Hubungan antara menciptakan suasana positif dengan proses pembelajaran yang berpihak pada murid

Hubungan antara menciptakan suasana positif dengan proses pembelajaran yang berpihak pada murid


 Setelah mempelajari modul 1.1, 1.2, dan 1.3, tentunya saat ini Anda sudah memahami bahwa sebagai pendidik, Anda diibaratkan sebagai seorang petani yang memiliki peranan penting untuk menjadikan tanamannya tumbuh subur

Kita dapat memahami bahwa sekolah diibaratkan sebagai tanah tempat bercocok tanam sehingga guru harus mengusahakan sekolah jadi lingkungan yang menyenangkan, menjaga, dan melindungi murid dari hal-hal yang tidak baik. Dengan demikian,  karakter murid tumbuh dengan baik. Sebagai contoh, murid yang tadinya malas menjadi semangat, bukan kebalikannya. Murid akan mampu menerima dan menyerap suatu pembelajaran bila lingkungan di sekelilingnya terasa aman dan nyaman. Selama seseorang merasakan tekanan-tekanan dari lingkungannya, maka proses pembelajaran akan sulit terjadi.

Kita bisa mengubah minat dan bakat peserta didik yang kita bisa lakukan adalah mengarahkan minat dan bakat itu akan bisa muncul dan bisa menjadi tumpuan hidup di masa depan bagi peserta didik.

Apa urgensi dari menciptakan suasana positif di lingkungan sekolah Anda?

Berdasarkan pengalaman saya, di awal mengajar saya meminta siswa untuk mengutarakan perasaan mereka, karena saya percaya nuansa hati murid sangat mempengaruhi seberapa banyak mereka dapat menyerap ilmu yang akan saya sampaikan hari ini. Intinya harus membuat mereka bahagia, karena sinapsis otak mereka akan terbuka dan dengan mudah menerima apa yang kita beri. Dan lingkungan positif di sekolah juga harus tercipta akan murid nyaman, ada keseragaman dan kekompakan guru- guru di sekolah agar semua murid bisa sama untuk bisa mencintai semua guru semua pelajaran, walaupun itu terlalu ideal untuk diciptakan, tapi apa salahnya kita bermimpi mempunyai sekolah dengan keseragamana dalam pembelajaran untuk menciptakan pembelajaran yang menyenangkan dan pastinya berpihak pada murid.

Yang saya lakukan adalah membuat kesepakatan belajar dengan peserta didik di awal pembelajaran, saya menanyakan apa yang mereka mau, apa yang membuat mereka nyaman untuk belajar, karena kenyamanan, kebahagiaan peserta didik adalah nomor satu buat saya. Bahkan setiap saya membuat RPP, materi pembelajaran dan LKPD (Lembar Kerja Peserta Didik) saya selalu berpikir seandainya saya jadi siswa apakah saya sanggup, apakah saya tidak terbebani dengan tugas ini? setelah pembelajaran atau di tiap akhir LKPD saya selalu beri kolom untuk refleksi peserta didik setelah mengerjakan  LKPD, setelah pembelajaran juga saya adakan refleksi, intinya untuk membuat pembelajaran selanjutnya lebih baik dan lebih nyaman, berpihak pada murid.

Menciptakan suasana positif menurut saya adalah membuat nyaman dan bahagia murid untuk belajar dengan saya, sehingga hal ini merupakan pembelajaran yang berpihak pada murid. Suasana positif tercapai dengan kesepakatan bersama, kita meminta saran, kritik dari murid, untuk perbaikan pembelajaran. Kita sebagai guru haru bisa menerima kritikan membangun dari murid, bila kita mengajar dengan hati akan sampai ke hati juga, bila kita mentransfer hal positif pasti peserta didik kita juga akan merespon dengan positif. Jangan takut untuk menjadi pendidik yang "unik" untuk mencapai tujuan ilmu yang kita transfer dapat tersampaikan dengan baik kepada semua peserta didik. Kadang dengan cara saya, saya pernah mendapat ucapan dari siswa saya, Bu wety adalah guru yang pernah menjadi murid. Mudah-mudahan ini adalah salah satu indikator saya telah melaksanakan pembelajaran yang berpihak pada murid.

