Hubungan tujuan PEMBELAJARAN dengan materi


Evaluasi sangat penting dalam proses desain pembelajaran. Setelah mengetahui karakteristik peserta didik, lalu mengidentifikasi model pembelajaran yang sesuai agar siswa mencapai tujuan pembelajaran. Kemudian guru harus mengembangkan instrumen pembelajaran untuk menguji sejauh mana siswa menguasai pengetahuan atau materi yang telah diberikan, memiliki keterampilan, dan menunjukkan perubahan dalam sikap seperti yang ditetapkan dalam tujuan pembelajaran. Kita melihat tujuan dan model utama dalam evaluasi dan konsep-konsep penting mengenai perannya dalam proses pelaksanaan pembelajaran.

A. TUJUAN EVALUASISebelum evaluasi dimulai, tujuan harus ditentukan terlebih dahulu. Tujuan utama dari evaluasi adalah untuk menentukan keberhasilan siswa dalam pembelajaran. Akan tetapi hasil evaluasi digunakan terutama untuk meningkatkan bagaimana pembelajaran yang diberikan atau untuk mengidentifikasi efektivitas dari pembelajaran tersebut. Kedua fungsi ini jelas saling melengkapi, tetapi proses evaluasi mungkin berbeda, terutama tergantung pada penetapan fungsi evaluasi tersebut. Kita melihat antara pendekatan evaluasi formatif dan evaluasi sumatif sebagai pendekatan yang saling melengkapi.Sedangkan menurut Sudijono (2011), tujuan evaluasi adalah untuk melihat dan mengetahui proses yang terjadi dalam proses pembelajaran. Proses pembelajaran memiliki 3 hal penting yaitu: input, transformasi, dan output. Input adalah peserta didik yang telah dinilai kemampuannya dan siap menjalani proses pembelajaran. Transformasi adalah segala unsur yang terkait dengan proses pembelajaran yaitu ; guru, media dan bahan belajar, metode pengajaran, sarana penunjang, dan sistem administrasi. Sedangkan output adalah capaian yang dihasilkan dari proses pembelajaran.1. Evaluasi Formatif

Merencanakan suatu kegiatan dengan tidak teliti, tidak sesuai dengan alokasi waktu dari setiap matapelajaran yang tersedia dan juga tidak sesuai dengan bakat atau kemampuan dari setiap siswa belum tentu menghasilkan sesuatu yang baik atau sempurna. Begitu pula sebuah ide atau konsep yang sudah direncanakan dengan baik, ketika dilaksanakan dalam pembelajaran di kelas tentunya tidak mungkin dilaksanakan dengan baik sesuai yang direncanakan. Dengan demikian evaluasi formatif menjadi bagian penting untuk mengevaluasi kelemahan dari proses pembelajaran tersebut. Dari hasil evaluasi ini guru dapat merencanakan dengan baik program pembelajaran yang akan dilaksanakan dalam pembelajaran yang sedang berlangsung.

Hubungan tujuan PEMBELAJARAN dengan materi

Evaluasi formatif paling baik ketika dilakukan selama pengembangan dan uji coba. Jika rencana pembelajaran memiliki kelemahan, guru dapat mengidentifikasi dan memperbaiki kelemahan tersebut sebelum rencana pembelajaran itu dilaksanakan. Hasil tes, umpan balik dari peserta didik, observasi hasil belajar siswa, hasil observasi dari para ahli, dan saran dari rekan-rekan sejawat merupakan indikasi yang menunjukan kekurangan dalam pelaksanaan pembelajaran,baik yang terkait prosedur pelaksanaan pembelajaran maupun materi pembelajarannya.

Latihan dan perbaikan tes formatif (jika perlu diuji atau dites ulang dan selanjutnya diperbaiki) ini sangat penting bagi keberhasilan rencana pembelajaran yang dibuat. Penggunaan metode pembelajaran, materi atau bahan pelajaran harus sesuai dengan isi dan tujuan pembelajaran yang diinginkan. Begitu pula dengan penggunaan media atau fasilitas pendukung, jadwal yang jelas, kinerja, dan juga faktor lain sangat mempengaruhi dalam mencapai tujuan yang diinginkan. Perlu diperhatikan bahwa proses perencanaan yang baik sangat mempengaruhi dengan elemen lainnya.

