Cara pengarang menggambarkan atau melukiskan tokoh dalam cerita yang ditulisnya disebut dengan

Sahabat Pelajar - Berikut ini merupakan penjelasan tentang Pengertian Penokohan dan Cara Pengarang Menggambarkan Watak Tokoh pada Novel beserta Contohnya. Berikut penjelasan lengkapnya.

Pelopor penulisan novel di Indonesia adalah Merari Siregar dengan novelnya yang berjudul "Azab dan Sengsara". Novel tersebut diterbitkan Balai Pustaka pada tahun 1920.

Pengertian Penokohan

Penokohan merupakan usaha untuk membedakan peran satu dengan peran yang lain. Penokohan adalah pelukisan gambaran yang jelas tentang seseorang yang ditampilkan dalam sebuah cerita.
Penokohan disebut juga perwatakan atau karakterisasi. Penokohan dalam karya sastra adalah pemberian sifat pada pelaku-pelaku cerita. Sifat yang diberikan akan tercermin pada pikiran, ucapan, dan pandangan tokoh terhadap sesuatu. Sifat inilah yang membedakan tokoh satu dengan tokoh lainnya. Seorang tokoh dalam sebuah karya sastra mempunyai karakter atau watak. Karakter tersebut berfungsi untuk menghidupkan tokoh. Pada umumnya, pengarang menggunakan model orang-orang di sekitarnya untuk menghidupkan cerita.Tentu saja penggambaran itu tidak persis sama. Ada perubahan-perubahan sesuai dengan visi pengarang.

Cara menggambarkan watak tokoh

Penggambaran watak tokoh tersebut dapat kalian ketahui melalui tiga cara, yakni dari segi fisis, segi psikis, dan segi sosiologis.

1. Segi Fisis

Pengarang menjelaskan keadaan fisik tokohnya yang meliputi usia, jenis kelamin, keadaan tubuh (tinggi, pendek, pincang, gagah, tampan, menarik, dan sebagainya). Ciri-ciri wajah (cantik, jelek, keriput, dan sebagainya), dan ciri khas yang spesifik.

2. Segi Psikis

Pengarang melukiskan tokoh berdasarkan latar belakang kejiwaan, kebiasaan, sifat, dan karakternya. Segi psikis meliputi moral, kecerdasan, temperamen, keinginan, perasaan pribadi, dan keahlian khusus yang dimilikinya.

3. Segi Sosiologis

Pengarang menggambarkan latar belakang kedudukan tokoh tersebut dalam masyarakat dan hubungannya dengan tokoh-tokoh lainnya. Segi sosiologis meliputi status sosial (kaya, miskin, menengah), peranan dalam masyarakat, pendidikan, pandangan hidup, kepercayaan, aktivitas sosial, dan suku bangsa.

Contoh penggambaran watak tokoh dalam novel sebagai berikut:

Cara pengarang menggambarkan atau melukiskan tokoh dalam cerita yang ditulisnya disebut dengan


Datuk Maringgih dalam "Sitti Nurbaya" adalah tokoh tua yang berwajah jelek (segi fisik), kikir, jahat, pendendam, suka menipu, dan mencelakakan orang, ambisius, dan licik (segi psikis), dan ia adalah pedagang ikan asin yang sukses sehingga usaha berkembang pesat untuk akhirnya menguasai berbagai sektor perdagangan dan perkebunan di Sumatra Barat (segi sosiologis).

Baca Juga : Membandingkan Karakteristik Karya Sastra Novel Angkatan 20-30an dan Karya Sastra Novel Mutakhir


Cara pengarang menggambarkan atau melukiskan tokoh dalam cerita yang ditulisnya disebut dengan

CARA PENGARANG MENGGAMBARKAN WATAK TOKOH DALAM CERPEN/NOVEL

17. Bacalah kutipan cerita Berikut!

“Namaku Aini,” Aini mengulurkan tangan sambil menyebut namanya. 

“O, iya,” jawab gadis yang belakangan diketahui bernama Deswita itu. Tampaknya anak baru itu agak malas menyambut perkenalan Aini. 

“Jika kamu butuh informasi tentang sekolah ini, aku bisa bantu, kok,” lanjut Aini. 

“Maaf, deh. Aku tahu dengan siapa aku harus berteman di kelas baruku ini,” Deswita menjawab sambil sedikit menaikkan alis matanya.


Cara pengarang menggambarkan watak tokoh Deswita pada kutipan cerita tersebut adalah ….

A. diceritakan tokoh lain

B. penggambaran fisik

C. tingkah laku tokoh

D. dialog antartokoh. 

Kunci jawaban: D

Pembahasan

Pendeskripsian watak tokoh Deswita dalam kutipan cerita tersebut diungkapkan melalui dialog antartokoh (opsi D).  Tokoh Deswita berdialog dengan Aini. 

