Hormon yang mempengaruhi perkembangan organ reproduksi pada perempuan adalah

Asked by wiki @ 03/08/2021 in Biologi viewed by 2810 persons

Asked by wiki @ 06/08/2021 in Biologi viewed by 1910 persons

Asked by wiki @ 08/08/2021 in Biologi viewed by 1705 persons

Asked by wiki @ 03/08/2021 in Biologi viewed by 1492 persons

Asked by wiki @ 31/08/2021 in Biologi viewed by 1483 persons

Asked by wiki @ 23/08/2021 in Biologi viewed by 1331 persons

Asked by wiki @ 20/08/2021 in Biologi viewed by 1290 persons

Asked by wiki @ 30/07/2021 in Biologi viewed by 1252 persons

Asked by wiki @ 23/08/2021 in Biologi viewed by 1163 persons

Asked by wiki @ 08/08/2021 in Biologi viewed by 1128 persons

Asked by wiki @ 29/07/2021 in Biologi viewed by 1073 persons

Asked by wiki @ 09/08/2021 in Biologi viewed by 1025 persons

Asked by wiki @ 31/07/2021 in Biologi viewed by 978 persons

Asked by wiki @ 30/07/2021 in Biologi viewed by 958 persons

Asked by wiki @ 08/12/2021 in Biologi viewed by 904 persons

Sementara pada pria, hormon reproduksi ini berperan memastikan proses pembentukan sel sperma [spermatogenesis] berjalan dengan baik.

Sel Sertoli dalam testis membutuhkan hormon FSH untuk memproduksi protein pengikat androgen untuk membentuk sperma sehat.

3. Luteinizing hormone [LH]

Selain dari hormon FSH, kelenjar pituitari melepaskan luteinizing hormone atau hormon luteinizing [LH] yang punya peranan penting dalam reproduksi pria dan wanita.

Hormon LH bekerja sama dengan hormon FSH untuk merangsang ovarium menghasilkan hormon estrogen dan progesteron pada wanita.

Di samping itu, hormon reproduksi wanita ini memicu ovulasi atau pelepasan sel telur matang dari ovarium menuju rahim.

Nah, hormon LH juga mampu merangsang sel Leydig pada testis untuk menghasilkan testosteron yang memengaruhi produksi sperma sehat pada pria.

4. Hormon testosteron

Testosteron adalah hormon seks utama yang ditemukan pada pria dan dihasilkan oleh testis.

Hormon seks pria ini membantu perubahan fisik selama masa pubertas, seperti pertumbuhan penis dan testis, pertumbuhan rambut tubuh, serta membangun otot dan tulang.

Selain itu, pria membutuhkan hormon testosteron dalam kadar normal untuk pembentukan sel sperma dan menghasilkan dorongan seks [libido].

Wanita juga memiliki hormon testosteron dalam tubuh meski jumlahnya tidak sebanyak pria.

Hormon testosteron pada wanita berfungsi mengatur hasrat seksual, menjaga fungsi ovarium, hingga memelihara kesehatan tulang.

5. Hormon estrogen

Terdapat dua jenis hormon reproduksi pada wanita, salah satunya adalah hormon estrogen.

Estrogen dihasilkan oleh ovarium yang menghasilkan sel telur wanita. Kelenjar adrenal pada bagian atas ginjal dan jaringan lemak juga menghasilkan hormon seks wanita ini.

Hormon ini membawa perubahan fisik wanita selama masa pubertas, seperti pertumbuhan payudara, rambut kemaluan, hingga mengontrol siklus menstruasi.

Hormon estrogen berperan penting dalam membentuk fisik seorang gadis pada masa pubertas, seperti pertumbuhan payudara, serta memulai dan mengontrol siklus menstruasi.

Selain itu, hormon ini punya fungsi penting dalam proses persalinan, membantu menjaga kadar kolesterol, serta kesehatan tulang, otak, jantung, kulit, dan jaringan lainnya.

Kadar estrogen berubah-ubah sepanjang bulan. Tingkat estrogen yang rendah biasanya terjadi pada wanita menopause, tetapi kondisi medis lainnya juga bisa menimbulkan kondisi ini.

Sementara kelebihan kadar estrogen biasanya terjadi karena ada masalah pada menstruasi, kelebihan berat badan, atau kondisi medis lainnya.

2. Progesteron

Progesteron adalah jenis hormon utama wanita lainnya. Sama seperti estrogen, progesteron diproduksi oleh kelenjar adrenal dan ovarium, tepatnya di korpus luteum.

Saat hamil, plasenta juga memproduksi hormon ini. Hormon progesteron berperan dalam siklus menstruasi dan proses pembuahan.

Pada pembuahan, hormon ini membantu mempersiapkan endometrium [dinding rahim] untuk menerima dan mengembangkan sel telur yang telah dibuahi oleh sperma.

Ketika kehamilan terjadi, progesteron juga bekerja untuk menjaga kehamilan serta mendorong kelenjar penghasil susu untuk memproduksi ASI.

