Buktikanlah bahwa skala celcius dan fahrenheit menunjukkan angka yang sama pada skala 40

Salah satu besaran pokok dalam fisika adalah suhu, yang memiliki satuan Kelvin dalam SI. Selain satuan Kelvin, satuan suhu yang lainnya adalah celcius, reamur, dan Fahrenheit. 

Jika satuan celcius dan reamur orang (siswa) masih menoleransi terhadap pilihan angka yang diberikan oleh kedua ilmuwan yang menemukan skala tersebut. Sedangkan satuan Kelvin (ada faktor -273) juga masih dianggap wajar dikarenakan memang skala Kelvin adalah skala mutlak yang melalui percobaan didapatkan angka demikian. 

Buktikanlah bahwa skala celcius dan fahrenheit menunjukkan angka yang sama pada skala 40

Nah …!! Tapi yang terakhir ini nih :D

Skala Fahrenheit-lah yang selalu menjadi kontroversi di kalangan para siswa, khususnya anak SMP dan mungkin sebagian anak SMA yang sedang meniti karir mencari kebenaran ilmu alam, hehe

Buktikanlah bahwa skala celcius dan fahrenheit menunjukkan angka yang sama pada skala 40

Dikarenakan pilihan angka yang ganjil (titik lebur es 32°F dan titik didih air 212°F) yang selalu membingungkan ketika melakukan konversi suhu dari/ke Fahrenheit ke/dari celcius atau yang lainnya. Terkadang siswa bingung harus dikurangi atau ditambah dulu dengan angka 32. 

Mengapa Pak Fahrenheit memilih angka yang menyulitkan seperti itu ya?? 

Kadang tidak sedikit siswa yang  saat bingung mempelajari suatu ilmu, secara tidak sadar mereka menyalahkan ilmuwan zaman dulu.

“Siapa sih yang menemukan rumus ini? 

"Siapa sih yang menemukan ilmu ini, bikin bingung generasi sekarang saja!” 

Atau bahkan ada yang mengatakan 

“Kenapa sih orang dulu menemukan fisika,menambah-nambahi kerepotan saja.”

Semoga pembaca yang budiman tidak termasuk golongan orang-orang tersebut, yaitu golongan orang-orang yang merugi.

Buktikanlah bahwa skala celcius dan fahrenheit menunjukkan angka yang sama pada skala 40

Lalu bagaimana sih ceritanya Gabriel Fahrenhrenheit menemukan skala thermometer yang kontroverisal tersebut?

Yok, coba kalian baca dengan teliti tulisan berikut!


Penentuan Skala Termometer

Sejak zaman dahulu, alat untuk mengukur suhu sudah ada, namun belum diberi skala. Pada tahun 1714, Fahrenheit membuat thermometer yang terdiri atas tabung kaca yang diberi raksa. Raksa dipilih karena warnanya yang indah, mengkilap, dan mudah dilihat saat terjadi pemuaian dan penyusutan akibat perubahan suhu sekitarnya. 

Kemudian ia ingin memberikan skala (angka-angka) pada thermometer tersebut agar orang lebih mudah dalam membandingkan suhu yang diukurnya. Para sejarawan sebenarnya masih berdebat mengenai jalan pikiran Fahrenheit tentang pemilihan besar skala ini, namun salah satu versi cerita berikut mungkin masuk akal

Pertama, Fahrenheit berpendapat bahwa lingkaran memiliki 360 tahapan atau 360 derajat, maka ia ingin memakai angka 360 tahapan pada skala yang ia buat untuk rentang air yang membeku dan air mendidih. Namun, 360 derajat akan menyebabkan rentang antartiap derajatnya terlalu kecil, maka sebagai gantinya ia memilih 180 derajat (360 dibagi 2). 

Langkah selanjutnya adalah menetapkan batas skalanya, apakah antara 0-180, 180-360, atau 32-212 (karena 212-32=180).

Nah, di sinilah Fahrenheit mulai berulah. Ia memasukkan thermometer tersebut ke dalam campuran paling dingin yang dapat dibuatnya, yaitu campuran antara es dan amonium khlorida, kemudian menetapkan skala pada suhu tersebut sebagai titik nolnya.

Selanjutnya, thermometer tersebut digunakan untuk mengukur suhu badan dan ia sebagai manusia ingin suhu badan manusia berada pada skala 100 (100°F atau lebih tepatnya sekarang diketahui suhu badan normal manusia adalah 98,6°F). 

Setelah itu, thermometer dimasukkan ke dalam campuran es dan air. Di situlah Fahrenheit melihat suhu es yang mencair berada 32 derajat lebih tinggi dari suhu temperature nol campurannya. Dari situlah ia menetapkan suhu es yang melebur adalah 32 derajat pada skala Fahrenhheit. Jadi, skala air yang sedang mendidih haruslah 180 derajat lebih tinggi, yaitu 32 + 180 = 212 derajat pada skala Fahrenheit.


Mungkin ada beberapa pembaca yang bertanya, suhu normal tubuh manusia kan 98,6oF. Kok dibulatkan menjadi 100oF, bukankah itu terlalu memaksa?

Ya, kita tahu bahwa suhu normal tubuh manusia menurut dokter adalah 37oC, yang jika diubah menjadi skala Fahrenheit adalah 98,6°F. Namun, suhu tubuh manusia sebenarnya berubah-ubah sedikit dalam sehari, dalam sebulan (untuk wanita) dan tergantung kepada metabolisme. Jika 100oF diubah menjadi skala celcius akan menunjukkan angka 37,7°C.

Konversi Suhu Fahrenheit ke Celcius 

Dalam konversi suhu Fahrenheit ke Celcius, kiranya masih ada yang bingung tentang angka 32 yang dikurung-kurung ditambah dulu atau dikali atau dikurang dulu seperti yang diajarkan di sekolah-sekolah formal. Yang mungkin masih bingung atau lupa, di sini pakgurufisika menawarkan cara lain:

  • Untuk konversi suhu Celcius à Fahrenheit: tambahkan 40 kalikan 1,8 (atau kali 9/5), lalu kurangi 40.
  • Untuk konversi suhu Fahrenhheit à Celcius: tambahkan 40 bagi 1,8 (atau kali 5/9), lalu kurangi 40.

Dengan cara ini kadang kita tidak akan bingung harus dikurangi 32 atau ditambah 32 dulu, karena polanya sama, yaitu pasti ditambah dulu lalu hasilnya dikurangi dengan angka yang sama, yaitu 40.


Buktikanlah bahwa skala celcius dan fahrenheit menunjukkan angka yang sama pada skala 40

Buktikanlah bahwa skala celcius dan fahrenheit menunjukkan angka yang sama pada skala 40

Yang di mana keduanya menghasilkan jawaban yang sama. 

Lalu angka 40 itu darimana?

Apakah angka 40 itu terinspirasi dari angka keramat, seperti 40 hari pada beberapa kepercayaan keagamaan? 

Tentu saja tidak. 40 itu dikarenakan Celcius dan Fahrenheit berada pada angka yang sama, pada skala -40 derajat. Artinya -40 derajat Fahrenheit sama dengan -40 derajat celcius.

Sekian, semoga bermanfaat.

Robert L walke. 2004.kalo Einstein lagi cukuran, ngobrolin apa ya?. jakarta :PT GRAMEDIA pustaka utama.

Rumus konversi suhu Fahrenheit
Konversi darikeRumus
FahrenheitCelsius°C = (°F – 32) / 1.8
CelsiusFahrenheit°F = °C × 1.8 + 32
FahrenheitkelvinK = (°F – 32) / 1.8 + 273.15
kelvinFahrenheit°F = (K – 273.15) × 1.8 + 32
Rumus konversi suhu lainnya
Conversion calculator for units of temperature

Skala Fahreheit merupakan salah satu skala suhu selain Celsius dan Kelvin. Nama Fahrenheit diambil dari ilmuwan Jerman yang bernama Gabriel Fahrenheit (1686-1736). Skala ini dikemukakan pada tahun 1724.

Dalam skala ini, titik beku cairan merupakan 32 derajat Fahrenheit (ditulis 32 °F) dan titik didih cairan merupakan 212 derajat Fahrenheit. Negatif 40 derajat Fahreheit sama dengan negatif 40 derajat Celsius. Skala Fahrenheit banyak digunakan di Amerika Serikat.

