Dirangkum oleh: S. Setyawati Daud adalah salah satu tokoh Alkitab yang paling terkenal dan paling dikasihi Allah di dalam Alkitab. Ia termasuk salah satu dari "Orang-orang Termasyhur dalam Iman" yang disebutkan dalam Ibrani 11. Daud adalah nenek moyang Yesus Kristus, karenanya Yesus sering kali disebut "Anak Daud". Bahkan, Allah memanggil Daud sebagai seorang yang berkenan di hati-Nya. Namun demikian, ia juga salah satu tokoh yang kontras. Di satu sisi, ia berkomitmen teguh kepada Allah, tetapi di sisi lain ia juga tidak luput dari dosa. Bahkan, dosanya termasuk dosa yang paling serius, yang tercatat di Perjanjian Lama. Meskipun demikian, cerita tentang Daud menjadi cerita yang disukai anak-anak dan orang dewasa. Daud lahir kira-kira tahun 1004 SM di kota Betlehem, Yerusalem. Daud lahir pada era hampir berakhirnya masa hakim-hakim, masa yang sangat kacau dan tidak keruan dalam sejarah Israel. Ia adalah anak ke delapan, sekaligus anak bungsu Isai, orang Betlehem. Saudara laki-lakinya adalah Eliab, Abinadab, Shammah, dan empat saudara lainnya yang tidak disebutkan namanya. Nama istrinya adalah Mikhal, Ahinoam, Abigail, Maakha, Hagit, Abital, Egla, Batsyeba. Anak laki-lakinya antara lain Amnon, Daniel, Absalom, Adonia, Sefaca, Yitream, Syamua, Sobab, Natan, Solomon, Yibhar, Elisua, Nogah, Nefeg, Yafia, Elisama, Elyada, Elifelet. Sedangkan anak perempuannya adalah Tamar. Saat remaja, Daud bekerja sebagai gembala domba. Sayangnya, di dalam Alkitab kita tidak dapat menemukan banyak informasi tentang orang tua Daud. Nama ayahnya jelas Isai, tetapi menurut banyak spekulasi, nama ibunya adalah Nahash (2 Samuel 17:25). Secara fisik, Daud digambarkan sebagai pria yang tampan dengan rambut merah (1 Samuel 16:12, 17:42). Ia adalah seorang gembala yang memiliki kemampuan berperang karena beberapa kali ia melawan binatang buas yang akan memangsa kawanan ternak yang dijaganya (1 Samuel 17:34-35). Selain itu, ia juga memiliki keterampilan memainkan suling dan kecapi. Kisah Raja Daud dapat dibaca dalam 1-2 Samuel, 1 Raja-Raja 2, dan 1 Tawarikh. Daud menulis sebagian besar kitab Mazmur dan ia juga disebutkan dalam Matius 1:1, 6, 22, 43-45, Lukas 1:32, Kisah Para Rasul 13:22, Roma 1:3, dan Ibrani 11:32. Kehidupan Daud dapat digambarkan seperti naik "roller coaster" -- naik turun. Selain berada dalam bayang-bayang saudara-saudaranya, ia juga terus-menerus melarikan diri dari Saul. Setelah menjadi raja, ia pun sering kali harus melakukan peperangan untuk mempertahankan kerajaannya. Daud pertama kali muncul di Kitab Suci ketika Allah memimpin Samuel ke rumah Isai untuk mengurapi Daud sebagai raja. Setelah itu, ia kerap kali diminta datang ke istana dan memainkan kecapi bagi Raja Saul ketika Saul merasa tertekan. Selanjutnya, kita menemukan kisah kemenangan Daud atas Goliat, jawara Filistin yang berbadan besar, seorang prajurit veteran. Daud adalah seorang pemimpin militer yang hebat. Daud menang karena ia menaruh percaya kepada Allah yang memberi kemenangan, bukan mengandalkan kekuatannya sendiri. Setelah Saul ditolak Tuhan, ia menjadi begitu membenci Daud dan berulang kali berusaha membunuh Daud. Daud pun menjadi pelarian karena Saul terus-menerus mengejarnya. Akan tetapi, Saul selalu gagal membunuh Daud. Sebaliknya, Daud yang sebenarnya mendapatkan banyak kesempatan untuk membunuh Saul, tidak mau melakukannya. Saul tewas dalam pertempuran melawan orang