Jelaskan 3 faktor yang mendorong proses integrasi di kepulauan nusantara tersebut !

Integrasi adalah sebuah proses pembauran dalam sebuah interaksi sosial. Integrasi adalah proses yang dinamis dan terstruktur. Berbagai perbedaan yang ada bisa disatukan dengan sebuah integritas untuk mencapai sebuah tujuan. Integrasi juga terjadi dalam penyebaran agama Islam di Indonesia dimana terdapat kesamaan tujuan untuk mensyiarkan Islam pada seluruh rakyat Indonesia. Proses integrasi ini tidak lepas dari peranan dari unsur-unsur sebagai berikut.

  • Ulama Kedatangan para pedagang Islam memicu kemunculan tempat perdagangan berupa pelabuhan dan kota-kota pantai yang berkembang menjadi kerajaan. Munculnya kerajaan Islam merupakan awal terjadinya proses integrasi. Para ulama berperan memberikan pengajaran kepada keluarga kerajaan hingga masyarakat umum. Faktor pemersatu nusantara terpenting adalah Islam karena mengatasi perbedaan-perbedaan di antara berbagai suku bangsa.

    Islam menjadi identitas yang mengatasi batas-batas geografis, sentimen etnis, identitas kesukuan, adat istiadat dan tradisi lokal lain. Karena agama Islam yang masuk dan berkembang di nusantara mengajarkan kebersamaan dan mengembangkan toleransi dalam kehidupan beragama. Islam mengajarkan persaman dan tidak mengenal kasta dalam kehidupan masyarakat. Konsep ajaran Islam memunculkan perilaku ke arah persatuan dan persamaan derajat.

  • Pelayaran dan Perdagangan Antarpulau Proses integrasi terlihat dari kegiatan pelayaran dan perdagangan antarpulau yang berlangsung di nusantara sejak zaman kuno. Umumnya, pelayaran dan perdagangan berlangsung dalam waktu lama. Perdagangan antarpulau dengan pelayaran menimbulkan pergaulan dan hubungan kebudayaan antara para pegadang dengan penduduk setempat. Kegiatan ini mendorong terjadinya proses integrasi.

    Awalnya penduduk di suatu pulau cukup memenuhi kebutuhan hidup dengan komoditas yang ada. Pada perkembangannya, mereka ingin mendapatkan barang-barang dari pulau lain. Untuk memenuhi kebutuhan, terjadi hubungan perdagangan antarpulau. Angkutan yang paling murah dan mudah adalah angkutan laut dengan kapal atau perahu. Maka berkembanglah pelayaran dan perdagangan antarpulau di nusantara.

  • Bahasa
    Faktor pemersatu dari segi bahasa adalah bahasa Melayu. Bahasa Melayu diadopsi sebagai lingua franca para penyiar Islam, ulama dan pedagang. Kedudukan bahasa Melayu menjadi semakin kuat ketika bahasa Melayu ditulis dengan aksara Arab. Serta para ulama menulis banyak karya dengan bahasa Melayu berhuruf Jawi. Sehingga, tulisan Jawi menjadi alat komunikasi dan dakwah tertulis bagi masyarakat Melayu-nusantara. Sebelum kedatangan Islam, bahasa Melayu digunakan hanya di lingkungan etnis terbatas. Yaitu suku bangsa Melayu di Palembang, Riau, Deli (Sumatera Timur), dan Semenanjung Malaya.

Dengan demikian, proses integrasi di kepulauan Indonesia pada masa Islam dapat terjadi berkat peranan ulama yang datang dan mensyiarkan agama Islam dengan mengajarkan Islam pada keluarga kerajaan lokal maupun masyarakat umum, peranan pelayaran dan perdagangan antarpulau sehingga menimbulkan pergaulan dan hubungan kebudayaan antarpedagang, dan peran bahasa khususnya Bahasa Melayu yang digunakan sebagai alat komunikasi masyarakat.

Jelaskan 3 faktor yang mendorong proses integrasi di kepulauan nusantara tersebut !

