Debat penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar

Details Created on 28 August 2018 Hits: 2950

Debat penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar

Dinas Pendidikan dan Kebudayaan mengadakan lomba debat berbahasa Indonesia yang merupakan dari salah satu cabang program Kemendikbud Olimpiade Literasi Siswa Nasional (OLSN) yang diikuti 40 peserta SMP Negeri/Swasta pada tanggal 23 agustus 2018 di SMPN 2 Wungu.

Dalam rangka menghadapi tantangan era global, situasi saat ini membutuhkan generasi muda Indonesia yang cakap dan tangguh untuk mengawal dan memperkuat jati diri bangsa dengan kekuatan bangsa. Bahasa Indonesia merupakan bahasa pemersatu bangsa Indonesia. Oleh karena itu, kegiatan Debat Berbahasa Indonesia merupakan media untuk mengekspresikan seni berbicara; melatih kepekaan; melatih disiplin dan tanggung jawab; serta memperdalam dan memperkuat kecintaan peserta debat terhadap bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional dan bahasa negara.

Bahasa Indonesia sebagai alat komunikasi menjadi alat aktualisasi diri, terutama untuk mengekspresikan perasaan dan hasil pemikiran dalam konteks budaya akademik bagi para siswa. Kegiatan Lomba Debat Berbahasa Indonesia ini diharapkan mampu meningkatkan kecakapan siswa SMP dalam berbicara, mengeluarkan pendapat, ide, maupun solusi untuk sebuah topik/permasalahan dengan menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar.

Juara I SMPN 1 Jiwan (Yudha Vira Samudera, Amanda Dini Astuti, Galang Auditya Sena), Juara II SMPN 1 Wonoasri Jeti Riski Kusumaningtyas, Cheese Yusranisa Khansa N, Fageista Alfa Amelyana), Juara III SMPN 2 Mejayan (Eka Trimawati, Dewa Pratama Pramuwita, Muhammad Gonim)

Danang Dwi Harmoko



Penggunaan tata bahasa Indonesia yang baik dan benar dalam kehidupan sehari-hari sangat penting. Hal ini dikarenakan tata bahasa menentukan persepsi pendengar atau lawan bicara. Dengan kata lain, pemerimaan lawan akan ujaran pembicara bergantung pada tata bahasa. Sayangnya, dewasa inisering kali kita jumpai kesalahan tata bahasa sehingga pesan yang disampaikan menjadi bias dan tidak tersampaikan dengan baik. Kesalahan tersebut meliputi, tidak menggunakan kata yang sesuai dengan EYD (ejaan yang disempurnakan), pemborosan kata, pengulangan kata secara berlebihan, serta pemilihan kata yang salah. Kesalahan-kesalahan tersebut penulis temukan di dalam “Debat

Calon Presiden Republik Indonesia 2014” pada selasa, 10 Juni 2014 pukul 20.00 WIB. Didalam acara tersebut terdapat penggunaan tata bahasa Indonesia yang salah oleh kedua pasangan presiden dan moderator. Kesalahan itu meliputi penggunaan kata yang tidak sesuai dengan EYD, pemborosan kata, pengulangan kata secara berlebihan, serta struktur kalimat yang tidak tepat. Selain itu faktor-faktor penyebab kesalahan tata bahasa juga akan dibahas dalam tulisan ini.


DOI: https://doi.org/10.31294/w.v6i1.3820

Copyright (c) 2018 Wanastra   
Debat penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar
Debat penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar
Debat penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar
 
Debat penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar
Debat penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar
 
Debat penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar
Debat penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar
 
Debat penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar
 
Debat penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar
 
Debat penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar
Debat penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar

This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License

Bacalah kalimat berikut dengan seksama! air jeruk merupakan senyawa asam lemah sehingga menghasilkan reaski gelembung yang sedikit dan tidak adanya ny … ala lampu.kata penghubung yang digunakan dalam kalimat tersebut, yaitu ....

Bagaimana tampilan bandrek ini? bagaimana harum yang tercium? sperti apa rasanya?