Pertanyaan-pertanyaan berikut dapat digunakan untuk mengumpulkan data selama evaluasi formatif:

a. Apakah pembelajaran yang diberikan tepat sasaran, sesuai dengan tingkat pengetahuan siswa , dan apa yang menjadi kelemahanya?

b. Apakah pembelajaran yang diberikan sesuai dengan tingkat pengetahuan atau kecakapan siswa pada usia tertentu? Apakah ada kelemahan diperoleh?.c. Berapa lama waktu dibutuhkan dalam pembelajaran ? Apakah waktunya pas atau sesuai?d. Guru seharusnya membuat kegiatan yang rasanya tepat atau sesuai untuk dilakukan siswa.e. Apakah bahan atau materi yang diberikan mudah untuk dikerjakan siswa, mudah untuk mendapatkan sumber atau buku yang tersedia?f. Bagaimana tanggapan siswa terkait metode pembelajaran, kegiatan pembelajaran, materi pembelajaran dan evalusi metode pembelajaran?

g. Apakah tes yang diberikan dapat membawa hasil atau nilai yang memuaskan sesuai dengan tujuan pembelajaran?h. Apakah rencana pembelajaran perlu diperbaiki, baik dari segi isi maupun bentuk atau susunannya dan lain-lain?

i. Apakah isi pembelajarannya sudah sesuai?

Selanjutnya fungsi evaluasi formatif menurut Wirawan (2009), adalah sebagai alat kontrol pelaksanaan program :a. Apakah target pelaksanaan secara bertahap tercapai?b. Apakah penggunaan sumber sesuai dengan rencana?c. Apakah terjadi penyimpangan kuantitas dan kualitas?d. Koreksi apa yang perlu dilakukan agar pelaksanaan program tetap berada di koridornya?2. Evaluasi Sumatif.

Evaluasi sumatif dilakukan untuk mengukur sejauh mana hasil tes apakah sudah tercapai pada akhir kegiatan pembelajaran. Temuan ini akan dijadikan sumber informasi setelah melakukan post tes dan ujian akhir . Selain pembelajaran yang diberikan efektif bagi siswa atau peserta pelatihan, kepentingan evaluasi sumatif juga sering mencakup:a. Efisiensi pembelajaran (baik dari materinya dan juga waktu yang disediakan)b. Biaya dalam pembuatan atau pengadaannya.c. Biaya melanjutkan/ perbaikand. Reaksi terhadap matapelajaran atau program, dane. Manfaat jangka panjang dari program.Keuntungan jangka panjang siswa memperoleh pengetahuan dan sikap yang bersifat menetap. Sedangkan evaluasi sumatif menurut Wirawan (2009) untuk mengukur hasil akhir pelaksanaan program.a. Apakah tujuan akhir program tercapai secara kualitatif dan kuantitatif ?b. Apakah pengaruh atau akibat program yang diharapkan tercapai ?c. Keputusan apa yang harus diambil mengenai program ?d. Diagnostik

B. HUBUNGAN ANTARA EVALUASI FORMATIF DAN EVALUASI SUMATIF

1. Peran Tujuan Pembelajaran. 

Untuk kedua pendekatan evaluasi ini, yang dinilai ditentukan secara langsung oleh tujuan pengajaran. Jika satu tujuan, misalnya untuk mengajarkan siswa mengajukan laporan kecelakaan dengan benar, kemudian menilai seberapa baik mereka melakukan hal ini menjadi bagian penting dari evaluasi, terlepas dari apakah tujuan utamanya untuk meningkatkan pembelajaran (formatif) atau menilai efektivitas (sumatif). Jika tidak meningkatkan sikap siswa terhadap proses pelaporan kecelakaan bukanlah tujuan pengajaran, akan ada sedikit alasan termasuk ukuran sikap (meskipun, seperti yang akan kita lihat, sikap penilaian sangat penting dalam menafsirkan mengapa tujuan tertentu tidak tercapai atau berhasil). Bagaimanapun, tujuan pembelajaran, merupakan dasar dalam menetapkan tujuan dari evaluasi. Tujuan pendidikan atau pelatihan yang lebih luas mungkin lebih baik melihat evaluasi "sumatif" antara lain dampak pembelajaran pada personil atau kelompok, administrasi, alokasi sumber daya, dan efektivitas biaya. Kemudian, menganalisis proses pengajaran (misalnya, metode pengajaran, perilaku atau sikap siswa) menjadi sangat penting dalam melakukan evaluasi formatif untuk menggambarkan seberapa baik latihan tersebut diberikan.