Hormone Health Network menyebutkan bahwa wanita yang memiliki kadar progesteron rendah akan mengalami siklus menstruasi yang tidak teratur atau sulit untuk hamil.

Adapun wanita dengan kadar progesteron rendah dan berhasil hamil, berisiko tinggi mengalami keguguran atau kelahiran prematur.

3. Testosteron

Testosteron mungkin identik dengan hormon pada pria. Namun nyatanya, ovarium dan kelenjar adrenal wanita pun memproduksi hormon testosteron meski dalam jumlah kecil.

Seperti yang dimiliki pria, hormon testosteron pada wanita pun memiliki fungsi penting dalam reproduksi wanita.

Fungsi ini terkait mengontrol naik dan turunnya hasrat seksual serta menjaga ovarium agar berfungsi sebagaimana mestinya.

Tak hanya itu, testosteron juga memainkan peran penting pada kesehatan tulang wanita.

4. Oksitosin

Jenis hormon pada wanita lainnya adalah oksitosin. Hormon ini diproduksi oleh bagian otak hipotalamus dan kelenjar hipofisis.

Pada wanita, hormon oksitosin berperan penting dalam proses persalinan. Hormon ini merangsang otot-otot rahim untuk berkontraksi sebagai tanda mulainya persalinan.

Setelah bayi lahir, oksitosin berperan dalam proses laktasi. Pada proses laktasi, hormon oksitosin berperan dalam memproduksi ASI dan mengalirkan ASI ke payudara.

Perempuan ternyata punya 5 hormon khusus yang mempengaruhi organ reproduksi kita, apa aja? Cari tahu di sini yuk!

APA SIH HORMON REPRODUKSI ITU?

Sebelum bahas mendalam soal hormon reproduksi, kita harus tau dulu apa arti dan fungsi dari hormon yang ada di tubuh kita. Secara umum, hormon adalah zat kimia yang dihasilkan tubuh secara alami, dan diproduksi oleh kelenjar endokrin. Begitu dikeluarin, hormon akan dialirkan oleh darah ke berbagai jaringan sel yang punya efek tertentu pada aktifitas organ-organ lain di dalam tubuh. Masing-masing hormon punya tugas dan efek yang berbeda-beda buat tubuh, mulai dari fisik, psikologis, dan juga reproduksi. Perubahan fisik yang dipengaruhi hormon terletak pada perubahan bentuk tubuh seperti tumbuhnya payudara pada perempuan, tumbuh rambut di area tubuh tertentu, dan juga bentuk tubuh yang berbeda antara laki-laki dan perempuan [lekuk tubuh, otot, dan sebagainya].

Sedangkan perubahan psikologis yang disebabkan hormon adalah perilaku feminin dan maskulin, sensivitas, dan juga perubahan mood. Dan terakhir, efek hormon juga berpengaruh sama sistem reproduksi, yaitu pematangan organ reproduksi dan juga produksi organ seksual, baik itu perempuan ataupun laki-laki. Kali ini kita bakal bahas lebih dalam soal hormon reproduksi apa aja yang berpengaruh di tubuh kita sebagai perempuan.

Hormon reproduksi atau hormon seks dikeluarkan oleh kelenjar seks [gonat] dan kelenjar adrenalin langsung ke dalam aliran darah, dan beberapa di antaranya bertanggungjawab dalam perkembangan organ seks yang normal. Hormon ini juga yang bikin kita mengalami pubertas dan juga berperan dalam mengatur perilaku seksual.

APA AJA HORMON REPRODUKSI PEREMPUAN?

Dari sekian banyak hormon yang ada di tubuh perempuan, yang paling megang peranan penting adalah 3 hormon berikut; hormon estrogen, progesteron, dan androgen [testosterone]. Di dalam tubuh perempuan, jumlah estrogen dan progesteron lebih dominan dibanding jumlah androgen, yang umumnya lebih banyak di tubuh laki-laki.  Selain itu, ada lagi beberapa hormon lainnya yang berpengaruh pada system reproduksi perempuan, yuk kita bahas satu persatu!

ESTROGEN

Ngerasa perubahan bentuk pada tubuhmu saat puber? Hormon ini penyebabnya! Estrogen dihasilkan oleh kelenjar adrenal dan juga plasenta yang berada pada ovarium atau indung telur. Hormon ini berguna buat pembentukan dan perkembangan seksual pada perempuan, misalnya pembentukan payudara, lekuk tubuh, rambut kemaluan, pembesaran tuba falopi, uterus, dan vagina. Selain itu, Estrogen juga berguna pada siklus menstruasi dengan membentuk ketebalan endometrium, dan ngejaga kualitas dan kuantitas cairan serviks dan vagina saat perempuan lagi dalam proses program kehamilan, sehingga mempermudah penetrasi dan penyaluran sperma ke ovarium.  

Hormon estrogen juga jadi hormon penting yang memastikan siklus menstruasi kita lancar. Selain itu, hormon ini bertanggung jawab mengatur mood kita. Jadi, udah tau kan kenapa mood kita berubah-ubah, terutama saat menstruasi [haid]?

