Contoh interaksi sosial kelompok dengan kelompok adalah

Sebagai makluk sosial, manusia memang tak bisa lepas dari interaksi sosial. Bisa dibilang interaksi sosial merupakan suatu bentuk dari rasa saling membutuhkan antar manusia.

Sehingga, interaksi sosial menjadi sangat penting dalam kehidupan sosial.

Dari interaksi ini, akan tumbuh jalinan kerja sama, saling membutuhkan, dan saling pengertian yang sangat penting dalam mewujudkan kehidupan bersama yang dinamis.

Interaksi sosial adalah bentuk umum proses sosial, di mana individu, kelompok dan kelompok mengembangkan cara-cara berhubungan dengan individu dan hubungan lain.

Interaksi antara kelompok dan kelompok bisa terjadi kapan saja dan dimana saja.

Berikut pembahasannya.

1. Interaksi Kelompok dengan Kelompok Di Lingkungan Keluarga

Interaksi antar kelompok nyatanya tidak hanya bisa terjadi di tempat yang luas dan terbuka.

Di rumah, interaksi sosial juga mungkin terjadi. Berikut adalah beberapa contoh interaksi sosial di lingkungan keluarga antara kelompok dengan kelompok.

  • Kedua orangtua sedang membimbing anak belajar.
  • Reuni keluarga yang dihadiri seluruh keluarga besar.
  • Acara pengajian di rumah yang dihadiri oleh ibu-ibu komplek dan keluarga.
  • Pertemuan antara dua keluarga untuk membahas pernikahan.

Sekolah adalah salah satu tempat yang potensial dalam terjadinya interaksi kelompok dengan kelompok.

Memiliki banyak orang dan kelompok organisasi, maka interaksi antar kelompok akan dengan mudah ditemukan setiap harinya. Berikut adalah contoh interaksi sosial di sekolah.

  • Seluruh siswa laki-laki kelas A dan dan B bertanding sepak bola di lapangan sekolah.
  • Anggota ekstrakurikuler PMR dan Pramuka bekerjasama dalam membantu bencana tanah longsor di desa.
  • Panitia MOS dan anggota PMR bekerjasama dalam merawat siswa yang sakit selama kegiatan di ruang UKS.
  • Semua guru biologi, fisika, dan kimia sedang berdiskusi di kantor untuk menyusun soal try out.
  • Seluruh wali murid kelas IX bertemu dengan jajaran guru untuk membahas persiapan ujian nasional.
  • Kakak-kakak mahasiswa dari beberapa universitas tengah menjelaskan sistem perkuliahan kepada siswa kelas XII di acara bazar kampus.
  • Seluruh ketua kelas berkumpul dengan panitia pensi untuk membahas jalannya acara.

3. Interaksi Kelompok dengan Kelompok Di Lingkungan Masyarakat

  • Persatuan pemuda seluruh daerah berkumpul untuk membahas pekan olahraga nasional.
  • Seluruh warga dari berbagai RT berkumpul di balai desa untuk menonton wayang kulit.
  • Acara kerja bakti membersihkan selokan di sepanjang kelurahan untuk mencegah terjadinya demam berdarah.
  • Seluruh warga berkumpul di masjid besar desa untuk melakukan halal bihalal.
  • Pengobatan gratis dari Yayasan untuk seluruh warga desa.
  • PMI membantu warga desa dalam evakuasi korban bencana tanah longsor.

Ilustrasi interaksi sosial antar kelompok Foto: Unsplash

Interaksi sosial terdiri dari beberapa jenis, salah satunya adalah interaksi antar kelompok. Interaksi ini biasanya dilakukan untuk meningkatkan pola komunikasi serta menyatukan perbedaan antar kelompok.

Interaksi antar kelompok dapat ditemukan dalam kehidupan sehari-hari. Biasanya, kelompok yang terlibat dalam interaksi ini berada dalam lingkungan yang sama dan memiliki tujuan tertentu.

Mengutip buku Interaksi Sosial tulisan Hanif Irawan, selain antar kelompok, interaksi sosial juga bisa terjadi antar individu. Interaksi antar individu dilakukan oleh dua individu saja.

Berbicara dengan teman, berjabat tangan dengan orang lain, dan menelepon orang lain merupakan beberapa contoh interaksi antar individu yang kerap terjadi di kehidupan sehari-hari.

