Contoh homogeneous shopping goods adalah sebagai berikut kecuali

Barang konsumen adalah barang yang dikonsumsi untuk kepentingan pelanggan akhir sendiri(individu dan rumah tangga), bukan untuk tujuan bisnis. Umumnya barang pelanggan dapatdiklasifikasikan menjadi 4 jenis, yaitu:1. Convenience goodsConvinience goods merupakan barang yang pada umumnya memiliki frekuensi pembelian yang tinggi(sering dibeli), dibutuhkan dalam waktu segera, dan hanya memerlukan usaha yang minimum (sangatkecil) dalam pembandingan dan pembeliannya. Contohnya antara lain rokok, sabun, pasta gigi, baterai,permen, dan surat kabar. Convinience goods sendiri masih dapat dikelompokkan menjadi tiga jenis,yaitu :Staples adalah barang yang dibeli konsumen secara reguler atau rutin, misalnya sabunmandi dan pasta gigi.Impulse goods merupakan barang yang dibeli tanpa perencanaan terlebih dahulu ataupunusaha-usaha mencarinya. Biasanya Impulse goods tersedia dan dipajang di banyak tempat yangtersebar, sehingga konsumen tidak perlu repot-repot mencarinya. Contohnya permen, coklat,majalah.Emergency goods adalah barang yang dibeli bila suatu kebutuhan dirasa sangat mendesak,misalnya payung dan jas hujan di musim hujan.2. Shopping goodsShopping goods adalah barang-barang yang dalam proses pemilihan dan pembeliannya konsumenbersedia membuang waktunya untuk memilih-milih. Untuk membeli barang ini biasanya telahdirecnsakan lebih dulu. Kriteria perbandingan tersebut meliputi harga, kualitas, dan model masing-masing barang. Contohnya alat-alat rumah tangga, pakaian, dan furniture. Shopping goods terdiri atasdua jenis, yaitu :Homogeneous shopping goods merupakan barang-barang yang oleh konsumen dianggapserupa dalam hal kualitas tetapi cukup berbeda dalam harga. Dengan demikian konsumenberusaha mencari harga yang termurah dengan cara membandingkan harga di satu toko dengantoko lainnya. Contohnya adalah tape recorder, TV, dan mesin cuci.Heterogeneous shopping goods adalah barang-barang yang aspek karakteristik atau ciri-cirinya(features) dianggap lebih penting oleh konsumen daripada aspek harganya. Dengan kata lain,konsumen mempersepsikannya berbeda dalam hal kualitas dan atribut. Contohnyaperlengkapan rumah tangga, mebel, dan pakaian.3. Specialty goodsSpecialty goods adalah barang-barang yang memiliki karakteristik dan / atau identifikasi merek yangunik dimana sekelompok konsumen bersedia melakukan usaha khusus untuk membelinya.Umumnya specialty goods terdiri atas barang-barang mewah dengan merek dan model spesifik, sepertimobil Lamborghini, kamera Nikon, dan lain-lain.4. Unsought goodsUnsought goods merupakan barang-barang yang tidak diketahui konsumen atau kalaupun sudahdiketahui, tetapi pada umumnya belum terpikirkan untuk membelinya. Ada dua jenis unsought goods,yaitu :

Bagi Anda yang akan memulai bisnis, hal paling dasar yang perlu diketahui adalah bisnis apa yang akan dijalankan serta apa yang ingin dijual nantinya. Hal ini mungkin terlihat sepele pada awalnya. Namun, pemilihan jenis bisnis serta produk yang akan dijual dengan tepat akan membantu Anda dalam menjalankan bisnis nantinya terutama dalam mengatur biaya operasional. Jika hal ini tidak diperhatikan dengan baik, Anda akan kehilangan banyak modal yang seharusnya dapat digunakan untuk keperluan lainnya yang dapat mendorong pertumbuhan bisnis lebih cepat, seperti untuk marketing ataupun penambahan karyawan. Selain itu, Anda juga akan terhindar dari kehilangan fokus karena sejak awal sudah tahu apa yang ingin dijalankan. Salah satu yang perlu Anda pelajari pada tahap awal pembentukan sebuah bisnis adalah mempelajari cara menentukan klasifikasi atau jenis produk untuk bisnis Anda.

