Cara membuat mesin penetas telur kapasitas 50 butir

Untuk anda yang terjun dalam bidang penetasan telur tentunya mesin tetas adalah faktor penting dalam kelangsungan usaha anda. Saat ini banyak sekali produk mesin tetas otomatis yang modern diproduksi oleh beberapa perusahaaan di Indonesia. Mesin tetas yang menggunakan sistem otomatis, baik dalam pembalikan telur, pengaturan suhu, pengaturan kelembapan dan lain sebagainya namun kita harus merogoh kocek yang cukp besar, lalu bagaimana buat anda peternak dengan modal kecil ataupun peternak yang baru saja memulai usaha. Nah kali ini saya akan sedikit share bagaimana cara membuat mesin penetas telur sedehana dengan biaya yang hanya ratusan ribu saja namun efektif dan memenuhi standar penetasan.

Peralatan


  1. Gergaji
  2. Palu
  3. Meteran/ Penggaris
  4. Thermometer
  5. Thermostat
  6. Baki penampung Air

Bahan
  1. Triplek dengan ketebalan 3mm
  2. Kayu reng dengan ukuran 3x4cm
  3. Kawat RAM ukuran kecil
  4. Kaca 2mm (34cmx 12cm)
  5. Paku reng dan Paku triplek
  6. 8 Buah Bohlam lampu pijar @5watt
  7. Engsel, kabel
Cara Pembuatan Mesin Tetas 1. Potong kayu reng dengan ukuran panjang 100cm berjumlah 4 buah, dan ukuran 60cm berjumlah 8buah. Bentuk dan susun kayu reng tadi dengan menggunakan kayu reng sehingga terbentuk kerangka mesin tetas deperti gambar di bawah ini:

Cara membuat mesin penetas telur kapasitas 50 butir
 

2. Setelah rangka jadi tutup bagian luar dan dalamnya menggunakan triplek yang telah dipotong sesuai ukuran. Setelah semua tertutup triplek anda tinggal menyiapakan tempat telur dengan menggunakan kayu reng yang dilapisi kawat ram yang sesuai ukuran dan misa masuk dalam ruangan mesin tetas seperti gambar di bawah ini:

Cara membuat mesin penetas telur kapasitas 50 butir

3. Setelah Jadi buatlah ventilasi udara dikanan atau kiri mesin tetas gunanya adalah untuk sirkulasi udara/ pergantian udara kotor dan bersih tetapi harus diingat bahwa ventilasi udara ini jangan terlalu besar sehingga panas tetap bisa tersimpan. Setelah semuanya beres tempatkan ram telur tadi didalam mesin tetas dengan ukuran jarak tempat telur dengan bolam lampu adalah 30 cm. Gambarnya seperti dibawah ini:

Cara membuat mesin penetas telur kapasitas 50 butir


4. Setelah kerangka, ventilasi dan tempat telur terbentuk kini saatnya anda membuat rangkaaian thermostat sebgai otomatis suhu, rangkaian lampu dan baki tempat kelembapan suhu dibawah ram telur. Sehingga tampak seperti gambar dibawah ini:

Cara membuat mesin penetas telur kapasitas 50 butir

5. Setelah semuanya kelar anda bisa membuat pintu yang diberi kaca gunanya untuk mengawasi keadaan telur dengan menggunakan rangka kayu reng yang ditutup dengan triplek dan gambarnya seperti dibawah ini:

Cara membuat mesin penetas telur kapasitas 50 butir

6. Selesai. Tinggal pasang pintu menggunakan engsel yang telah digunakan dan hasilnya akan tampak seperti gambar dibawah ini:

Cara membuat mesin penetas telur kapasitas 50 butir

Anda juga bisa membuat ukuran mesin tetas lebih kecil atau lebih besar untuk kesesuaian jumlah telur yang ingin anda tetaskan yang terpenting adalah ukuran jarak bola lampu, jumlah bolam lampu, jarak anatara telur dan baki tempat air dll. Pada tahap awal, yaitu pengesetan suhu. Nyalakan lampu bohlam dan letakkan Thermometer di dalam mesin tetas. Tutup pintu pada mesin tetas, amati Thermometernya. Setelah suhu ruangan dalam mesin tetas sudah mencapai 100° F atau 42° C, buka pintu, kemudian putar ulir pada Thermostat sampai bagian atas Thermostat menyentuh tombol kecil yang akan mebuat lampu padam. Lampu akan menyala kembali apabila suhu di dalam mesin menurun, dan akan kembali padam ketika suhu mencapai batas yang sudah kita tentukan tadi. Hal itu akan terjadi berulang-ulang secara otomatis.

