Contoh zat yang berperan dalam proses pembekuan darah adalah

Proses pembekuan darah berperan penting dalam memperbaiki pembuluh darah yang rusak, sehingga pendarahan bisa berhenti. Prosesnya sendiri melibatkan penyempitan pembuluh darah untuk membatasi aliran darah. Kemudian, trombosit akan membentuk sumbatan pada pembuluh darah untuk menghentikan perdarahan. Selanjutnya, fibrin akan menempel dan membentuk gumpalan yang akan menutup luka, kemudian larut ketika luka sudah sembuh.

Halodoc, Jakarta – Mengalami luka berdarah adalah hal yang umum yang bisa terjadi baik karena cedera ataupun kecelakaan. Kondisi tersebut biasanya lebih sering dialami oleh anak-anak mengingat tingkat aktivitas mereka yang tinggi, tetapi orang dewasa pun juga bisa mengalaminya.

Meskipun darah yang keluar dari anggota tubuh yang terluka tampak mengerikan, tetapi kamu tidak perlu khawatir. Bila luka berukuran kecil, perdarahan yang terjadi biasanya ringan dan bisa berhenti dengan sendirinya. Hal itu karena tubuh memiliki kemampuan untuk menghentikan darah secara alami dengan cara membekukannya. Proses pembekuan darah dikenal juga sebagai koagulasi. Agar lebih jelas, yuk ketahui proses pembekuan darah yang terjadi saat luka di sini.

Baca juga: Luka Susah Sembuh, Ini Penyebab Darah Sulit Membeku

Apa Itu Pembekuan Darah?

Jantung memompa darah ke seluruh tubuh dengan bantuan arteri, dan pada gilirannya, darah kembali ke jantung melalui vena. Darah mengalir melalui pembuluh darah untuk mengantarkan oksigen dan nutrisi yang dibutuhkan ke berbagai sel dalam tubuh. Namun, bila pembuluh darah rusak atau robek, maka proses pembekuan darah akan terjadi.

Pembekuan darah atau koagulasi berperan penting dalam memperbaiki pembuluh darah. Dengan cara tersebut, tubuh bisa memperbaiki kerusakan untuk menghentikan perdarahan yang terjadi. Misalnya, ketika kamu terluka dan terjadi kerusakan pada lapisan pembuluh darah, trombosit akan membentuk sumbatan awal di area yang terkena. Sel darah tersebut kemudian akan memulai proses pembekuan darah dengan bantuan faktor pembekuan tertentu yang diproduksi di dalam tubuh.

Baca juga: Sumber Makanan yang Dapat Menambah Jumlah Trombosit

Apa Saja Faktor Pembekuan Darah?

Faktor pembekuan adalah komponen yang ditemukan dalam plasma yang terkait dengan proses pembekuan darah. Faktor-faktor ini diberi nama dan nomor berdasarkan penemuannya.

Faktor pembekuan adalah Faktor I (fibrinogen), Faktor II (protrombin), Faktor III (tromboplastin jaringan atau faktor jaringan), Faktor IV (kalsium terionisasi), Faktor V (faktor labil atau proakselerin), Faktor VII (faktor stabil atau prokonvertin), dan Faktor VIII (faktor antihemofilik). Selain itu, faktor koagulasi juga meliputi Faktor IX (komponen tromboplastin plasma atau faktor Natal), Faktor X (faktor Stuart-Prower), Faktor XI (anteseden tromboplastin plasma), Faktor XII (faktor Hageman), dan Faktor XIII (faktor penstabil fibrin).

Vitamin K diperlukan organ hati untuk menghasilkan beberapa faktor, seperti Faktor II, VII, IX, dan X. Kamu bisa mendapatkan asupan vitamin K dari makanan sumber nabati dan hewani. Flora normal usus juga memproduksi vitamin K.

Bagaimana Prosesnya?