Sejarah

Berada beberapa perdebatan mengenai bagaimana Fahrenheit memikirkan skala temperaturnya. Berada yang menyatakan bahwa Fahrenheit menentukan titik nol (0 °F) dan 100 °F pada skala temperaturnya dengan cara mencatat temperatur di luar terendah yang dapat ia ukur, dan temperatur badannya sendiri. Temperatur di luar terendah ia jadikan titik nol yang ia ukur pada saat musim dingin tahun 1708 menjelang tahun 1709 di kampung halamannya, Gdánsk (Danzig) (-17.8 °C). Fahrenheit berhasrat menghindari suhu negatif di mana skala Ole Rømer seringkali menunjuk temperatur negatif dalam penggunaan sehari-hari. Fahrenheit memutuskan bahwa suhu tubuhnya sendiri merupakan 100 °F (suhu tubuh normal merupakan mendekati 98.6 °F, berarti Fahrenheit saat itu sedang demam ketika bereksperimen atau termometernya tidak akurat). Ia membagi skala normalnya dijadikan 12 divisi, dan kesudahan ke-12 divisi masing-masing dibagi lagi atas 8 sub-divisi. Pembagian ini menghasilkan skala 96 derajat. Fahrenheit menyebut bahwa pada skalanya, titik beku cairan pada 32 °F, dan titik didih cairan pada 212 °F, tidak sama 180 derajat. Berada pula yang menyatakan bahwa Fahrenheit menentukan titik nol (0 °F) pada skalanya sbg suhu di mana campuran sama rata selang es dan garam melebur dan 96 derajat sbg temperatur darahnya (dia pada awalnya menggunakan darah kuda bagi menandakan skalanya). Skalanya terdiri atas 12 divisi, tapi kesudahan ia membagi masing-masing divisi dijadikan 8 sub-divisi sama luhur. Dan menghasilkan 96 derajat. Ia kesudahan menemukan bahwa cairan (tanpa campuran apa-apa) akan membeku pada suhu 32 derajat dan mendidih pada suhu 212 derajat.

Yang ketiga merupakan tuturan yang paling dikenal, seperti yang digambarkan pada serial televisi fisika populer The Mechanical Universe. Serial itu menyatakan bahwa Fahrenheit mengadopsi skala Rømer di mana cairan membeku pada suhu 7,5 derajat dan mengalikan setiap nilai dengan 4 bagi mengeliminasi pecahan serta meningkatkan granularity dari skala tersebut (menghasilkan 30 dan 240 derajat). Kesudahan ia kembali menentukan skalanya di selang titik beku cairan dan temperatur normal tubuh manusia (di mana ia mengambil 96 derajat); titik beku cairan ditetapkan 32 derajat sehingga berada 64 interval akan membagi dua. Sehingga ia bisa menandai garis derajat pada alatnya dengan membagi dua interval tersebut dua kali.

Pengukurannya tidak semuanya akurat. Dengan menggunakan skala awalnya, titik beku dan titik didih cairan yang sebenarnya akan tidak sama dengan 32 °F dan 212 °F. Beberapa saat setelah kematiannya, diputuskan bagi kembali menandakan skalanya dengan 32 °F dan 212 °F sbg titik beku dan titik didih cairan murni yang berlaku. Perubahan ini memudahkan konversi dari Celsius ke Fahrenheit dan vice versa dengan menggunakan rumus sederhana. Perubahan ini juga menjelaskan mengapa temperatur tubuh pernah sekali ditetapkan 96 atau 100 °F oleh Fahrenheit sekarang ditetapkan 98,6 °F oleh banyak pihak, walaupun nilai 98 °F akan semakin akurat.

Keempat, merupakan tuturan yang tidak begitu dikenal mengenai asal muasal skala Fahrenheit. Tuturan keempat menceritakan bahwa skala Fahrenheit ditetapkan Fahrenheit sendiri yang dijadikan anggota organisasi persaudaraan (tidak berada bukti yang tentu). Dalam organisasi tersebut, berada 32 tingkat penerangan, 32 dijadikan yang tertinggi. Penggunaan kata degree (dalam bahasa Indonesia berarti: derajat atau tingkatan) sendiri dikatakan diambil dari tingkatan dalam organisasi tersebut. Ini mungkin suatu kebetulan, tapi tidak berada bukti yang menunjukkan kebenaran hal tersebut .

Versi kelima menceritakan bahwa Fahrenheit menentukan 0 derajat berdasarkan temperatur di mana manusia akan mati beku karena kedinginan dan 100 derajat merupakan temperatur di mana manusia akan mati karena panas. Bagi argumen itu, 0 sampai 100 menunjukkan rentang di mana manusia bisa hidup.

Dan versi keenam menceritakan bahwa Fahrenheit menandai titik beku cairan, temperatur normal tubuh manusia dan titik didih cairan. Ia kesudahan membagi rentang selang titik beku cairan dan titik didih cairan dijadikan 180 derajat. Mengatur temperatur normal tubuh manusia sbg 100 derajat membuat FP dan BP dijadikan 32 dan 212 berulang-ulang.

Perbandingan dengan skala temperatur lainnya

Perbandingan dengan skala temperatur lainnya
KeteranganKelvinCelsiusFahrenheitRankineDelisleNewtonRéaumurRømer
Nol mutlak0−273.15−459.670559.725−90.14−218.52−135.90
Campuran es dan garam Fahrenheit255.37−17.780459.67176.67−5.87−14.22−1.83
Cairan membeku (pada tekanan normal)273.15032491.67150007.5
Suhu tubuh manusia rata-rata310.036.898.2557.994.512.2129.626.925
Cairan mendidih (pada tekanan normal)373.15100212671.670338060
Titanium melebur1941166830343494−23525501334883
Suhu permukaan matahari58005526998010440−8140182344212909

edunitas.com


Page 2

Rumus konversi suhu Fahrenheit
Konversi darikeRumus
FahrenheitCelsius°C = (°F – 32) / 1.8
CelsiusFahrenheit°F = °C × 1.8 + 32
FahrenheitkelvinK = (°F – 32) / 1.8 + 273.15
kelvinFahrenheit°F = (K – 273.15) × 1.8 + 32
Rumus konversi suhu lainnya
Conversion calculator for units of temperature

Skala Fahreheit adalah salah satu skala suhu selain Celsius dan Kelvin. Nama Fahrenheit diambil dari ilmuwan Jerman yang bernama Gabriel Fahrenheit (1686-1736). Skala ini dikemukakan pada tahun 1724.

Dalam skala ini, titik beku cairan adalah 32 derajat Fahrenheit (ditulis 32 °F) dan titik didih cairan adalah 212 derajat Fahrenheit. Negatif 40 derajat Fahreheit sama dengan negatif 40 derajat Celsius. Skala Fahrenheit banyak digunakan di Amerika Serikat.

Sejarah

Mempunyai beberapa perdebatan mengenai bagaimana Fahrenheit memikirkan skala temperaturnya. Mempunyai yang menyatakan bahwa Fahrenheit menentukan titik nol (0 °F) dan 100 °F pada skala temperaturnya dengan metode mencatat temperatur di luar terendah yang mampu ia ukur, dan temperatur badannya sendiri. Temperatur di luar terendah ia jadikan titik nol yang ia ukur pada masa musim dingin tahun 1708 menjelang tahun 1709 di kampung halamannya, Gdánsk (Danzig) (-17.8 °C). Fahrenheit berhasrat menghindari suhu negatif di mana skala Ole Rømer seringkali menunjuk temperatur negatif dalam penggunaan sehari-hari. Fahrenheit memutuskan bahwa suhu tubuhnya sendiri adalah 100 °F (suhu tubuh normal adalah mendekati 98.6 °F, berguna Fahrenheit masa itu sedang demam ketika bereksperimen atau termometernya tidak akurat). Ia membagi skala normalnya menjadi 12 divisi, dan akhir ke-12 divisi masing-masing dibagi lagi atas 8 sub-divisi. Pembagian ini menghasilkan skala 96 derajat. Fahrenheit menyebut bahwa pada skalanya, titik beku cairan pada 32 °F, dan titik didih cairan pada 212 °F, berbeda 180 derajat. Mempunyai pula yang menyatakan bahwa Fahrenheit menentukan titik nol (0 °F) pada skalanya bagi suhu di mana campuran sama rata selang es dan garam melebur dan 96 derajat bagi temperatur darahnya (dia pada awalnya memakai darah kuda bagi menandakan skalanya). Skalanya terdiri atas 12 divisi, tapi akhir ia membagi masing-masing divisi menjadi 8 sub-divisi sama akbar. Dan menghasilkan 96 derajat. Ia akhir menemukan bahwa cairan (tanpa campuran apa-apa) akan membeku pada suhu 32 derajat dan mendidih pada suhu 212 derajat.

