Ibadah apakah yang dapat menjauhkan diri dari perbuatan keji

Mari kita renungkan shalat kita dan untuk apa sesungguhnya tujuan shalat itu. Tujuan shalat adalah agar kita semua tergecah dari perbuatan keji dan mungkar. Apa itu perbuatan keji dan mungkar? Lalu mengapa banyak orang yang shalat itu masih berbuat banyak perbuatan yang tercela? Apa akibatnya kita shalat kita tidak benar? Shalat yang bagaimanakah yang bisa menghantarkan dalam mencapai tujuan tersebut?

(Surat Al Ankabut 45).

Kopi dari blog sebelah!

اتْلُ مَا أُوحِيَ إِلَيْكَ مِنَ الْكِتَابِ وَأَقِمِ الصَّلاةَ إِنَّ الصَّلاةَ تَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَلَذِكْرُ اللَّهِ أَكْبَرُ وَاللَّهُ يَعْلَمُ مَا تَصْنَعُونَ           (٤٥)

  1. [1]Bacalah kitab (Al Qur’an) yang telah diwahyukan kepadamu (Muhammad) dan laksanakanlah shalat[2]. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan) keji[3] dan mungkar[4]. Dan (ketahuilah) mengingat Allah (shalat) itu lebih besar (keutamaannya dari ibadah yang lain). Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan[5].

[1] Allah Subhaanahu wa Ta’aala memerintahkan untuk mentilawahkan wahyu-Nya, yaitu kitab-Nya ini. Tilawah memiliki dua arti: (1) Ittiba’ (mengikuti), yakni kita diperintahkan untuk mengikuti perintah yang ada dalam kitab itu dan menjauhi larangannya, mengambilnya sebagai petunjuk, membenarkan beritanya, dan mentadabburi maknanya. (2) Tilawah alfzaazhihi (membaca lafaznya), sehingga membaca merupakan bagiannya. Jika tilawah seperti ini maknanya (membaca dan mengikuti), maka berarti dalam tilawah terdapat penegakkan agama secara keseluruhan.

[2] Ini termasuk menghubungkan yang khusus dengan yang umum sebelumnya (yakni tilawah kitab-Nya), hal ini karena keistimewaan shalat dan pengaruhnya yang indah dalam kehidupan.

[3] Keji adalah perbuatan yang dianggap sangat buruk di antara perbuatan maksiat yang disenangi oleh jiwa.

[4] Mungkar adalah semua maksiat yang diingkari oleh akal dan fitrah. Sebab mengapa shalat dapat mencegah dari perbuatan keji dan mungkar adalah karena seorang hamba yang mendirikannya; yang menyempurnakan syarat dan rukunnya disertai sikap khusyu’ (hadirnya hati) sambil memikirkan apa yang ia baca, maka hatinya akan bersinar dan menjadi bersih, imannya bertambah, kecintaannya kepada kebaikan menjadi kuat, keinginannya kepada keburukan menjadi kecil atau bahkan hilang, sehingga jika terus menerus dilakukan, maka akan membuat pelakunya mencegah dari perbuatan keji dan mungkar, hubungannya dengan Allah terjalin, sehingga Allah memberikan kepadanya penjagaan, dan setan yang mengajak kepada kemaksiatan merasa kesulitan untuk menguasai dirinya. Inilah buah yang dihasilkan dari shalat, namun di sana terdapat maksud yang lebih besar dari itu, yaitu dapat tercapai dzikrullah (mengingat Allah) seperti yang dikandung oleh shalat itu sendiri, di mana di dalamnya terdapat dzikrullah baik dengan hati, lisan maupun dengan anggota badan, dan lagi Allah Subhaanahu wa Ta’aala menciptakan manusia untuk beribadah kepada-Nya, sedangkan ibadah yang paling utama adalah shalat yang di sana terdapat bukti penghambaan anggota badan secara keseluruhan yang tidak terdapat pada ibadah selainnya. Oleh karena itulah, pada lanjutan ayatnya Allah Subhaanahu wa Ta’aala berfirman, “Dan (ketahuilah) mengingat Allah (shalat) itu lebih besar…dst.”

[5] Baik atau buruk, oleh karena itu, Dia akan memberikan balasan kepadamu.

Dalam sebuah cuplikan riwayat hadits yang cukup panjang, Nabi saw bersabda:
“… maka demikian juga dengan shalat lima waktu, Allah swt akan menghapus dosa-dosa (kecil) mereka disebabkan karena mereka mendirikan shalat”.

Hadits di atas diperkuat oleh Firman Allah dalam Al-Qur’an surat Hud ayat 114

“Dirikanlah shalat itu pada dua tepi siang (pagi dan petang) dan pada bagian permulaan malam. Sesungguhnya perbuatan-perbuatan yang baik itu menghapus (dosa) perbuatan-perbuatan yang buruk. Itulah peringatan bagi orang yang ingat”.