RINGKASAN MATERI

Cara Penggambaran atau Pendeskripsian Watak Tokoh dalam Cerita

Pengarang dapat menyampaikan watak tokoh melalui cara langsung dan tidak langsung. Penyampaian watak secara langsung (analitik) adalah melalui pengarang itu sendiri. Pengarang akan mendeskripsikan seorang tokoh melalui penjelasan berupa kalimat-kalimat. Cara ini mempermudah pembaca memahami karakter tokoh karena penyampaian watak-wataknya dilakukan secara tersurat. 

Penyampaian watak secara tidak langsung adalah melalui percakapan antartokoh, pikiran tokoh, tindakan tokoh, serta pendapat tokoh lain. Dengan cara ini, pembaca mau tidak mau harus berpikir sedikit lebih keras untuk memahami karakter tokoh, karena watak-wataknya disampaikan secara tersirat. 

Cara pengarang menggambarkan watak tokoh melalui:

a. Penjelasan langsung dari pengarang (tertulis) bahwa tokohnya berwatak baik, marah, sadis, dengki, dan sebagainya

b. Cara tidak langsung


       Dialog antartokoh


       Tanggapan/reaksi dari tokoh lain terhadap tokoh utama


       Pikiran-pikiran dalam hati tokoh


       Lingkungan di sekitar tokoh atau penampilan tokoh (rapi, bersih, teratur)                    


       Bentuk fisik tokoh


       Tingkah laku, tindakan tokoh atau reaksi tokoh terhadap suatu masalah


Contoh Pendeskripsian Watak Tokoh dalam Cerita


1.    “Sebelum subuh mereka telah bangun. Siti Rubiyah ikut bangun pagi dan memasak kopi dan makanan pagi untuk mereka. Buyung merasa berat dalam hatinya berangkat. Dia teringat Siti Rubiyah yang ditinggalkan sendiri dengan Wak Hitam yang masih sakit. Kemarin malam panasnya naik lagi hingga dia mengerang-ngerang sepanjang malam dan sepanjang malam terdengar dia tak tertidur.” (Harimau! Harimau! Muchtar Lubis)


Watak Buyung seorang yang perhatian dan peduli kepada orang lain dideskripsikan pengarang dalam kutipan tersebut dengan ....pikiran-pikiran tokoh


2.    “Aku merasa ringan, kini aku sudah menceritakan kepada kalian di depan Wak Katok beban dosa yang selama ini menghimpit hatiku dan kepalaku. Aku sudah mengakui dosa-dosaku, dan tolonglah doakan supaya Tuhan suka kiranya mengampuni dosa-dosa Wak Katok ...”. Pak Balam mendekatkan kedua belah telapak tangan seperti orang berdoa, dan mulutnya komat-kamit. Pak Haji bertakbir, perlahan-lahan, “Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar!” (Harimau-Harimau,Muchtar Lubis)


Watak Pak Balam dalam kutipan tersebut adalah jujur, yaitu dia mengakui dosa yang telah diperbuatnya di depan teman-temannya. Pengarang melukiskan watak tokoh melalui dialog atau percakapan antartokoh


3.      “Apa yang kurasa aneh, bahwa ibu tak menampakkan kesuraman wajah dan kesedihan hati menjelang saat-saat perpisahan dengan ayah, seakan-akan berlawanan dengan wataknya yang halus. Apakah ia memang hendak menyembunyikan air matanya, agar ia tidak tampak sebagai orang yang sedang kehilangan pegangan? Karena bila kau memandangnya, matanya tampak bersinar cerah.”


Pendeskripsian watak tokoh ibu di atas diuraikan melalui ....reaksi/tanggapan dari tokoh lain


4.    “Sukri menanti bis melintas di halte. Dia gemas melihat skuter melintas. Dia benci melihat kendaraan itu. Dia raba pisau belati di pinggangnya. Dia buka pintu pagar rumah Sumarni. Dia lihat skuter itu. Dia lihat Sumarni menerima pemuda pengendara skuter di ruang tamu. Dia melompat ke balik semak-semak bunga mawar. Dia dengarkan percakapan Sumarni dan pemuda pengendara skuter di ruang tamu.


“Kau cantik Sumarni. Baru saja aku melihatmu, aku telah mencintaimu. Benarkah bahwa kau belum mempunyai kekasih?” (Sukri Membawa Pisau Belati, Hamsad Rangkuti)


Pendeskripsian bahwa watak Sukri ”seorang penuh curiga” dalam kutipan tersebut dapat diketahui melalui ... . tindakan tokoh

Posted in UN SMP on December 06, 2018 by MuhZuhri | 2 comments