Yang ketiga adalah kisah yang sangat dikenal, seperti yang digambarkan pada serial televisi fisika populer The Mechanical Universe. Serial itu menyatakan bahwa Fahrenheit mengadopsi skala Rømer di mana cairan membeku pada suhu 7,5 derajat dan mengalikan setiap nilai dengan 4 bagi mengeliminasi pecahan serta meningkatkan granularity dari skala tersebut (menghasilkan 30 dan 240 derajat). Akhir ia kembali menentukan skalanya di selang titik beku cairan dan temperatur normal tubuh manusia (di mana ia mengambil 96 derajat); titik beku cairan diputuskan 32 derajat sehingga mempunyai 64 interval akan membagi dua. Sehingga ia mampu menandai garis derajat pada alatnya dengan membagi dua interval tersebut dua kali.

Pengukurannya tidak keseluruhan akurat. Dengan memakai skala awalnya, titik beku dan titik didih cairan yang sebenarnya akan berbeda dengan 32 °F dan 212 °F. Beberapa waktu setelah kematiannya, diputuskan bagi kembali menandakan skalanya dengan 32 °F dan 212 °F bagi titik beku dan titik didih cairan murni yang sah. Perubahan ini memudahkan konversi dari Celsius ke Fahrenheit dan vice versa dengan memakai rumus sederhana. Perubahan ini juga menjelaskan mengapa temperatur tubuh pernah sekali diputuskan 96 atau 100 °F oleh Fahrenheit sekarang diputuskan 98,6 °F oleh banyak pihak, walaupun nilai 98 °F akan semakin akurat.

Keempat, adalah kisah yang tidak begitu dikenal mengenai asal muasal skala Fahrenheit. Kisah keempat menceritakan bahwa skala Fahrenheit diputuskan Fahrenheit sendiri yang menjadi anggota organisasi persaudaraan (tidak mempunyai bukti yang tentu). Dalam organisasi tersebut, mempunyai 32 tingkat penerangan, 32 menjadi yang tertinggi. Penggunaan kata degree (dalam bahasa Indonesia berarti: derajat atau tingkatan) sendiri diistilahkan diambil dari tingkatan dalam organisasi tersebut. Ini mungkin suatu kebetulan, tapi tidak mempunyai bukti yang menunjukkan kebenaran hal tersebut .

Versi kelima menceritakan bahwa Fahrenheit menentukan 0 derajat berdasarkan temperatur di mana manusia akan mati beku sebab kedinginan dan 100 derajat adalah temperatur di mana manusia akan mati sebab panas. Bagi gagasan itu, 0 mencapai 100 menunjukkan rentang di mana manusia mampu hidup.

Dan versi keenam menceritakan bahwa Fahrenheit menandai titik beku cairan, temperatur normal tubuh manusia dan titik didih cairan. Ia akhir membagi rentang selang titik beku cairan dan titik didih cairan menjadi 180 derajat. Mengatur temperatur normal tubuh manusia bagi 100 derajat membuat FP dan BP menjadi 32 dan 212 bersambung.

Perbandingan dengan skala temperatur lainnya


edunitas.com


Page 3

Rumus konversi suhu Fahrenheit
Konversi darikeRumus
FahrenheitCelsius°C = (°F – 32) / 1.8
CelsiusFahrenheit°F = °C × 1.8 + 32
FahrenheitkelvinK = (°F – 32) / 1.8 + 273.15
kelvinFahrenheit°F = (K – 273.15) × 1.8 + 32
Rumus konversi suhu lainnya
Conversion calculator for units of temperature

Skala Fahreheit adalah salah satu skala suhu selain Celsius dan Kelvin. Nama Fahrenheit diambil dari ilmuwan Jerman yang bernama Gabriel Fahrenheit (1686-1736). Skala ini dikemukakan pada tahun 1724.

Dalam skala ini, titik beku cairan adalah 32 derajat Fahrenheit (ditulis 32 °F) dan titik didih cairan adalah 212 derajat Fahrenheit. Negatif 40 derajat Fahreheit sama dengan negatif 40 derajat Celsius. Skala Fahrenheit banyak digunakan di Amerika Serikat.

Sejarah

Mempunyai beberapa perdebatan mengenai bagaimana Fahrenheit memikirkan skala temperaturnya. Mempunyai yang menyatakan bahwa Fahrenheit menentukan titik nol (0 °F) dan 100 °F pada skala temperaturnya dengan metode mencatat temperatur di luar terendah yang mampu ia ukur, dan temperatur badannya sendiri. Temperatur di luar terendah ia jadikan titik nol yang ia ukur pada masa musim dingin tahun 1708 menjelang tahun 1709 di kampung halamannya, Gdánsk (Danzig) (-17.8 °C). Fahrenheit berhasrat menghindari suhu negatif di mana skala Ole Rømer seringkali menunjuk temperatur negatif dalam penggunaan sehari-hari. Fahrenheit memutuskan bahwa suhu tubuhnya sendiri adalah 100 °F (suhu tubuh normal adalah mendekati 98.6 °F, berguna Fahrenheit masa itu sedang demam ketika bereksperimen atau termometernya tidak akurat). Ia membagi skala normalnya menjadi 12 divisi, dan akhir ke-12 divisi masing-masing dibagi lagi atas 8 sub-divisi. Pembagian ini menghasilkan skala 96 derajat. Fahrenheit menyebut bahwa pada skalanya, titik beku cairan pada 32 °F, dan titik didih cairan pada 212 °F, berbeda 180 derajat. Mempunyai pula yang menyatakan bahwa Fahrenheit menentukan titik nol (0 °F) pada skalanya sebagai suhu di mana campuran sama rata selang es dan garam melebur dan 96 derajat sebagai temperatur darahnya (dia pada awalnya memakai darah kuda bagi menandakan skalanya). Skalanya terdiri atas 12 divisi, tapi akhir ia membagi masing-masing divisi menjadi 8 sub-divisi sama akbar. Dan menghasilkan 96 derajat. Ia akhir menemukan bahwa cairan (tanpa campuran apa-apa) akan membeku pada suhu 32 derajat dan mendidih pada suhu 212 derajat.

Yang ketiga adalah kisah yang sangat dikenal, seperti yang digambarkan pada serial televisi fisika populer The Mechanical Universe. Serial itu menyatakan bahwa Fahrenheit mengadopsi skala Rømer di mana cairan membeku pada suhu 7,5 derajat dan mengalikan setiap nilai dengan 4 bagi mengeliminasi pecahan serta meningkatkan granularity dari skala tersebut (menghasilkan 30 dan 240 derajat). Akhir ia kembali menentukan skalanya di selang titik beku cairan dan temperatur normal tubuh manusia (di mana ia mengambil 96 derajat); titik beku cairan diputuskan 32 derajat sehingga mempunyai 64 interval akan membagi dua. Sehingga ia mampu menandai garis derajat pada alatnya dengan membagi dua interval tersebut dua kali.

Pengukurannya tidak keseluruhan akurat. Dengan memakai skala awalnya, titik beku dan titik didih cairan yang sebenarnya akan berbeda dengan 32 °F dan 212 °F. Beberapa waktu setelah kematiannya, diputuskan bagi kembali menandakan skalanya dengan 32 °F dan 212 °F sebagai titik beku dan titik didih cairan murni yang sah. Perubahan ini memudahkan konversi dari Celsius ke Fahrenheit dan vice versa dengan memakai rumus sederhana. Perubahan ini juga menjelaskan mengapa temperatur tubuh pernah sekali diputuskan 96 atau 100 °F oleh Fahrenheit sekarang diputuskan 98,6 °F oleh banyak pihak, walaupun nilai 98 °F akan semakin akurat.

Keempat, adalah kisah yang tidak begitu dikenal mengenai asal muasal skala Fahrenheit. Kisah keempat menceritakan bahwa skala Fahrenheit diputuskan Fahrenheit sendiri yang menjadi anggota organisasi persaudaraan (tidak mempunyai bukti yang tentu). Dalam organisasi tersebut, mempunyai 32 tingkat penerangan, 32 menjadi yang tertinggi. Penggunaan kata degree (dalam bahasa Indonesia berarti: derajat atau tingkatan) sendiri diistilahkan diambil dari tingkatan dalam organisasi tersebut. Ini mungkin suatu kebetulan, tapi tidak mempunyai bukti yang menunjukkan kebenaran hal tersebut .

Versi kelima menceritakan bahwa Fahrenheit menentukan 0 derajat berdasarkan temperatur di mana manusia akan mati beku sebab kedinginan dan 100 derajat adalah temperatur di mana manusia akan mati sebab panas. Bagi gagasan itu, 0 mencapai 100 menunjukkan rentang di mana manusia mampu hidup.