Penerapan disiplin di sekolah saya belum baik, apalagi dengan pembelajaran daring seperti kemaren, dilanjut dengan PTMT yang menggunakan metode hybrid, 50% PTM dan 50% daring. Peserta didik masih tidak disiplin dalam absensi tiap pelajaran, apalagi dalam mengerjakan tugas di LMS (google classroom) bahkan ada yang lupa selama satu semester tidak mau mengerjakan tugas Guru. Kurang adanya punishment yang jelas atau sangsi yang jelas tentang ke tidak disiplin an ini, karena peserta didik banyak yang beranggapan bahwa pandemi ini menjadi alasan mereka untuk santai karena pasti lulus. Dengan seperti ini membuat kita para guru terutama wali kelas dan BP harus banyak waktu untuk mengurusi peserta didik yang bermasalah, dan ini membuat tugas kita sebagai pendidik untuk mengembalikan karakter kedisiplinan murid dari pembelajaran daring ke PTM. 

Refleksi Bagaimana Menciptakan Budaya Positif

  1. Sesuai dengan visi saya di Modul 1.3 dengan merdeka belajar, kita wujudkan siswa yang kreatif, inovatif dan bahagia, suasana yang saya impikan adalah suasana belajar yang bahagia, mengasyikkan dan menyenangkan, sehingga ilmu yang saya transfer dapat terekam dengan baik oleh peserta didik. Terdapat keseragaman mendidik oleh semua Guru yang merupakan kesepakatan bersama Guru dan murid, pembelajaran yang berpihak pada murid, dan Guru pun bahagia. Terdapat interaksi positif antara Guru dan murid. Terdapat kolaborasi antar Guru membuat proyek bersama untuk beberapa mata pelajaran sehingga tugas peserta didik lebih ringan, lebih berpihak pada murid mencapai profil Pelajar Pancasila.
  2. Untuk mewujudkan lingkungan yang positif, Cara saya menghilangkan rasa takut agar semua murid dapat belajar dengan tenang dan nyaman adalah pada awal pembelajaran saya membuat kesepakatan belajar dengan peserta didik, termasuk tugas dan ulangan yang membuat peserta didik dan saya bahagia, di setiap awal materi saya membagikan selembar kertas kecil dan meminta peserta didik untuk menuliskan satu kata yang menggambarkan perasaan mereka, pada akhir pembelajaran saya meminta peserta didik untuk menuliskan refleksi tentang pembelajaran saat itu. Dengan saya mengetahui perasaan dan keinginan peserta didik saya, akan membuat saya yakin membuat rancangan pembelajaran yang membuat peserta didik nyaman dan tenang dalam belajar di kelas.
  3. Hal yang diperlukan untuk mewujudkan kelas yang aman dan nyaman untuk warga kelas adalah Pada awal pembelajaran membuat kesepakatan belajar, pada saat pembelajaran selalu mengajak untuk diskusi dan refleksi dengan peserta didik, jadi pembelajaran yang berpusat pada murid, berpihak pada murid, bukan penguasaan materi yang utama, tetapi lebih pemahaman dan meresapi pembelajaran yang di sampaikan dengan cara membuat pertanyaan yang dapat membuat semua peserta didik dapat aktif, menyebut nama peserta didik, berusaha untuk kontak mata untuk setiap peserta didik, sehingga semua peserta didik merasa mereka "hadir" di kelas. Jangan sampai kita menanggapi dominansi seorang peserta didik saja, tetapi dengan semua semua peserta didik kita harus berinteraksi dan membuat mereka nyaman belajar dengan kita.