Benar salah alasan penggunaan huruf kapital pantai senggigi terletak di provinsi nusa tenggara barat benar penggunaan huruf lapital tepat karena digun … akan pada awal kalimat dan unsur ama geografi no ngasal √ jawban hebat √​

Bentangan alam yang disajikan sangat elok dan pastinya akan membuat takjub setiap orang yang berkunjung. sinonim dari kata elok pada teks tersebut ada … lah​

Buatlah cerita tentang kerja bakti di lingkungan masyarakat.minimal 3 pragraf . ​

Carilah informasi mengenai jenis-jenis tumbuhan sesuai habitatnya dan bagaimana bentuk penyesuaian diri terhadap lingkungannya. tulis informasi terseb … ut dalam tabel berikut.

Cermati kalimat-kalimat berikut!(1) pengalaman pertama yang membuat kami semakin bersyukur kepada tuhan yme.(2) esok paginya, setelah puas kami pun tu … run gunung dengan perasaan penuh haru dan syukur.(3) malam tahun baru di puncak gunung, pengalaman pertama kami.(4) pendakian itu kami lakukan menjelang malam tahun baru.(5) perjalanan mendaki gunung merapi sangat menakjubkan. urutan kalimat-kalimat tersebut yang tepat adalah ….

Kalimat tanya yang tepat untuk paragraf kedua adalah... ​

Ketiga cuplikan teks tersebut dikembangkan dengan pola apa? pola pengembangan sebab akibat atau pola pengembangan proses?

Kembangkan informasimu dengan memperhatikan kata baku. jangan lupa menggunakan kalimat efektif! ​

NASKAH DEBAT PRO

UJIAN PRAKTIK BAHASA INDONESIA

SMK NEGERI 17 JAKARTA

PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA DI JEJARING SOSIAL (MISALNYA FACEBOOK DAN TWITTER) KURANG MENDIDIK

Bahasa memiliki peran yang sangat penting. Bahasa menjadi alat yang paling efektif dalam setiap aktivitas komunikasi. Setiap manusia memerlukan bahasa agar dapat menyampaikan apa yang ada dalam pikirannya. Dalam pemakaiannya, bahasa menjadi sangat beragam. Keragaman bahasa sangat bergantung pada kebutuhan dan tujuan komunikasi. Bahasa dapat dilakukan secara lisan maupun tulisan. Seiring majunya peradaban manusia, termasuk di Indonesia, banyak cara yang dipilih pemakai bahasa dalam berkomunikasi. Bahkan pilihan cara komunikasi tidak hanya makin beragam tapi juga semakin canggih.

Disaat ini perkembangan semakin pesat. Perkembangan dan berbagai pengaruh-pengaruh globalisasi semakin menjalar. Terutama dikalangan remaja. Dizaman sekarang  serasa segalanya sudah berbeda, apalagi jika dibandingkan dengan zaman dahulu. Dizaman sekarang dari segi penampilan berbeda dengan dahulu, jika dulu pakaian adat adalah maskot, sekarang pakaian trendy yang lebih oke. Dari segi tingkah laku dan gaya bahasa yang digunakan pun saat ini juga berbeda dengan dengan zaman dulu.

Salah satu fenomena komunikasi yang paling pesat saat ini adalah penggunaan bahasa yang didukung oleh perangkat teknologi canggih, khususnya bahasa yang digunakan pada jejaring sosial, seperti internet, facebook, twitter, chatting, email, sms, dan sebagainya. Namun penggunaan bahasa yang menyimpang dari kaidah Bahasa Indonesia  menimbulkan sorotan besar dari para pengamat.

Berlatar pada kondisi itulah, kita perlu berdiskusi dan menentukan sikap terhadap fenomena bahasa pada jejaring sosial yang semakin mengglobal. Bagaimana kita memandang bahasa pada jejaring sosial; ancaman atau peluang? Bahasa Indonesia adalah salah satu aset penting bangsa Indonesia. Kenapa? Karena menurut saya, bahasa Indonesia merupakan satu-satunya bahasa resmi yang membantu berbagai suku di Indonesia untuk berkomunikasi secara baik.

