Contoh masalah siswa di sekolah dan penyelesaiannya

  • Photo credit: Pixabay via Pexels

Tidak dapat dipungkiri bahwa lingkungan sekolah jadi salah satu tempat di mana masalah sosial kerap terjadi.

Bolos pelajaran atau bahkan tidak masuk tanpa keterangan sangat mungkin terjadi. Masalah sosial di lingkungan sekolah ini kemungkinan terjadi karena peserta didik masih kurang memahami pentingnya belajar bagi kehidupannya kelak. Ia masih belum sadar bahwa mendapatkan materi formal maupun nonformal adalah bekal bagi masa depannya. Untuk mengatasi kondisi tersebut, sekolah akan mengambil tindakan berupa teguran, mulai dari paling ringan hingga berat. Bila teguran tidak membuahkan hasil, maka tindakan berikutnya adalah pemberian sanksi. Di sisi lain, tindakan pencegahan seperti bimbingan kepada siswa akan dilakukan demi menjaga minatnya terhadap pelajaran di sekolah.

Perselisihan

Perselisihan bisa jadi di mana saja. Di lingkungan kecil seperti antar keluarga pun sangat mungkin perselisihan muncul. Oleh karenanya, tidak heran bila perselisihan ini jadi masalah sosial di sekolah, baik itu antara peserta didik maupun dengan warga sekolah lain. Kalau ditanya soal penyebab, bisa jadi karena ada salah paham, emosi sesaat, ada yang merasa lebih hebat, dan ada pihak yang merasa dirugikan. Antisipasinya bisa dengan menerapkan sikap ramah dan baik kepada sesama, serta selalu membawa kedamaian untuk semua.

Merusak fasilitas sekolah

Biasanya, fasilitas rusak bisa jadi masalah sosial di lingkungan sekolah yang diakibatkan kecerobohan atau bahkan ketidaksengajaan. Contoh bila hal tersebut disebabkan oleh kecerobohan adalah rusaknya alat praktik karena siswa belum paham cara penggunaannya. Atau bisa juga siswa terburu-buru sehingga tidak sadar menyenggol alat praktik. Akan tetapi, ada kemungkinan kerusakan fasilitas sekolah didasarkan oleh kesengajaan. Misalnya, meja dan bangku yang digunakan untuk bermain, dicorat-coret, dan lain sebagainya. Maka, tindakan yang akan dilakukan adalah teguran kepada siswa. Kemudian, tindakan akan dilanjutkan dengan edukasi bahwa fasilitas sekolah adalah milik bersama sehingga harus dijaga dengan baik.

Tidak menghormati warga sekolah

Masalah sosial kadang bisa sesederhana tidak menghormati antar warga sekolah. Ada beberapa pihak yang merasa lebih unggul dan menyepelekan pihak lain. Tentu saja, tindakan seperti ini tidak diperbolehkan demi menjaga kedamaian dan kebersamaan. Oleh karenanya, untuk mengantisipasi senioritas, kesadaran bahwa manusia adalah setara harus selalu ditanamkan. Jadi, tidak peduli jabatan dan posisi, dengan menyadari bahwa manusia adalah sama, maka hal tersebut akan meminimalisir senioritas.

Bullying

Terakhir, ada bullying yang saat ini kerap menjadi masalah sosial di lingkungan sekolah. Penyebabnya adalah dua kondisi; ada anak yang merasa lebih hebat dan superior, serta ada anak yang memang tidak banyak melawan sehingga ia tidak berdaya. Alhasil, salah satu anak akan jadi pihak pem-bully dan yang di-bully.

Pada dasarnya, bullying tidak dibenarkan dalam situasi dan kondisi apa pun. Tindakan ini termasuk kekerasan yang bisa berakibat buruk pada kehidupan anak-anak selanjutnya. Oleh karena itu, antisipasi yang dapat dilakukan adalah dengan menanamkan pemahaman bahwa menghakimi, menyakiti, dan menyebarkan desas-desus orang lain adalah bullying. Di sisi lain, setiap anak ditanamkan sifat berdaya, sehingga ia bisa menolong dirinya sendiri ketika di-bully maupun untuk orang lain.

Masalah sosial di lingkungan sekolah adalah situasi yang harus dihadapi setiap hari oleh pihak sekolah. Maka dari itu, berbagai langkah antisipasi harus disiapkan demi menjamin kelancaran proses belajar dan mengajar. Regina Pacis pun demikian, selalu berusaha untuk meminimalisir timbulnya masalah dengan melakukan tindakan preventif yang sesuai dengan prosedur sekolah maupun lembaga.

Reportase Yupiter Sulifan
Guru Bimbingan Konseling (BK) SMA Negeri 1 Taman Sidoarjo

DALAM menangani peserta didik yang bermasalah, guru pembimbing seringkali hanya menyalahkan peserta didik yang bersangkutan tanpa mau melihat faktor lainnya.