Sedangkan menurut Sudijono, Anas (2011), persamaan dan perbedaan antara evaluasi formatif dan sumatif adalah sebagai berikut:

Umpan-baik bagi siswa dan guru mengenai kemajuan selama satu unit instruksional 

Memberi sertifikat atau nilai pada akhir satu unit, semester, atau mata pelajaran 

Pada akhir satu unit, semester, atau mata pe­lajaran. 

Perilaku didefinisi seeara eksplisit 

Kategori perilaku yang lebih luas atau gabungan dari beberapa perilaku tertentu. 

Pada umumnya acuan­norma, tetapi dapat juga acuan-kriteria 

2. Sumber Data Peningkatan Informasi. 

Karena sebagian besar unit pembelajaran memiliki beberapa tujuan dengan fokus yang berbeda, evaluasi formatif dan sumatif akan memerlukan berbagai sumber data hasil. Contoh: mencakup tindakan pengetahuan, keterampilan, perilaku, sikap, dan waktu penyelesaian, serta informasi tentang pemberian pengajaran, pembelajaran, sumber daya, karakteristik guru, dan seterusnya. Bilamana merancang pembelajaran dengan baik maka hasilnya pun baik, maka guru lebih percaya diri, dapat membuat kesimpulan, dan rekomendasi. Secara umum, ada kebutuhan yang lebih besar untuk beberapa sumber data dalam evaluasi formatif, karena minat tidak hanya untuk menentukan efektivitas dari elemen tertentu, tetapi juga bagaimana meningkatkan siswa yang tidak sesuai dengan yang direncanakan.3. Proses dan Produk.

Bagaimana melakukan evaluasi formatif dan evaluasi sumatif? ( dalam Slavin, 1990). Untuk menjawab pertanyaan ini, berbagai jenis orientasi pengukuran diperlukan. Secara khusus, evaluasi formatif akan menekankan pengukuran hasil sebagai dasar untuk menyusun pembelajaran. Memperhatikan proses dibandingan dengan hasil. Sedangkan evaluasi sumatif akan menekankan pengukuran hasil kriteria yang terjadi pada akhir pembelajaran dan lebih menekankan hasil akhir dibandingkan dengan proses.4. Waktu Pengujian.

Untuk evaluasi formatif, pengujian penting pada semua tahapan pembelajaran dimulai dari pretesting (sebelum tes), tes pemahaman (selama pembelajaran), dan posttesting (setelah pembelajaran). Meskipun ketiga jenis tes dapat digunakan dalam evaluasi sumatif, posttesting jelas yang paling penting atau dasar utama untuk membentuk kesimpulan akhir dari kegiatan pembelajaran.

Evaluasi formatif paling baik sebelum pembelajaran sepenuhnya dilaksanakan, hal ini mudah untuk membuat perbaikan. Beberapa model umum evaluasi formatif adalah hasil perbaikan dari para ahli, pengujian terkait materi yang telah diberikan sebelumnya, dan pengujian lapangan. Semua ini digunakan untuk memperbaiki pembelajaran yang akan dibawakan pada tahap berikutnya atau materi berikutnya. Evaluasi formatif, sebaliknya, dirancang untuk menguji efektivitas pembelajaran awal, saat pembelajaran berlangsung dan akhir pembelajaran untuk satu kali pertemuan. Evaluasi sumatif diberikan pada akhir pelaksanaan pembelajaran atau satu smester sedangkan evaluasi formatif muncul pada berbagai tahap. 