Squad, pada setiap masyarakat akan selalu ada gesekan antarindividu atau kelompok yang berbeda yang kemudian memicu terjadinya gejala sosial, perubahan sosial, atau bahkan konflik. Hal ini baru bisa teratasi jika terjadi proses integrasi yang berjalan dengan baik untuk menyatukan kembali individu atau kelompok yang berbeda tersebut. Nah, bagaimana sih sebenarnya proses integrasi sosial terjadi di masyarakat?

1. Proses Interaksi

Proses interaksi adalah proses paling awal untuk membangun suatu kerjasama yang ditandai dengan adanya kecenderungan serta niat positif yang berpotensi menjadi aktivitas bersama.

2. Proses Identifikasi

Berangkat dari proses interaksi tersebut, dapat berlanjut ke proses identifikasi. Proses identifikasi ini berlangsung ketika tiap-tiap pihak dapat menerima secara terbuka terhadap keberadaan pihak lain secara utuh. Sehingga, pada hakikatnya, proses identifikasi merupakan proses untuk memahami berbagai karakter, latar belakang, dan kepentingan pihak lain.

3. Kerjasama (Cooperation)

Charles H. Cooley mengungkapkan jika suatu kerjasama dapat mungkin terjadi jika masing-masing pihak sadar bahwa mereka punya kepentingan yang sama. Di saat yang bersamaan pula, mereka memiliki pengetahuan dan pengendalian diri yang cukup untuk mencapai kepentingan tersebut dengan kerjasama. Ketika hal ini sudah dipahami oleh masing-masing pihak, maka proses integrasi akan berjalan lebih mudah karena setiap pihak sudah bersedia untuk membuka diri untuk menjalin kerjasama yang positif.

4. Proses Akomodasi

Akomodasi dapat dipahami sebagai langkah untuk menyelesaikan pertentangan tanpa menghancurkan pihak lawan. Dalam proses ini, semaksimal mungkin tiap-tiap pihak mencapai kata sepakat dalam memenuhi tujuan dengan tidak merugikan pihak lain.

5. Proses Akulturasi dan Asimilasi 

Proses asimilasi dalam hal ini dapat dipahami sebagai suatu cara yang ditandai dengan kegiatan nyata untuk mengurangi perbedaan pada individu atau kelompok yang sedang berkonflik. Proses ini juga meliputi usaha untuk menyatukan persepsi kedua belah pihak dengan cara memperhatikan kepentingan dan tujuan bersama.

6. Proses Integrasi

Proses integrasi dapat dipahami sebuah proses penyesuaian antarunsur dalam masyarakat yang majemuk hingga terbentuk keserasian dalam kehidupan sosial bermasyarakat.

Kemudian, RG Squad harus tahu juga nih ada faktor-faktor pendorong integrasi sosial. Nah, faktor-faktor pendorong integrasi sosial antara lain:

  • Toleransi terhadap perbedaan
  • Kesempatan yang seimbang dalam bidang ekonomi
  • Sikap saling menghargai orang lain
  • Sikap terbuka dari golongan yang berkuasa dalam masyarakat
  • Persamaan dalam unsur-unsur kebudayaan
  • Perkawinan campuran (amalgamation)
  • Adanya musuh bersama dari luar

Baca Juga: Upaya Pemecahan Konflik dengan Integrasi dan Reintegrasi Sosial

Jelaskan 3 faktor yang mendorong proses integrasi di kepulauan nusantara tersebut !

Gimana Squad? Sudah paham kan proses integrasi sosial itu apa? Kalau masih bingung, jangan khawatir. Gabung yuk di ruangbelajar! Ada banyak video belajar dengan animasi yang seru dan menarik. Pastinya gak bikin bosen kamu belajar.

Jelaskan 3 faktor yang mendorong proses integrasi di kepulauan nusantara tersebut !

Referensi:

Wrahatnala, Bondet.  2009. Sosiologi 2: Untuk SMA/MA Kelas XI. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.

Artikel ini diperbarui pada 24 November 2020.

Jakarta -

Integrasi sosial adalah proses penyesuaian unsur yang saling berbeda menjadi satu kesatuan dalam kehidupan masyarakat. Ada tujuh faktor yang mendorong terwujudnya integrasi sosial.

Dikutip dari buku 'Sosiologi untuk SMA dan MA Kelas XI' oleh Kun Maryati dan Juju Suryawati integrasi sosial akan terbentuk apabila mayoritas anggota masyarakat di dalamnya sepakat dengan struktur kemasyarakatan yang dibangun, termasuk nilai-nilai, norma-norma, dan pranata sosial di dalamnya.