Arti dari Klasifikasi Produk sendiri adalah pembagian produk berdasarkan kriteria-kriteria tertentu, dimana klasifikasi ini dapat dilakukan dengan menggunakan berbagai macam sudut pandang. Berdasarkan sudut pandang berwujud atau tidak, produk dapat diklasifikasikan menjadi 2 kelompok utama, yaitu:

Seperti yang telah diketahui, barang merupakan produk yang berwujud fisik, sehingga bisa dilihat, dipegang, dirasakan, dipindahkan, disimpan, dan perlakuan fisik lainnya. Apabila dilihat dari sisi daya tahannya, barang dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu:

  • Barang Tidak Tahan Lama (Nondurable Goods)

Barang tidak tahan lama merupakan barang berwujud yang pada umumnya akan habis dikonsumsi dalam satu atau beberapa kali pemakaian. Dengan kata  lain, umur ekonomisnya jika dalam kondisi pemakaian normal kurang dari 1 tahun. Contoh untuk barang tidak tahan lama, seperti minuman, makanan, sabun, gula, garam, dan sebagainya.

Hal ini dikarenakan barang jenis ini biasanya dikonsumsi dengan cepat dan frekuensi pembeliannya juga sering, maka strategi yang paling tepat untuk menjualnya adalah dengan menyediakan produk tersebut di banyak lokasi dengan menetapkan markup yang kecil, serta menciptakan referensi bagi konsumen untuk mencoba dan membeli melalui marketing atau kegiatan pemasaran.

  • Barang Tahan Lama (Durable Goods)

Kebalikannya dengan Barang Tidak Tahan Lama, Barang Tahan Lama adalah barang berwujud yang pada umumnya dapat bertahan lama dengan banyak pemakaian. Dengan kata lain, umur ekonomisnya apabila dengan pemakaian normal berkisar antara satu tahun atau bahkan lebih. Contoh dari Barang Tahan Lama, seperti mobil, TV, Laptop, dan lain sebagainya yang dapat digunakan berulang kali dalam jangka waktu lama tanpa perlu membeli yang baru.  

Pada umumnya jenis Barang Tahan Lama membutuhkan pelayanan yang lebih banyak jika dibandingkan dengan Barang Tidak Tahan Lama, membutuhkan personal selling, memberikan keuntungan yang lebih besar serta membutuhkan jaminan atau garansi tertentu dari setiap penjualnya.

Berbeda dengan Barang, Jasa adalah sebuah layanan, aktivitas, manfaat atau kepuasan yang ditawarkan sebagai sesuatu untuk dijual. Contohnya seperti hotel, salon kecantikan, lembaga pendidikan, dan lain sebagainya.

Selain berdasarkan daya tahan, pada umumnya produk diklasifikasikan berdasarkan siapa pemakainya dan untuk apa produk tersebut digunakan atau dikonsumsi. Dalam kriteria ini, produk dibedakan lagi menjadi Consumer Goods (Barang Konsumen) dan Industrial Goods (Barang Industri).

Yang dimaksud dengan Barang Konsumen adalah barang yang dikonsumsi oleh konsumen akhir seperti rumah tangga dan individu, dan bukan untuk tujuan bisnis. Biasanya Barang Konsumen dapat diklasifikasikan menjadi 4 jenis, yaitu Convenience Goods, Shopping Goods, Specialty Goods, dan Unsight Goods. Klasifikasi jenis-jenis Barang Konsumen tersebut didasari atas kebiasaan berbelanja yang dapat dilihat dari 3 aspek, yaitu a) Usaha yang dilakukan konsumen untuk sampai pada tahap memutuskan untuk membeli barang tersebut, b) Atribut-atribut yang digunakan oleh  konsumen dalam melakukan pembelian, serta c) Frekuensi atau seberapa sering konsumen melakukan pembelian itu sendiri. Apa maksud dari 4 jenis klasifikasi di atas? Berikut dibawah ini penjelasannya.

Jenis klasifikasi Barang Konsumen yang satu ini disebut Convenience Goods, yang merupakan barang yang sering dibeli, dibutuhkan segera, serta hanya membutuhkan sedikit upaya dalam melakukan pembandingan atau pembeliannya. Contohnya adalah sabun, permen, pasta gigi, dan lain-lain.

Shopping Goods merupakan barang yang dalam proses pemilihan serta pembeliannya selalu dibandingkan oleh konsumen diantara berbagai macam pilihan yang tersedia. Pada umumnya, kriteria perbandingannya adalah kualitas barang, harga, dan model dari masing-masing barang. Yang termasuk ke dalam Shopping Goods ini salah satunya adalah pakaian, alat rumah tangga serta furniture.

Jenis Barang Konsumen atau Consumer Goods yang satu ini adalah barang yang memiliki karakteristik dan ciri khas merek yang unik, dimana sekelompok konsumen akan bersedia untuk melakukan upaya khusus demi membelinya. Karakteristik khusus ini meliputi merek yang unik, model, ataupun hal lainnya yang membuat pembeli ingin melakukan usaha apapun untuk membelinya. Contoh dari barang jenis ini adalah mobil mewah, peralatan fotografi, pakaian mewah, dan lain sebagainya yang biasanya bernilai fantastis.