Dan versi keenam menceritakan bahwa Fahrenheit menandai titik beku cairan, temperatur normal tubuh manusia dan titik didih cairan. Ia akhir membagi rentang selang titik beku cairan dan titik didih cairan menjadi 180 derajat. Mengatur temperatur normal tubuh manusia sebagai 100 derajat membuat FP dan BP menjadi 32 dan 212 bersambung.

Perbandingan dengan skala temperatur lainnya

Perbandingan dengan skala temperatur lainnya
KeteranganKelvinCelsiusFahrenheitRankineDelisleNewtonRéaumurRømer
Nol mutlak0−273.15−459.670559.725−90.14−218.52−135.90
Campuran es dan garam Fahrenheit255.37−17.780459.67176.67−5.87−14.22−1.83
Cairan membeku (pada tekanan normal)273.15032491.67150007.5
Suhu tubuh manusia rata-rata310.036.898.2557.994.512.2129.626.925
Cairan mendidih (pada tekanan normal)373.15100212671.670338060
Titanium melebur1941166830343494−23525501334883
Suhu permukaan matahari58005526998010440−8140182344212909

edunitas.com


Page 4

Rumus konversi suhu Fahrenheit
Konversi darikeRumus
FahrenheitCelsius°C = (°F – 32) / 1.8
CelsiusFahrenheit°F = °C × 1.8 + 32
FahrenheitkelvinK = (°F – 32) / 1.8 + 273.15
kelvinFahrenheit°F = (K – 273.15) × 1.8 + 32
Rumus konversi suhu lainnya
Conversion calculator for units of temperature

Skala Fahreheit adalah salah satu skala suhu selain Celsius dan Kelvin. Nama Fahrenheit diambil dari ilmuwan Jerman yang bernama Gabriel Fahrenheit (1686-1736). Skala ini dikemukakan pada tahun 1724.

Dalam skala ini, titik beku cairan adalah 32 derajat Fahrenheit (ditulis 32 °F) dan titik didih cairan adalah 212 derajat Fahrenheit. Negatif 40 derajat Fahreheit sama dengan negatif 40 derajat Celsius. Skala Fahrenheit banyak digunakan di Amerika Serikat.

Sejarah

Mempunyai beberapa perdebatan mengenai bagaimana Fahrenheit memikirkan skala temperaturnya. Mempunyai yang menyatakan bahwa Fahrenheit menentukan titik nol (0 °F) dan 100 °F pada skala temperaturnya dengan metode mencatat temperatur di luar terendah yang mampu ia ukur, dan temperatur badannya sendiri. Temperatur di luar terendah ia jadikan titik nol yang ia ukur pada masa musim dingin tahun 1708 menjelang tahun 1709 di kampung halamannya, Gdánsk (Danzig) (-17.8 °C). Fahrenheit berhasrat menghindari suhu negatif di mana skala Ole Rømer seringkali menunjuk temperatur negatif dalam penggunaan sehari-hari. Fahrenheit memutuskan bahwa suhu tubuhnya sendiri adalah 100 °F (suhu tubuh normal adalah mendekati 98.6 °F, berguna Fahrenheit masa itu sedang demam ketika bereksperimen atau termometernya tidak akurat). Ia membagi skala normalnya menjadi 12 divisi, dan akhir ke-12 divisi masing-masing dibagi lagi atas 8 sub-divisi. Pembagian ini menghasilkan skala 96 derajat. Fahrenheit menyebut bahwa pada skalanya, titik beku cairan pada 32 °F, dan titik didih cairan pada 212 °F, berbeda 180 derajat. Mempunyai pula yang menyatakan bahwa Fahrenheit menentukan titik nol (0 °F) pada skalanya sebagai suhu di mana campuran sama rata selang es dan garam melebur dan 96 derajat sebagai temperatur darahnya (dia pada awalnya menggunakan darah kuda untuk menandakan skalanya). Skalanya terdiri atas 12 divisi, tapi akhir ia membagi masing-masing divisi menjadi 8 sub-divisi sama akbar. Dan menghasilkan 96 derajat. Ia akhir menemukan bahwa cairan (tanpa campuran apa-apa) akan membeku pada suhu 32 derajat dan mendidih pada suhu 212 derajat.

Yang ketiga adalah kisah yang sangat dikenal, seperti yang digambarkan pada serial televisi fisika populer The Mechanical Universe. Serial itu menyatakan bahwa Fahrenheit mengadopsi skala Rømer di mana cairan membeku pada suhu 7,5 derajat dan mengalikan setiap nilai dengan 4 untuk mengeliminasi pecahan serta meningkatkan granularity dari skala tersebut (menghasilkan 30 dan 240 derajat). Akhir ia kembali menentukan skalanya di selang titik beku cairan dan temperatur normal tubuh manusia (di mana ia mengambil 96 derajat); titik beku cairan diputuskan 32 derajat sehingga mempunyai 64 interval akan membagi dua. Sehingga ia mampu menandai garis derajat pada alatnya dengan membagi dua interval tersebut dua kali.

Pengukurannya tidak keseluruhan akurat. Dengan menggunakan skala awalnya, titik beku dan titik didih cairan yang sebenarnya akan berbeda dengan 32 °F dan 212 °F. Beberapa waktu setelah kematiannya, diputuskan untuk kembali menandakan skalanya dengan 32 °F dan 212 °F sebagai titik beku dan titik didih cairan murni yang sah. Perubahan ini memudahkan konversi dari Celsius ke Fahrenheit dan vice versa dengan menggunakan rumus sederhana. Perubahan ini juga menjelaskan mengapa temperatur tubuh pernah sekali diputuskan 96 atau 100 °F oleh Fahrenheit sekarang diputuskan 98,6 °F oleh banyak pihak, walaupun nilai 98 °F akan semakin akurat.

Keempat, adalah kisah yang tidak begitu dikenal mengenai asal muasal skala Fahrenheit. Kisah keempat menceritakan bahwa skala Fahrenheit diputuskan Fahrenheit sendiri yang menjadi anggota organisasi persaudaraan (tidak mempunyai bukti yang tentu). Dalam organisasi tersebut, mempunyai 32 tingkat penerangan, 32 menjadi yang tertinggi. Penggunaan kata degree (dalam bahasa Indonesia berarti: derajat atau tingkatan) sendiri diistilahkan diambil dari tingkatan dalam organisasi tersebut. Ini mungkin suatu kebetulan, tapi tidak mempunyai bukti yang menunjukkan kebenaran hal tersebut .

Versi kelima menceritakan bahwa Fahrenheit menentukan 0 derajat berdasarkan temperatur di mana manusia akan mati beku karena kedinginan dan 100 derajat adalah temperatur di mana manusia akan mati karena panas. Untuk gagasan itu, 0 sampai 100 menunjukkan rentang di mana manusia mampu hidup.

Dan versi keenam menceritakan bahwa Fahrenheit menandai titik beku cairan, temperatur normal tubuh manusia dan titik didih cairan. Ia akhir membagi rentang selang titik beku cairan dan titik didih cairan menjadi 180 derajat. Mengatur temperatur normal tubuh manusia sebagai 100 derajat membuat FP dan BP menjadi 32 dan 212 bersambung.

Perbandingan dengan skala temperatur lainnya

Perbandingan dengan skala temperatur lainnya
KeteranganKelvinCelsiusFahrenheitRankineDelisleNewtonRéaumurRømer
Nol mutlak0−273.15−459.670559.725−90.14−218.52−135.90
Campuran es dan garam Fahrenheit255.37−17.780459.67176.67−5.87−14.22−1.83
Cairan membeku (pada tekanan normal)273.15032491.67150007.5
Suhu tubuh manusia rata-rata310.036.898.2557.994.512.2129.626.925
Cairan mendidih (pada tekanan normal)373.15100212671.670338060
Titanium melebur1941166830343494−23525501334883
Suhu permukaan matahari58005526998010440−8140182344212909

edunitas.com


Page 5

Rumus konversi suhu Fahrenheit
Konversi darikeRumus
FahrenheitCelsius°C = (°F – 32) / 1.8
CelsiusFahrenheit°F = °C × 1.8 + 32
FahrenheitkelvinK = (°F – 32) / 1.8 + 273.15
kelvinFahrenheit°F = (K – 273.15) × 1.8 + 32
Rumus konversi suhu lainnya
Conversion calculator for units of temperature

Skala Fahreheit adalah salah satu skala suhu selain Celsius dan Kelvin. Nama Fahrenheit diambil dari ilmuwan Jerman yang bernama Gabriel Fahrenheit (1686-1736). Skala ini dikemukakan pada tahun 1724.