Ada juga pola interaksi sosial individu dan kelompok, misalnya antara guru dan murid-murid di kelas, seorang polisi yang memberikan sosialisasi kepada peserta didik, dan sebagainya.

Ilustrasi interaksi sosial antar kelompok Foto: Unsplash

Apa Itu Interaksi Antar Kelompok?

Interaksi kelompok dengan kelompok disebut interaksi antar kelompok. Dengan kata lain, interaksi antar kelompok adalah bentuk interaksi antara sekelompok manusia dengan manusia lainnya. Dalam interaksi ini, kedua kelompok berupaya mencapai kesepakatan bersama.

Ciri-ciri interaksi antar kelompok yang membedakannya dengan pola interaksi lain adalah sebagai berikut:

  • Adanya tujuan bersama yang hendak dicapai.

  • Terdapat dua kelompok atau lebih.

  • Terjadi komunikasi antar dua kelompok.

  • Interaksi sosial dapat bersifat asosiatif dan disosiatif.

Ilustrasi interaksi sosial antar kelompok Foto: Unsplash

Contoh Interaksi Antar Kelompok

Mengutip buku Arif Cerdas untuk Sekolah Dasar Kelas 5 yang ditulis oleh Christina Umi (2020), ada banyak contoh interaksi antar kelompok yang sering ditemui, di antaranya sebagai berikut.

1. Contoh Interaksi Antar Kelompok di Sekolah

  • Pertandingan basket antar sekolah.

  • Kelompok yang melakukan presentasi di hadapan kelompok lain saat belajar di kelas.

  • Para siswa yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler seni musik dan seni tari bekerja sama untuk melaksanakan acara seni di sekolah.

  • Diskusi antar kelompok untuk menyelesaikan tugas sekolah.

  • Kelompok A bertanya kepada kelompok B saat sedang melakukan presentasi di depan kelas.

2. Contoh Interaksi Antar Kelompok di Lingkungan Masyarakat

  • Beberapa orang pekerja perkebunan melakukan kunjungan kerja ke perusahaan pengelolaan hasil perkebunan.

  • Persatuan pemuda dari berbagai daerah bertemu untuk membahas acara kongres pemuda nasional.

  • Anggota polisi yang saling bekerja sama mengatur lalu lintas pengendara motor dan mobil saat mudik Lebaran.

  • Sekelompok karang taruna yang memberi informasi kepada para warga terkait penyuluhan.

  • Kerja sama antara polisi dan TNI dalam memberantas kejahatan.

Ilustrasi interaksi sosial. Foto: Getty Images

Pengertian Interaksi Sosial

Interaksi sosial adalah hubungan-hubungan sosial yang menyangkut hubungan antar individu, antar individu dengan kelompok, dan antar kelompok dengan kelompok.

Mengutip buku Sosiologi tulisan Dra. Kun Maryati dan Juju Suryawati, S. Pd. (2001), interaksi sosial juga dapat didefinisikan sebagai hubungan timbal balik (sosial) berupa aksi saling mempengaruhi antar individu, individu dan kelompok, dan antar kelompok.

Dalam interaksi sosial, setiap individu atau kelompok dapat bekerja sama atau berkonflik, melakukan interaksi formal atau non-formal, serta melakukan interaksi langsung dan tidak langsung.

Menurut Charles P. Loomis, sebuah hubungan dapat dikatakan sebagai interaksi sosial apabila memiliki ciri-ciri berikut:

  • Jumlah pelaku dua orang atau lebih.

  • Memiliki tujuan bersama yang hendak dicapai sebagai hasil interaksi.

  • Ada suatu dimensi waktu yang mencakup masa lalu, masa kini, dan masa mendatang.

  • Adanya komunikasi antar pelaku dengan menggunakan simbol.

Ilustrasi interaksi sosial antar kelompok Foto: Unsplash

Interaksi sosial dapat terjadi jika memenuhi dua syarat, antara lain adalah:

Kontak sosial tidak selalu terjadi melalui hubungan fisik. Kontak ini juga dapat terjadi tanpa sentuhan, misalnya, percakapan di telepon, berkirim pesan melalui surat elektronik, dan sebagainya. Kontak sosial terdiri dari dua sifat, yaitu:

  • Kontak sosial dapat bersifat positif atau negatif. Kontak sosial positif mengarah pada kerja sama. Sementara itu kontak negatif mengacu pada konflik atau pertentangan.

