnya ditetapkan sebagai Sultan ke 8 yang berdaulat dan melanjutkan perjuangan melawan Sriwijaya hingga tahun 1006.

Kerajaan Perlak terkenal sebagai penghasil kayu Perlak, kayu berkualitas tinggi untuk bahan pembuatan kapal. Hasil alamnya ini yang menarik para pedagang dari Gujarat, Arab, dan India untuk datang hingga membuat Kerajaan berkembang menjadi Bandar niaga yang maju.

Kondisi ini juga mendorong perkawinan antara para saudagar muslim dengan penduduk setempat, yang akhirnya membuat Kerajaan/Kesultanan Perlak menjadi pusat penyebaran Islam di Nusantara. Kerajaan kemudian mencapai puncak kejayaannya pada masa pemerintahan Sulyan Makhdum Alaiddin Malik Muhammad Amin II (1230-1267 M). Dimana, dibawah kekuasaannya Kerajaan mengalami kemajuan sangat pesat khususnya di bidang pendidikan Islam dan perluasan dakwah.

Namun, kemunduran dari kerajaan/Kesultanan Perlak ini ketika Sultan Makhdum Alaiddin Malik Muhammad Amin Shah II Johan berdaulat (memerintah 1230-1267) menjalankan politik persahabatan dengan menikahkan dua orang putrinya dengan penguasa negeri tetangga Pereulak. Adapun, Putri Ratna Kamala dikawinkan dengan Raja Kerajaan Malaka yaitu Sultan Muhammad Shah. Sedangkan Putri Ganggang dikawinkan dengan Raja Kerajaan Samudera Pasai yaitu Al Malik Al Saleh.

Setelah itu, sultan ke-18, Sultan Makhdum Alaiddin Malik Abdul Aziz Johan yang merupakan sultan kerajaan/ Kesultanan Perlak berdaulat (memerintah 1267 – 1292). Ketika ia meninggal, Perlak disatukan dengan Kerajaan Samudera Pasai di bawah pemerintahan sultan Samudera Pasai, Sultan Muhammad Malik Al Zahir, putra Al Malik Al-Saleh.

Senin, 28 Januari 2019 - 05:00 WIB

Kesultanan Perlak, Kerajaan Islam Pertama di Indonesia

ANGGAPAN bahwa Samudra Pasai adalah kerajaan Islam pertama di Indonesia ternyata keliru. Dalam banyak literatur sejarah disebut bahwa Kesultanan Islam pertama dan tertua di Indonesia ialah Kerajaan Perlak.Dalam buku-buku pelajaran di sekolah disebut kerajaan Islam pertama di Indonesia adalah Kerajaan Samudera Pasai. Namun, faktanya Perlak lebih dulu eksis daripada Samudera Pasai. Kerajaan Perlak bediri tahun 840-1292 M. Sedangkan kerajaan Samudera Pasai yang sama-sama berada di Aceh derdiri tahun 1267 dan kerajaan ini akhirnya lenyap tahun 1521.

Kesultanan Perlak atau Kerajaan Perlak diyakini para ahli sejarah merupakan kerajaan Islam pertama di Indonesia yang berdiri di wilayah Aceh Timur. Perlak merupakan suatu daerah yang banyak ditumbuhi kayu atau berasal dari kata Peureulak. (Baca Juga: Aceh, Satu-satunya Daerah yang Tak Bisa Dikuasai Belanda )

Kesultanan ini muncul pada abad ke-9 dan bertahan hingga akhir abad ke-13. Terdapat bukti-bukti yang menunjukkan eksistensi Kesultanan Perlak sebagai Kerajaan Islam pertama. Di antaranya adalah naskah Idhar al-Haq karya Abu Ishak Makarani, naskah Tadzkirah Thabat Jumu Sulthan As-Salathin karya Syaikh Syamsul Bahri Abdullah al-Asyi, dan naskah Silsilah Raja-Raja Perlak dan Pasai karya Sayyid Abdullah ibn Sayyid Habib Saifuddin.

