Show
Penelitian metode campuran merupakan pendekatan penelitian yang mengombinasikan atau mengasosiasikan bentuk kualitatif dan bentuk kuantitatif. Pendekatan ini melibatkan asumsi-asumsi filosofis, aplikasi pendekatan-pendekatan kualitatif dan kuantitatif, serta pencampuran (mixing) kedua pendekatan tersebut dalam satu penelitian. Penelitian campuran merupakan pendekatan penelitian yang mengkombinasikan antara penelitian kualitatif dengan penelitian kuantitatif untuk menyelesaikan masalah penelitian (Creswell, 2012). Menurut Sugiyono (2016), metode penelitian campuran merupakan metode penelitian dengan mengkombinasikan antara dua metode penelitian kualitatif dan kuantitatif dalam suatu kegiatan penelitian sehingga akan diperoleh data yang lebih komprehensif, valid, reliabel, dan objektif. Desain penelitian campuran adalah suatu prosedur untuk mengumpulkan, menganalisis dan menggabungkan antara metode kualitatif dan kuantitatif dalam satu studi atau penelitian untuk menyelesaikan masalah penelitian (Creswell, 2012). Menurut Fraenkel & Wallen (2009), metode penelitian campuran melibatkan penggunaan metode kuantitatif dan kualitatif dalam satu penelitian, kedua metode memberikan pemahaman yang lebih lengkap tentang masalah-masalah penelitian. Jadi, dapat disimpulkan bahwa metode penelitian campuran adalah metode penelitian kombinasi antara metode penelitian kualitatif dan kuantitatif dalam satu kegiatan penelitian untuk menyelesaikan masalah penelitian dengan ditandai adanya data yang lebih komprehensif, valid, reliabel, dan objektif. Penelitian campuran menghasilkan fakta yang lebih komprehensif dalam meneliti masalah penelitian. Hal tersebut disebabkan oleh kebebasan peneliti untuk menggunakan semua alat pengumpul data sesuai dengan jenis data yang dibutuhkan. Sedangkan kuantitatif atau kualitatif hanya terbatas pada jenis alat pengumpul data tertentu saja (Creswell, 2012). Asumsi dasar yang digunakan antara metode kualitatif dan kuantitatif adalah penggabungan kelebihan dari masing-masing metode untuk memperoleh pemahaman yang lebih baik dalam menyelesaikan permasalahan penelitian dan menjawab pertanyaan dalam penelitian. Mixed methods berfokus pada pengumpulan dan analisis data kuantitatif dan kualitatif yang dipadukan. Oleh karena itu, penelitian mixed methods terdiri dari penggabungan, perpaduan, hubungan, dan kelekatan dari keduanya. Data yang diperoleh merupakan data kuantitatif dan kualitatif. Berdasarkan hal tersebut, maka tujuan metode penelitian metode campuran adalah untuk menemukan hasil penelitian yang lebih baik dibandingkan dengan hanya menggunakan salah satu pendekatan saja, misalnya menggunakan pendekatan kuantitatif saja atau dengan pendekatan kualitatif saja (Creswell, 2012). Baca Juga Artikel Yang Mungkin Berhubungan : Metode Penelitian Sejarah Penelitian Metode CampuranPenelitian metode campuran pertama kali digunakan pada tahun 1950 an ketika ada bebrapa hal penting yang ingin dikembangkan menggunakan lebih dari satu metode penelitian. Pada tahun 1957, sebagai contoh, Trow berpendapat bahwa “ setiap tukang sepatu berpikir bahwa kulit merupakan satu-satuny bahan. Sebagian besar ilmuwan social memiliki metode favorit dimana mereka lebih familiar dan memiliki lebih banyak kemampuan yang digunakan. Saya menduga kita akan lebih memilih menginvestigasi masalah ini. Tetapi, kita seharusnya mencoba untuk tidak sepicik dari tukang sepatu. Seharusnya kita bisa menggunakan metode observasi dan wawancara untuk menyelesaikan masalah seperti ini.Campbell dan Fiske (1959) menganjurkan pengukuran ciri-ciri dengan beberapa ukuran, sehingga memungkinkan untuk varians terpisah karena sifat dari varians karena metode yang digunakan untuk mengukur sifat tersebut. Campbell dan Fiske bekerja secara ketat dalam domain kuantitatif, tetapi matriks multitrait-multimethod mereka menyarankan pentingnya memisahkan fenomena yang diteliti dari alat yang digunakan untuk mempelajarinya. Denzin (1978) dan Jick (1979) keduanya dikreditkan dengan menerapkan istilah triangulasi untuk metode penelitian. Triangulasi (atau lebih tepatnya metode triangulasi) melibatkan menggunakan metode dan/atau tipe data yang berbeda untuk mempelajari pertanyaan penelitian yang sama. Jika hasilnya masuk kesepakatan, mereka membantu memvalidasi temuan masing-masing. Denzin menggunakan triangulasi ketika dia menggunakan banyak data sumber untuk mempelajari fenomena yang sama. Jick berdiskusi penggunaan triangulasi dalam satu metode (kuantitatif atau kualitatif) dan lintas metode (keduanya kuantitatif dan kualitatif). Dia mencatat bagaimana kekuatan satu metode bisa mengimbangi kelemahan metode lain. Telah ditunjukkan bahwa kuantitatif dan peneliti kualitatif berbeda dalam set keyakinan atau asumsi yang memandu cara mereka mendekati penyelidikan mereka, dan bahwa asumsi ini terkait dengan mereka pandangan dunia — yaitu, pandangan yang mereka pegang tentang, antara lain, sifat realitas dan prosesnya penelitian. Seperti yang kami sebutkan di sana, pendekatan kuantitatif dikaitkan dengan filsafat positivisme. Metodologi kualitatif, di sisi lain, melakukan advokasi lebih “artistik” pendekatan untuk