Perlu diketahui, pembekuan darah adalah bagian dari hemostasis sebagai cara tubuh untuk menghentikan pendarahan dari pembuluh darah yang terluka. Setelah proses pembekuan darah selesai, tubuh memiliki mekanisme kendali untuk mengontrol dan membatasi pembekuan. Hal itu termasuk melarutkan kelebihan gumpalan darah yang tidak diperlukan lagi. Bila ada kelainan di bagian mana pun dari sistem yang mengontrol pendarahan, maka pendarahan atau pembekuan yang berlebihan bisa terjadi. Kondisi tersebut berpotensi mengancam jiwa.

Misalnya, bila pembekuan darah terjadi secara berlebihan, hal itu bisa menyebabkan stroke dan serangan jantung, karena gumpalan darah bisa berjalan dan menyumbat pembuluh darah di organ tersebut. Sedangkan bila pembekuan darah tidak berjalan dengan baik, bahkan hanya sedikit cedera pada pembuluh darah saja bisa menyebabkan kehilangan darah yang parah.

Hemostasis memiliki tiga proses utama, yaitu penyempitan pembuluh darah, aktivitas trombosit, dan aktivitas protein yang terdapat dalam darah (faktor pembekuan).

Berikut ini proses pembekuan darah:

1.       Cedera

Fase pertama dari proses pembekuan darah adalah ketika cedera terjadi atau ketika pembuluh darah rusak. Cedera ini bisa berupa robekan kecil pada dinding pembuluh darah yang menyebabkan pendarahan.

2.       Penyempitan Pembuluh Darah

Tubuh kemudian akan mempersempit pembuluh darah untuk mengontrol kehilangan darah. Hal ini akan membatasi aliran darah ke daerah yang terkena.

3.       Sumbatan Trombosit

Sebagai respons terhadap cedera yang terjadi, tubuh mengaktifkan trombosit. Pada saat yang sama, sinyal kimia dilepaskan dari kantong kecil di trombosit untuk memanggil sel lain ke area yang terluka tersebut. Kemudian, mereka akan membuat sumbatan trombosit dengan membentuk gumpalan bersama-sama. Protein yang disebut faktor von Willebrand (VWF) membantu trombosit untuk saling menempel.

4.       Gumpalan Fibrin

Selanjutnya, faktor pembekuan darah memicu produksi fibrin, yaitu zat kuat seperti untai yang mengelilingi sumbat trombosit dan membentuk gumpalan fibrin. Selama berhari-hari atau berminggu-minggu, gumpalan fibrin menguat dan kemudian larut saat dinding pembuluh darah yang terluka menutup dan sembuh.

Baca juga: Hilangkan Bekas Luka dengan 7 Cara Alami Ini

Itulah proses pembekuan darah yang terjadi ketika kamu terluka. Bila luka berdarah kamu tidak kunjung sembuh, segera bicarakan pada dokter melalui aplikasi Halodoc. Melalui Video/Voice Call dan Chat, dokter yang ahli dan terpercaya bisa memberi kamu saran kesehatan untuk mengatasinya sebelum kondisi bertambah parah. Yuk, download aplikasi Halodoc sekarang juga sebagai teman penolong untuk menjaga kesehatan kamu sehari-hari.

Contoh zat yang berperan dalam proses pembekuan darah adalah
Referensi:
News Medical Life Sciences. Diakses pada 2021. Blood Clotting Process.

Mekanisme pembekuan darah terdiri dari faktor-faktor yang berperan penting dalam proses tersebut. Foto: Unsplash.com

Pembekuan darah adalah proses alami yang terjadi dalam tubuh manusia. Proses tersebut memiliki mekanisme pembekuan darah tersendiri.

Pembekuan darah pada umumnya terjadi ketika tubuh terluka, khususnya saat keadaan kulit robek dan mengeluarkan darah. Secara alami, tubuh akan melakukan mekanisme pembekuan darah untuk menangani kondisi tersebut.

Apa itu pembekuan darah? Pembekuan darah adalah perubahan kondisi darah yang mulanya cair menjadi kumpulan darah yang menggumpal. Foto: Unsplash.com

Pembekuan darah secara sederhana dapat didefinisikan sebagai suatu keadaan yang ditandai dengan adanya perubahan kondisi darah yang mulanya cair menjadi kumpulan darah yang menggumpal.

