Tantangan Hari Ke-57, #TantanganGurusiana . Setiap pagi, Bima selalu berangkat ke sekolah dengan wajah cemberut. Karena ibunya terlambat memasak bekalnya, Bima selalu terlambat datang ke sekolah. Bima selalu bangun saat ibunya sedang memasak. Sambil menggendong adik bayi, ibu Bima menata bekal untuk Bima. Sementara, setelah bangun tidur, Bima langsung mandi, sarapan, lalu berangkat ke sekolah. Pagi ini pun seperti itu. “Bu, masaknya siangan lagi, ya? Bima akan terlambat lagi,” kata Bima kepada ibunya. “Bima, pekerjaan Ibu setiap pagi sangat banyak. Belum lagi jika adik sudah bangun saat pagi. Coba mulai besok kamu bangun lebih pagi, tata sendiri bekalmu agar tidak sampai terlambat ke sekolah,” kata ibu. Bima mengangguk. Keesokan paginya, Bima bangun lebih awal. Setelah salat subuh, ia segera menata bukunya, lalu pergi ke dapur untuk sarapan dan menata sendiri bekalnya. Sejak saat itu, Bima jarang terlambat datang ke sekolah. Namun, suatu hari, ibunya kesiangan memasak. Adiknya mengompol sehingga ibu harus mencuci seprei dan selimut di pagi hari. Belum lagi menyapu bagian dalam dan halaman rumah yang sangat kotor karena daun pohon mangga yang berguguran. Akhirnya, Bima terlambat lagi. “Pagi tadi, Bima terlambat lagi, Bu,” kata Bima kepada ibunya. “Karena Bima sudah besar, bagaimana kalau Bima mulai belajar membantu ibu mengerjakan tugas di rumah? Selain agar tidak terlambat lagi ke sekolah, Bima bisa belajar menjadi anak yang mandiri dan penuh tanggung jawab. Bukan hanya anak perempuan yang harus membantu orang tuanya di rumah. Anak laki-laki pun sama saja,” kata ibu. Bima memandang ibunya. Bima sebenarnya kasihan melihat ibunya. Ayah Bima bekerja di luar pulau, beliau pulang setiap 3 bulan sekali. Di rumah hanya ada Bima, ibu, dan adik bayi. Tidak ada pembantu di rumah Bima. Ibu mengerjakan semua pekerjaan rumah sendirian. “Bantu Ibu, ya. Tidak harus semua pekerjaan. Misal, setiap pagi Bima yang menyapu halaman atau mencuci piring. Bima boleh memilih sendiri. Pasti itu sangat membantu pekerjaan ibu,” kata ibu lagi. Bima mengangguk. Keesokan harinya, Bima bangun lebih pagi lagi. Mulai pagi itu, ia memutuskan untuk membantu ibu menyapu halaman depan rumah. Setiap pagi Bima bertanggung jawab atas kebersihan halaman depan rumahnya. Ternyata kalau sudah biasa, pekerjaan itu tidak membutuhkan banyak waktu. Hanya sekitar 10 menit, halamannya yang cukup luas itu sudah bersih dari daun-daun yang berguguran. Semakin hari, Bima semakin terbiasa dengan pekerjaannya menyapu halaman. Suatu hari, selesai menyapu, Bima pergi ke dapur. Ibunya masih sibuk memasak sambil membuatkan susu untuk adik. Bima memutuskan untuk membantu menyapu bagian dalam rumah. Sejak hari itu, tugas Bima bertambah setiap pagi. Ibu merasa sangat senang karena Bima membantu pekerjaannya. Bima tumbuh menjadi anak yang mandiri dan penuh tanggung jawab. Ia tidak pernah lagi terlambat ke sekolah. Di hari libur, Bima tidak hanya menyapu bagian dalam dan halaman rumah, tetapi juga membantu ibu memasak di dapur. “Bima yang menggoreng tempe saja ya, Bu,” kata Bima pada ibunya. Ibunya memandang Bima dengan senyum bahagia dan rasa terima kasih. Suatu pagi, ibu bangun kesiangan karena adik bayi sedang demam. Semalaman ibu tidak tidur karena adik menangis rewel. Ibu terkaget melihat jam yang sudah menunjukkan pukul 06.00. Segera ibu bangun dan pergi ke dapur. Ibu harus segera membuatkan Bima bekal agar Bima tidak terlambat pergi ke sekolah. Tiba di dapur, ibu terkejut. Bima sudah berseragam lengkap dan sedang menata bekalnya. Ia sedang memasukkan roti selai yang dibuatnya ke dalam kotak bekalnya. “Bima nggak tahu harus memasak apa, Bu. Karena di kulkas hanya ada roti dan selai, akhirnya Bima membuat roti selai,” kata Bima kepada ibunya. Ibunya mengangguk. “Bima sudah sarapan. Ini sarapan untuk ibu. Semoga adik segera sembuh supaya pulang sekolah nanti Bima bisa makan enak,” kata Bima sambil menunjuk roti selai buatannya di atas meja. Ibunya mengantarkan sampai ke pintu depan saat Bima berangkat ke sekolah. Halaman rumah sudah bersih. Bima mencium tangan ibunya dan segera berangkat ke sekolah. Ibunya hanya bisa tersenyum melihat Bima yang sudah bisa mandiri. ***