Dalam skala ini, titik beku cairan adalah 32 derajat Fahrenheit (ditulis 32 °F) dan titik didih cairan adalah 212 derajat Fahrenheit. Negatif 40 derajat Fahreheit sama dengan negatif 40 derajat Celsius. Skala Fahrenheit banyak digunakan di Amerika Serikat.

Sejarah

Mempunyai beberapa perdebatan mengenai bagaimana Fahrenheit memikirkan skala temperaturnya. Mempunyai yang menyatakan bahwa Fahrenheit menentukan titik nol (0 °F) dan 100 °F pada skala temperaturnya dengan metode mencatat temperatur di luar terendah yang mampu ia ukur, dan temperatur badannya sendiri. Temperatur di luar terendah ia jadikan titik nol yang ia ukur pada masa musim dingin tahun 1708 menjelang tahun 1709 di kampung halamannya, Gdánsk (Danzig) (-17.8 °C). Fahrenheit berhasrat menghindari suhu negatif di mana skala Ole Rømer seringkali menunjuk temperatur negatif dalam penggunaan sehari-hari. Fahrenheit memutuskan bahwa suhu tubuhnya sendiri adalah 100 °F (suhu tubuh normal adalah mendekati 98.6 °F, berguna Fahrenheit masa itu sedang demam ketika bereksperimen atau termometernya tidak akurat). Ia membagi skala normalnya menjadi 12 divisi, dan akhir ke-12 divisi masing-masing dibagi lagi atas 8 sub-divisi. Pembagian ini menghasilkan skala 96 derajat. Fahrenheit menyebut bahwa pada skalanya, titik beku cairan pada 32 °F, dan titik didih cairan pada 212 °F, berbeda 180 derajat. Mempunyai pula yang menyatakan bahwa Fahrenheit menentukan titik nol (0 °F) pada skalanya bagi suhu di mana campuran sama rata selang es dan garam melebur dan 96 derajat bagi temperatur darahnya (dia pada awalnya memakai darah kuda bagi menandakan skalanya). Skalanya terdiri atas 12 divisi, tapi akhir ia membagi masing-masing divisi menjadi 8 sub-divisi sama akbar. Dan menghasilkan 96 derajat. Ia akhir menemukan bahwa cairan (tanpa campuran apa-apa) akan membeku pada suhu 32 derajat dan mendidih pada suhu 212 derajat.

Yang ketiga adalah kisah yang sangat dikenal, seperti yang digambarkan pada serial televisi fisika populer The Mechanical Universe. Serial itu menyatakan bahwa Fahrenheit mengadopsi skala Rømer di mana cairan membeku pada suhu 7,5 derajat dan mengalikan setiap nilai dengan 4 bagi mengeliminasi pecahan serta meningkatkan granularity dari skala tersebut (menghasilkan 30 dan 240 derajat). Akhir ia kembali menentukan skalanya di selang titik beku cairan dan temperatur normal tubuh manusia (di mana ia mengambil 96 derajat); titik beku cairan diputuskan 32 derajat sehingga mempunyai 64 interval akan membagi dua. Sehingga ia mampu menandai garis derajat pada alatnya dengan membagi dua interval tersebut dua kali.

Pengukurannya tidak keseluruhan akurat. Dengan memakai skala awalnya, titik beku dan titik didih cairan yang sebenarnya akan berbeda dengan 32 °F dan 212 °F. Beberapa waktu setelah kematiannya, diputuskan bagi kembali menandakan skalanya dengan 32 °F dan 212 °F bagi titik beku dan titik didih cairan murni yang sah. Perubahan ini memudahkan konversi dari Celsius ke Fahrenheit dan vice versa dengan memakai rumus sederhana. Perubahan ini juga menjelaskan mengapa temperatur tubuh pernah sekali diputuskan 96 atau 100 °F oleh Fahrenheit sekarang diputuskan 98,6 °F oleh banyak pihak, walaupun nilai 98 °F akan semakin akurat.

Keempat, adalah kisah yang tidak begitu dikenal mengenai asal muasal skala Fahrenheit. Kisah keempat menceritakan bahwa skala Fahrenheit diputuskan Fahrenheit sendiri yang menjadi anggota organisasi persaudaraan (tidak mempunyai bukti yang tentu). Dalam organisasi tersebut, mempunyai 32 tingkat penerangan, 32 menjadi yang tertinggi. Penggunaan kata degree (dalam bahasa Indonesia berarti: derajat atau tingkatan) sendiri diistilahkan diambil dari tingkatan dalam organisasi tersebut. Ini mungkin suatu kebetulan, tapi tidak mempunyai bukti yang menunjukkan kebenaran hal tersebut .

Versi kelima menceritakan bahwa Fahrenheit menentukan 0 derajat berdasarkan temperatur di mana manusia akan mati beku sebab kedinginan dan 100 derajat adalah temperatur di mana manusia akan mati sebab panas. Bagi gagasan itu, 0 mencapai 100 menunjukkan rentang di mana manusia mampu hidup.

Dan versi keenam menceritakan bahwa Fahrenheit menandai titik beku cairan, temperatur normal tubuh manusia dan titik didih cairan. Ia akhir membagi rentang selang titik beku cairan dan titik didih cairan menjadi 180 derajat. Mengatur temperatur normal tubuh manusia bagi 100 derajat membuat FP dan BP menjadi 32 dan 212 bersambung.

Perbandingan dengan skala temperatur lainnya


edunitas.com


Page 6

Faisal Batubara atau lebih dikenal sebagai Faisal Basri (lahir di Bandung, Jawa Barat, 6 November 1959) adalah ekonom dan politikus asal Indonesia. Basri merupakan nama ayah dia (Hasan Basri Batubara) yang ia lekatkan untuk dirinya sebagai salah satu bangun penghargaan untuk ayahnya. Pria berdarah Batak ini juga merupakan salah seorang keponakan dari mendiang Wakil Presiden RI Adam Malik.

Ia juga ikut dibuat menjadi salah satu pendiri Mara (Majelis Amanah Rakyat) (yang merupakan cikal bakal Partai Amanat Nasional) dan beberapa organisasi nirlaba seperti Yayasan Harkat Bangsa, Global Rescue Network, dan Yayasan Pencerahan Indonesia.[1] Semenjak tahun 2000, Faisal juga dinaikkan dibuat menjadi anggota Komisi Pengawasan Persaingan Usaha (KPPU)[1].

Pada Oktober 2011, Faisal Basri menggandeng Biem Benyamin, putra tokoh legendaris Betawi Benyamin Sueb maju mencalonkan diri sebagai calon Gubernur DKI Jakarta dari jalur independen[2].

Pendidikan

  • Sarjana Ekonomi, Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (FEUI) (1985)
  • Master of Arts (M.A.) dalam anggota ekonomi, Vanderbilt University, Nashville, Tennessee, Amerika (1988)

Karier

1. 1981-sekarang: Pengajar pada Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia untuk mata kuliah Ekonomi Politik, Ekonomi Internasional, Ekonomi Pembangunan, Sejarah Pemikiran Ekonomi

2.1988-sekarang: Pengajar pada Program Magister Akuntansi (Maksi), Program Magister Manajemen (MM), Program Magister Perencanaan dan Kebijakan Pembangunan (MPKP), Program Pascasarjana Universitas Indonesia untuk mata kuliah Analisis Sekeliling yang terkait Bisnis, Perdagangan Internasional, Keuangan Internasional, dan Makroekonomi untuk Manajer, Ekonomi Regulasi, Ekonomi Politik, dan Etika Perencanaan

3. 1997-sekarang: Editorial Board, Jurnal Bidang usaha & Ekonomi Politik (Quarterly Journal of the Indonesian Economy), diterbitkan oleh Institute for Development of Economics and Finance (Indef)

4. 1999-2003: Ketua, Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Perbanas Jakarta

5. 1995-2000: Expert (dan Pendiri), Instutute for Development of Economics & Finance (Indef)

6. 1999-2000: Redaktur Berbakat Koran Mingguan “Metro”

7. 1999-2000: Dewan Pengarah Jurnal Otonomi, diterbitkan oleh Yayasan Pariba

8. 2000: Anggota Tim Asistensi Ekuin Presiden RI

9. 1995-1999: Tenaga Berbakat pada proyek di sekeliling yang terkait Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Mineral, Direktorat Jenderal Pertambangan Umum, Departemen Pertambangan dan Energi

10. 1981-1998: Peneliti pada Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Warga FEUI

11. 1987-1998: Pengajar pada Program Extension FEUI untuk mata kuliah Perekonomian Indonesia, Teori Makroekonomi, Cara Penelitian, Ekonomi Internasional, dan Organisasi Industri