Menurut Wiwik Handayani dalam bukunya yang berjudul Buku Ajar Asuhan Keperawatan, pembekuan darah dalam ilmu medis memiliki pengertian, yaitu suatu proses di mana komponen cairan darah ditransformasi menjadi material semisolid yang dinamakan bekuan darah.

Pembekuan darah terjadi ketika adanya perdarahan pada tubuh manusia. Proses pembekuan darah ditandai dengan pembekuan darah pada area luka untuk menghentikan perdarahan dan menutup luka secara bertahap.

Oleh sebab itu, proses pembekuan darah dianggap sebagai perlindungan yang vital bagi tubuh manusia karena dapat mencegah perdarahan yang berlebihan.

Salah satu faktor pembekuan darah adalah fibrinogen. Foto: Unsplash.com

Proses pembekuan darah sendiri terjadi diakibatkan oleh faktor-faktor tertentu, yaitu berupa sejumlah zat yang berperan dalam proses membekunya darah dalam tubuh.

Mengutip dari buku Kumpulan Kuliah Farmakologi yang diterbitkan oleh Staf Pengajar Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya, berikut ini sejumlah faktor yang berperan dan terlibat dalam proses pembekuan darah.

Fibrinogen adalah suatu jenis protein yang diproduksi di dalam organ hati yang terdapat dalam plasma dengan kadar 100 sampai 700 mg/dL. Jenis protein ini disebut sebagai zat esensial dalam proses koagulasi atau pembekuan darah.

Protein fibrinogen dianggap penting dalam proses pembekuan darah sebab dapat berubah menjadi fibrin, yaitu komponen yang penting dalam proses membekunya darah dalam tubuh.

2. Protrombin (Faktor II)

Protrombin adalah senyawa globulin yang larut dan dihasilkan di hati dengan bantuan vitamin K. Jenis protein ini mempunyai berat molekul 68.700 dengan konsentrasi kira-kira 15 mg/dL.

Sebagai suatu komponen yang berperan dalam proses pembekuan darah, produksi protrombin tergantung pada asupan dan penyerapan vitamin K yang memadai. Selama proses pembekuan, protrombin dikonversi menjadi trombin.

3. Tromboplastin (Faktor III)

Trombokinase atau tromboplastin adalah zat yang berperan dalam proses pembekuan darah sebagai zar penggerak yang dilepaskan ke darah di tempat yang luka.

Tromboplastin diperkirakan terbentuk akibat adanya kerusakan pada trombosit yang mana selama ada garam kalsium dalam darah, protrombin akan berubah menjadi trombim yang kemudian akan menghasilkan penggumpalan darah.

Vitamin K adalah jenis vitamin yang sangat berpengaruh bagi kelangsungan proses pembekuan darah. Vitamin K sendiri berperan untuk membantu terbentuknya protrombin.

Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, zat protrombin sangatlah berguna untuk proses pembekuan darah yang terjadi saat perdarahan. Oleh sebab itu, vitamin K adalah faktor yang sangat menentukan.

Jika tubuh kekurangan vitamin K, pembekuan darah dalam tubuh akan terhambat sehingga akhirnya darah sulit menggumpal dan perdarahan tidak dapat dicegah.

5. Proakselerin (Faktor V)

Faktor labil atau proakselerin adalah metabolit yang berupa protein yang banyak ditemukan dalam plasma darah. Jenis protein ini merupakan prekursor dari akselerin.

Proakselerin sendiri memiliki fungsi untuk mempercepat terjadinya proses perubahan protrombin menjadi trombin sehingga akan mempercepat pembekuan darah.

6. Prokonvertin (Faktor VII)

Prokonvertin merupakan jenis enzim dari kelas serina protease. Sama halnya dengan proakselerin, prokonvertin berperan untuk mempercepat konversi protrombin menjadi trombin.

Prokonvertin sendiri bekerja dengan bantuan faktor III, IV dan V. Gen dari prokonvertin terletak pada kromosom 13.

7. Plasmokinin (Faktor VIII)

Dalam proses pembekuan darah, plasmokinin merupakan kofaktor bagi faktor XI, yaitu protromboplastin beta. Plasmokinin sendiri merupakan glikoprotein yang sangat penting bagi pembentukan tromboplastin.

