Cara agar tidak besar Pasak daripada tiang

Uang dalam kapitalisme bisa bubble. Bila uang Anda 100 dipakai 120 ya minus 20. Bagaimana cara mengatasi hal ini? Ada 3 cara.

Pertama, kurangi pengeluaran. Bila Anda biasanya minum Starbucks, ya minumlah Torabika. Sama saja. Bawa aja Tumbler. Sama saja. Bila anda naik mobil, sampai stasiun saja. Kasihan mobil Anda kena macet.

Biasakan dibatasi. Misalnya sehari Rp50.000 ya maksimum itu. Kalau pulang tidak bisa bayar tol ya coba saja bilang, "Maaf mbak saya tidak bawa uang, kurang mbak. Boleh saya isi pulsa mbak?" Jadi mama kasih pulsa.  Sebenarnya hidup itu gak banyak biaya, yang mahal itu gengsi.

Jangan biasakan menyicil kartu kredit. Bunganya kartu kredit 10x lebih tinggi daripada KPR. bila Anda sudah punya KPR ajukan top up. Bila Anda memang sudah mencapai plafond, lebih baik bicarakan dengan kakak atau paman, numpang KPR. Cicilan kartu kredit Anda Rp2 juta setara KPR Rp150 juta.

Cara kedua, tingkatkan income. Bicaralah dengan istri, siapa tahu ada lowongan kerja.Atau bicarakan dengan atasan. Cari waktu yang pas misalnya lunch berdua. Bilang bahwa Anda sudah loyal, bagaimana value Anda di mata atasan. Fokus pada keberhasilan atasan karena anda.

Cara ketiga, langkah terakhir, investasikan gaji Anda sepenuhnya untuk KPR. Kurangi biaya lainnya fokuslah pada KPR. Bila cicilan KPR anda Rp3 juta, setelah 3 tahun uang Anda menjadi Rp108 juta? TIDAK.

Besar kemungkinan setelah 3 tahun rumah Anda naik jadi Rp750 juta. Uang Anda kemungkinan menjadi Rp500 juta.
Ini perhitungannya
-Harga beli Rp400 juta
-DP Rp100 juta
-Loan KPR 300 juta
-Cicilan Rp3 juta

Setelah 3 tahun
-Harga pasar Rp750 juta
-Loan KPR Rp250 juta
-Nilai uang modal Anda Rp500 juta

Inilah maksudnya kapitalisme. Anda main capital gain.

Penulis
Goenardjoadi Goenawan
Konsultan dan motivator tentang paradigma baru tentang uang. Penulis 10 buku manajemen, termasuk "Rahasia Kaya, Jangan Cintai Uang", "Money Intelligent: Rahasia Kaya, Mulai Berbisnis" yang baru terbit. goenardjoadi @ gmail.com

Cara agar tidak besar Pasak daripada tiang
Ilustrasi belanja. (CNN Indonesia/Safir Makki).

Jakarta, CNN Indonesia -- Jelang lebaran, umumnya kebutuhan masyarakat meningkat. Mulai dari menjalankan tradisi mudik ke kampung halaman, membeli pakaian baru, kue-kue kering, hingga menyiapkan amplop untuk sanak saudara.

Meski kebutuhan meningkat, beruntung para kaum pekerja akan mendapatkan Tunjangan Hari Raya (THR). THR adalah bonus hari raya keagamaan. Umumnya, THR diberikan sebesar satu kali gaji bulanan.

Nah, saat THR datang, keinginan untuk berbelanja biasanya memuncak. Lalu, bagaimana mengatur agar THR tak menguap sia-sia untuk hal-hal yang tak dibutuhkan?

Perencana Keuangan dari Oneshildt Financial Planning Agustina Fitria memberikan jurus yang bisa diterapkan. Pertama, buat skala prioritas memenuhi kewajiban yang tak boleh ditunda-tunda, seperti membayar zakat, membayar THR bagi pekerja di rumah Anda, dan petugas keamanan atau kebersihan di lingkungan tempat tinggal.

Setelah itu, Anda bisa menyusun rencana mudik dengan mengalokasikan sejumlah dana. Apabila Anda menggunakan pesawat, maka Anda harus mengalokasikan lebih tebal duit THR, mengingat harga tiket pesawat yang melambung.

Jika Anda memilih transportasi darat, seperti mobil, maka Anda harus menganggarkan biaya tol dan bahan bakar. Anda juga harus memikirkan akomodasi penginapan jika memilih tinggal tanpa bergantung keluarga di kampung halaman.