12. 1991-1998: Sekretaris Program pada Pusat Antar Universitas anggota Ekonomi, Universitas Indonesia

13. 1991-1998: Pengajar pada Fakultas Ilmu-ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia untuk mata kuliah Pengantar Ekonomi-Politik Hubungan Internasional; dan Jepang & Negara-negara Industri Baru, dan Ekonomi Politik Internasional

14. 1992-1998: Anggota Redaksi Jurnal Ekonomi Indonesia, diterbitkan oleh Pengurus Pusat Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI)

15. 1995-1998: Ketua Jurusan ESP (Ekonomi dan Studi Pembangunan) FEUI

16. 1995-1998: Pengajar pada Program Pascasarjana Universitas Indonesia, anggota studi Ekonomi, untuk mata kuliah Strategi dan Kebijakan Pembangunan; dan Program Studi Kajian Wanita; dan Program Studi Khusus Hubungan Internasional

17. 1995-1998: Guest Editor pada NIPPON (Seri Publikasi Monograf Pusat Studi Jepang Universitas Indonesia)

18. 1996-1998: Anggota Dewan Redaksi Majalah Kajian Ekonomi-Bidang usaha “Media Eksekutif”, Program Extension Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia

19. 1997-1998: Research Associate dan Koordinator Penelitian Anggota Ekonomi dalam rangka kerja sama penelitian selang Pusat Studi Jepang Universitas Indonesia dengan University of Tokyo

20. 1993-1997: Koordinator Anggota Ekonomi, Panitia Kerja Sama Kebahasaan Brunei Darussalam-Indonesia-Malaysia (Mabbim)

21. 1993-1995: Kepala Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat, Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (LPEM-FEUI)

22. 1994-1995: Berbakat Ekonomi pada P3I DPR-RI

23. 1991-1993: Koordinator Anggota Ekonomi pada PAU-Ek-UI

24. 1989-1990: Koordinator Anggota Ekonomi pada PAU-Ek-UI

25. 1990: Pengajar pada Sekolah Tinggi Ekonomi, Keuangan dan Perbankan Indonesia (STEKPI) untuk mata kuliah Pengantar Makroekonomi

26. 1985-1987: Anggota Tim “Perkembangan Perekonomian Dunia” pada Asisten II Menteri Koordinator Anggota EKUIN


Acara Lain:

• Pergerakan Indonesia (PI), pendiri

• American Economist Association (AEA), anggota

• Society for International Development (SID), anggota

• Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI): 1996-2000 sebagai Pembantu Ketua Anggota III

• Komite Pemantau Korupsi Nasional (KONSTAN) – National Corruption Watch (NCW), semenjak peresmian pada 6 April 2000 sebagai Ketua Dewan Etik.

• Partai Amanat Nasional (PAN): Pendiri; periode 1998-2000 sebagai Sekretaris Jenderal; 2000-01 sebagai Ketua yang membawahi anggota Penelitian dan Pengembangan. Bea Siswa / Penghargaan

• Badan Penelitian dan Pengembangan Pendidikan dan Kebudayaan, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1981.

• Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan dan Kebudayaan-Proyek Pengembangan Pusat Fasilitas Bersama antar Universitas/IUC (Bank Dunia XVII), 1987-88.

Penghargaan:

- Dosen Teladan III Universitas Indonesia (1996)

- Penghargan “Pejuang Anti Korupsi 2003,” diberikan oleh Warga Profesional Madani (MPM), Gedung Joang 45, Jakarta, 15 Januari 2004

- “FEUI Award 2005″ untuk kategori prestasi, komitmen dan dedikasi dalam anggota sosial kemasyarakatan, Depok, 17 September 2005

Alamat Kantor : - STIE Perbanas, Jalan Perbanas, Karet Kuningan, Setiabudi, Jakarta 12940 Telepon (021) 5252533, 5222501-04, 5228460 Faksimile 5228460

- Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU), Gedung Depperindag Lt.12, Jalan Gatot Subroto Kav. 52-53, Jakarta [3]

Referensi

  1. ^ a b profil di tokoh Indonesia
  2. ^ Artikel:"Maju Jadi Cagub DKI, Faisal Basri Gandeng Putra Benyamin Sueb", di Detik.com
  3. ^ [1].


edunitas.com


Page 7

Faisal Batubara atau lebih dikenal sebagai Faisal Basri (lahir di Bandung, Jawa Barat, 6 November 1959) adalah ekonom dan politikus asal Indonesia. Basri merupakan nama ayah dia (Hasan Basri Batubara) yang ia lekatkan untuk dirinya sebagai salah satu bangun penghargaan untuk ayahnya. Pria berdarah Batak ini juga merupakan salah seorang keponakan dari mendiang Wakil Presiden RI Adam Malik.

Ia juga ikut dibuat menjadi salah satu pendiri Mara (Majelis Amanah Rakyat) (yang merupakan cikal bakal Partai Amanat Nasional) dan beberapa organisasi nirlaba seperti Yayasan Harkat Bangsa, Global Rescue Network, dan Yayasan Pencerahan Indonesia.[1] Semenjak tahun 2000, Faisal juga dinaikkan dibuat menjadi anggota Komisi Pengawasan Persaingan Usaha (KPPU)[1].

Pada Oktober 2011, Faisal Basri menggandeng Biem Benyamin, putra tokoh legendaris Betawi Benyamin Sueb maju mencalonkan diri sebagai calon Gubernur DKI Jakarta dari jalur independen[2].

Pendidikan

  • Sarjana Ekonomi, Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (FEUI) (1985)
  • Master of Arts (M.A.) dalam anggota ekonomi, Vanderbilt University, Nashville, Tennessee, Amerika (1988)

Karier

1. 1981-sekarang: Pengajar pada Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia untuk mata kuliah Ekonomi Politik, Ekonomi Internasional, Ekonomi Pembangunan, Sejarah Pemikiran Ekonomi

2.1988-sekarang: Pengajar pada Program Magister Akuntansi (Maksi), Program Magister Manajemen (MM), Program Magister Perencanaan dan Kebijakan Pembangunan (MPKP), Program Pascasarjana Universitas Indonesia untuk mata kuliah Analisis Sekeliling yang terkait Bisnis, Perdagangan Internasional, Keuangan Internasional, dan Makroekonomi untuk Manajer, Ekonomi Regulasi, Ekonomi Politik, dan Etika Perencanaan

3. 1997-sekarang: Editorial Board, Jurnal Bidang usaha & Ekonomi Politik (Quarterly Journal of the Indonesian Economy), diterbitkan oleh Institute for Development of Economics and Finance (Indef)

4. 1999-2003: Ketua, Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Perbanas Jakarta

5. 1995-2000: Expert (dan Pendiri), Instutute for Development of Economics & Finance (Indef)

6. 1999-2000: Redaktur Berbakat Koran Mingguan “Metro”

7. 1999-2000: Dewan Pengarah Jurnal Otonomi, diterbitkan oleh Yayasan Pariba

8. 2000: Anggota Tim Asistensi Ekuin Presiden RI

9. 1995-1999: Tenaga Berbakat pada proyek di sekeliling yang terkait Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Mineral, Direktorat Jenderal Pertambangan Umum, Departemen Pertambangan dan Energi

10. 1981-1998: Peneliti pada Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Warga FEUI

11. 1987-1998: Pengajar pada Program Extension FEUI untuk mata kuliah Perekonomian Indonesia, Teori Makroekonomi, Cara Penelitian, Ekonomi Internasional, dan Organisasi Industri

12. 1991-1998: Sekretaris Program pada Pusat Antar Universitas anggota Ekonomi, Universitas Indonesia

13. 1991-1998: Pengajar pada Fakultas Ilmu-ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia untuk mata kuliah Pengantar Ekonomi-Politik Hubungan Internasional; dan Jepang & Negara-negara Industri Baru, dan Ekonomi Politik Internasional

14. 1992-1998: Anggota Redaksi Jurnal Ekonomi Indonesia, diterbitkan oleh Pengurus Pusat Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI)

15. 1995-1998: Ketua Jurusan ESP (Ekonomi dan Studi Pembangunan) FEUI

16. 1995-1998: Pengajar pada Program Pascasarjana Universitas Indonesia, anggota studi Ekonomi, untuk mata kuliah Strategi dan Kebijakan Pembangunan; dan Program Studi Kajian Wanita; dan Program Studi Khusus Hubungan Internasional

17. 1995-1998: Guest Editor pada NIPPON (Seri Publikasi Monograf Pusat Studi Jepang Universitas Indonesia)

18. 1996-1998: Anggota Dewan Redaksi Majalah Kajian Ekonomi-Bidang usaha “Media Eksekutif”, Program Extension Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia

19. 1997-1998: Research Associate dan Koordinator Penelitian Anggota Ekonomi dalam rangka kerja sama penelitian selang Pusat Studi Jepang Universitas Indonesia dengan University of Tokyo

20. 1993-1997: Koordinator Anggota Ekonomi, Panitia Kerja Sama Kebahasaan Brunei Darussalam-Indonesia-Malaysia (Mabbim)

21. 1993-1995: Kepala Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat, Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (LPEM-FEUI)

22. 1994-1995: Berbakat Ekonomi pada P3I DPR-RI

23. 1991-1993: Koordinator Anggota Ekonomi pada PAU-Ek-UI

24. 1989-1990: Koordinator Anggota Ekonomi pada PAU-Ek-UI

25. 1990: Pengajar pada Sekolah Tinggi Ekonomi, Keuangan dan Perbankan Indonesia (STEKPI) untuk mata kuliah Pengantar Makroekonomi

26. 1985-1987: Anggota Tim “Perkembangan Perekonomian Dunia” pada Asisten II Menteri Koordinator Anggota EKUIN


Acara Lain:

• Pergerakan Indonesia (PI), pendiri

• American Economist Association (AEA), anggota

• Society for International Development (SID), anggota

• Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI): 1996-2000 sebagai Pembantu Ketua Anggota III

• Komite Pemantau Korupsi Nasional (KONSTAN) – National Corruption Watch (NCW), semenjak peresmian pada 6 April 2000 sebagai Ketua Dewan Etik.

• Partai Amanat Nasional (PAN): Pendiri; periode 1998-2000 sebagai Sekretaris Jenderal; 2000-01 sebagai Ketua yang membawahi anggota Penelitian dan Pengembangan. Bea Siswa / Penghargaan

• Badan Penelitian dan Pengembangan Pendidikan dan Kebudayaan, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1981.

• Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan dan Kebudayaan-Proyek Pengembangan Pusat Fasilitas Bersama antar Universitas/IUC (Bank Dunia XVII), 1987-88.

Penghargaan:

- Dosen Teladan III Universitas Indonesia (1996)

- Penghargan “Pejuang Anti Korupsi 2003,” diberikan oleh Warga Profesional Madani (MPM), Gedung Joang 45, Jakarta, 15 Januari 2004

- “FEUI Award 2005″ untuk kategori prestasi, komitmen dan dedikasi dalam anggota sosial kemasyarakatan, Depok, 17 September 2005

Alamat Kantor : - STIE Perbanas, Jalan Perbanas, Karet Kuningan, Setiabudi, Jakarta 12940 Telepon (021) 5252533, 5222501-04, 5228460 Faksimile 5228460

- Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU), Gedung Depperindag Lt.12, Jalan Gatot Subroto Kav. 52-53, Jakarta [3]

Referensi

  1. ^ a b profil di tokoh Indonesia
  2. ^ Artikel:"Maju Jadi Cagub DKI, Faisal Basri Gandeng Putra Benyamin Sueb", di Detik.com
  3. ^ [1].


edunitas.com


Page 8

Faisal Batubara atau lebih dikenal sebagai Faisal Basri (lahir di Bandung, Jawa Barat, 6 November 1959) adalah ekonom dan politikus asal Indonesia. Basri merupakan nama ayah dia (Hasan Basri Batubara) yang ia lekatkan untuk dirinya sebagai salah satu bangun penghargaan untuk ayahnya. Pria berdarah Batak ini juga merupakan salah seorang keponakan dari mendiang Wakil Presiden RI Adam Malik.

Ia juga ikut dibuat menjadi salah satu pendiri Mara (Majelis Amanah Rakyat) (yang merupakan cikal bakal Partai Amanat Nasional) dan beberapa organisasi nirlaba seperti Yayasan Harkat Bangsa, Global Rescue Network, dan Yayasan Pencerahan Indonesia.[1] Semenjak tahun 2000, Faisal juga dinaikkan dibuat menjadi anggota Komisi Pengawasan Persaingan Usaha (KPPU)[1].

Pada Oktober 2011, Faisal Basri menggandeng Biem Benyamin, putra tokoh legendaris Betawi Benyamin Sueb maju mencalonkan diri sebagai calon Gubernur DKI Jakarta dari jalur independen[2].

Pendidikan

  • Sarjana Ekonomi, Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (FEUI) (1985)
  • Master of Arts (M.A.) dalam anggota ekonomi, Vanderbilt University, Nashville, Tennessee, Amerika (1988)

Karier

1. 1981-sekarang: Pengajar pada Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia untuk mata kuliah Ekonomi Politik, Ekonomi Internasional, Ekonomi Pembangunan, Sejarah Pemikiran Ekonomi

2.1988-sekarang: Pengajar pada Program Magister Akuntansi (Maksi), Program Magister Manajemen (MM), Program Magister Perencanaan dan Kebijakan Pembangunan (MPKP), Program Pascasarjana Universitas Indonesia untuk mata kuliah Analisis Sekeliling yang terkait Bisnis, Perdagangan Internasional, Keuangan Internasional, dan Makroekonomi untuk Manajer, Ekonomi Regulasi, Ekonomi Politik, dan Etika Perencanaan

3. 1997-sekarang: Editorial Board, Jurnal Bidang usaha & Ekonomi Politik (Quarterly Journal of the Indonesian Economy), diterbitkan oleh Institute for Development of Economics and Finance (Indef)

4. 1999-2003: Ketua, Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Perbanas Jakarta

5. 1995-2000: Expert (dan Pendiri), Instutute for Development of Economics & Finance (Indef)

6. 1999-2000: Redaktur Berbakat Koran Mingguan “Metro”

7. 1999-2000: Dewan Pengarah Jurnal Otonomi, diterbitkan oleh Yayasan Pariba

8. 2000: Anggota Tim Asistensi Ekuin Presiden RI

9. 1995-1999: Tenaga Berbakat pada proyek di sekeliling yang terkait Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Mineral, Direktorat Jenderal Pertambangan Umum, Departemen Pertambangan dan Energi

10. 1981-1998: Peneliti pada Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Warga FEUI

11. 1987-1998: Pengajar pada Program Extension FEUI untuk mata kuliah Perekonomian Indonesia, Teori Makroekonomi, Cara Penelitian, Ekonomi Internasional, dan Organisasi Industri

12. 1991-1998: Sekretaris Program pada Pusat Antar Universitas anggota Ekonomi, Universitas Indonesia

13. 1991-1998: Pengajar pada Fakultas Ilmu-ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia untuk mata kuliah Pengantar Ekonomi-Politik Hubungan Internasional; dan Jepang & Negara-negara Industri Baru, dan Ekonomi Politik Internasional

14. 1992-1998: Anggota Redaksi Jurnal Ekonomi Indonesia, diterbitkan oleh Pengurus Pusat Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI)

15. 1995-1998: Ketua Jurusan ESP (Ekonomi dan Studi Pembangunan) FEUI

16. 1995-1998: Pengajar pada Program Pascasarjana Universitas Indonesia, anggota studi Ekonomi, untuk mata kuliah Strategi dan Kebijakan Pembangunan; dan Program Studi Kajian Wanita; dan Program Studi Khusus Hubungan Internasional

17. 1995-1998: Guest Editor pada NIPPON (Seri Publikasi Monograf Pusat Studi Jepang Universitas Indonesia)

18. 1996-1998: Anggota Dewan Redaksi Majalah Kajian Ekonomi-Bidang usaha “Media Eksekutif”, Program Extension Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia

19. 1997-1998: Research Associate dan Koordinator Penelitian Anggota Ekonomi dalam rangka kerja sama penelitian selang Pusat Studi Jepang Universitas Indonesia dengan University of Tokyo

20. 1993-1997: Koordinator Anggota Ekonomi, Panitia Kerja Sama Kebahasaan Brunei Darussalam-Indonesia-Malaysia (Mabbim)

21. 1993-1995: Kepala Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat, Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (LPEM-FEUI)

22. 1994-1995: Berbakat Ekonomi pada P3I DPR-RI

23. 1991-1993: Koordinator Anggota Ekonomi pada PAU-Ek-UI

24. 1989-1990: Koordinator Anggota Ekonomi pada PAU-Ek-UI

25. 1990: Pengajar pada Sekolah Tinggi Ekonomi, Keuangan dan Perbankan Indonesia (STEKPI) untuk mata kuliah Pengantar Makroekonomi

26. 1985-1987: Anggota Tim “Perkembangan Perekonomian Dunia” pada Asisten II Menteri Koordinator Anggota EKUIN


Acara Lain:

• Pergerakan Indonesia (PI), pendiri

• American Economist Association (AEA), anggota

• Society for International Development (SID), anggota

• Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI): 1996-2000 sebagai Pembantu Ketua Anggota III

• Komite Pemantau Korupsi Nasional (KONSTAN) – National Corruption Watch (NCW), semenjak peresmian pada 6 April 2000 sebagai Ketua Dewan Etik.