PROGESTERON

Hormon progesteron berpengaruh sama siklus menstruasi dan ovulasi. Hormon ini diproduksi oleh korpus luteum dan plasenta, dan bertanggung jawab atas perubahan ketebalan endometrium atau lapisan dalam rahim. Saat perempuan lagi memasuki masa subur, hormon progesteron bakal mempersiapkan lapisan endometrium tadi yang dirancang untuk menerima sel telur yang telah dibuahi oleh sperma. Tapi kalau nggak ada pembuahan, kadar hormon progesteron dalam tubuh bakal turun, meluruhkan jaringan yang ada di dinding endometrium tadi dan keluar bersama darah menstruasi. Di saat inilah kita butuh Softex Comfort Slim, pembalut tepat untuk remaja dengan 3000 lubang pada permukaannya, yang bisa menyerap cepat dan mencegah lembap selama menstruasi [haid]. Jadi kita bisa bebas beraktivitas tanpa khawatir nggak nyaman ataupun tembus!

Sedangkan kalau terjadi kehamilan, hormon ini bakal tetap tinggi, buat mencegah tubuh ngehasilin sel telur baru,  juga mempersiapkan tubuh buat memproduksi ASI untuk bayi yang lagi dikandung.

FOLIKEL STIMULATING HORMONE [FSH]

Hormon perangsang folikel [FSH] adalah hormon yang punya peran penting buat perkembangan seksual seseorang. Hormon yang diproduksi di kelenjar pituitary ini mulai ditemuin di perempuan saat berusia 11 tahun dan jumlahnya bakal terus meningkat sampai dewasa. Efeknya nggak cuma berpengaruh sama perubahan fisiks aat memasuk masa pubertas aja, tapi hormon ini juga berperan dalam proses pembentukan sel telur di ovarium dan mengendalikan siklus menstruasi.

Pembentukan FSH ini bakal berkurang saat seseorang dalam keadaan hamil, tapi bisa juga kadar FSH yang rendah menandakan kalau seseorang nggak mengalami ovulasi, atau punya gangguan di kelenjar hipofisis.

LUTEIN [LH]

Bekerjasama dengan FSH, hormon lutein pada perempuan bertugas ngebantu tubuh mengatur siklus menstruasi dan juga ovulasi. Hormon ini diproduksi oleh kelenjar hipofisis di otak, yang memicu pelepasan sel telur yang matang. Makanya hormon ini berperan banget dalam masa pubertas kita.

Kadar hormon ini bakal meningkat di sekitar 14 hari sebelum akhir siklus menstruasi [haid] kita. FSH akan menyebabkan pematangan dari folikel dan keluarnya ovum, yang kemudian dipertahankan oleh hormon lutein pada waktu tertentu. Tapi kalau kadar lutein terlalu tinggi, justru malah bisa mengakibatkan masalah reproduksi.

TESTOSTERON

Terakhir, hormon yang berpengaruh sama reproduksi perempuan adalah testosteron atau andogen. Ternyata, hormon ini nggak cuma ada di laki-laki aja lho! Di dalam tubuh kita, hormon ini diproduksi di ovarium dan kelenjar adrenal, dan berfungsi menjaga kesuburan dan kesehatan vagina serta payudara kita, merangsang pembentukan otot, tulang, organ seksual, kesehatan tulang, dan juga sel darah merah.

Buat perempuan, hormon ini makin meningkat saat kita masuk ke masa pubertas, dan bakal makin menurun saat seseorang udah memasuki usia 30 tahunan.

BAHAYA NGGAK SIH KALAU HORMON NGGAK SEIMBANG?

Setiap hormon yang ada di tubuh kita punya fungsi yang spesifik pada masing-masing keperluannya terhadap tubuh kita. Pada tubuh dan psikis yang sehat, keseimbangan hormon bukan hal yang susah buat didapat. Tapi sebaliknya, saat kita nggak berusaha menjaga kesehatan fisik dan mental kita, secara nggak sadar bisa bikin hormon di tubuh jadi nggak seimbang dan berantakan. Walaupun kelihatannya sepele, tapi hormon yang nggak seimbang pada perempuan bisa menyebabkan banyak masalah, misalnya siklus menstruasi [haid] yang nggak teratur, jerawatan, nyeri haid yang berlebihan, keputihan terus menerus, obesitas, rambut rontok, gangguan kesuburan, bahkan sampai bisa munculin kista hingga kanker di area rahim.

Buat menjaga supaya hormon dalam tubuh kita tetap seimbang, jangan lupa buat  selalu ngejalanin gaya hidup sehat, misalnya mengonsumsi makanan sehat dan gizi seimbang, rutin olahraga, nggak diet sembarangan, ngebatasin makan dan minum manis serta yang tinggi karbohidrat, ngurangin stress, dan juga pola istirahat yang cukup. Tapi, kalau kita udah ngerasa ketidak seimbangan hormon di tubuh makin mengganggu, nggak usah ragu buat cek ke dokter buat ngedapetin penanganan yang tepat.

Foto: Shutterstock, Hormon.org

Video yang berhubungan