  • Kontak sosial bisa bersifat primer atau sekunder. Kontak sosial primer disebabkan oleh pertemuan secara langsung. Sedangkan kontak sekunder terjadi karena interaksi dari perantara.

Komunikasi menjadi salah satu syarat terjadinya interaksi sosial. Syarat ini memiliki unsur-unsur pokok sebagai berikut:

  • Komunikator: Orang yang menyampaikan perasaan, pesan, atau pikiran pada pihak lain.

  • Komunikan: Orang atau sekelompok orang yang dikirimkan pesan, pikiran atau perasaan.

  • Media: Alat untuk menyampaikan pesan.

  • Pesan: Sesuatu yang disampaikan oleh komunikator.

  • Efek: Perubahan yang diharapkan terjadi pada komunikan usai mendapatkan pesan.

Ilustrasi interaksi sosial. Foto: Unsplash

Mengutip buku Sosiologi untuk SMA/MA Kelas X tulisan Puline Pudjiastiti, sifat interaksi sosial antara lain sebagai berikut:

Interaksi sosial bisa terjadi secara tidak sengaja. Misalnya, ketika seseorang bertanya arah pada orang yang belum dikenal. Meski keduanya belum mengenal satu sama lain, interaksi tersebut termasuk interaksi sosial.

2. Berulang, tapi tak terencana

Terkadang, seseorang sering melakukan sesuatu secara berulang tanpa disadari. Misalnya, menyapa teman sekelas atau seseorang yang dikenal ketika bertemu di jalan.

3. Teratur, tak direcanakan, tetapi umum

Sebagai contoh, ketika setiap hari menyapa teman, guru, satpam, atau tukang kebu di sekolah. Kegiatan ini teratur dan tidak direncanakan, tapi umum dilakukan.

4. Terikat kebiasaan atau peraturan tertentu

Misalnya, pada setiap istirahat, seseorang tahu mesti berjalan ke arah mana untuk bisa bertemu sahabat karibnya. Ini terjadi karena ia sudah terbiasa melakukannya hampir setiap hari.

Ilustrasi interaksi sosial. Foto: Unsplash

Bentuk-Bentuk Interaksi Sosial

Ada dua bentuk interaksi sosial, yaitu proses asosiatif dan proses disosiatif. Menurut situs Kemendikbud, bentuk-bentuk interaksi sosial itu terbagi menjadi:

Kerja sama merupakan bentuk utama dari proses interaksi sosial. Sebab, interaksi sosial pada dasarnya bertujuan memenuhi kebutuhan bersama. Contoh kerja sama yaitu gotong royong.

Akomodasi adalah usaha menyelesaikan konflik. Akomodasi biasanya berawal dari adanya konflik terlebih dulu, lalu ada usaha untuk menyelesaikannya.

Peleburan dua budaya hingga menimbulkan budaya baru di masyarakat disebut dengan asimilasi. Contohnya adalah pernikahan antara orang dari suku Jawa dan suku Minangkabau.

Berbeda dengan asimilasi, akulturasi terjadi jika dua kebudayaan saling melebur tanpa menghilangkan ciri khas atau kepribadian masing-masing kebudayaan.

Kesenian Gambang Kromong menjadi salah satu bentuk akulturasi kebudayaan antara Indonesia dan Tiongkok yang melebur jadi satu tetapi masih menonjolkan ciri khasnya masing-masing.

Persaingan merupakan bentuk interaksi disosiatif yang dilakukan individu atau kelompok demi memperoleh kemenangan secara kompetitif tanpa menimbulkan ancaman atau benturan fisik. Misalnya, persaingan antara pengrajin tenun dengan pabrik tenun.

Kontravensi adalah rasa tidak suka yang disembunyikan oleh seseorang ataupun kelompok. Dalam interaksi sosial, posisi kontravensi berada di antara pertentangan atau konflik.

Pertentangan atau konflik ditandai dengan sikap saling menjatuhkan dan saling melawan secara terbuka, bahkan hingga melibatkan kekerasan atau kontak fisik. Contoh konflik adalah peperangan antara Indonesia dan Belanda.