penelitian, mengikuti yang lain pandangan dunia (seperti postmodernisme). Perbedaan-perbedaan ini telah menyebabkan banyak peneliti percaya bahwa metode penelitian kuantitatif dan kualitatif adalah dikotomi: sebuah proposisi atau baik tanpa jalan tengah. Selama tahun 1970-an dan 1980-an, pada kenyataannya, banyak peneliti di kedua sisi masalah berpendapat dengan kuat bahwa dua metode (sering disebut sebagai “paradigma”) tidak bisa digabungkan. Banyak peneliti masih berpegang pada pandangan ini. Pada tahun 1985, Rossman dan Wilson merujuk pada mereka yang menyatakan paradigma itu tidak bisa dicampur, mereka yang bisa beradaptasi metode mereka untuk hal-hal khusus dari suatu situasi, mereka disebut situasionis. Paradigma dapat dimanfaatkan dalam penelitian, mereka disebut pragmatis. Meskipun pertanyaan mencampuradukkan paradigma masih ada, lebih banyak peneliti yang memeluk pragmatisme sebagai landasan filosofis terbaik untuk penelitian metode campuran. Pragmatis mengusulkan bahwa para peneliti harus menggunakan apa pun yang berhasil. Unsur terpenting dalam pembuatan keputusan tentang metode atau metode penelitian mana mempekerjakan harus menjadi pertanyaan penelitian di tangan. Pandangan dunia dan preferensi tentang metode harus diambil kursi belakang, dan peneliti harus memilih penelitian pendekatan yang paling mudah menerangi pertanyaan penelitian. Pendekatan penelitian itu mungkin kuantitatif, kualitatif, atau kombinasi keduanya. Pertimbangkan sebuah contoh: Pengawas yang besar distrik sekolah menyewa konsultan untuk melakukan telepon survei untuk menanyakan kepada responden serangkaian pertanyaan terkait berapa banyak mereka akan bersedia membayar peningkatan pajak untuk pengeluaran tertentu (misalnya, hal-hal seperti itu ukuran kelas yang lebih kecil, kenaikan gaji untuk guru, atletik yang diperluas program, dan sebagainya). Dia kecewa menemukan keengganan pada pihak yang disurvei mendanai salah satu opsi yang mereka cantumkan di dekat jumlah yang dibutuhkan. Jadi dia memutuskan untuk memilikinya konsultan melakukan kelompok fokus untuk mencoba mencari tahu mengapa. Apakah kedua jenis informasi ini pada dasarnya tidak kompatibel? Dengan tidak bermaksud. Setiap jenis memasok distrik Inspektur dengan informasi yang berguna. Kuantitatif data mengatakan padanya apa yang akan diterima publik, sementara kelompok fokus memberi tahu dia mengapa mereka menanggapi seperti yang mereka lakukan, dengan demikian membantu untuk mengklarifikasi tanggapan negatif. Baca Juga Artikel Yang Mungkin Berhubungan : √ Penelitian Sosial: Pengertian, Definisi, Metode, Tujuan, Ciri Dan Unsurnya Konsep Penelitian Metode GabunganPenelitian metode campuran adalah penelitian yang melibatkan penggunaan dua metode, yaitu metode kuantitatif dan metode kualitatif dalam studi tunggal (satu penelitian). Penggunaan dua metode ini dipandang lebih memberikan pemahaman yang lebih lengkap tentang masalah penelitian daripada penggunaan salah satu di antaranya. Penelitian metode campuran merupakan pendekatan penelitian yang mengombinasikan atau mengasosiasikan bentuk kualitatif dan bentuk kuantitatif. Pendekatan ini melibatkan asumsi-asumsi filosofis, aplikasi pendekatan-pendekatan kualitatif dan kuantitatif, serta pencampuran (mixing) kedua pendekatan tersebut dalam satu penelitian. Pendekatan ini lebih kompleks dari sekadar mengumpulkan dan menganalisis dua jenis data; tetapi juga melibatkan fungsi dari dua pendekatan penelitian tersebut secara kolektif sehingga kekuatan penelitian ini secara keseluruhan lebih besar daripada penelitian kualitatif dan kuantitatif. Penelitian metode campuran sudah dikenal sejak tahun 1950-an ketika Campbell dan Fiske menggunakan metode multimethods dalam kebenaran watak-watak psikologis. Mereka menggunakan multiapproach dalam pengumpulan data penelitian. Berawal dari sinilah banyak peneliti yang menggunakan metode ini, seperti tahun 2003, diterbitkan Handbook of mixed methods in the social and behavior sciences (Tashakkori and Teddlie) dan juga terdapat di dalam jurnal seperti: International Journal of Social Research Methodology, Qualitave HealthResearch, Quality and Quantity dan lain-lain. Penelitian metode campuran ini lebih sering digunakan dalam bidang humaniora. Adapun alasan secara umum, mengapa melakukan penelitian metode campuran ialah:
Baca Juga Artikel Yang Mungkin Berhubungan : Metode Penelitian Hukum – Pengertian, Macam, Normatif, Empiris, Pendekatan, Data, Analisa, Para Ahli Tujuan Penelitian Metode GabunganTujuan metode penelitian campuran meliputi tujuan penelitian secara keseluruhan, informasi mengenai unsur penelitian kualitatif dan penelitian kuantitatif, dan alasan atau rasionalisasi mencampur dua unsur tersebut guna meneliti suatu isu atau masalah penelitian. Secara umum tujuan dari penggunaan metode penelitian campuran, yaitu:
Tujuan penelitian metode campuran adalah penelitian secara keseluruhan, tentang informasi mengenai unsur-unsur penelitian kuantitatif dan kualitatif, dan memiliki alasan yang rasional mengapa mencampur dua metode tersebut dalam satu penelitian. Ada beberapapetunjuk dalam menyusun tujuan dalam penelitian metode campuran.