Sejarah Berdirinya Kesultanan Perlak

Senin, 28 Januari 2019 - 05:00 WIB

Kesultanan Perlak, Kerajaan Islam Pertama di Indonesia

ANGGAPAN bahwa Samudra Pasai adalah kerajaan Islam pertama di Indonesia ternyata keliru. Dalam banyak literatur sejarah disebut bahwa Kesultanan Islam pertama dan tertua di Indonesia ialah Kerajaan Perlak.Dalam buku-buku pelajaran di sekolah disebut kerajaan Islam pertama di Indonesia adalah Kerajaan Samudera Pasai. Namun, faktanya Perlak lebih dulu eksis daripada Samudera Pasai. Kerajaan Perlak bediri tahun 840-1292 M. Sedangkan kerajaan Samudera Pasai yang sama-sama berada di Aceh derdiri tahun 1267 dan kerajaan ini akhirnya lenyap tahun 1521.

Kesultanan Perlak atau Kerajaan Perlak diyakini para ahli sejarah merupakan kerajaan Islam pertama di Indonesia yang berdiri di wilayah Aceh Timur. Perlak merupakan suatu daerah yang banyak ditumbuhi kayu atau berasal dari kata Peureulak. (Baca Juga: Aceh, Satu-satunya Daerah yang Tak Bisa Dikuasai Belanda )

Kesultanan ini muncul pada abad ke-9 dan bertahan hingga akhir abad ke-13. Terdapat bukti-bukti yang menunjukkan eksistensi Kesultanan Perlak sebagai Kerajaan Islam pertama. Di antaranya adalah naskah Idhar al-Haq karya Abu Ishak Makarani, naskah Tadzkirah Thabat Jumu Sulthan As-Salathin karya Syaikh Syamsul Bahri Abdullah al-Asyi, dan naskah Silsilah Raja-Raja Perlak dan Pasai karya Sayyid Abdullah ibn Sayyid Habib Saifuddin.

Sejarah Berdirinya Kesultanan Perlak

Jakarta -

Kerajaan Perlak disebut sebagai kesultanan Islam pertama di Nusantara dan Asia Tenggara berdasarkan seminar para ahli pada akhir September 1980 di Rantau Kuala Simpang, Aceh Timur. Istilah Peureulak atau Perlak sendiri berasal dari nama dari pohon kayu yang digunakan untuk dibuat perahu oleh para nelayan. Orang-orang Aceh menyebutnya sebagai Bak Peureulak.

Ahli yang mendukung Perlak sebagai kesultanan Islam pertama di antaranya Ali Hasjmy. Sastrawan bernama lengkap Moehammad Ali Hasjim ini merujuk pada naskah klasik sebagai catatan dari Abu Ishak al-Makarani yang berjudul Risalah Idhar al-Haq fî Mamlakati Ferla wa al-Fasi, lalu naskah Tazkirat Tabaqat Jumu' Sultan al-Salatin karya Syeikh Syamsul Bahri Abdullah al-Asyi, dan Silsilah Raja-raja Perlak dan Pasai.

Dari naskah-naskah ini, Hasjmy menyimpulkan bahwa Kerajaan atau Kesultanan Perlak sebagai kerajaan Islam pertama di Nusantara yang diproklamirkan pada 1 Muharram 225 H/ 840 M, dengan sultan pertamanya Sultan Alauddin Sayyid Maulana Abdil Aziz Syah. Kesultanan Perlak berakhir pada tahun 1292 M.16 Hal ini sesuai dengan disatukannya ke kerajaan Pasai di Samudera Gedong, Aceh Utara sekarang.


Berikut sejarah singkat kerajaan Perlak dikutip dari buku 'Sejarah 2' oleh Drs Sardiman AM, Mpd:

1. Raja Kerajaan Perlak

Menurut Ishak Makarani Al Fasy kerajaan Perlak berdiri pada 1 Muharram 225 H (840 M) dengan raja pertamanya Sultan Alaidin Saiyid Maulana Abdul Aziz Syah. Semula raja tersebut bernama Saiyid Abdul Aziz.

