Istilah baik (pahala) yang disebutkan dalam al-quran adalah … *

Muzzalifah, 341303407 (2018) Makna Lafaz Ajr, Thawab dan Jaza' dalam al-Qur'an. Skripsi thesis, UIN Ar-Raniry Banda Aceh.

Show

Official URL: https://Repository.ar-raniry.ac.id

Permasalahan judul skripsi ini adalah makna lafaz ajr, thawāb dan jazā’ yang merupakan lafaz mutarādif yakni berbeda dari segi kata namun memiliki arti yang sama yaitu pahala. Dalam al-Qur’an, walaupun memiliki arti yang sama namun masing-masingnya memiliki perbedaan jika dilihat dari konteks ayat tersebut. Adapun tujuan penelitian ini adalah mengetahui makna lafaz ajr, thawāb dan jazā’ tersebut menurut para mufasir serta menjelaskan secara rinci tentang konteks makna lafaz tersebut dalam al-Qur’an. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan penelitian library research, yaitu dengan mengumpulkan data-data dan mengkaji bahan-bahan kepustakaan yang terdiri dari data primer dan sekunder, seperti dari kitab tafsir, hadis, dan beberapa buku ‘Ulūm al-Qur’ān yang terkait dengan judul pembahasan. Adapun data yang diperoleh dianalisis menggunakan metode maudhū’i, yaitu menghimpun ayat-ayat yang berkaitan dengan permasalahan ketiga lafaz tersebut disertai dengan masa turun dan munasabah ayatnya, lalu ayat tersebut dipahami dengan ilmu-ilmu bantu, seperti kitab-kitab tafsir dan ‘Ulūm al-Qur’ān, kemudian penulis menyimpulkan inti dari data yang ditemukan menurut pemahaman penulis. Hasil penelitian ini bahwa lafaz ajr, thawāb dan jazā’ terdapat perbedaannya yaitu lafaz ajr merupakan balasan baik dunia dan di akhirat. Lafaz thawāb menunjukkan pada balasan baik dan buruk, namun balasan yang ditujukan lebih kepada balasan baik (pahala). Adapun lafaz jazā’merupakan balasan yang setimpal namun lebih kepada perbuatan buruk. Maka berdasarkan ini kesimpulan dari penulisan adalah setelah melihat dari beberapa penafsiran para mufassir mengenai ketiga lafaz tersebut ternyata walaupun memiliki arti yang sama namun berbeda maknanya sesuai dengan konteks ayat tersebut.

Istilah baik (pahala) yang disebutkan dalam al-quran adalah … *
View Item

Seringkali umat Islam dikaitkan dengan pahala ketika melakukan sesuatu yang baik. Lalu apa itu pahala?

Pahala terjemahan dari ajrun (bahasa Arab), dan definisinya menurut Islam adalah ganjaran untuk hamba Allah SWT yang mengerjakan amalan shaleh dan perkara-perkara yang makruf.

Pahala sendiri beriringan dengan amal baik seseorang. Seorang hamba yang melakukan amal sholeh yang diajarkan dalam Al Quran dan hadist, mendapat balasan baik/pahala dari Allah.

Pahala menjadi tolak ukur makhluk Allah SWT apakah masuk surga atau neraka karena beriringan dengan amal seseorang.

Timbangan amal baik yang lebih berat dari dosa yang dilakukan selama hidup di dunia, maka insyallah surga didapatnya, begitu pula sebaliknya.

Pahala merupakan rahasia Allah, Kita tidak bisa mengetahui seberapa besar pahala dari setiap kebaikan yang kita lakukan.

Kewajiban kita hanyalah beriman (meyakini) dan bertakwa (menjalankan perintah dan menjauhi larangan) untuk meraih ridho Allah Subhanahu wata’ala.

fbWhatsappTwitterLinkedIn

Istilah baik (pahala) yang disebutkan dalam al-quran adalah … *

Setiap perbuatan apa saja yang dilakukan oleh manusia tentu saja akan mendapatkan balasannya. Al-Quran menyebutkan bahwa terdapat balasan bagi segala perbuatan yang baik maupun yang buruk. Dalam kesempatan kali ini penulis ingin menguraikan apa saja maksud balasan seperti yang disebutkan di dalam Al-Quran? Apakah hanya diartikan sebagai bentuk balasan saja?

Apa definisi dari kata Jaza?