Saya sebagai pro menganggap pernyataan tersebut benar. Karena bahasa pada jejaring sosial semakin mendapat tempat di kalangan anak muda. Apalagi kemunculan bahasa gaul yang kini menjadi trend anak muda dikhawatirkan dapat mengikis jati diri bahasa Indonesia. Penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar mulai tergusur oleh munculnya bahasa gaul, hal ini tampak jelas pada bahasa lisan dan tulis yang sering digunakan oleh masyarakat kita, khususnya dikalangan remaja. Fenomena itu sering kita sebut “Bahasa Alay” yang lebih dikenal dengan “Bahasa Anak Layangan”, atau “Bahasa Anak Lebay” yang benar-benar sudah menjadi bahasa favorit mereka daripada bahasa Indonesia itu sendiri. Hal ini terjadi karena anak muda sekarang membutuhkan pengakuan akan eksistensi mereka. Mereka hampir tidak punya ruang untuk mewujudkan eksistensi mereka.

Remaja Indonesia kesulitan berkomunikasi dengan menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Kesulitan tersebut terjadi karena adanya penggunaan bahasa baru yang mereka anggap sebagai sebuah kreativitas. Bahasa yang mengandung sandi-sandi tertentu dan sekarang dirasa wajar muncul dari beberapa kalangan yang menggunakan bahasa prokem. Bahasa prokem adalah bahasa yang digunakan oleh sekelompok orang dan hanya dimengerti oleh mereka. Bahasa prokem yang sekarang ini  sedang menjadi tren di Indonesia terutama pada kalangan remaja adalah bahasa gaul. Jadi, anak muda yang tidak memakai bahasa alay maka tidak disebut anak gaul, dan status sosial seseoranglah yang paling mempengaruhi penggunaan bahasa itu sendiri.

Bahasa Indonesia merupakan bahasa yang baku yang mempunyai kaidah-kaidah disetiap penulisan maupun pengucapannya. Bahasa Indonesia ini bahasa yang mudah dimengerti oleh semua orang, meskipun mereka berasal dari daerah yang berbeda. Contohnya: Saat kita (orang jawa) bertemu dengan orang dari suku lain, misalnya saja orang batak, mungkin saat bertemu kita akan kesulitan dalam berkomunikasi. Pastinya dengan memilih berkomunikasi dengan bahasa Indonesia itu akan mempermudah. Itulah pentingnya jika mampu menggunakan bahasa indonesia dengan baik.

Dampak negatif yang didapat adalah mereka tak lagi menghiraukan kaidah-kaidah bahasa yang ada. Tak ada gunanya pelajaran bahasa Indonesia yang diajarkan sejak kita sekolah di Taman Kanak-Kanak. Bisa juga bahasa “Alay” mempersulit komunikasi dengan orang yang tak mengerti perkembangan seperti sekarang ini. Bahasa “Alay” juga menimbulkan kesan kurang baik jika dikaitkan dengan kesopanan berbicara dengan orang lain.

Pengguna jejaring sosial saat ini tidak hanya kalangan remaja atau orang dewasa, namun anak-anak pun tidak sedikit yang menggunakan jejaring sosial untuk bermain atau berkomunikasi. Sehingga bahasa di jejaring sosial yang kurang mendidik tidak baik untuk ditiru oleh anak-anak. Sebagai pemuda penerus bangsa, harusnya fenomena ini tidak boleh terjadi karena akan merusak generasi bangsa Indonesia. Bisa jadi bahasa Indonesia tak lagi perlu ejaan. Bisa-bisa akan merusak bahasa Nasional kita sendiri. Jika sudah rusak, dimana letak citra negara kita dilahirkan ini? Sungguh perkembangan yang tidak baik bagi anak cucu kita kelak.


Kesimpulan saya yakni, inilah momentum bagi pemakai Bahasa Indonesia untuk menerapkan pola tutur yang baik dan benar secara lisan maupun tulisan. Kita harus bersikap bangga terhadap Bahasa Indonesia dan selalu menjunjung tinggi kaidah pemakaiannya agar tidak hilang akibat dinamika peradaban manusia dan intervensi dari bahasa lain. Kita harus aktif dan tepat dalam menggunakan Bahasa Indonesia dan tidak menjadikan Bahasa Indonesia sebagai bahasa sarkasme terhadap generasi muda dan remaja. Bahasa adalah keharmonian.