Norma-norma dan nilai sosial yang dimaksud di sini adalah yang sudah berlaku cukup lama dan tidak mudah berubah. Norma dan nilai tersebut dijalankan secara konsisten oleh anggota masyarakat.

Integrasi sosial dapat terbentuk ke dalam tiga hal berikut ini:

1. Integrasi Normatif

Integrasi normatif merupakan bentuk integrasi yang terjadi akibat adanya norma-norma yang berlaku di masyarakat dan menjadi pemersatu anggota masyarakat tersebut. Contohnya prinsip Bhinneka Tunggal Ika.

2. Integrasi Fungsional

Integrasi fungsional merupakan integrasi yang terbentuk akibat adanya fungsi-fungi tertentu di dalam masyarakat. Contohnya keberagaman suku di Indonesia memiliki fungsi masing-masing yang ditonjolkan. Di antaranya suku Bugis yang identik dengan pelaut difungsikan sebagai penyedia hasil laut dan suku Minang yang terkenal dengan kepiawaiannya dalam berdagang difungsikan sebagai penjual hasil laut tersebut.

3. Integrasi Koersif

Integrasi koersif merupakan bentuk integrasi yang terjadi akibat kekuasaan yang dimiliki oleh penguasa, yakni dengan cara-cara koersif atau kekerasan. Contohnya polisi menembakkan gas air mata untuk menghindari kerumunan yang menimbulkan kerusuhan.

Faktor yang Mempengaruhi Cepat Lambatnya Integrasi Sosial

Integrasi sosial dapat berlangsung secara cepat atau lambat. Hal tersebut dipengaruhi oleh beberapa hal berikut ini:

1. Homogenitas Kelompok

Integrasi sosial akan mudah terjadi dalam masyarakat dengan tingkat kemajemukan rendah. Sebaliknya, integrasi akan sulit dicapai dalam masyarakat majemuk. Artinya, semakin homogen suatu kelompok, maka semakin mudah proses integrasi terjadi.

2. Besar Kecilnya Kelompok

Masyarakat dalam kelompok kecil akan lebih mudah mencapai integrasi. Hal tersebut disebabkan oleh hubungan sosial antar anggota yang cenderung intensif dan berjalan dengan cepat.

3. Mobilitas Geografis

Proses integrasi sosial akan sulit terjadi apabila anggota masyarakat sering datang dan pergi. Sebaliknya, masyarakat dengan mobilitas rendah dapat mempercepat proses integrasi sosial.

4. Efektivitas Komunikasi

Efektivitas komunikasi yang baik dapat mempercepat proses integrasi sosial. Semakin efektif komunikasi yang dilakukan oleh anggota masyarakat, maka semakin cepat pula integrasi akan terjadi. Begitupun sebaliknya.

Faktor Pendorong Integrasi Sosial

Integrasi sosial dalam kehidupan dapat terwujud dengan adanya toleransi, kesempatan yang seimbang dalam bidang ekonomi, hingga musuh dari luar. Berikut 7 faktor pendorong integrasi sosial seperti dilansir dari laman Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek)

1. Adanya toleransi terhadap kebudayaan yang berbeda.2. Kesempatan yang seimbang dalam bidang ekonomi.3. Adanya sikap positif terhadap kebudayaan lain.4. Adanya sikap terbuka dari golongan yang berkuasa.5. Adanya kesamaan dalam unsur-unsur kebudayaan.6. Adanya perkawinan campuran atau amalgamasi.

7. Adanya musuh bersama dari luar.

Nah, itulah faktor pendorong integrasi sosial lengkap dengan bentuk-bentuknya. Proses integrasi ini dapat dilihat melalui proses asimilasi dan akulturasi.

Simak Video "Sejarah Kota Tua Gresik, Kota Dagang dan Percampuran Banyak Budaya"



(kri/pay)


Page 2

Jakarta -

Integrasi sosial adalah proses penyesuaian unsur yang saling berbeda menjadi satu kesatuan dalam kehidupan masyarakat. Ada tujuh faktor yang mendorong terwujudnya integrasi sosial.