Filistin. Sekalipun Saul membenci Daud, Daud justru bersahabat baik dengan anak laki-lakinya, Yonatan. Setelah kematian Saul, Daud pergi ke Hebron. Di sana, ia diurapi menjadi Raja Yehuda, menurut perintah Tuhan. Saat itu, usianya kira-kira 30 tahun. Pada saat Daud akan dilantik menjadi raja, terjadilah perang sipil antara pasukan yang mendukung Daud dan orang-orang yang mendukung Isyboset, anak laki-laki Saul, untuk mendapatkan kekuasaan kerajaan atas Israel selama tujuh setengah tahun. Seiring berjalannya waktu, banyak pihak memihak Daud. Dan, ketika Isyboset dibunuh, Daud diurapi menjadi raja atas Israel. Saat menjadi raja, Daud memindahkan pusat kerajaannya dari Hebron ke Yerusalem. Tiga bulan kemudian, Daud membawa Tabut Perjanjian ke Yerusalem. Di sana, Tabut Perjanjian diletakkan di sebuah peti baru. Selama kurun waktu yang singkat, Daud memerintah dari Sungai Nil di Mesir hingga ke Sungai Efrat di Lembah Tigris dan Efrat. Seperti yang sering kali terjadi pada orang-orang besar, Daud pun tersandung dalam dosa. Raja Daud melakukan perzinaan dengan Batsyeba, istri Uria, orang Het. Kemudian, ia berusaha menutupi kehamilan Batsyeba, dan ketika ia gagal melakukannya, ia memerintahkan prajuritnya untuk menempatkan Uria di barisan terdepan di medan perang. Syukurlah, ketika Nabi Natan mengungkapkan tentang dosanya itu, Daud benar-benar menyesalinya dan Allah mengampuninya. Namun, sebagai konsekuensi dosanya itu, anak yang dikandung Batsyeba mati. Sejak itu, kesulitan-kesulitan Daud semakin banyak dan beruntun. Dalam keluarga, Daud tidak memperlihatkan figur bapak yang baik dan yang memiliki jiwa kepemimpinan. Dia juga tidak terlalu peduli dengan masalah-masalah keluarganya. Istri-istri dan anak-anaknya tidak hidup rukun. Bahkan, ketika anaknya yang bernama Amnon memerkosa Tamar, saudaranya seayah, Daud tidak melakukan apa-apa. Absalom, kakak Tamar tidak terima dan membunuh Amnon. Setelah Absalom membunuh Amnon, Daud tidak mau berbicara dengan Absalom. Absalom selanjutnya berusaha mengambil alih kerajaan dan mencetuskan pemberontakan. Lagi-lagi, Daud hanya bersikap pasif. Namun, karena pasukan Daud kuat, Absalom tewas dalam pemberontakan dan Daud dikembalikan menjadi penguasa di Yerusalem.
Oh, betapa aku mencintai taurat-Mu! Inilah perenungkanku sepanjang hari. Dosa Daud yang lain adalah menghitung prajuritnya (sensus). Hal ini dianggap dosa karena dengan begitu, Daud menunjukkan kepercayaannya pada dirinya sendiri dan kurangnya kepercayaannya kepada Allah. Dengan berbuat begitu, dengan sengaja ia melanggar perintah Tuhan yang melarangnya untuk melakukannya. Setelah masa pemerintahannya selama empat puluh setengah tahun, Daud meninggal pada usia 70 tahun, dan dikuburkan di kota Daud (1 Raja-raja 2:10-11). Dosa lain yang dilakukan Daud adalah bertindak kejam. Suatu ketidakpedulian terhadap penumpahan darah akhirnya berkembang menjadi kesenangan akan hal itu dan ia semakin banyak melakukan kekejaman (1 Samuel 27:9; 2 Samuel 8:2, 16:7-8). Karena banyaknya darah yang ia tumpahkan, Daud disebut "orang berdarah". Inilah sebabnya Allah tidak mengizinkannya membangun Bait Suci. Sekalipun ada banyak kesalahan dan kegagalan, kita tetap dapat meneladani Daud karena ia adalah hamba Allah yang berdedikasi dan mau bertobat di hadapan Allah. Berikut ini karakter Daud yang pantas dicontoh.
Download Audio: Daud -- Orang yang Berkenan di Hati Allah |