"Misal, tidak mudik, tapi menggelar open house, dan butuh anggaran untuk perbaikan rumah, itu juga bisa langsung disisihkan," ujarnya kepada CNNIndonesia.com, Senin (13/5).

Sementara bagi penerima THR yang tidak merayakan hari raya lebaran, misalnya yang beragama Katolik, Kristen, Buddha, dan Hindu, maka THR yang didapat juga bisa segera disimpan untuk kebutuhan jelang hari raya keagamaan masing-masing. Intinya, sesuaikan dengan skala prioritas lebih dulu.

[Gambas:Video CNN]

Kedua, sambung Agustina, setelah menetapkan prioritas, disiplin lah membayar semua kebutuhan itu. Ketiga, pintar dalam menggunakan alokasi dana THR yang sudah dipetakan.

Caranya, dengan jeli melihat promo diskon yang ada, alat pembayaran yang ditawarkan, hingga platform pembayaran. Misalnya, beli tiket mudik di situs resmi maskapai jauh lebih murah ketimbang di agen perjalanan atau beli lah baju lebaran di aplikasi jual-beli dalam jaringan (online) yang jauh lebih murah.

Namun, ia mengingatkan Anda perlu ekstra hati-hati ketika pembelian menggunakan kartu kredit. Sebab, menurut Agustina, kebutuhan lebaran sejatinya merupakan pengeluaran konsumtif, sehingga lebih baik tidak ditutup dengan berutang.

"Kalau pakai kartu kredit, jangan lupa pikirkan nanti beban bunga ke depannya. Jangan sampai lebarannya sudah selesai, tapi cicilannya belum," ungkapnya.

Sementara, bagi pekerja yang belum mendapat THR penuh, ia mengatakan 'jurus' yang perlu diterapkan sejatinya sama. Namun, harus lebih jeli pada skala prioritas. Misalnya, kalau memang belum cukup untuk membeli tiket pesawat dalam rangka mudik. Menurut dia, tunda lah rencana mudik Anda ke tahun berikutnya.

Perencana keuangan lainnya, Budi Raharjo menuturkan penerima THR juga harus bisa melihat peluang. Artinya begini, THR merupakan bonus pendapatan yang diterima pekerja.

Maka, bonus itu sebenarnya bisa juga dijadikan amunisi tambahan untuk menabung dan berinvestasi. Dengan begitu, kelebihan THR di tahun ini bukan tidak mungkin berbuah pada tahun berikutnya yang mana bisa dijadikan tambahan lagi untuk menutup kebutuhan lebaran tahun depan.

"Kalau ada lebih, ada baiknya ditabung dan diinvestasikan atau minimal, bisa menjadi uang jaga-jaga ketika mudik lebaran, agar ketika ada apa-apa, dananya siap," terang Budi. (uli/bir)

Bagaimana cara kita agar tidak bisa pasak daripada tiang?

5 Cara Cegah Sikap Boros.
Ubah Kebiasaan. Jika Anda ingin segera keluar dari jaring besar lebih besar pasak daripada tiang, maka hal pertama yang harus Anda lakukan adalah dengan mengubah kebiasan lama. ... .
2. Susun Anggaran Keuangan. ... .
3. Buat Pengingat Pribadi. ... .
4. Cari Pemasukan Tambahan..

Bagaimana jika besar pasak daripada tiang?

Besar pasak daripada tiang artinya lebih besar pengeluaran daripada penghasilan; Boros.

Apakah yang dimaksud dengan tidak besar pasak daripada tiang?

Peribahasa 'besar pasak daripada tiang' merupakan jenis peribahasa perumpamaan. Arti dari peribahasa tersebut yaitu lebih besar pengeluaran daripada pemasukan. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, tertulis artinya yaitu belanja lebih besar daripada pendapatan.

Apa yang harus dilakukan oleh perusahaan ketika anggaran dengan realisasi kas lebih besar pasak dari pada tiang?

Solusi Persoalan Besar Pasak daripada Tiang.
Catat Semua Pengeluaran Secara Konsisten. ... .
2. Catat Semua Pemasukan. ... .
Kurangi Pengeluaran Tak Penting. ... .
4. Ubah Gaya Hidup. ... .
Punya Penghasilan Tambahan. ... .
6. Kurangi Pengeluaran Sekaligus Tambah Penghasilan..