Bicara tentang ibu memang tidak ada habisnya. Perempuan pelipur lara yang selalu ada di segala keadaan. Wanita yang seolah tak kehabisan ide membantu dan menolong anaknya dalam menghadapi kejamnya dunia. Orang-orang kerap menyebut sosok ibu seperti malaikat tanpa sayap, kebaikan yang ia torehkan, terutama cintanya pada sang anak membuat Ibu rela melakukan apa saja untuk membuat buah hatinya tersenyum. Untuk itu, jangan sia-siakan waktumu untuk sibuk mengurus diri sendiri tanpa mempedulikan Ibu. Saat ibumu masih ada di dunia ini, berbaktilah padanya dengan sepenuh hati. Jangan sampai kita menyesal karena terlambat berbakti padanya. Ada banyak cara sederhana yang dapat membuat ibu kamu bahagia jika kamu ikhlas melakukannya. Berikut ini 5 hal sederhana yang bisa kamu lakukan untuk menyenangkan hati ibumu. Pixabay.com/laterjayMembantu meringankan pekerjaan ibumu di rumah tentu sangat berarti baginya. Kamu bisa membantu banyak hal mulai dari membersihkan rumah, mencuci piring, hingga membantu menyiapkan makan siang keluarga di rumah. Dari pada hari liburmu habis untuk hang out gak karu-karuan, lebih baik manfaatkan akhir pekanmu untuk membantu pekerjaan ibu. Ibu pasti akan sangat senang dengan perhatianmu tersebut. Letih yang ia rasa seakan-akan sirna. Jadilah anak yang berbakti dengan bersikap baik kepada ibu. Ketahuilah, meringankan pekerjaan ibu di rumah tidak akan menyia-nyiakan waktu dan tenagamu, selain tubuhmu bergerak, kamu akan memperoleh ganjaran terbaik dari Tuhan atas kebaikan yang kamu lakukan. Jangan sampai kamu tidak pernah membantu ibumu hanya karena mementingkan kepentingan sendiri saja, sebab ketika ibumu sudah tiada, kamu pasti akan sangat menyesal belum pernah membantu ibumu di rumah. unsplash.com/Jason BriscoeJika ibumu penyuka kopi atau teh, tidak ada salahnya membuatkan minuman favoritnya itu saat ia sedang santai di waktu sore. Menikmati kopi buatanmu pasti akan sangat berkesan bagi ibumu. Jika kamu rutin melakukannya, hal sederhana ini akan semakin mempererat hubunganmu dengan ibu. Sambil menyeruput kopi atau teh, berbagi ceritalah denganya. Baca Juga: Senyum Lepas Siti Aisyah Setelah Bertemu Kedua Orangtuanya Unsplash.com/Jeremy YapJika ibumu adalah seorang ibu rumah tangga, tentu pekerjaan rumah menjadi aktivitas sehari-hari yang ia lakoni. Setelah seharian bekerja, Ibumu pasti lelah dan butuh istirahat. Kamu bisa memijat kaki ibumu, hal itu pasti akan membantu untuk merelaksasi otot - otot kakinya yang tegang. Usia ibu yang terus menua tentu berpengaruh terhadap daya tahan kakinya untuk bisa berdiri lama saat melakukan rutinitasnya. Untuk itu memijat kaki ibu adalah obat jitu mengurangi lelahnya. Ibu pun akan tersenyum senang dengan kebaikan sederhana yang kamu lakukan itu. Baca Juga: 7 Strategi Meluluhkan Hati Orangtua yang Tidak Merestui Hubunganmu
Baca Artikel Selengkapnya IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis. Jelaskan kesatuan sila sila pancasila sebagai suatu kesatuan yang sistematis,hirarkhis,logis Berikan penjelasan masing masing pasal dibawah ini!1. Pasal 27 Ayat (1)2. Pasal 27 Ayat (2)3. Pasal 27 Ayat (3)4. Pasal 285. Pasal 28A nilai nilai yang di anggap paling baik bagi bangsa Indonesia terdapat dalam Mengapa kolusi antara karyawan dan manajemen dalam melakukan penipuan sulit untuk dicegah dan dideteksi ? Mengapa ideologi pancasila lebih menjunjung tinggi kemanusiaan ? PILIHAN GANDA1. Perhatikan pernyataan berikut ini!1) Sebagai dasar untuk mengatur penyeleng- garaan pemerintahan negara2) Pedoman dalam bertinda … makna sila 1 samapai sila ke 5 Mengapa di bali orang sembahyang tidak menggunakan baju adat ? Sebutkan 3 Contoh hak kita di rumah 10. Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat, kalimat te … |