Hidup tidak boros adalah pengamalan sila ke berapa?

JAKARTA, iNews.id - Contoh pengamalan sila ke-5 dalam Pancasila ada banyak macamnya. Untuk mengetahui apa saja, ini daftar yang bisa dipelajari.

Sila Kelima Itu Apa?

Bunyi sila ke-5 dalam Pancasila adalah "Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia". Dikutip dari buku 'Arif Teman Berlatih dan Belajar Cerdas' karya Tim Arif, sila ke-5 dalam Pancasila berkaitan dengan perilaku kita dalam bersikap adil terhadap semua orang.

Contoh Pengamalan Sila ke-5 Apa Saja?

Contoh pengamalan sila ke-5 di sekolah dan di rumah

  • 1. Menjunjung tinggi semangat kekeluargaan dan gotong royong
  • 2. Peduli terhadap penderitaan yang dialami orang lain
  • 3. Tidak melakukan perbuatan-perbuatan yang merugikan pihak umum
  • 4. Suka melakukan perbuatan dalam rangka mewujudkan kemajuan dan keadilan sosial
  • 5. Mengembangkan perbuatan-perbuatan yang luhur yang mencerminkan sikap dan suasana keluargaan dan kegotongroyongan
  • 6. Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban
  • 7. Menghormati hak-hak orang lain
  • 8. Suka memberi pertolongan kepada orang lain
  • 9. Tidak bersifat boros dan suka bekerja keras
  • 10. Tidak bergaya hidup mewah

Editor : Puti Aini Yasmin

TAG : pancasila pkn pelajaran Mata pelajaran

Bagikan Artikel:




Hidup tidak boros adalah pengamalan sila ke berapa?

Pelajari Nilai-Nilai Pancasila dalam Kunci Jawaban Buku Tema 1 Kelas 5 SD Subtema 1 Halaman 25, 26 /Pixabay.com/ibnuamaru


UTARA TIMES – Pelajari beberapa kunci jawaban tema 1 kelas 5 SD Subtema 1 yang akan membahas tentang nilai Pancasila.

Beberapa kunci jawaban tema 1 kelas 5 SD Subtema 1 yang mempelajari nilai Pancasila diambil langsung dari buku Tematik Kurikulum 2013 edisi revisi.

Adapun beberapa kunci jawaban tema 1 kelas 5 SD Subtema 1 nilai Pansacila bukanlah sebagai acuan mutlak atas jawaban siswa.

Baca Juga: Simak Kunci Jawaban Tema 1 Kelas 3 SD Halaman 4, 6, 7, 8: Ciri Makhluk Hidup

Sebaiknya siswa mengerjakan terlebih dahulu tugas yang terdapat dalam buku tema 1 kelas 5 SD, baru kemudian melihat kunci jawaban yang telah Utara Times rangkum.

Berikut kunci jawaban tema 1 kelas 5 SD Subtema 1 tentang nilai Pancasila yang telah Utara Times rangkum:
Halaman 25 nilai yang terkandung dalam Pancasila

>

Nilai sila Pertama: Beriman kepada Tuhan yang Maha Esa. Menghargai perbedaan agama dan cara beribadah. Menghormati kebebasan beragama dan beribadah.

Nilai sila Kedua: Tidak ada perbedaan antara hak setiap warga negara. Menjunjung tinggi persamaan derajat, hak dan kewajiban.

Mencintai sesama manusia, menjunjung tinggi niai-nilai kemanusiaan, gemar melakukan kegiatan kemanusiaan, serta berani menegakkan kebenaran dan keadilan.

Nilai sila Ketiga: Menjaga persatuan dan kesatuan negara Republik Indonesia. Menerapkan sikap cinta tanah air, rela berkorban demi bangsa dan negara, serta memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa yang ber-Bhineka Tunggal Ika.

Hidup tidak boros adalah pengamalan sila ke berapa?

Hidup tidak boros adalah pengamalan sila ke berapa?
Lihat Foto

Buku PKN dan Pancasila (2020) karya Ni Putu Candra Prasetya

Padi dan Kapas, Simbol Sila ke-5 Pancasila

KOMPAS.com – Menabung adalah kegiatan menyisihkan sebagian uang dan menyimpannya sebagai tabungan. Tabungan tersebut kemudian dapat digunakan di kemudian hari. Sesuai dengan Sila keberapakah perilaku menabung? 

Menabung sesuai dengan nilai-nilai yang terkandung dalam sila ke-5 Pancasila yaitu “Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia”.

Menurut Ismaun dalam buku Pancasila sebagai Kepribadian Bangsa (1975) menyebutkan sila ke-5 Pancasila bukan hanya prinsip pedoman tetapi juga merupakan tujuan.

Sila ke-5 bertujuan untuk membawa keadilan bagi rakyat, terutama dalam bidang ekonomi. Sila ke-5 memiliki banyak nilai-nilai yang terkandung di dalamnya, salah satunya adalah tidak boros.

Menurut Radhitya A. C. Negara dalam naskah publikasi Analisis Perilaku Siswa SMP dalam menerapkan Nilai-Nilai Pancasila Sila Kelima di Lingkungan Sekolah (2015), salah satu pengamalan nilai sila ke-5 adalah tidak menggunakan hak milik untuk hal-hal yang bersifat pemborosan dan hidup mewah.

Baca juga: Sila Keberapakah yang Sesuai dengan Perilaku Bermusyawarah?

