Font apa saja yang ada di Microsoft Word?

Di era digital sekarang ini, tulisan tangan udah jarang digunain. Sedangkan, lo pasti lebih sering berhadapan sama tulisan di media digital. Misalnya, Microsoft, yang punya jenis tulisan berbeda-beda dan bisa lo atur. Inilah yang dikenal dengan font.

Walaupun sering ngegunainnya, mungkin lo enggak terlalu mikirin asal-usulnya. Enggak asal ngebentuk, loh. Nyatanya, ada cerita yang menarik dan mengejutkan. Bahkan, ada juga yang nimbulin kontroversi dan isu-isu hoax.

1. Times New Roman

Times New Roman digunain sebagai standar huruf dalam dunia pengetikan. Keberadaannya dikenal luas oleh semua orang dari berbagai profesi. Namun, lo tahu, enggak, asal-usulnya?

Huruf ini dirancang oleh Stanley Morrison. Dia adalah seorang tokoh tipografi asal Inggris. Selama 30 tahun, Morrison menjadi konsultan huruf buat koran The Times di London, Inggris. Sebagai konsultan huruf, dia ingin The Times punya kekhasan tersendiri. Maka dari itu, pada Oktober 1932, The Times ngerilis font khususnya yang bernama Times. Buat bikin font ini, Morisson dibantu oleh Victor Lardent sebagai desainer.

Hingga, huruf Times ini jadi populer dan didaftarin lisensinya ke perusahaan The Monotype dan Linotype. Pada 1945, Linotype dan perusahaan-perusahaan di bawah lisensinya, kayak Adobe dan Apple Macintosh, daftarin nama dagang ”Times Roman”. Sedangkan, Monotype dengan perusahaan-perusahaan di bawah lisensinya kayak Microsoft menggunakan nama “Times New Roman”.

Pada 1980-an, Monotype ngedesain ulang Times New Roman dan mengklaim bahwa huruf baru ini lebih baik daripada Times Roman yang dimiliki Linotype. Enggak mau kalah, Adobe-Linotype juga ngeluncurin seri baru dari huruf Times dan mengklaim huruf yang baru juga lebih baik dibanding huruf milik Monotype. Pada kenyataannya, perbedaan bentuknya juga masih mirip. Para pengguna juga enggak terlalu masalahin.

2. Arial

Font yang satu ini juga familiar. Selain karena berada di urutan awal-awal tipe font, Arial terbagi jadi lima jenis. Awalnya, Arial dirancang oleh Robin Nicholas dan Patricia Saunders pada 1982. Menariknya, Arial merupakan font yang mirip dengan Helvetica. Makanya, kemunculan Arial secara otomatis menggantikan Helvetica. Saking miripnya, banyak orang yang enggak bisa ngebedain.

Karena mirip, nyatanya, Arial merupakan salinan langsung dari Helvetica. Namun, kenapa bisa lolos hukum? Padahal, Helvetica adalah font milik perusahaan Linotype dan sah secara hukum. Nah, saat itu orang-orang enggak terlalu peduli. Saat Microsoft bikin format true type standar buat Windows 3.1, mereka memilih menggunakan Arial daripada Helvetica karena lebih murah. Jadi, Arial yang ada sekarang sebenarnya merupakan efek samping dari kesuksesan Windows itu sendiri. Dan, font Arial ada buat menghindari pembayaran lisensi terhadap Helvetica.

3. Calibri

Lo pasti udah enggak asing dengan namanya. Yap! Font ini jadi standar di Microsoft. Awalnya, font ini dibuat oleh Lucas de Groot, seorang desainer font asal Belanda. Lahir pada 21 Juni 1963, dia dikenal sebagai anggota kelompok font Thesis (TheSans, TheSerif, TheMix, The SansMono, dan kemudian TheAntiqua) dan Corpid (sebelumnya AgroSans).

Selain Calibri, Lucas de Groot juga ngerancang custom font Consolas buat Microsoft Windows Vista serta buat majalah dan koran kayak Der Spiegel (SpiegelSans), die tageszeitung (Taz), Folha de S. Paulo (FolhaSerif), atau perusahaan seperti Sun Microsystems (SunSans).