8. Protromboplastin Beta (Faktor IX)

Protromboplastin beta adalah sejenis glikoprotein berupa serina protease yang diproduksi secara alami di dalam tubuh. Protein ini membantu darah membentuk gumpalan untuk menghentikan perdarahan.

9. Protrombinase (Faktor X)

Protrombinase adalah sejenis enzim pada lintasan koagulasi yang merupakan serina endopeptidase. Protrombinase merupakan enzim yang berperan sebagai enzim pertama dan utama dalam pembekuan darah yang berujung pada pembentukan trombus.

10. Faktor PTA (Faktor XI)

Faktor PTA adalah jenis proenzim yang disekresi ke dalam sirkulasi darah untuk mengaktivasi plasma tromboplastin intrinsik saat darah terpapar oleh permukaan asing.

11. Faktor Hageman (Faktor XII)

Faktor hageman atau faktor XII merupakan faktor pembekuan darah yang beredar dalam sistem peredaran darah dalam bentuk proenzim. Faktor ini kemudian berubah menjadi serina protease.

12. Fibrinase (Faktor XIII)

Fibrinase atau enzim transglutaminase adalah faktor pembekuan darah yang terdapat dalam sistem peredaran darah. Faktor ini berfungsi untuk membuat ikatan melintang pada jaringan fibrin.

Bagaimana Proses Pembekuan Darah?

Pembekuan darah terjadi saat adanya perdarahan pada tubuh manusia. Pada saat perdarahan atau jaringan tubuh manusia terluka, proses pembekuan darah akan langsung terjadi.

Sebelum memahami proses terjadinya pembekuan darah, simak gambar atau ilustrasi proses pembekuan darah dalam tubuh.

Bagaimana proses pembekuan darah terjadi? Berikut skema terjadinya pembekuan darah. Foto: Biologi Paket C Setara SMA/MA Kelas XI karya Reni Diastuti.

Dikutip dari buku Biologi Paket C Setara SMA/MA Kelas XI karya Reni Diastuti, berdasarkan gambar di atas, proses pembekuan darah adalah sebagai berikut.

1. Trombosit Membentuk Sumbatan

Tahap awal dari pembekuan darah adalah kepingan darah atau trombosit mengeluarkan reaksi ketika tubuh terluka. Trombosit akan menempel pada dinding area tubuh yang luka dan bersama-sama membentuk sumbatan.

2. Proses Pembekuan Darah

Saat tubuh terluka, trombosit pada permukaan yang luka akan pecah dan mengeluarkan enzim trombokinase atau tromboplastin. Hal ini yang membuat keluarnya darah dari bagian kulit.

Enzim trombokinase kemudian mengubah protrombin menjadi trombin dengan bantuan ion kalsium dan vitamin K. Protrombin merupakan protein yang tidak stabil yang dibentuk di hati dan dengan mudah dapat pecah menjadi senyawa-senyawa yang lebih kecil.

Salah satu senyawa yang terbentuk dari protrombin adalah trombin. Trombin mengubah fibrinogen yang larut dalam plasma darah menjadi fibrin, yaitu zat yang tidak larut dalam plasma darah.

Fibrin sendiri merupakan zat yang berbentuk seperti benang-benang halus. Benang-benang halus ini akan menutup luka, sehingga darah tidak keluar lagi.

3. Penyelesaian Proses Pembekuan

Setelah darah membeku dan luka telah ditutupi oleh fibrin. Zat-zat yang bekerja untuk pembekuan darah akan selesai melakukan aktivitasnya.

Hal tersebut bertujuan untuk menghentikan proses pembekuan darah yang sudah tidak diperlukan lagi. Proses pembekuan darah yang terus terjadi akan menghambat sistem peredaran darah.

4. Sumbatan Pada Luka Menghilang

Tahapan akhir dari proses terjadinya pembekuan darah adalah sumbatan yang ada pada kulit yang terluka akan secara alami mulai menghilang.

Benang-benang fibrin yang menutupi luka akan perlahan hancur dan darah mengambil kembali trombosit dan sel-sel dari bekuan darah.