Baca Juga Artikel Yang Mungkin Berhubungan : Pengertian Penelitian – Ciri, Sikap, Syarat, Tujuan, Macam, Jenis, Para Ahli Prosedur Metode GabunganDi dalam penelitian campuran, penting kiranya mempertimbangkan terlebih dahulu sejumlah aspek penting dalam merancang prosedur-prosedur untuk penelitian. (Creswell:2003) menjelaskan ada beberapa aspek prosedur dalam penelitian metode campuran, yaitu:
Untuk lebih jelas peran empat poin di atas lebih signifikan tergambar dalam tabel di bawah ini.
Baca Juga Artikel Yang Mungkin Berhubungan : Pengertian Semiotika – Penelitian, Elemen, Analisis, Teori, Para Ahli Ciri Karakteristik Penelitian CampuranPenelitian mixed methods memiliki karakter yang berbeda dengan penelitian lain. Berikut beberapa karakter dari penelitian mixed methodsmenurut Creswell (2012). Provide a rationale for the designPada penelitian yang menggunakan metode kombinasi, peneliti harus memberikan kerangka dan alasan yang jelas mengapa memilih desain penelitian campuran (kuantitatif dan kualitatif). Kerangka atau penjelasan ini biasanya disebutkan di awal sebelum penelitian dilakukan. Alasan untuk melakukan studi metode campuran adalah untuk menjelaskan secara lebih rinci melalui penelitian statistik kuantitatif awal yang diperoleh dari data sejumlah besar orang dan menyamaratakan hasil, sedangkan kualitatif memungkinkan eksplorasi mendalam terhadap beberapa individu. Include collecting quantitative and qualitative dataData dalam penelitian mixed methods, terdiri dari data kuantitatif dan kualitatif. Metode pengumpulan data dikaitkan dengan angka atau data numerik dan kata-kata atau teks dan data gambar. Metode atau teknik pengambilan data seperti pada gambar 2.2 berikut. Consider priorityPenentuan prioritas pada kedua data yang diperoleh dalam penelitian mixed method tergantung pada tujuan penelitian yang akan dilakukan.Prioritasnya adalah bahwa dalam desain metode campuran, peneliti lebih menekankan pada satu jenis data daripada jenis data lain dalam penelitian dan laporan tertulis.Penekanan ini dapat dihasilkan dari pengalaman pribadi dengan pengumpulan data, kebutuhan untuk memahami satu bentuk data sebelum melanjutkan tahapberikutnya. Consider sequencePenggunaan data kuantitatif dan kualitatif dalam penelitian kombinasi memungkinkan adanya data pengurutan dalam penggunaan kedua jenis data. Ada beberapa kemungkinan pengurutan dalam pengumpulan data pada metode penelitian kombinasi, yaitu: (1) data kuantitatif dan data kualitatif diambil secara bersamaan; (2) data kuantitatif diambil terlebih dahulu sebelum data kualitatif; (3) data kualitatif dikumpulkan terlebih dahulu sebelum data kuantitatif. Match the data analysis to a designMetode penelitian kombinasi memiliki tantangan yang cukup sulit terutama dalam menganalisa data dari metode kuantitatif dan kualitatif. Analisis data pada penelitian kombinasi harus disesuaikan dengan model penelitian kombinasi yang dipilih. Diagram the procedureMetode penelitian kombinasi memiliki diagram khas yang menunjukkan proses penggunaan kedua jenis data (kuantitatif dan kualitatif), urutan penggunaan data, serta menunjukkan prioritas data yang digunakan dalam penelitian. Baca Juga Artikel Yang Mungkin Berhubungan : Perbedaan Kualitatif Kuantitatif – Pengertian, pendekatan, jenis, Penelitian, Desain Jenis Penelitian CampuranPerkembangan metode penelitian campuranmenurut Creswell (2012) diuraikan dalam beberapa tahapan sebagai berikut: 1. Menggabungkan (Mixing) Beberapa Data KuantitatifSejak tahun 1930-an, peneliti bidang pendidikan dan sosial mengumpulkan beberapa metode pengumpulan data. Pada tahun 1959, Campbell dan Fiske memperkenalkan multimethod. Penelitian ini menggunakan beberapa metode dalam satu penelitian. Mereka tidak memperkenalkan metode kombinasi, sebaliknya mereka mengembangkan sifat psikologis yang valid dengan mengumpulkan berbagai bentuk data kuantitatif. Untuk mengembangkan data seperti ini, mereka menyarankan peneliti untuk mengumpulkan beberapa langkah dari beberapa ciri-ciri dan menilai setiap langkah dengan dua metode. Ketika mereka mengkorelasikan