Dikutip dari buku 'Sosiologi untuk SMA dan MA Kelas XI' oleh Kun Maryati dan Juju Suryawati integrasi sosial akan terbentuk apabila mayoritas anggota masyarakat di dalamnya sepakat dengan struktur kemasyarakatan yang dibangun, termasuk nilai-nilai, norma-norma, dan pranata sosial di dalamnya.

Norma-norma dan nilai sosial yang dimaksud di sini adalah yang sudah berlaku cukup lama dan tidak mudah berubah. Norma dan nilai tersebut dijalankan secara konsisten oleh anggota masyarakat.

Integrasi sosial dapat terbentuk ke dalam tiga hal berikut ini:

1. Integrasi Normatif

Integrasi normatif merupakan bentuk integrasi yang terjadi akibat adanya norma-norma yang berlaku di masyarakat dan menjadi pemersatu anggota masyarakat tersebut. Contohnya prinsip Bhinneka Tunggal Ika.

2. Integrasi Fungsional

Integrasi fungsional merupakan integrasi yang terbentuk akibat adanya fungsi-fungi tertentu di dalam masyarakat. Contohnya keberagaman suku di Indonesia memiliki fungsi masing-masing yang ditonjolkan. Di antaranya suku Bugis yang identik dengan pelaut difungsikan sebagai penyedia hasil laut dan suku Minang yang terkenal dengan kepiawaiannya dalam berdagang difungsikan sebagai penjual hasil laut tersebut.

3. Integrasi Koersif

Integrasi koersif merupakan bentuk integrasi yang terjadi akibat kekuasaan yang dimiliki oleh penguasa, yakni dengan cara-cara koersif atau kekerasan. Contohnya polisi menembakkan gas air mata untuk menghindari kerumunan yang menimbulkan kerusuhan.

Faktor yang Mempengaruhi Cepat Lambatnya Integrasi Sosial

Integrasi sosial dapat berlangsung secara cepat atau lambat. Hal tersebut dipengaruhi oleh beberapa hal berikut ini:

1. Homogenitas Kelompok

Integrasi sosial akan mudah terjadi dalam masyarakat dengan tingkat kemajemukan rendah. Sebaliknya, integrasi akan sulit dicapai dalam masyarakat majemuk. Artinya, semakin homogen suatu kelompok, maka semakin mudah proses integrasi terjadi.

2. Besar Kecilnya Kelompok

Masyarakat dalam kelompok kecil akan lebih mudah mencapai integrasi. Hal tersebut disebabkan oleh hubungan sosial antar anggota yang cenderung intensif dan berjalan dengan cepat.

3. Mobilitas Geografis

Proses integrasi sosial akan sulit terjadi apabila anggota masyarakat sering datang dan pergi. Sebaliknya, masyarakat dengan mobilitas rendah dapat mempercepat proses integrasi sosial.

4. Efektivitas Komunikasi

Efektivitas komunikasi yang baik dapat mempercepat proses integrasi sosial. Semakin efektif komunikasi yang dilakukan oleh anggota masyarakat, maka semakin cepat pula integrasi akan terjadi. Begitupun sebaliknya.

Faktor Pendorong Integrasi Sosial

Integrasi sosial dalam kehidupan dapat terwujud dengan adanya toleransi, kesempatan yang seimbang dalam bidang ekonomi, hingga musuh dari luar. Berikut 7 faktor pendorong integrasi sosial seperti dilansir dari laman Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek)

1. Adanya toleransi terhadap kebudayaan yang berbeda.2. Kesempatan yang seimbang dalam bidang ekonomi.3. Adanya sikap positif terhadap kebudayaan lain.4. Adanya sikap terbuka dari golongan yang berkuasa.5. Adanya kesamaan dalam unsur-unsur kebudayaan.6. Adanya perkawinan campuran atau amalgamasi.

7. Adanya musuh bersama dari luar.

Nah, itulah faktor pendorong integrasi sosial lengkap dengan bentuk-bentuknya. Proses integrasi ini dapat dilihat melalui proses asimilasi dan akulturasi.

Simak Video "Sejarah Kota Tua Gresik, Kota Dagang dan Percampuran Banyak Budaya"


[Gambas:Video 20detik]
(kri/pay)