Untuk ukuran tetas diatas dapat memuat 350 butir telur puyuh atau 150 butir telur ayam atau 125 butir telur itik. Untuk memulai bagaimana usaha di penetasan silahkan baca disini.

PANDUAN

CARA MEMBUAT MESIN

PENETAS TELUR


DILENGKAPI CARA MEMILIH TELUR FERTIL

DAN CARA MEMBUAT MESIN TETAS MANUAL


Mesin Tetas Manual Tidak dapat dipungkiri penetasan dengan mesin penetas sangat membantu peternak dalam mengembangkan usaha peternakan. Dalam sekali penetasan peternak dapat menetaskan puluhan bahkan ribuan telur, tergantung kapasitas mesin tetas yang digunakan. Mesin tetas dibagi menjadi 2 yaitu mesin tetas manual dan mesin tetas full otomatis, di buku panduan ini akan membahas dan belajar cara membuat mesin tetas manual yang juga dilengkapi dengan panduan memilih telur yang dapat ditetaskan. Pada dasarnya system kerja mesin tetas manual dan mesin tetas otomatis adalah sama yaitu untuk mengganti atau mengambil alih peran indukan dalam proses penetasan sesuai dengan suhu dan kelembaban alamiyahnya. Dalam membuat mesin tetas ada beberapa hal yang harus diperhatikan, antara lain sebagai berikut:

  1. Bahan yang digunakan : Disarankan menggunakan bahan yang relative tidak mudah terpengaruh oleh perubahan suhu luar ruangan seperti triplek, kayu, partikel, karena bahan-bahan ini tidak mudah terpengaruh terhadap suhu luar ruangan dengan ketebalan 1 – 2 cm
  2. Ventilasi udara : Ketika proses penetasan telur membutuhkan sirkulasi udara yang baik untuk menunjang prose penetasan. Dengan kandungan oksigen 21% dan karbonhidroksida hanya 5%, karena embrio telur yang ditetaskan akan mengeluarkan karbonhidroksida sehingga ventilasi yang baik akan membantu proses penetasan.
  3. Suhu dan kelembaban : Suhu dan kelembaban adalah hal yang fital dalam proses penetasan, perubahan suhu dan kelembaban yang tidak terkontrol akan berakibat pada gagalnya proses penetasan, masing-masing unggas memiliki kebutuhan suhu dan kelembaban yang berbeda-beda (berkisar antara 100 – 104oF atau 37 – 40oC, skala suhu dapat dilihat pada thermometer, sedangkan untuk kelembaban berkisar antara 60 – 60% skala kelembaban dapat dilihat pada hygrometer.
  4. Ukuran kotak penetas : Jumlah telur yang akan ditetaskan tergantung dengan luas kotak penetas yang disediakan sebagai contoh:

                        a. Ukuran 40 X 40 X 40 untuk 50 butir telur ayam                         b. Ukuran 60 X 50 X 40 untuk 100 butir telur ayam                         c. Ukuran 100 X 40 X 40 untuk 160 butir telur ayam                         d. Ukuran 100 X 90 X 40 untuk 200 butir telur ayam                         e. Bebas sesuai keinginan atau bahan yang tersedia

Cara membuat mesin penetas telur

Setelah mengetahui syarat dan ketentuan dalam membuat mesin penetas telur, kita sudah siap untuk membaut mesin tetas.

Bahan-bahan yang dibutuhkan untuk membuat mesin penetas telur dengan kapasitas 50 butir telur:

  1. Triplek, papan kayu atau partikel untuk membuat kotak atau boks penetas, ukuran sesuai dengan kebutuhan, jangan menggunakan bahan yang terlalu tipis karena suhu tidak akan mencapai suhu yang diinginkan
  2. Kawat kasa untuk membuat rak mesin
  3. Karyu reng sebagai penyangga rak telur tetas
  4. Baki sebagai tempat air untuk menjaga kelembaban
  5. Paku
  6. Lampu 5 watt dua buah
  7. Kabel secukupnya
  8. Saklar
  9. Steker untuk mkenghubungkan dengan sumber listrik
  10. Kaca transparan untuk melihat kondisi suhu, telur pada mesin penetas dan ketersediaan air
  11. Thermostat untuk mengendalikan suhu agar stabil
  12. Thermometer untuk melihat berapa suhu pada mesin penetas

Alat yang dibutuhkan:

  1. Gergaji kayu
  2. Penggaris siku
  3. Paku
  4. Tang
  5. Obeng
  6. Pensil
  7. Meteran
  8. dll

Cara membuat mesin penetas kapasitas 160 butir telur:



1. Potong triplek 100  X 40 cm sebanyak 4 lembar 2. Untuk potongan 100 X 40 salah satu sisi atas diberi lubang kira-2 diameter 5 - 8 cm untuk ventilasi 3. Potong triplek 40 X 40cm sebanyak 2 lembar 4. Thermostat dipasang di atas ram penetasan agar mudah dilihat Thermostat dipasang di atas ram penetasan salah satu potongan kotak penetas seperti pada gambar dibawah ini, sedangkan untuk rangkaian listrik/cara menghubungkan lampu pijar dengan thermostart adalah sebagai berikut

Pengaturan suhu otomatis dan kelembaban

Setelah selesai merangkai mesin tetas langkah selanjutnya adalah mengatur suhu sesuai dengan standar yang diinginkan, seperti gambar dibawah ini Cara mengatur suhu seperti gambar, harus dipantau dengan menggunakan thermometer agar suhu sesuai dengan suhu yang diinginkan lihat gambar di bawah ini. Lihat garis merah pada thermometer untuk melihat suhu yang telah dicapai pada mesin penetas telur, apabila suhu lebih dari yang diinginkan maka putar baut kapsul searah jarum jam (untuk menurunkan suhu), namun jika suhu kurang dari yang diinginkan maka putar berlawanan dengan jarum jam untuk menaikkan suhu. Sedangkan untuk pengaturan kelembaban menggunakan hygrometer. Bila kelembaban kurang dari 50 – 60%, maka tambahkan air pada baki (ada beberapa peternak yang menambahkan garam pada air untuk menaikkan kelmbaban). Sedangkan apabila kelembaban melebihi yang diinginkan kurangi jumlah air dalam baki.

Mengoperasikan Mesin Tetas

Sebelum menjalankan proses penetasan dengan mesin yang baru saja kita buat disarankan untuk melakukan sterilisasi mesin penetas untuk menghindari gangguan dari makhluk asing (bakteri atau kuman yang tidak diinginkan) sterilisasi dapat dilakukan dengan menggunakan formalin pembersih kandang atau dengan bahan lain yang mempunyai fungsi yang sama (formalin atau bahan sterilisasi bias didapatkan di toko peternakan atau pakan unggas) Begitu pula ketika mesin telah selesai digunakan, lakukan proses sterilisassi kembali karena pada umumnya limbah cangkang dapat memancing datangnya berbagai jenis kuman dan bakteri, kebersihan mesin tetas sangat mempengaruhi keberhasilan mesin penetas. Untuk proses sterilisasi dapat dilihat pada label formalin yang digunakan.

Pemilihan telur

Perlu dimengerti tidak semua telur dapat ditetaskan, telur yang dapat ditetaskan hanya telur yang mempunyai syarat sebagai berikut:
  1. Memiliki berat normal (ayam kampung mempunyai berat 40 – 45 gram)
  2. Memiliki bentuk yang normal (untuk ayam kampong 3:4)
  3. Keadaan kulit cangkang bersih dari kotoran
  4. Rongga udara terlihat jelas dibagian tumpul dan tidak berpindah-pindah (dapat dilihat dengan teropong telur)
  5. Umur telur tidak lebih dari 5 hari
  6. Rasio induk jantan dan betina 1 : 8 maksimal
  7. Umur jantan dan betina tidak boleh kurang dari 12 bulan
  8. Tidak terdapat kecacatan seperti retak, permukaan yang terlalu kasar, cangkang yang lembek, bagian kuning dobel.
  9. Tidak berbau busuk


Faktor yang mempengaruhi telur
  1. Kesehatan induk bagus dan asupan nutrisi pada induk memenuhi syarat
  2. Rasio induk jantan dan betina 1 : 8 maksimal
  3. Umur jantan dan betina tidak boleh kurang dari 12 bulan
  4. Pola perkawinan terkontrol atau terhindar dari kawin sedarah.
Persiapan telur 1. Perlakuan pada telur     - Bersihkan telur dengan air hangat , alcohol 70%, formalin 40%     - Telur yang akan ditetaskan disimpan dengan kisaran suhu 10-18 dertajat celcius dan kelembaban        60 – 75% (penyimpanan telur yang benar rongga udara ada diatas atau yang runcing dibawah dan        tidak boleh lebih dari 5 hari)

2. Periode penetasan pada beberapa jenis unggas



No    Ungghas              Waktu       Pemutaran        Temperatur F         Kelembaban 1.      Ayam                     21               18                     100-102                  55-60 2.      Bebek                    28                25                    100-102                   60-70 3.      Entok                  35-37          31-33                   98-100                      70 4.      Dara                    14-17          12-15                   98-100                    55-66 5.      Puyuh                 14-17           12-15                  98-100                    55-60 6.      Walet                  14-16           12-14                   90-92                     55-60