skor yang diperoleh dan meletakkan dalam suatu matriks, sebuah multimethod akan meghasilkan multimatriks. Seorang penulis dapat menentukan apakah data yang diperoleh dengan multimethod menghasilkan data yang saling berkorelasi lebih tinggi satu sama lain dari pada data yang diperoleh menggunakan metode terpisah. Hasil dari korelasi ini dapat memberikan informasi tentang validitas data. Pada tingkat yang lebih luas, penggunaan multimethod mendorong peneliti untuk mengumpulkan data lebih dari satu jenis data, bahkan jika data hanya data kuantitatif untuk menilai skor tes dan tes asosiasi kata. Sisi lain perkembangan pengumpulan data sampai sekarang terdiri dari data kuantitatif dan data kualitatif. 2. Menyatukan (Combining) Data Kuantitatif dan KualitatifPada tahun 1973, Sieber menyarakan kontribusi kasus dalam survei “gaya baru dari penelitian” dan “integrasi” teknik penelitian dalam studi tunggal. Beberapa tahun kemudian, Jick (1979) menggunakan kombinasi metode survei, wawancara semi terstuktur, observasi dan bahan-bahan arsip untuk memberikan sebuah gambar karya dan komprehensif dari kecemasan dan ketidakpuasan kerja organisasi. Jick (1979) melakukan studi, dimana dalam artikelnya menggunakan embedded data. Embedded adalah suatu istilah yang diambil dari ilmu militer angkatan laut, yang merupakan suatu proses dimana pelaut menggunakan beberapa referensi yang menunjukkan posisi yang tepat objek di laut. Hal itu berarti bahwa peneliti dapat meningkatkan penyelidikan mereka dengan mengumpulkan dan menyatukan (atau mengintegrasikan) berbagai jenis data yang terkait dengan fenomena yang sama (Creswell, 2012). 3. Pandangan Dunia tentang Integrasi berbagai Pertanyaan dan MetodeMasalah muncul apakah penelitian kuantitatif dan kualitatif dapat dikoombinasikan karena masing-masing pendekatan memiliki asumsi filosofis yang berbeda. Persoalannya, apakah seorang peneliti yang menggunakan metode tertentu juga memerlukan kompatibilitas antara pandangan dunia dan metode. Pandangan dunia adalah asumsi filosofis yang luas yang digunakan para peneliti dalam melakukan penelitian. Pandangan dunia memiliki filosofi yang luas dimana peneliti menggunakan asumsi ketika mereka melakukan studi, meski beberapa peneliti tidak mengenalinya mereka membuat asumsi tentang pengetahuan dan bagaimana pengetahuan tersebut diperoleh. 4. Pengembangan Prosedur Penelitian CampuranFaktor lain yang menenangkan perdebatan adalah meningkatnya minat dalam aspek prosedural melakukan penelitian metode campuran. Penulis mengeksplorasi “tujuan” penelitian metode campuran, mengidentifikasi desain alternatif untuk digunakan, dan menetapkan sistem notasi dan model visual untuk desain ini. Ide triangulasi sudah memperkenalkan satu tujuan untuk metode penelitian campuran, mengintegrasikan beberapa basis data untuk memahami fenomena dan masalah penelitia. Peneliti dapat mengumpulkan data kuantitatif dan kualitatif secara terpisah dalam dua fase sehingga data dari satu sumber dapat meningkatkan, menguraikan, atau melengkapi data dari sumber lain. Dalam desain yang lebih rumit, pengumpulan data dapat diperpanjang dari dua hingga tiga fase atau dikumpulkan dari berbagai tingkatan dalam suatu organisasi, seperti distrik, sekolah, guru, dan siswa (Creswell, 2012). Inti pemikiran ini tentang model atau desain yang berbeda adalah visualisasi prosedur dan penggunaan sistem notasi yang dirancang oleh Morse (1991). Sistem ini, ditunjukkan pada gambar 2.1, adalah cara untuk menggambarkan prosedur dalam desain metode campuran. Label singkatan untuk kuantitatif (quan) dan kualitatif (qual). Gambar 2.1 juga menggambarkan dua desain sampel, seperti ditunjukkan dalam Studi #1, peneliti menempatkan penekanan pada data kuantitatif dan kualitatif dan mengintegrasikan atau menggabungkan data dalam penelitian. Dalam Studi # 2, penyidik menekankan data kuantitatif pada fase pertama penelitian, diikuti oleh penekanan kecil pada data kualitatif pada fase kedua penelitian. Kemudian di bab ini kita mempertimbangkan nama untuk desain ini dan mengeksplorasi beberapa variasi dari mereka.