Jaza’ itu sendiri memiliki arti balasan, upah atau imbalan yang berasal dari akar kata جَزَى – يجزئ – جَزَاءً . Disebutkan dalam kitab Lisanul Arab karna Ibn Manzur Al-Ansari menjelaskan bahwasanya yang dimaksud oleh jaza bukan hanya balasan saja, melainkan juga balasan yang setimpal. Namun demikian, Ragib Al-Ashfahani dalam kitabnya yang berjudul Mu’jam Mufradat Alfazh Al-Quran diterangkan bahwasanya :

اَلْجَزْءُ مَا فِيْهِ مِنَ الْمُقَابَلَةِ انَّ خَيْرً فَخَيْرٌ وَ انَّ شَرًّ فَشَرٌّ

“Jaza adalah balasan yang setimpal (yaitu) jika perbuatannya baik, maka balasannya pun baik. dan jika perbuatannya jahat maka balasannya jahat pula.”

Berdasarkan analisis penulis terdapat dua macam pokok balasan yang di maksud oleh Ragib Al-Ashfahani dalam kalimat di atas. Pertama, terdapat wujud balasan yakni setiap perbuatan pasti akan mendapatkan balasannya. Jika perbuatan tidak mendapatkan balasan tentu saja hal itu tidak setimpal. Kedua, adanya bentuk balasan baik atas perbuatan yang baik dan bentuk balasan jahat atas perbuatan yang jahat pula.

Jika suatu perbuatan baik dibalas dengan suatu kejahatan atau sebaliknya suatu perbuatan jahat di balas dengan kebaikan, hal ini juga tidak setimpal. Namun demikian balasan yang dimaksudkan di sini bukan balasan setimpal yang dapat diukur berdasarkan kuantitasnya melainkan bisa jadi balasan yang diberikan lebih besar di bandingkan dengan perbuatannya. Seperti yang terdapat dalam Q.S Al-Mu’minun 23:111 berikut

اِنِّيْ جَزَيْتُهُمُ الْيَوْمَ بِمَا صَبَرُوْٓاۙ اَنَّهُمْ هُمُ الْفَاۤىِٕزُوْنَ

“Sesungguhnya pada hari ini Aku memberi balasan kepada mereka, karena kesabaran mereka sesungguhnya mereka itulah orang-orang yang memperoleh kemenangan.”

Kata Jaza’ terulang sebanyak 118 kali dalam Al-Quran dan mempunyai makna yang sama, yaitu balasan. Namun penulis menemukan empat kata dalam Al-Quran yang tidak merujuk pada makna pembalasan.

Kata Jaza bermakna menolong

Makna ini sebagaimana yang terdapat di dalam Q.S Al- Luqman 31:33

يٰٓاَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوْا رَبَّكُمْ وَاخْشَوْا يَوْمًا لَّا يَجْزِيْ وَالِدٌ عَنْ وَّلَدِهٖۖ وَلَا مَوْلُوْدٌ هُوَ جَازٍ عَنْ وَّالِدِهٖ شَيْـًٔاۗ اِنَّ وَعْدَ اللّٰهِ حَقٌّ فَلَا تَغُرَّنَّكُمُ الْحَيٰوةُ الدُّنْيَاۗ وَلَا يَغُرَّنَّكُمْ بِاللّٰهِ الْغَرُوْرُ

“Hai manusia, bertakwalah kepada Tuhanmu dan takutilah suatu hari yang (pada hari itu) seorang bapak tidak dapat menolong anaknya dan seorang anak tidak dapat (pula) menolong bapaknya sedikitpun. Sesungguhnya janji Allah adalah benar, maka janganlah sekali-kali kehidupan dunia memperdayakan kamu, dan jangan (pula) penipu (syaitan) memperdayakan kamu dalam (mentaati) Allah.”

Dalam Tafsir Al-Misbah karya Quraish Shihab menjelaskan bahwasanya kata jaza yang digunakan dalam ayat di atas merupakan kata yang bermakna pertolongan, di mana seorang bapak tidak dapat menolong anaknya dan begitu pula seorang anak tidak dapat menolong bapaknya pada hari kiamat. Dalam ayat ini Tuhan memerintahkan kepada hamba-Nya untuk mengerjakan apa yang diperintahkannya serta meninggalkan apa yang dilarangnya agar dapat mempersiapkan diri menghadapi hari akhir. Maka, jangan sampai kesenangan dan perhiasan dunia menipu serta melalaikan kalian. Dan jangan sampai juga godaan setan menipu kalian sampai memalingkan dari ketaatan kepada Allah swt.