Harapan saya adalah menjadi Guru yang selalu menciptakan budaya positif, membuat siswa bahagia, membuat siswa semakin inovatif, dan kreatif, dapat mengembangkan bakat dan minatnya, menciptakan pembelajaran yang menyenangkan, mengasyikkan, berpihak pada murid, selalu dinantikan oleh murid, dan bisa mencapai Profil Pelajar Pancasila. 

Harapan saya terhadap murid saya, bisa menjadi siswa yang kreatif, inovatif dan bahagia, mencapai Profil Pelajar Pancasila. 

Saya berharap kegiatan aksi nyata yang saya dapatkan untuk mewujudkan budaya positif di kelas, materi yang lengkap tentang tips dan trik menciptakan budaya positif dengan segala macam jawaban atas masalah yang sering ditemui di lapangan. Manfaat yang saya harapkan adalah ada perubahan pada diri saya untuk selalu menjadi guru yang bisa menciptakan budaya positif di kelas dan di sekolah. 

Demikian tadi Tugas Mulai dari Diri Modul 1.4 tentang Budaya positif. Mudah-mudahan bermanfaat. Salam Bahagia dan Salam Guru Penggerak...😍😍

Hubungan antara menciptakan suasana positif dengan proses pembelajaran yang berpihak pada murid


Berikut ini merupakan Tulisan Mulai dari diri tentang Budaya Positif yang saya buat sebagai bagian dari tugas modul 1.4.3 Mulai dari diri dalam pembelajaran Calon Guru Penggerak Angkatan 4 Kabupaten Karangasem.

Modul 1.4 Budaya Positif merupakan modul terakhir pada paket modul 1 pendidikan calon guru penggerak. Sebagaimana pada modul sebelumnya yang menggunakan alur belajar MERRDEKA, tahap awal mempelajari modul adalah Mulai dari Diri.

Dalam kegiatan mulai dari Diri kali ini, CGP diminta merefleksi diri, dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diberikan pada LMS. 

Berikut ini hasil refleksi Mulai dari Diri yang saya kerjakan pada LMS.

  1. Apa urgensi dari menciptakan suasana positif di lingkungan sekolah Anda?Menciptakan suasana positif dilingkungan sekolah merupakan hal yang mutlak harus dilakukan, karena suasana positif dilingkungan sekolah dapat memberikan rasa aman dan nyaman di lingkungan sekolah itu sendiri. Kita ketahui bahwa Sekolah merupakan komponen paling penting dalam proses pendidikan, sekolah diibaratkan sebagai tanah tempat bercocok tananam. Bila tanah subur, tidak banyak hama maka tanaman juga akan tumbuh subur terlebih dibantu oleh oleh petani yang merawatnya. Demikian juga sekolah sebagai tempat bertumbuhnya kodrat anak, sekolah sebagai tempat berlangsungnya pendidikan harus mampu memberikan rasa nyaman, aman dan menyedikan fasilitas untuk dapat bertumbuh kembangnya kodrat pada anak dengan tutuntunan bapak ibu guru sebagai pendidik.

  2. Bagaimana Anda sendiri sebagai seorang pendidik dapat menciptakan suasana positif di lingkungan sekolah Anda selama ini?
    Sebagai seorang guru, untuk menjaga suasana positif dilingkungan sekolah yang dapat saya lakukan adalah :
    • Menunjukkan sikap ramah, peduli dan menghargai pada semua warga sekolah (baik siswa, kepala sekolah, pendidik, tenaga kependidikan maupun tenaga layanan khusus termasuk tamu dan orang tua yang datang ke sekolah. 
    • Disiplin diri, bertindak sesuai norma dan suka berbagi untuk kemajuan pendidikan di sekolah. 
    • Tidak membanding bandingkan antara siswa yang satu dengan siswa yang lainnya maupun antar warga sekolah karena saya menyadari bahwa setiap orang adalah individu yang unik dengan kelebihan dan kekuranggannya masing-masing. 
    • selalu menjaga hubungan persaudaraan antara semua warga sekolah dengan tetap menerapkan salam senyum sapa baik di dalam maupun diluar lingkungan sekolah.