5. Advokasi untuk Desain BerbedaAdanya prosedur yang muncul, sistem notasi, dan desain khusus, diskusi telah berubah untuk melihat penelitian metode campuran sebagai desain yang terpisah dan berbeda. Untuk eksperimen, survei, grounded theory, dan lainnya, telah ditambahkan metode penelitian campuran ke dalam desain ini yang berbeda. Selain itu, penyempurnaan berlanjut dalam proses analisis data dalam penelitian metode campuran, penggunaan program komputer untuk menggabungkan program statistik kuantitatif dengan program analisis teks (Bazeley, 2010), dan identifikasi serta diskusi dari berbagai metode penelitian campuran yang dilaporkan dalam literatur ilmiah (Creswell, 2012). 6. Periode ReflektifDalam 5 sampai 7 tahun terakhir, metode campuran telah memasuki periode sejarah baru dalam evolusi. Periode ini ditandai dengan dua tema besar yaitu penilaian saat ini atau pemetaan lapangan dan munculnya kritik konstruktif yang menantang. Pemetaan lapangan terdiri dari membangun prioritas untuk penelitian dalam metode campuran (Tashakkori & Teddlie, 2003) mengidentifikasi domain penyelidikan (Greene, 2007) dan topik meringkas sedang ditangani sehingga dapat menambah diskusi yang sedang berlangsung (Creswell, 2012). Baca Juga Artikel Yang Mungkin Berhubungan : 9 Pengertian Rancangan Penelitian Menurut Para Ahli Prinsip Penelitian Campuran (Mix Method)Penelitian campuran Kuantitatif dan Kualitatif memiliki prinsip seperti penelitian pada umunya. Prinsip penelitian campuran kuantitatif dan kualitatif menurut Morse (2010) sebanyak 2 prinsip. 2 prinsip tersebut sebagai berikut. Mengenali arah teoretis proyek penelitian. Cara utama yang ditempuh peneliti dalam mengkaji secara tuntas tema penelitian di sebut dengan arah teoretis. Arah teoretis tersebut dapat berciri induktif (untuk tujuan penemuan) atau deduktif (untuk tujuan pengujian).
Menyadari akan dominasi yang ada dalam proyek penelitian. Dalam rancangan mixed methods kita akan menemui istilah dominan (dominant) seperti yang digunakan Morse (2010) serta Tashakkori & Teddlie (2010) atau prioritas (priority) dari Morgan (1998) yang menunjukkan tentang kadar atau bobot dalam desain penelitian. Kesadaran akan bobot tersebut menjadi penting agar proyek penelitian dapat berjalan dengan lancar dan tidak menimbulkan kerancuan dalam praktiknya. Morse (2010), Creswell (2010; 2012), dan Creswell et al (2010), memberikan notasi huruf besar dan kecil untuk menunjukkan metode mana yang lebih dominan atau yang memiliki bobot (weighting) lebih tinggi. Ketika peneliti menggunakan metode kualitatif lebih dominan sedangkan kuantitatif sebagai suplementer maka peneliti dapat memberikan notasi KUAL + kuan. Sebaliknya, ketika metode kuantitatif lebih dominan dibanding dengan kualitatif maka kita dapat memberikan notasi KUAN + kual. Baca Juga Artikel Yang Mungkin Berhubungan : √ Penelitian Sosial: Pengertian, Definisi, Metode, Tujuan, Ciri Dan Unsurnya Perbandingan Penelitian Campuran Kuantitatif dan Kualitatif
Baca Juga Artikel Yang Mungkin Berhubungan : Metode Penelitian Kuantitatif Model Penelitian Campuran Kuantitatif dan KualitatifMenurut Cresswell (2011), model penelitian campuran kuantitatif dan kualitatif dibagi menjadi enam model antara lain: 1) The Convergent Parallel Design.
Kelebihan dari model penelitian campuran ini adalah menggabungkan keunggulan dari kedua data yang dicampurankan, yaitu data kuantitatif yang dapatdigunakan untuk menggeneralisasikan dan data kualitatif yang dapat digunakan untukmenjelaskan konteksnya. Model penelitian campuran ini memungkinkan penelitiuntuk memperoleh informasi melalui metode terbaik yang ditawarkan oleh teknik pengumpulan data baik secara kuantitatif maupun kualitatif. Kelemahan dari model penelitian campuran ini adalah terletak pada pengcampuranan dua bentuk data yang berbeda serta bagaimana menilai hasil penelitian yang menyimpang. 2) The Explanatory Sequantial Design. menjelaskan gambaran umum tersebut (Creswell, 2011). Desain penelitian campuran model explanatory sequential design dapat digambarkan melalui gambar berikut. Gambar 2.4 Model The Explanatory Sequantial Design (Sumber: Creswell, 2011) Metode penelitian campuran model explanatory sequential design memiliki kelebihan yaitu data kuantitatif dan kualitatif dapat diidentifikasi dengan sangat jelas,sehingga memudakan bhagi pembaca dan peneliti lain yang berencana untukmendesign penelitian dengan menggunakan model ini. Model penelitian campuran inimemerlukan keahlian peneliti dalam menentukan aspek apa pada data kuantitatif yang perlu ditindaklanjuti dengan menggunakan data kualitatif, sehingga untuk melakukan penelitian diperlukan waktu yang cukup lama. 3) The Exploratory Sequantial Design. Gambar 2.5 Model exploratory sequential design (Sumber: Creswell, 2011). Salah satu keuntungan dari model penelitian campuran ini adalah bahwa hal itu memungkinkan peneliti untuk mengidentifikasi langkah-langkah sebenarnya didasarkan pada data kualitatif yang diperoleh dari peserta penelitian. Peneliti dapat membuat gambaran awal mengenai masalah penelitian melalui pendapat peserta (objek penelitian) tanpa melalui pendekatan untuk menentukan variabel yang belum diketahui. Kelemahan dari model ini adalah diperlukan waktu yang sangat lama terutama untuk mengumpulkan data serta validasi instrumen baik data kualitatif maupun kuantitatif. 4) The Embedded Design. Sebagai contoh selama penelitian korelasional (kuantitatif), peneliti dapat mengumpulkan data kualitatif sekunder untuk membantu memahami alasan-alasan untuk hasil korelasional. Desain penelitian campuran model embedded design dapat digambarkan melalui gambar berikut.