  1. Unsought Goods (Barang yang tidak dicari)

Yang terakhir yaitu ada Unsought Goods atau disebut juga sebagai Barang yang Tidak Dicari. Jenis atau klasifikasi barang ini merupakan barang yang jarang dicari oleh konsumen atau bahkan barang ini tidak diketahui oleh konsumen. Salah satu contohnya adalah batu nisan.

Setiap perusahaan atau usaha perlu untuk memahami bahwa kriteria suatu produk tergantung pada masing-masing individu untuk menentukan termasuk jenis yang mana produk yang ingin dibeli. Seorang konsumen mungkin akan menganggap TV sebagai Shopping Goods, sehingga untuk membeli TV yang dibutuhkan mereka akan mengunjungi beberapa toko sebelum akhirnya memutuskan untuk membeli TV merek yang diinginkan. Sedangkan bagi konsumen lainnya, bisa saja seseorang menganggap TV termasuk dalam klasifikasi Speciality Goods dan ia hanya akan membeli TV dengan merek tertentu atau lebih spesifik tanpa melakukan perbandingan terlebih dahulu.

Perlu diingat oleh para pelaku bisnis bahwa klasifikasi produk oleh konsumen dapat berubah seiring dengan ketersediaan barang tersebut di pasar. Contohnya, pada waktu pertama kali diluncurkan, TV dengan layar tipis keluaran Samsung merupakan barang Speciality. Namun, saat ini semakin banyak merek TV lainnya yang menghadirkan model yang sama, sehingga model TV tersebut telah menjadi Shopping Goods bagi kalangan kelompok konsumen tertentu.

Langkah-Langkah Klasifikasi Barang

Tujuan utama dari melakukan klasifikasi produk adalah untuk memudahkan pengelolaannya kelak. Baik bagi produsen atau penjual, pengklasifikasian produk akan memudahkan dalam berbagai macam hal, seperti:

  • Penataan untuk menarik calon pembeli

  • Penyimpanan di gudang

  • Pengambilan dari gudang atau tempat produk ditampilkan/dipajang

  • Pengawasan dan pemeliharaan

Sementara itu bagi konsumen, pengkalksifkasian produk akan memudahkan pembeli dalam memilih atau menyebutkan pesanan yang diinginkan. Biasanya pengelompokkan atau pengklasifikasian produk atau barang sebuah toko disebut juga “Merchant” atau Point of Sale (POS) yang disusun sebagai berikut:

  1. Merk produk atau pabrik

  2. Jenis produk

  3. Spesifikasi teknik produk

  4. Kualitas produk

  5. Warna produk

Atau bisa juga dengan susunan sebagai berikut dibawah ini:

  1. Jenis produk

  2. Merk atau pabrik produk

  3. Spesifikasi produk

  4. Kualitas produk

  5. Warna produk

Dalam penyusunan pengelompokkan produk, yang paling utama untuk diperhatikan adalah jenis produk, lalu bisa diikuti dengan yang lainnya. Anda juga perlu memperhatikan sisi estetika dari menampilkan barang yang dijual agar mudah ditemukan oleh konsumen dan terlihat menarik. Biasanya pada department store yang mempunyai gedung bertingkat, golongan barang tersebut akan dijadikan dasar dalam pembagian lantai, berdasarkan data kelompok barang barang akan disesuaikan dengan jenis barang masing-masing. Barang-barang tersebut ditata di bagian counter masing-masing berdasarkan ukuran, kualitas, merk, warna, model, dan harga. Setiap barang yang ditaruh di etalase akan diberikan kode yang sudah ditentukan oleh departemen yang bersangkutan, dan masing-masing barang memiliki kode yang berbeda sehingga memudahkan pada saat pemeriksaan.


Selain kode berbeda yang ditetapkan pada masing-masing jenis barang, Anda juga bisa menambahkan kode pemasok barang (supplier), dimana staf atau pramuniaga cukup menuliskan kode barang yang bersangkutan agar kasir bisa mengetahui jenis barang yang dijual. Akan lebih baik lagi jika Anda memprogramkan kode barang tersebut ke dalam mesin kasir agar kasir hanya cukup menekan kode terlampir sehingga mempercepat proses pembayaran secara keseluruhan dan konsumen pan akan menjadi lebih senang.

Baca juga

Tahapan Perencanaan Produksi pada Perusahaan Manufaktur

Faktor-Faktor yang Menentukan Harga Jual Suatu Produk Hasil Produksi

12 Cara Meningkatkan Produktivitas Pekerja Pada Pabrik Anda

5 Cara Mengoptimalkan Proses Produksi di Pabrik Makanan dan Minuman

Ingin Berbisnis Konsinyasi? Ini Ide Produk Bisnis Konsinyasi Untuk Anda