(http://www.tafsir.web.id/2013/03/tafsir-al-ankabut-ayat-45-55.html)

  • Abul Aliyah berkata : di dalam shalat itu ada tiga unsur penting, yaitu Ikhlas, khosyah (takut) dan dzikrullah (ingat kepada Allah). Maka jika tiap shalat tidak ada ketiganya, tidaklah disebut shalat. Karena dengan kandungan ikhlas akan mengajak kepada yang ma’ruf, khosy-yah akan mencegah kepada yang mungkar dan dzikrullah akan mencakup makna mengajak ma’ruf dan mencegah mungkar. • Ibnu Mas’ud berkata : Tidaklah shalat siapa yang tidak tho’at terhadap shalatnya. Menta’ati shalat adalah mencegah perbuatan fahsya’ dan mungkar. • Ibnu Umar berkata : kata Nabi : Siapa telah shalat, lalu tidak beramar ma’ruf dan nahi mungkar, shalatnya tadi tidak akan menambah kecuali jauh dari Allah. • Al Hasan berkata : Hai anak Adam, shalat itu hanyalah mencegah keji dan mungkar, jika shalatmu tidak mencegahmu dari keji dan mungkar, maka sesungguhnya kamu tidak shalat. • Ibnu Mas’ud, Ibnu Abbas, Al Hasan dan Al A’masy berkata : siapa yang shalatnya tidak mencegah dari fahsya’ dan mungkar, shalatnya tidak akan menambah kecuali akan jauh dari Allah. (padahal shalat adalah dalam rangka dekat kepada allah)

    • Al Maroghi sangat tegas mengingatkan : Sesungguhnya Allah telah memerintah kita untuk menegakkan shalat, yaitu dengan mendatanginya secara sempurna, yang memberikan hasil setelah shalat itu pelakunya adalah mencegah perbuatan keji dan mungkar, baik mungkar yang nampak maupun yang tersembunyi sebagaimana firman Allah tersebut di atas. Maka jika pengaruh itu tidak ada dalam jiwanya, sesunggunya shalat yang ia lakukan itu hanyalah bentuk gerakan dan ucapan-ucapan yang kosong dari ruh ibadah, yang justru menghilangkan ketinggian dan kesempurnaan arti shalat.

Allah telah mengancam terhadap pelaku shalat yang lalai dengan kecelakaan dan kehinaan. Simak QS 107: 4-7!

QS 107: 4: fa wailul lil mushalliin, artinya “maka kecelakaanlah bagi orang orang yang shalat”. QS 107: 5): alladziina hum ‘an shalaatihim saahuun, artinya: ” yaitu orang orang yang lalai dalam shalatnya” QS 107: 6): alladziinahum yuraa’uun, yang artinya adalah “orang orang yang berbuat ria” QS 107: 7: wa yamna’uunal maa’uun, yang artinya ” dan enggan menolong dengan barang berguna”

Pengertian Fahsya’ dan Mungkar

• Di dalam ayat berbunyi إِنَّ الصَّلاَةَ تَنْهَى عَنِ الْفَحْشَآءِ وَالْمُنكَرِ artinya : Sesungguhnya shalat itu mencegah dari perbuatan fakhsya’ dan mungkar. • Al-Fahsya’ (الفحشاء ) dalam tafsir DEPAG-RI diartikan dengan perbuatan keji. Arti seperti ini kurang jelas dan tegas. Bila kita buka dalam kamus Al Munawwir, artinya sangat tegas-jelas dan banyak, dari sekian arti tersebut tidak ada yang baik. Al-Fahsya’ adalah suatu sikap/amalan yang buruk, jelek, jorok, cabul, kikir, bakhil, kata-kata kotor, kata yang tidak bisa diterima oleh akal sehat, dan kata fail/pelakunya diartikan zina ( Kamus Al Munawwir : hal. 1113) • Al-Mungkar (الْمُنكَرِ) dalam tafsir DEPAG-RI diartikan sama, yaitu perbuatan mungkar, mohon perhatian, arti seperti ini kurang bisa difahami. • Abdullah Ar-Rojihi dalam kitabnya Al Qoulul bayyin Al Adhhar fiddakwah menyebutkan bahwa Munkar adalah setiap amalan / tindakan yang dilarang oleh syariat Islam, tercela di dalamnya yang mencakup seluruh kemaksiatan dan bid’ah, yang semua itu diawali oleh adanya kemusyrikan. Ada lagi yang mengatakan bahwa Munkar adalah kumpulan kejelekan, apa yang diketahui jelek oleh syariat dan akal, kemusyrikan, menyembah patung dan memutus hubungan silaturrahmi.

• Para ahli tafsir sangat tegas mengatakan bahwa sesungguhnya shalat itu mencegah pelakunya dari perbuatan fahsya’ dan mungkar, ( baca pengertian ke-2nya di atas ) karena di dalam shalat ada bacaan Al Qur’an yang mengandung peringatan-peringatan.

pengertian sujud tilawah dan buatlah 3 pertanyaan dari pengertian sujud tilawah?....​​

cerita tentang syaikh ammar bugis​

pengertian sujud tilawah dan buatlah pertanyaan dari pengertian sujud tilawah?....​

lam di fathahfa di sukunya di dhommahwawu di sukunbacanya apa ya?​

buatlah gurindam ini menjadi latintlng dong kk plissenter aku kasi koin dh​

sebutkan 10 kerugian dari pertengkaran ​

seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk kebutuhan terhadap sumber makan juga bertambah karena itulah masyarakat menggunakan teknologi mesin untuk … meningkatkan produksi dan distribusi bahan makanan namun mesin yang memerlukan bahan bakar fosil menyebabkan produksi emisi karbon meningkat sehingga menyebabkan polusi udara ​

al quran menjelaskan tentang dakwah nabi musa kepada fir'aun yang zalim.hal ini menunjukkan andungan al quran yaitu a.syariat b.akidah c.tarikh d.ibad … ah

Apa maksud ungkapan agar kamu duduk di atas punggungnya kemudian kamu ingin nikmat Tuhanmu apabila kau telah duduk di atasnya dalam Q.S AZ zukhuf/43;1 … 3?jelakan​

Q.S ibrahim /14:32dijelaskan bahwa alam in diciptakan sebagai rizki untuk umat manusia. apa maksudnya?jelaskan​