Kelebihan dari model penelitian ini adalah bahwa dapat menggunakan kelebihan dari masing-masing bentuk data dalam proses analisis data. Penelitian campuran ini memungkinkan peneliti untuk mengumpulkan data kualitatif dengan desain penelitian yang lebih menekankan pada desain kuantitatif, sehingga data kuantitatif (data utama) yang diperoleh lebih mudah dianalisa dan diidentifikasi dengan dukungan data kualitatif. Tantangan dalam menggunakan model penelitian ini antara lain terletak pada kejelasan data pendukungnya, pengcampuranan atau penggabungan kedua data yang berbeda, serta dimungkinkan terjadinya interferensi hasil penelitian oleh data pendukung. 5) The Transfomative Design. Kerangka transformatif yang sering digunakan dalam mixed methods antara lain mengenai feminisme, ras, etnis, disabilitas, gay, atau lesbian. Tantangan dalam model penelitian campuran ini adalah mengintegrasikan kerangka transformatif menjadi suatu penelitian campuran. Desain penelitian campuran model transformative design dapat digambarkan melalui gambar berikut.
6) The Multiphase Design.
Model penelitian campuran multiphase design memiliki memiliki kelebihan yaitu dapat memahami secara lebih baik dari suatu penelitian melalui beberapa program yang dilakukan secara bersama-sama. Tantangan yang muncul dalam model penelitian campuran ini adalah kerja sama tim peneliti dalam mengintegrasikan Baca Juga Artikel Yang Mungkin Berhubungan : Metode Penelitian Kualitatif Kelebihan dan Kelemahan Penelitian Campuran (Mix Method)Jones (1997) menyatakan bahwa dengan menggunakan penelitian campuran ini. Peneliti dapat menjelaskan lebih komprehensif serta mendalam tentang objek yang dikaji. Selain itu, pertanyaan yang diajukan juga dapat dieksplor lebih luas dan tajam lagi. Creswell (2010) ikut berpendapat bahwa penelitian campuran dapat berguna ketika metode kuantitatif atau kualitatif secara sendiri-sendiri kurang mumpuni untuk memahami permasalahan penelitian Menurut Teddlie & Tashakkori (2010) penelitian campuran kuantitatif dan kualitatif memiliki kelebihan antara lain:
Putra (2017) juga menyebutkan beberapa kelebihan yang dimiliki oleh penelitian campuran kuantitatif dan kualitatif sebagai berikut:
Menurut Cresswell (2011) kelebihan penelitian campuran adalah sebagai berikut.
Disamping itu, penelitian campuran kuantitatif dan kalitatif juga memiliki kelemhan. Menurut Morse (2010) dalam praktiknya peneliti dapat kurang ketat menerapkan prosedur-prosedur yang ada sehingga data yang diperolehnya menjadi dipertanyakan dan menimbulkan ancaman serius terhadap validitas penelitian karena asumsiasumsi dasar dari kedua metode rawan dilanggar ketika memadukan atau mengcampurankannya. Selain itu, kelemahan dari penelitian ini antara lain:
Baca Juga Artikel Yang Mungkin Berhubungan : √ Penelitian Sosial: Pengertian, Definisi, Metode, Tujuan, Ciri Dan Unsurnya Langkah penelitian CampuranLangkah Penelitian Campuran Model Sequential ExplanatoriMetode kombinasi sequential explanatory, memiliki karakteristik dimana tahap pertama penelitian menggunakan metode kuantitatif dan tahap kadua menggunakan metode kualitatif. Dengan demikian, penelitian kombinasi dilakukan untuk menjawab rumusan masalah yang berbeda, tetapi saling melengkapi. a. Metode Kuantitatif
b. Metode Kualitatif
Langkah Penelitian Campuran Model Sequential ExploratoryTahap pertama penelitian menggunakan metode kualitatif, langkahnya yaitu menetukan masalah atau potensi. Selanjutnya peneliti melakukan kajian teori perspektif yang berfungsi untuk memandu peneliti dalam mengumpulkan dan menganalisis data. Setelah itu peneliti melakukan pengumpulan yang utuh dari objek penelitian tersebut, mengkonstruksi makna dari hipotesis. Pada tahap kedua peneliti menggunakan metode kuantitatif yang berfungsi untuk menguji hipotesis yang ditemukan pada penelitian tahap pertama. Langkah-langkah dalam penggunaan metode kuantitatif adalah menetukan populasi dan sampel sebagai tempat untuk menguji hipotesis, mengembangkan dan menguji instrumen untuk mengumpulan data, menganalisis data, selanjutnya peneliti membuat laporan yang diakhiri dengan kesimpulan dan saran. Metode Kualitatif
Metode Kuantitatif Penentuan sampel dan populasi untuk menguji hipotesis Pada suatu penelitian perlu dijelaskan populasi dan sampel yang dapat digunakan sebagai sumber data. Selain itu populasi dan sampel juga digunakan untuk menguji hipotesis yang telah ditemukan (Sugiyono, 2012). Langkah Penelitian Campuran Model Concurrent Triangulation Saat peneliti menggunakan metode kualitatif, maka peneliti harus memperkuat diri menjadi human instrument agar bisa mngumpulkan, dan menganalisis data kualitatif, dan pada saat menjadi peneliti kuantitatif, peneliti melakukan kajian teori untuk dapat dirumuskan hipotesis dan instrument penelitian. Instrument penelitian digunakan untuk mengumpulkan data kuantitatif. Data kualitatif yang telah terkumpul dianalisis secara kualitatif, dan data kualitatif dianalisis dengan statistik. Kedua kelompok data hasil analisis kualitatif dan kuantitatif selanjutnya dianalisis lagi dengan meta analisis (analisis data hasil penelitian kualiatif dan kuantitatif atau sebaliknya) untuk dapat dikelompokan, dibedakan, dan dicari hubungan satu data dengan data yang lain sehingga dapat diketahui apakah kedua data saling memperkuat, memperlemah atau bertentangan. Langkah Penelitian Campuran Model Concurrent Embedded
Langkah-langkah metode kualitatif sebagai metode primer sebagai berikut.