Jaza yang bermakna membela

Pengertian ini terdapat dalam surah Al-Baqarah 2:48 yang berbunyi :

وَاتَّقُوا يَوْمًا لَا تَجْزِي نَفْسٌ عَنْ نَفْسٍ شَيْئًا وَلَا يُقْبَلُ مِنْهَا شَفَاعَةٌ وَلَا يُؤْخَذُ مِنْهَا عَدْلٌ وَلَا هُمْ يُنْصَرُونَ

“Dan jagalah dirimu dari (azab) hari (kiamat, yang pada hari itu) seseorang tidak dapat membela orang lain, walau sedikitpun; dan (begitu pula) tidak diterima syafa’at dan tebusan dari padanya, dan tidaklah mereka akan ditolong.”

Penjelasan yang terdapat di dalam Tafsir As-Sa’di karya Syaikh Abdurrahman bin Nashir As-Sa’di menyatakan bahwa  tidak ada yang dapat membela seseorang pun pada hari kiamat meskipun dia merupakan seseorang yang mulia seperti Nabi dan orang-orang shalih melainkan manusia hanya akan dapat ditolong oleh perbuatan-perbuatan baik ketika hidup di dunia.

Jaza yang bermakna menggantikan

Hal ini seperti tertuang pada Firman Allah dalam Q.S Al-Baqarah 2:123

وَٱتَّقُوا۟ يَوْمًا لَّا تَجْزِى نَفْسٌ عَن نَّفْسٍ شَيْـًٔا وَلَا يُقْبَلُ مِنْهَا عَدْلٌ وَلَا تَنفَعُهَا شَفَٰعَةٌ وَلَا هُمْ يُنصَرُونَ

“Dan takutlah kamu kepada suatu hari di waktu seseorang tidak dapat menggantikan seseorang lain sedikitpun dan tidak akan diterima suatu tebusan daripadanya dan tidak akan memberi manfaat sesuatu syafa’at kepadanya dan tidak (pula) mereka akan ditolong.”

Tafsir Ibnu Katsir menjelaskan ayat ini berkenaan hampir sama dengan penjelasan sebelumnya  bahwa setiap pertolongan yang diberikan pada hari itu tidak akan diterima yang mana setiap orang tidak dapat menggantikan yang lain. Oleh karna itu, selama hidup di dunia kita sangat dianjurkan untuk mengikuti petunjuk yang diberikan oleh Allah melalui rasul-Nya yakni Muhammad saw.

Jaza bermakna pajak kepala

Allah berfirman dalam Q.S At-Taubah 9:29 berbunyi

قَٰتِلُوا۟ ٱلَّذِينَ لَا يُؤْمِنُونَ بِٱللَّهِ وَلَا بِٱلْيَوْمِ ٱلْءَاخِرِ وَلَا يُحَرِّمُونَ مَا حَرَّمَ ٱللَّهُ وَرَسُولُهُۥ وَلَا يَدِينُونَ دِينَ ٱلْحَقِّ مِنَ ٱلَّذِينَ أُوتُوا۟ ٱلْكِتَٰبَ حَتَّىٰ يُعْطُوا۟ ٱلْجِزْيَةَ عَن يَدٍ وَهُمْ صَٰغِرُونَ

“Perangilah orang-orang yang tidak beriman kepada Allah dan tidak (pula) kepada hari kemudian, dan mereka tidak mengharamkan apa yang diharamkan oleh Allah dan Rasul-Nya dan tidak beragama dengan agama yang benar (agama Allah), (yaitu orang-orang) yang diberikan Al-Kitab kepada mereka, sampai mereka membayar jizyah dengan patuh sedang mereka dalam keadaan tunduk.”

Meskipun secara tidak langsung kata Jaza’ bermakna pembalasan seperti yang disebutkan dalam ayat ini namun makna yang terkandung di dalamnya masih bermakna pembalasan. Dalam Kitab Tafsir Al-Manar karya Muhammad Rasyid Rida Kata jizyat di atas diartikan sebagai pajak yang diberikan oleh ahlul kitab sebagai imbalan karna pembebasan bagi mereka dalam kewajiban mempertahankan negara serta berbagai hak sipil sebagai warna negara yang sejajar dengan kaum muslimin.

Demikian telaah makna kata Jaza dalam Al-Quran yang ternyata bukan hanya bermakna sebagai balasan saja melainkan juga terdapat makna lainnya namun demikian masih ada kaitannya dengan makna balasan. Tulisan ini juga sebagai suatu bentuk refleksi pada diri sendiri agar selalu berhati hati atas apa yang sedang dilakukan karna setiap perbuatan pasti akan ada balasannya kelas. Wallahu’alam

Artikel kiriman dari Lalu M Tatis Mauladuddin adalah mahasiswa Prodi Ilmu al-Qur’an dan Tafsir, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.