Dalam Microsoft Office 2007, Calibri digunakan buat ngegantiin font Times New Roman sebagai jenis huruf standar di Word serta pengganti Arial sebagai default di PowerPoint, Excel, dan Outlook. Kini, Calibri merupakan jenis huruf standar dalam aplikasi Microsoft Office 2010.

4. Comic Sans MS

Kalau lo adalah pengguna setia Windows, lo pasti kenal baik dengan font yang satu ini. Apalagi saat dapat tugas di sekolah dasar atau sekolah menengah. Kebanyakan, para murid berkreasi dengan font ini sebagai tugas sekolahnya. Lo tahu, enggak? Ternyata, font ini dibenci para desainer seluruh dunia, loh!

Bagaimana bisa, ya? Pada 1994, salah seorang desainer Microsoft bernama Vincent Connare terkejut ketika dia melihat font Times New Roman dipakai buat ngisi balon percakapan pada sebuah komik. Menurut Vincent, hal itu enggak sesuai. Dia pun bikin proyek font bernama Comic Sans. Pada awalnya, Comic Sans cuma digunain buat aplikasi dan program pembelajaran anak-anak. Enggak tahu kenapa, tiba-tiba Comic Sans muncul sebagai salah satu font default pada Windows 95, OS yang lagi hit pada masa itu.

Dalam sekejap, Comic Sans jadi begitu populer. Font ini digunakan buat banyak kepentingan, mulai dari penanda jalan, pamflet, brosur, dan kartu nama. Pertumbuhannya begitu cepat hingga melewati tingkat kepopuleran Times New Roman pada 2013.

Menurut para desainer, secara tipografi, Comic Sans merupakan font yang didesain dengan buruk. Weight dan kerning antar font amburadul. Sebenarnya, masih banyak font yang jauh lebih buruk. Nah, masalah timbul ketika Comic Sans mulai digunakan oleh banyak orang yang enggak ngerti tipografi dan prinsip-prinsip komunikasi visual dalam desain grafis. Ini karena kepopuleran Comic Sans. Padahal, kalau dilihat dari fungsi sebuah font, mungkin Comic Sans hanya bakal cocok buat media visual dengan target konsumen anak-anak, bukan font buat segala hal.

5. Wingdings

Awalnya, font unik ini digambar tangan sebelum didigitalkan, dicetak, dan dipamerin pada konferensi Asosiasi Typographique International 1984 di London, Inggris. Kemudian, Microsoft membeli font ini pada 1990 dan memberi nama “Wingdings”. Kira-kira, apa latar belakang Microsoft beli font unik ini, ya? Siapa juga yang mau pakai?

Charles Bigelow dan Kris Holmes bikin font ini dengan tujuan efisiensi data. Soalnya, teks pada suatu dokumen memakan memori yang cukup banyak. Penggunaan simbol sebagai karakter huruf dalam Wingdings ini siap pakai dan bisa dipakai buat bikin dokumen sepanjang apa pun dengan jumlah data yang kecil.

Nyatanya, font ini nimbulin kontroversi. Banyak yang bilang ini adalah teori konspirasi buat ngetik pesan rahasia. Salah satu pesan tersebut diduga anti-Semit. Salah satunya, ngetik “NYC” bakal keluar simbol tengkorak, tulang bersilang, Bintang Daud, dan isyarat jempol. Banyak yang ngartiin kalau itu adalah indikasi buat ngebunuh orang-orang Yahudi yang tinggal atau bekerja di New York City.

Nanggapin isu ini, Microsoft mengatakan kalau enggak ada konspirasi dan semua hanya kebetulan. Soalnya, font ini awalnya dari font Lucida asli. Lalu, ada seleksi dari berbagai sumber, termasuk bahasa kuno, dokumen abad pertengahan, dan penemuan modern.

***

Ternyata di balik jenis-jenis font yang sering kita gunain, tersimpan banyak fakta menarik yang enggak kita sadari. Kalau lo, sering pakai jenis font apa buat ngetik? Termasuk font yang Viki sebutin di atas, enggak?

Apa saja font Microsoft Word?

Jenis font ada apa aja?

Apa saja font formal?

Apakah di Microsoft Word ada font Times New Roman?