Strategi Metode GabunganPada dasarnya, metode campuran ini untuk mencapai tujuan yang luas dan transformatif. Misalnya, dalam mengadvokasi kelompok-kelompok marginal seperti perempuan, minoritas etnik/ras komunitas gay dan lesbian, orang-orang difabel, dan mereka yang miskin dan lemah (Mertens,2003). Istilah strategi metode campuran sampai pada saat ini masih sangat beragam, seperti multi-metode, metode konvergensi, metode terintegrasi, dan metode kombinasi (Creswell and Plano Cark, 2007). Namun secara khusus strategi yang sering digunakan dalam metode penelitian campuran hanya tiga, yaitu: Konkuren atau satu waktu (concurent mixed methods) Sekuensial atau bertahap (sequential mixed method) Transformatif (transformatif mixed methods) Prosedur Pengumpulan DataDalam prosedur pengumpulan data penelitian metode campuran penting kiranya mengidentifikasi strategi-strategi sampling dan pendekatan-pendekatan dalam memvalidasi data. Seperti, mengidentifikasi dan menentukan jenis data baik kuantitatif maupun kualitatif yang dikumpulkan selama penelitian, mengetahui data kualitatif, karena sering dipilih dengan random sampling agar masing-masing individu memiliki kesempatan yang sama untuk diseleksi sebagai sampel, dan dapat digeneralisasikan pada populasi secara luas. Teddlie dan Yu (2007) telah mengembangkan tipologi lima sampling metode campuran, yaitu: Strategi dasar, di dalamnya sampling kuantitatif dan sampling kualitatif dikombinasikan (seperti, startified purposeful sampling dan porposive random sampling). Sampling sekuensial, di dalamnya tahap pertama melengkapi sampling tahap kedua. Sampling konkuren, di dalamnya probabilitas kuantitatif dan sampling kualitatif dikombinasikan menjadi prosedur-prosedur sampling independen atau diterapkan secara bersamaan seperti instrumen survei dengan respons tertutup dan respons terbuka. Sampling multilevel, di dalamnya sampling yang diterapkan pada dua atau lebih unit analisis. Sampling yang menerapkan bentuk kombinasi dengan strategi-strategi metode campuran sebelumnya. Pengumpulan Data dan Analisis Data Sequential Explanatory Design (Model Urutan Pembuktian) Sequential Exploratory Strategy (Model Urutan Penemuan) Sequential Transformative Strategy Concurrent Triangulation Strategy (Campuran Kualitatif dan Kuantitatif secara Berimbang) Concurrent Embedded Strategy (Campuran Penguatan/Metode Kedua Memperkuat Metode Pertama) Concurrent Transformative Strategy Contoh Gabungan Penelitian Kualitatif dan KuantitatifInterpersonal Difficulties Among Chinese‑Canadian Students Contoh ini menunjukkan diperolehnya keuntungan apabila penelitian menggunakan pendekatan kuantitatif dan kualitatif sekaligus dalam satu penelitian. Fase penelitiannya adalah: fase pertama penelitian kuantitatif, kedua kualitatif, dan ketiga kuantitatif lagi. Catat bahwa, berlawanan dengan gambaran umum tentang bagaimana kedua pendekatan berkaitan, penemuan‑penelitian kualitatif memberi sumbangan terhadap validasi penelitian kuantitatif, sedangkan hasil final penelitian kuantitatif memberikan perkembangan hipotesis bagi penelitian kualitatif lebih lanjut. Para peneliti yang meneliti tentang transisi budaya umumnya tertarik untuk mengetahui bagaimana hubungannya dengan penyesuaian diri. Berry mengenalkan istilah acculturative stress untuk menunjukkan dampak negatif akibat terjadinya perubahan budaya, dan hal ini memotivasi banyak peneliti untuk meneliti masalah‑masalah yang berkaitan dengan penyesuaian. Model‑model akulturasi kontemporer, terutama yang mengambil pendekatan dua dimensi, menekankan bahwa individu juga mengalami akulturasi dalam konteks yang melibatkan orang lain, dari budaya lama dan dari budaya baru. Memberi fokus sosial terhadap teori akulturasi dan adanya perkembangan literatur mengenai penyesuaian psikososial secara cepat, memungkinkan akan mengurangi kesulitan fungsi interpersonal yang disebabkan oleh acculturative stress. Proses akulturasi yang terjadi pada seseorang selalu membawa kesukaran dalam arena interpersonal mereka mungkin dituntut belajar bahasa baru dan sistem norma sosial baru, atau mungkin mereka secara kontinyu dipaksa untuk bernegosiasi antara dua perangkat budaya berbeda yang kedua duanya telah mapan. Tantangan tantangan seperti ini mungkin merepresentasikan porsi substansial dari tingkat acculturative stress secara keseluruhan. Metode dan Hasil Penelitian Fase Kuantitatif Pertama. Fase pertama meneliti hubungan antara akulturasi dan penyesuaian interpersonal, dengan menggunakan kerangka kerja yang disiapkan melalui teori interpersonal tradisional the interpersonal circumplex (Leary; Keisler; Wiggins & Trobst).Model