“Peserta didik yang bermasalah pasti ada sebabnya, dan sumber penyebab inilah yang sering dilupakan guru pembimbing dalam menangani masalah yang muncul,” ujar Bagus Sanyoto, pakar pendidikan dari Surabaya ketika memberikan materi pelatihan tutor tes potensi akademik (TPA) bagi guru bimbingan konseling (BK) SMP/SMA di Lembaga Pengembangan Profesi Emerald Sidoarjo, Senin (10/4/2017).

Guru BK harus senantiasa mengadakan introspeksi serta meneliti setiap akar masalah peserta didik. Guru BK yang kreatif tentu tak akan membiarkan masalah muncul karena akan meminimalisir atau bahkan ‘meniadakan’ faktor penyebabnya.

Prinsipnya, dari pada mengobati lebih baik mencegah. Gaya penyampaiannya yang santai tapi serius lagi ‘gaul’ karena memakai bahasa campuran, bahasa Indonesia, Suroboyoan dan Inggris, Bagus Sanyoto menyebut setidaknya ada 20 akar masalah yang biasa dialami peserta didik dan harus diketahui guru BK, yakni:

1. Suka lupa tugas dan tanggung jawab karena over enjoy dan guru lalai.

2. Sulit dinasehati, kebal-bebal karena efek stres yang bertubi-tubi baik dari sekolah, keluarga dan lingkungan bermain.

3. Bandel/tak patuh/suka melawan karena salah didik-asuh baik dari keluarga ataupun sekolah.

4. Tak peduli kesulitan guru karena mereka dicueki, tidak dipedulikan keluarga dan sekolah.

5. Mudah bete-stres karena bekal akal mental yang lemah/lelah.

Halaman selanjutnya arrow_forward

Sumber: Surya Cetak

Tags:

Ilustrasi masalah sosial di lingkungan sekolah, sumber foto: https://www.pexels.com/

Sekolah adalah salah satu tempat untuk anak-anak mengikuti pendidikan formal. Lingkungan sekolah memegang peran penting dalam pembentukan karakter anak-anak setelah keluarga.Di Indonesia, anak-anak menghabiskan sekitar 7-8 jam dalam satu hari di sekolah. Dengan berbagai tipe anak-anak yang belajar, tentunya hal yang biasa jika terjadi masalah sosial di lingkungan sekolah. Apa saja masalahnya?

Pengertian Masalah Sosial

Ilustrasi masalah sosial di lingkungan sekolah, sumber foto: https://www.pexels.com/

Dikutip dari buku Pengendalian Masalah Sosial Melalui Kearifan Lokal, Masrizal, Bahrein T. Sugihen, Hasanuddin (2015: 1) masalah sosial atau problema sosial merupakan permasalahan-permasalahan yang muncul dalam masyarakat, bersifat sosial dan berhubungan erat dengan nilai-nilai sosial dan Lembaga-lembaga kemasyarakatan. Masalah sosial biasanya merupakan masalah yang dihadapi oleh individu namun juga dipengaruhi oleh orang lain atau system yang ada.

Contoh Masalah Sosial di Lingkungan Sekolah

Berikut adalah lima contoh masalah sosial di lingkungan sekolah:

  1. Bolos sekolah, merupakan salah satu masalah yang sering dialami oleh anak sekolah salah satu penyebabnya adalah siswa belum bisa memahami dengan baik pentingnya menuntut ilmu untuk masa depannya kelak.

  2. Bullying atau pembulian jadi salah satu masalah serius yang harus dihadapi oleh anak-anak di sekolah. Banyak faktor yang menyebabkan masalah ini muncul dan sering terjadi kepada anak kurang bergaul yang dibuli oleh mereka yang merasa kuat. Dampak buli sendiri sangar besar bagi Kesehatan mental anak-anak.

  3. Pekelahian antar siswa sering kita temui di lingkungan sekolah dengan berbagai alasan bahkan hanya karena masalah-masalah sepele seperti salah paham atau menyimpan dendam.

  4. Buang sampah sembarangan menjadi salah satu masalah sosial yang sudah menjadi seperti kebiasaan di ligkungan kita. Banyak penyebabnya salah satunya adalah belum memiliki kesadaran dan juga belum bisa disiplin dengan aturan yang ada.

  5. Merusak fasilitas sekolah menjadi masalah sosial yangs sering ditemui di lingkungan sekolah dengan misalnya dengan mencoret-coret fasilitas sekolah atau merusaknya. Penyebabnya adalah banyak siswa yang belum memahami aturan dan etika yang ada di sekolah.

Dari 5 contoh masalah sosial di lingkungan sekolah yang disebutkan di atas, apakah ada yang pernah dialami?(WWN)


Page 2