C. HUBUNGAN ANTARA EVALUASI DAN TUJUAN PEMBELAJARAN

Ada hubungan langsung antara tujuan pembelajaran dan ukuran penilaian. Dalam kasus ujian kognitif setelah isi pembelajaran dan rincian analisis tugas pertama selesai, maka harus segera menulis pertanyaan evaluasi yang berkaitan dengan isi. Selanjutnya, pertanyaan-pertanyaan tersebut disesuaikan dengan tujuan pembelajaran. Prosedur ini tampaknya menjadi cara perencanaan yang kuno, tetapi hal tersebut menunjukkan pentingnya hubungan langsung evaluasi dengan tujuan pembelajaran.

Biasanya setelah puas dengan kelengkapan tujuan pembelajaran, maka siap untuk mengembangkan cara-cara mengevaluasinya. Untuk mencapai hal ini, ada dua ide kunci yang sangat penting. Pertama, mendapatkan kesesuaian yang baik antara jenis instrumen dan jenis tujuan. Kedua, pertimbangan menggunakan beberapa sumber data untuk mendapatkan gambaran yang lengkap tentang tingkat pencapaian siswa pada tujuan masing-masing dan proses yang terlibat.

Arikunto (2002:25) menyatakan bahwa evaluasi adalah kegiatan pengumpulan data untuk mengukur sejauh mana tujuan sudah tercapai. Dengan makna demikian maka anak panah berasal dari evaluasi menuju ke tujuan. Di lain sisi, jika dilihat dari langkah, dalam menyusun alat evaluasi mengacu pada tujuan yang dirumuskan.

1. Pengukuran yang Sesuai untuk TujuanBerikut ini tujuan yang berguna untuk menggambarkan jenis-jenis hasil belajar, antara lain: tujuan kognitif untuk pengetahuan, tujuan psikomotorik untuk kecakapan, dan tujuan afektif untuk sikap. Tujuan tersebut dihubungkan dengan tujuan evaluasi, selanjutnya memilih jenis instrumen atau pengukuran evaluasi tertentu. Menemukan pengukuran yang paling sesuai dengan tujuan masing-masing merupakan tugas penting evaluasi. Sehubungan dengan hal tersebut, contoh-contoh kehidupan nyata yang sesuai dapat menjadi pertanyaan. 2. Pengukuran yang disarankan untuk Hasil AlternatifPilihan instrumen yang disarankan untuk menilai berbagai jenis hasil pembelajaran terdapat pada gambar 9-1. Perlu diingat bahwa pilihan utama evaluasi akan tergantung pada berbagai faktor. Faktor-faktor ini termasuk biaya, waktu, keterampilan yang diperlukan untuk tes administrasi, ketersediaan instrument, dan praktik-pratik yang diterima dalam pendidikan atau konteks pelatihan yang bersangkutan.

Berbagai instrument evaluasi untuk hasil pembelajaran yang berbeda

Sumber Data: Tes Objektif

Tes objektif memiliki stau jawaban yang benar

sehingga dapat dengan mudah dinilai secara objektif.

1. Pilihan Ganda (multiple choice)

Tes pilihan ganda terdiri dari suatu keterangan atau pemberitahuan tentang suatu pengertian yang belum lengkap. Untuk melengkapinya harus memilih satu dari beberapa kemungkinan jawaban yang telah disediakan. Pilihan ganda dapat juga terdiri atas bagian keterangan dan bagian kemungkinan jawaban atau alternatif (Arikunto,2002:168).

Contoh: Ibukota Jawa Timur adalah….

2. Benar-Salah (true-false)

Arikunto (2002:165) menyatakan bahwa tes benar-salah, soal-soalnya berupa pernyataan-pernyataan (statement). Statement tersebut ada yang benar dan ada yang salah. Orang yang ditanya bertugas untuk menandai masing-masing pernyataan itu dengan melingkari huruf B jika pernyataan itu betul menurut pendapatnya dan melingkari huruf S jika pernyataannya salah.

3. Mencocokkan (Matching)

Menurut Arikunto (2002:172) matching test dapat diganti dengan istilah mempertandingkan, mencocokkan, memasangkan, atau menjodohkan. Matching test terdiri atas satu seri pertanyaan dan satu seri jawaban. Masing-masing pertanyaan mempunyai jawaban yang tercantum dalam seri jawaban. Tugas siswa adalah mencari dan menempatkan jawaban-jawaban, sehingga sesuai atau cocok dengan pertanyaannya. Matching test ini dapat pula dipandang sebagai multiple choice berganda.