ini meliputi delapan problem (kesukaran) interpersonal yang dapat dikelompokkan menjadi dua dimensi love dan dominance. Sampel terdiri dari 130 mahasiswa perempuan dan 54 mahasiswa laki laki berusia antara 18 sampai dengan 25 tahun, semuanya mahasiswa Kanada keturunan Cina. Alat ukur yang digunakan adalah Inventory of Interpersonal Problems (IIP; Horowitz, Alden, Wiggins & Pincus) untuk mengukur problem interpersonal, dan the Vancouver Index of Acculturation (VIA; Ryder, et al.) untuk mengukur akulturasi secara dimensional, dengan subskala independen untuk Heritage dan Mainstream Cultural Self identities (dalam hal ini China dan Kanada).Hanya subskala Mainstream dari VIA yang memiliki korelasi signifikan dengan penyesuaian, memprediksi lebih sedikit terhadap problem keinginan balas dendam/selfcentered, dingin/tidak ramah, pemalu, tidak asertif, dan sangat akomodatif. Fase Kualitatif. Tujuan dari penelitian tahaf kedua ini adalah untuk memperkaya model pengujian secara kualitatif untuk menguatkan fase pertama dari data kuantitatif, dengan potensi untuk menambahkan unsur unsur penting yang tak terduga bagi model tersebut.Di sini penelitian dilakukan dengan diskusi kelompok terarah (focus group discussion) untuk mengeksplor konteks problem problem interpersonal mana yang dialami subyek. Subyek penelitiannya adalah mahasiswa etnis Cina yang lahir di Hongkong, Taiwan, atau orang orang RRC, yang dibagi menjad i empat focus goups; dan 20 mahasiswa keturunan Cina yang lahir di Kanada yang juga terbagi menjadi empat focus groups. Setelah semua subyek menjawab serangkaian pertanyaan pendek yang sifatnya open ended mengenai pengalaman akulturasi mereka, kemudian anggota anggota kelompok mendiskusikan jawaban mereka. Umumnya, sebagian besar subyek menyebutkan berbagai kesulitan interpersonal yang menjadi hambatan utama, yang mereka hadapi dalam berakulturasi, dan mereka sependapat bahwa mengembangkan atau mempertahankan identitas Kanada umumnya telah membantu untuk mengurangi problem-problem tersebut. Secara khusus, banyak subyek kelahiran Kanada mengatakan bahwa mereka sering mempunyai lebih banyak problem berhubungan dengan individu individu kelahiran Cina, termasuk dengan kedua orangtua mereka sendiri dan anggota keluarga mereka yang lain. Variabel kontekstual yang paling banyak ditemukan, yang terdapat dalam masing masing focus groups, adalah latar belakang budaya subyek lain dalam interaksi. Secara singkat, hasil penelitian kualitatif sejalan dengan hasil penelitian kuantitatif fase pertama, bahwa pada tingkat akulturasi mainstream yang lebih tinggi memiliki hubungan dengan problem problem personal yang lebih sedikit untuk berbagai tipe problem. Akan tetapi, sampai sejauh mana faktor faktor konteks budaya yang dilukiskan oleh focus groups merupakan tambahan keterangan yang dibutuhkan bagi model interpretasi belum jelas.Oleh karena itu faktor faktor tersebut digabungkan ke dalam model dan diuji dalam penelitian kuantitatif fase kedua. Fase Kuantitatif Kedua. Tujuan dari fase ini adalah untuk meneliti model yang sudah terelaborasi, yang menerangkan bahwa konteks budaya di mana berbagai problem interpersonal terjadi. Subyek penelitiannya adalah 85 mahasiswa perempuan dan 51 mahasiswa laki laki yang rentang usianya antara 18 sampai dengan 26 tahun, dan semuanya adalah mahasiswa keturunan Cina. Alat ukur yang digunakan sama dengan yang digunakan pada penelitian kuantitatif tahap pertama, yaitu IIP dan VIA; akan tetapi kali ini IIP diberikan dua kali, yang satu mengkhususkan pada problem problem mahasiswa dengan budaya Kanada dan yang satu mengkhususkan pada problem problem mahasiswa dengan budaya Cina. Pertama melihat problem yang dihadapi mahasiswa dengan budaya Cina; dan temyata baik untuk subskala Haritage maupun subskala Mainstream mempunyai hubungan yang signifikan dengan penyesuaian. Skor yang tinggi pada subskala Haritage secara signifikan memprediksi lebih banyak problem: sangat bersifat menguasai atau mengendalikan, tidak suka mencampuri, berkorban diri, dan lebih sedikit dengan problem dingin/tidak ramah dan pemalu; sedangkan skor tinggi pada subskala Mainstream secara signifikan memprediksi lebih sedikit dengan problem: menguasai atau mengendalikan, ingin membalas dendam/ self centered, dingin/tidak ramah, tidak asertif, terlalu akomodatif, dan tidak suka mencampuri. Hasil di atas berbeda dengan problem yang dihadapi mahasiswa dengan budaya Kanada; yang hanya pada subskala Mainstream saja yang mempunyai hubungan signifikan dengan penyesuaian, dan polanya sama dengan penemuan yang didapat dalam fase pertama penelitian kuantitatif.
Daftar Pustaka
|