Perilaku menabung cerminan sikap tidak boros

Perilaku menabung adalah suatu tindakan yang lahir dari sikap tidak boros yang merupakan nilai sila ke-5.

Menabung membuat seseorang lebih memilih menyimpan uangnya untuk keperluan di masa mendatang daripada bersikap konsumtif dan memboroskan uangnya untuk membeli barang yang tidak perlu.

Menabung juga dapat menghindarkan seseorang untuk menggunakan hak miliknya yang dapat merugikan kepentingan orang lain.

Misalnya seorang anak yang boros akan menghabiskan uang dan merugikan orang tuanya. Padahal, uang yang diboroskan dapat digunakan untuk keperluan lain di rumah ataupun sekolah.

Atau contoh lainnya adalah seseorang yang boros dan tidak suka menabung cenderung suka meminjam uang ketika ada hal mendesak. Perilaku meminjam uang tersebut jika terus dilakukan akan menjadi suatu kebiasaan.

Baca juga: Dampak Tidak Menerapkan Sila Pancasila dalam Kehidupan Sehari-hari

Jika yang awalnya hanya meminjam uang untuk keperluan mendadak. Lama-kelamaan akan meminjam uang untuk membeli barang yang tidak perlu dan berperilaku konsumtif. Jika terus dibiarkan, orang tersebut bisa terlilit hutang dan jelas-jelas akan meruginkan dirinya sendiri, keluarga, dan juga orang lain yang berkaitan.

Sehingga menabung merupakan perilaku adil kepada diri sendiri dan juga orang lain. Selain menabung dan tidak bersikap boros, kita juga bisa menggunakan uang yang dimiliki untuk membantu orang lain dalam mewujudkan nilai-nilai sila ke-5.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca berikutnya

Pancasila dapat dijadikan sebagai model atau paradigma pikir dalam upaya untuk membangun gaya hidup menabung di kalangan generasi muda bangsa Indonesia. Hal ini disampaikan oleh Dosen Character Building Binus University, Petrus Hepi Witono, SS., MM dalam seminar yang berlangsung di Ruang A102, Kampus Kijang Binus University, Jakarta Sabtu (30/3) dihadiri dosen-dosen gugus Character Building (CB) Binus University. Seminar juga menghadirkan 3 narasumber lainnya yakni Murty Magda Pane, ST., M.Si., Doktor Nuah Tarigan dan Petrus Lakonawa, SS., M.Th.

Witono memaparkan bahwa dewasa ini revolusi dunia ekonomi dan bisnis berlangsung cepat sekali. “Financial Technology (Fintech-Red) merupakan trend bisnis keuangan di masa kini dan masa depan. Fintech menggabungkan jasa keuangan dengan teknologi yang mengubah model bisnis untuk dapat melakukan transaksi pembayaran yang cepat seperti Bareksa, Ovo, Grab, Genius, Digibank, Ipotpay, Gojek, Linjaka, beli emas online dan lain-lain”, kata Witono.

Pemakalah-Ke-4 narasumber pemakalah dalam seminar Pancasila yakni Petrus Hepi Witono, Murty Magda Pane, Nuah Tarigan, Petrus Lakonawa (foto: F. Fios/character building)

Fintech ini, lanjut Witonoi, sikap/perilaku gaya hidup manusia zaman kini ikut berubah termasuk gaya hidup anak muda zaman sekarang. Gaya hidup mewah ini yang berpengaruh pada cara hidup anak muda generasi zaman sekarang. Dibutuhkan pemikiran dan arahan yang baik kepada anak mudah untuk mengubah diri dari haya hidup boros atau konsumtif menuju gaya hidup menabung.

Gaya hidup menabung dan tidak bersikap boros ini merupakan ajaran luhur yang terdapat di dalam sila Pancasila khususnya sila keadilan social bagi seluruh rakyat Indonesia. Ajaran Pancasila mengatakan orang Indonesia tidak menggunakan hak milik yang bersifat pemborosan dan gaya hidup mewah.

Oleh karena itu Pancasila, menurut Witono, sudah memberikan petunjuk dalam sikap dan character hidup bagi kita orang Indonesia. Generasi muda harus diajarkan untuk terus berjuang dan berusaha menanamkan sikap hidup menabung dalam hidupnya. Pendidikan karakter harus diarahkan untuk membangun sikap menabung generasi muda bangsa.

Survei yang dilakukan oleh Witono untuk mahasiswa Binus University sebagai sampel menunjukkan  bahwa hampir seluruh responden mengaku pernah dan sedang menabung. “Dari 178 orang responden mahasiswa yang saya teliti, ada 168 orang yang mengaku memiliki celengan rumah. Mereka diajarkan untuk menabung oleh orang tuanya. Ada 173 mahasiswa yang mengaku menabung karena diajarkan oleh orang tua”, ungkap Witono.

Witono juga menjelaskan bahwa nilai-nilai Pancasila tentang hidup menabung ini harus terus ditanamkan untuk generasi muda anak bangsa bukan saja pada saat kuliah, namun perlu diajarkan sejak usia dini.

Untuk mendukung nilai luhur Pancasila dalam hal menabung (tidak boros), maka diperlukan juga literasi yang baik pada generasi muda zaman sekarang. “Ada 6 literasi penting saat ini, yakni literasi baca tulis, numerasi, sains, finansial, digital, dan budaya”, kata Witono. Literasi finansial dapat dipakai sebagai suatu cara/metode untuk menanamkan nilai Pancasila (hidup hemat/tidak boros) kepada generasi muda bangsa”, ucap Witono. (*/Frederikus Fios)