  3. Apa hubungan antara menciptakan suasana yang positif dengan proses pembelajaran yang berpihak pada murid?Menurut saya, menciptakan suasana yang positif memiliki keterkaitan yang erat dengan proses pembelajaran yang berpihak pada murid, karena dengan menumbuhkan suasana positif disekolah maka akan menciptakan suasana aman dan nyaman di lingkungan sekolah. Selain itu, menciptakan suasana yang positif disekolah secara otomatis akan memberikan pentunjuk bahwa guru sebagai pendidik telah mampu menjalankan peran sebagai pemimpin pembelajaran yang baik dan siswa juga akan senang dan nyaman dalam mengikuti proses pembelajaran. Dengan kata lain, Suasana positif akan menumbuhkan lingkungan sekolah yang aman dan nyaman yang mengakibatkan proses bertumbuhnya kodrat anak akan dapat terwujud dengan baik karena dalam suasana potif ini proses pembelajaran akan menyenangkan dan berpihak pada murid.

  4. Bagaimana penerapan disiplin saat ini di sekolah Anda, apakah sudah diterapkan dengan efektif, bila belum, apa yang menurut Anda masih perlu dikembangkan?Penerapan disiplin disekolah saya saat ini sudah sangat baik dan efektif. Bahkan, Disiplin disekolah saya sudah ditanamkan sejak awal dan dijadikan trikon sekolah (Jujur, Disiplin,Prestasi). Hampir seluruh siswa dan warga sekolah sudah mentaati tata tertib sekolah dengan baik dan melaksanakan dengan penuh kesadaran dan tanggung jawab walaupun terkadang ada beberapa siswa yang masih lalai namun tetap dimotivasi dan diingatkan baik oleh guru, tim kedisiplinan sekolah maupun warga sekolah lainnya.

  5. Apa saja harapan-harapan yang ingin Anda lihat berkembang pada diri Anda, sebagai seorang pendidik setelah mempelajari modul ini?Setelah mempelajarai modul ini saya berharap dapat memahami dengan lebih baik tentang cara menumbuhkan budaya positif dan mampu mengimplementasikannya secara nyata disekolah, selain itu saya juga berharap agar mampu mewujudkan suasana pembelajaran yang nyaman, aman dan menyenangkan di kelas serta mampu menjalin hubungan kemitraan yang humanis antara guru siswa dan warga sekolah.

  6. Apa saja harapan-harapan yang ingin Anda lihat berkembang pada murid-murid Anda setelah mempelajari modul ini?Harapan yang ingin saya lihat berkembang pada murid setelah mempelajari modul ini adalah siswa memiliki keyakinan untuk mampu mengembangkan segala potensi yang dimilikinya, terjalinnya hubungan yang baik antara siswa dengan siswa maupun siswa dengan guru, Senang dalam mengikuti proses pembelajaran di kelas serta mempunyai komitmen dan kesadaran diri untuk senantiasa menumbuhkan dan menerapkan budaya positif di lingkungan sekolah.

  7. Apa saja kegiatan, materi, manfaat yang Anda harapkan ada dalam modul ini?
    Kegiatan, materi dan manfaat yang saya harapkan dalam modul ini adalah tersedianya contoh-contoh praktik baik terkait cara menumbuhkan budaya positif di sekolah, tersedianya waktu lebih untuk sharing pengalaman antara teman-teman CGP, Intruktur dan Fasilitator terkait paktrik-praktik baik dalam mewujudkan budaya positif sekolah sehingga dapat memberikan gambaran lebih jelas dan nyata serta mampu saya terapkan di sekolah dengan lebih baik lagi. Harapan berikutnya adalah agar semua selalu dalam keadaan sehat dan berbahagia untuk dapat mengikuti semua tahapan membejalaran pada modul ini.

Demikian refreksi diri yang saya buat berdasarkan hasil pemikiran saya, semoga bermanfaat. 

Sumber : https://paseksmanda.blogspot.com/