Pelaksanaan penetasan

Posisi telur yang disarankan diletakan pada posisi kemiringan 40 derajat dan bagian runcing dibawah bagian tumpul di atas Perlu diingat posisi telur lancip selalu berada di bawah dan tumpul selalu berada di atas dengan kemiringan 45 derajat

Teknis pelaksanaan penetasan telur ayam

Hari 1     : Setelah mesin dihidupkan masukkan telur dengan kemiringan 40 derajat.                  Suhu toleransi penetasan 37,8 – 40 derajat, sedangkan suhu terbaik untuk penetasan                  berkisar antara 380C - 390C, diamkan dalam mesin tetas (mesin tetas jangan dibuka                  selama 48 jam atau 2 hari) sebagai usaha untuk meminimalisasikan perubahan suhu. Hari 2    : Mesin tetas jangan dibuka Hari 3    : Mulai melakukan pemutaran telur (telur dibalikkan selama 3X sehar pagi, siang dan                 malam) Hari 4    : Kegiatan pemutaran dilakukan seperti hari ke 3 dan ventilasi dibuka ¼ serta cek apakah air                 masuh ada atau tidak Hari 5    : Kegiatan sama seperti hari ke 4 hanya lubang ventilasi dibuka ½ Hari 6    : Kegiatan sama seperti hari ke 5 hanya lubang ventilasi dibuka ¾ Hari 7    : Pemutaran telur tetap dilakukan selama 3 X sehari dan mulai dilakukan peneropongan                 telur, sebaiknya dilakukan pada malam hari agar hasil peneropongan dapat berjalan dengan                 baik dan maksimal                 - Telur kosong, telur bersih atau bening, tidak ada tanda-tanda kehidupan                 - Telur mati, terlihat adanya bitntik hitam dan tidak ada tanda kehidupan                 - Telur mati, seperti pelangi yang berwarna merah dan bintik berwarna hitam tanpa tanda                    kehidupan                 - Telur hidup, Terdapat rambut urat, rongga udara kelihatan meluas da nada tanda                    kehidupan                 Telur yang fertile dimasukkan kembali ke mesin tetas sedangkan telur yang infertile harus                 segera dipisahkan. Telur yang kosong masih bias dimanfaatkan untuk dikonsumsi. Hari 8    : Kegiatan Masih berkisar pada pemutaran telur 3 X sehari Hari 9    : Masih seperti hari ke 8 (cek air) Hari 10  :  Masih seperti hari ke 9 Hari 11  : Masih seperti hari ke 10 Hari 12  : Masih seperti hari ke 11 Hari 13  : Masih seperti hari ke 12 Hari 14  : Masih seperti hari ke 13, kembali lakukan peneropongan                  - Telur hidup bintik kehidupan dan serabut urat semakin meluas, tampak adanya pegerakan                    embrio di dalam telur                 - Telur mati, bintik atau gumpalan hitam kehidupan jelas tidak ada pergerakan embrio Hari 15  : Masih seperti hari ke 14 ( diputar saja tidak perlu diteropong lagi) Hari 16  : Masih seperti hari ke 15 Hari 17  : Masih seperti hari ke 16 Hari 18  : Masih seperti hari ke 17 Hari 19  : Berhenti pemutaran, telur sudah mulai retak, tambahkan air (tips yang disarankan untuk                 menyemprotkan air pada telur dengan sprayer untuk menambahkan kelambaban) Hari 20  : Masih seperti hari ke 19 Hari 21  : Seluruh kegiatan penetasan selesai, karena semua telur telah menetas bila ada telur yang                 tidak menetas tinggalkan saja dan buang karena telur mati. Buka seluruh ventilasi dalam                 mesin agar terjadi sirkulasi udara yang baik, untuk sementara ayam yang baru saja menetas                 dibiarkan dalam mesin penatas dengan suhu 40 derajat. Hari 22 : Anak ayam sudah bisa dipindahkan dalam kandang-kandang yang digunakan haruslah                kandang yang bersih, hangat bisa diberi lampu agar kehangatan kandang terjaga.                                                                   “SELAMAT MENCOBA”

Contok mesin tetas full otomatis (gak usah balak-balik telur)


Cara membuat mesin penetas telur kapasitas 50 butir
Mesin tetas siap pakai

Cara membuat mesin penetas telur kapasitas 50 butir
Mesin Menunggu supplay telur

Cara membuat mesin penetas telur kapasitas 50 butir
Menunggu telur

Cara membuat mesin penetas telur kapasitas 50 butir
Runing Test


Page 2