Contoh: Cocokkan pilihan pada kolom B yang merupakan penjelasan dari istilah pada kolom A

Mode skor yang paling sering muncul

Tes respon perlu agar siswa menghasilkan tanggapan 

dari pertanyaan. Jadi alternatif jawaban dan/atau solusi terbaik dapat muncul. 

1. Isian (completion/fill-in-the-blank)

Isian terdiri atas kalimat-kalimat yang bagiannya ada yang dihilangkan. Bagian yang dihilangkan merupakan pengertian yang diminta untuk diisi oleh siswa.

Contoh:Penemu Benua Afrika adalah….

2. Esai singkat (short essay)

Esai singkat adalah pertanyaan yang memerlukan jawaban berupa penjelasan secara singkat.

Contoh: Sebutkan 3 pembagian hewan berdasarkan 

3. Esai panjang (Long Essay)

Esai panjang adalah pertanyaan yang memerlukan jawaban berupa penjelasan secara panjang.

Contoh: Jelaskan hal-hal yang berkaitan dengan puasa Ramadhan, antara lain:

b. Amalan-amalan di bulan Ramadhan

4. Pemecahan Masalah (Problem Solving)

Pemecahan masalah merupakan jenis tes yang berisi sebuah masalah. Siswa harus mencari solusi dan langkah yang tepat untuk menyelesaikan permasalahan tersebut.

Contoh: Ibu membeli 2 keranjang buah apel. Dalam 1 keranjang terdiri dari 10 buah apel. Buah apel itu akan dibagikan sama banyak kepada 5 anaknya. Berapa banyaknya buah apel yang diterima oleh masing-masing anaknya?

2. Kecakapan dan Perilaku

Sumber Data: 1. Pengujian langsung hasil kinerja.

Contoh: Tes kemampuan tipe mengikat yang berbeda dari simpul tali yang digunakan untuk berlayar.

2. Analisis peristiwa yang benar-benar terjadi.

Contoh: jumlah kecelakaan, kenaikan penjualan, dan lain-lain.

3. Peringkat perilaku berdasarkan pengamatan langsung.

Contoh: menilai peringkat kejelasan guru dalam skala lima poin. 

4. Cecklist peringkat perilaku berdasarkan pengamatan langsung.

Contoh: Check keamanan pertunjukan sirkus oleh pelatih

5. Peringkat atau checklist perilaku berdasarkan pengukuran tidak langsung. 

Contoh: evaluasi sesama dari keterampilan komunikasi siswa ketika bertransaksi dengan klien

Contoh: portofolio atau pameran yang menampilkan karya siswa yang berarti.

1. Pengamatan Pembelajaran

Contoh: Berapa persentase siswa yang memiliki perhatian penuh? Seberapa sering siswa yang berpartisipasi dalam diskusi kelas? Apakah siswa terlihat menikmati pelajaran?

2. Pengamatan/Penilaian Perilaku

Contoh: Berapa banyak siswa yang mengikuti mata pelajaran apresiasi seni? Berapa persentase siswa yang mendaftar Aljabar II setelah meyelesaikan Aljabar I?

Contoh: Peringkat kesiapan instruktur, kejelasan, kemampuan mengorganisasi, evaluasi dari awal hingga akhir oleh pasien rumah sakit tentang pelayanan dari perawat yang merawat mereka.

Contoh: Apa yang muncul sebagai kelebihan dalam 

pembelajaran? Mengapa? Apa yang muncul sebagai 

kekurAngan dalam pembelajaran? Mengapa? 

Arikunto, Suharsimi. 2002. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara

Kemp,J.E, Morrison, G.R., and Ross, S.M. 1994. Designing Effective Instruction. New York: Maxwell Macmilan International.

Sudijono, Anas. 2011. Pengantar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Wirawan, Bahrudin. 2009. Teknik Evaluasi pendidikan dalam praktik, Jakarta: Gramedia.