Pada hari berdirinya kesultanan itu, Bandar Perlak diganti namanya menjadi Bandar Khalifah sebagai kenangan dan penghargaan kepada rombongan Nakhoda Khalifah yang telah berperan mengembangkan Islam di Perlak.

Raja Abdul Aziz Syah diketahui memimpin sejak tahun 225 hingga 249 H atau pada 840 M hingga 964 M. Kemudian kepemimpinan dilanjutkan oleh Sultan Alaidin Saiyid Maulana Abdrrahim Syah.

Selanjutnya, kursi raja Perlak diisi oleh Sultan Alaidin Saiyid Maulana Abbas Syah di tahun 285-300 H. Kemudian, di tahun 302 H kepemimpinan dipegang oleh Sultan Alaidin Saiyid Maulana Ali Mughayar Syah.

Kepemimpinan raja silih berganti hingga 18 kali dan terakhir dipimpin oleh Sultan Makhdum Alaidin Malik Abdul Aziz Syah Johan Berdaulat di tahun 662-692 H atau 1263 sampai 1292 M dan akhirnya Kerajaan Perlak runtuh.

2. Masa Kejayaan Kerajaan Perlak

Masa kejayaan kerajaan ini berhasil didapatkan pada masa pemerintahan Muhammad Amin Syah Johan Berdaulat II. Kerajaan ini mampu berkembang terutama di bidang pendidikan Islam dan dakwah Islamiah.

Pada masa ini juga, raja mengawinkan dua putrinya dengan pangeran dari Kerajaan Samudera Pasai, yakni Putri Ganggang Sari dan Putri Ratna Kumala sehingga mendorong kesejahteraan kesultanan ini.

Selain itu, Kesultanan Perlak sangat tenar di kalangan para pedagang Arab dan non-Arab terutama Bandar Khalifah. Menurut Ali Hajsmy dalam bukunya Sejarah Masuk dan Berkembangnya Islam di Indonesia, Bandar Khalifah telah menjadi pelabuhan penting dan tempat persinggahan mereka dalam perjalanan ke Cina atau balik ke Asia Barat.

3. Peninggalan Kerajaan Perlak

Ada berbagai peninggalan Kerajaan Perlak, mulai dari mata uang, stempel, hingga makam raja. Mata uang kerajaan ini terdiri dari tiga jenis, yakni emas (dirha), perak (kupang, dan tembaga atau kuningan.

Mata uang itu menjadi yang tertua di Tanah Air. Uniknya, pada salah satu sisinya terdapat tulisan 'A'la' dan sisi lainnya tertulis 'Sulthan' yang tertuju pada Perdana Menteri masa Sultan Makhdum Alaidin Ahmad Syah Jouhan Berdaulat.

Kemudian, peninggalan stempel kerajaan ini menggunakan bahasa Arab yang membentuk kalimat 'Al Wasiq Billah Kerajaan Negeri Bendahara Sanah 512' yang merupakan bagian dari Kerajaan Perlak.

Peninggalan raja terakhir adalah makam raja Benoa (Benoa adalah negara bagian dari Kerajaan Perlak) yang terletak di tepi sungai Trenggulon. Pada makam tersebut nisan dituliskan dengan bahasa Arab dan dibuat sekitar abad ke-4 H.

4. Runtuhnya Kerajaan Perlak

Kerjaan Perlak runtuh karena mengalami kemunduran. Diketahui, anggota keluarga kerajaan saling berebut kekuasaan pemerintahan sehingga membuat ketidakstabilan.

Para pedagang yang melihat hal itu akhirnya memutuskan untuk pergi ke tempat lain, yakni Pasai. Akhirnya kerajaan runtuh dan berganti menjadi Kerajaan Samudera Pasai.

Simak Video "Tes Mobil Listrik Lexus UX 300e: Mobil Listrik Rasa Mobil Konvensional"



(pay/erd)