• Partai Amanat Nasional (PAN): Pendiri; periode 1998-2000 sebagai Sekretaris Jenderal; 2000-01 sebagai Ketua yang membawahi anggota Penelitian dan Pengembangan. Bea Siswa / Penghargaan

• Badan Penelitian dan Pengembangan Pendidikan dan Kebudayaan, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1981.

• Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan dan Kebudayaan-Proyek Pengembangan Pusat Fasilitas Bersama antar Universitas/IUC (Bank Dunia XVII), 1987-88.

Penghargaan:

- Dosen Teladan III Universitas Indonesia (1996)

- Penghargan “Pejuang Anti Korupsi 2003,” diberikan oleh Warga Profesional Madani (MPM), Gedung Joang 45, Jakarta, 15 Januari 2004

- “FEUI Award 2005″ untuk kategori prestasi, komitmen dan dedikasi dalam anggota sosial kemasyarakatan, Depok, 17 September 2005

Alamat Kantor : - STIE Perbanas, Jalan Perbanas, Karet Kuningan, Setiabudi, Jakarta 12940 Telepon (021) 5252533, 5222501-04, 5228460 Faksimile 5228460

- Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU), Gedung Depperindag Lt.12, Jalan Gatot Subroto Kav. 52-53, Jakarta [3]

Referensi

  1. ^ a b profil di tokoh Indonesia
  2. ^ Artikel:"Maju Jadi Cagub DKI, Faisal Basri Gandeng Putra Benyamin Sueb", di Detik.com
  3. ^ [1].


edunitas.com


Page 9

Faisal Batubara atau lebih dikenal sebagai Faisal Basri (lahir di Bandung, Jawa Barat, 6 November 1959) adalah ekonom dan politikus asal Indonesia. Basri merupakan nama ayah dia (Hasan Basri Batubara) yang ia lekatkan untuk dirinya sebagai salah satu bangun penghargaan untuk ayahnya. Pria berdarah Batak ini juga merupakan salah seorang keponakan dari mendiang Wakil Presiden RI Adam Malik.

Ia juga ikut dibuat menjadi salah satu pendiri Mara (Majelis Amanah Rakyat) (yang merupakan cikal bakal Partai Amanat Nasional) dan beberapa organisasi nirlaba seperti Yayasan Harkat Bangsa, Global Rescue Network, dan Yayasan Pencerahan Indonesia.[1] Semenjak tahun 2000, Faisal juga dinaikkan dibuat menjadi anggota Komisi Pengawasan Persaingan Usaha (KPPU)[1].

Pada Oktober 2011, Faisal Basri menggandeng Biem Benyamin, putra tokoh legendaris Betawi Benyamin Sueb maju mencalonkan diri sebagai calon Gubernur DKI Jakarta dari jalur independen[2].

Pendidikan

  • Sarjana Ekonomi, Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (FEUI) (1985)
  • Master of Arts (M.A.) dalam anggota ekonomi, Vanderbilt University, Nashville, Tennessee, Amerika (1988)

Karier

1. 1981-sekarang: Pengajar pada Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia untuk mata kuliah Ekonomi Politik, Ekonomi Internasional, Ekonomi Pembangunan, Sejarah Pemikiran Ekonomi

2.1988-sekarang: Pengajar pada Program Magister Akuntansi (Maksi), Program Magister Manajemen (MM), Program Magister Perencanaan dan Kebijakan Pembangunan (MPKP), Program Pascasarjana Universitas Indonesia untuk mata kuliah Analisis Sekeliling yang terkait Bisnis, Perdagangan Internasional, Keuangan Internasional, dan Makroekonomi untuk Manajer, Ekonomi Regulasi, Ekonomi Politik, dan Etika Perencanaan

3. 1997-sekarang: Editorial Board, Jurnal Bidang usaha & Ekonomi Politik (Quarterly Journal of the Indonesian Economy), diterbitkan oleh Institute for Development of Economics and Finance (Indef)

4. 1999-2003: Ketua, Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Perbanas Jakarta

5. 1995-2000: Expert (dan Pendiri), Instutute for Development of Economics & Finance (Indef)

6. 1999-2000: Redaktur Berbakat Koran Mingguan “Metro”

7. 1999-2000: Dewan Pengarah Jurnal Otonomi, diterbitkan oleh Yayasan Pariba

8. 2000: Anggota Tim Asistensi Ekuin Presiden RI

9. 1995-1999: Tenaga Berbakat pada proyek di sekeliling yang terkait Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Mineral, Direktorat Jenderal Pertambangan Umum, Departemen Pertambangan dan Energi

10. 1981-1998: Peneliti pada Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Warga FEUI

11. 1987-1998: Pengajar pada Program Extension FEUI untuk mata kuliah Perekonomian Indonesia, Teori Makroekonomi, Cara Penelitian, Ekonomi Internasional, dan Organisasi Industri

12. 1991-1998: Sekretaris Program pada Pusat Antar Universitas anggota Ekonomi, Universitas Indonesia

13. 1991-1998: Pengajar pada Fakultas Ilmu-ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia untuk mata kuliah Pengantar Ekonomi-Politik Hubungan Internasional; dan Jepang & Negara-negara Industri Baru, dan Ekonomi Politik Internasional

14. 1992-1998: Anggota Redaksi Jurnal Ekonomi Indonesia, diterbitkan oleh Pengurus Pusat Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI)

15. 1995-1998: Ketua Jurusan ESP (Ekonomi dan Studi Pembangunan) FEUI

16. 1995-1998: Pengajar pada Program Pascasarjana Universitas Indonesia, anggota studi Ekonomi, untuk mata kuliah Strategi dan Kebijakan Pembangunan; dan Program Studi Kajian Wanita; dan Program Studi Khusus Hubungan Internasional

17. 1995-1998: Guest Editor pada NIPPON (Seri Publikasi Monograf Pusat Studi Jepang Universitas Indonesia)

18. 1996-1998: Anggota Dewan Redaksi Majalah Kajian Ekonomi-Bidang usaha “Media Eksekutif”, Program Extension Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia

19. 1997-1998: Research Associate dan Koordinator Penelitian Anggota Ekonomi dalam rangka kerja sama penelitian selang Pusat Studi Jepang Universitas Indonesia dengan University of Tokyo

20. 1993-1997: Koordinator Anggota Ekonomi, Panitia Kerja Sama Kebahasaan Brunei Darussalam-Indonesia-Malaysia (Mabbim)

21. 1993-1995: Kepala Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat, Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (LPEM-FEUI)

22. 1994-1995: Berbakat Ekonomi pada P3I DPR-RI

23. 1991-1993: Koordinator Anggota Ekonomi pada PAU-Ek-UI

24. 1989-1990: Koordinator Anggota Ekonomi pada PAU-Ek-UI

25. 1990: Pengajar pada Sekolah Tinggi Ekonomi, Keuangan dan Perbankan Indonesia (STEKPI) untuk mata kuliah Pengantar Makroekonomi

26. 1985-1987: Anggota Tim “Perkembangan Perekonomian Dunia” pada Asisten II Menteri Koordinator Anggota EKUIN


Acara Lain:

• Pergerakan Indonesia (PI), pendiri

• American Economist Association (AEA), anggota

• Society for International Development (SID), anggota

• Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI): 1996-2000 sebagai Pembantu Ketua Anggota III

• Komite Pemantau Korupsi Nasional (KONSTAN) – National Corruption Watch (NCW), semenjak peresmian pada 6 April 2000 sebagai Ketua Dewan Etik.

• Partai Amanat Nasional (PAN): Pendiri; periode 1998-2000 sebagai Sekretaris Jenderal; 2000-01 sebagai Ketua yang membawahi anggota Penelitian dan Pengembangan. Bea Siswa / Penghargaan

• Badan Penelitian dan Pengembangan Pendidikan dan Kebudayaan, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1981.

• Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan dan Kebudayaan-Proyek Pengembangan Pusat Fasilitas Bersama antar Universitas/IUC (Bank Dunia XVII), 1987-88.

Penghargaan:

- Dosen Teladan III Universitas Indonesia (1996)

- Penghargan “Pejuang Anti Korupsi 2003,” diberikan oleh Warga Profesional Madani (MPM), Gedung Joang 45, Jakarta, 15 Januari 2004

- “FEUI Award 2005″ untuk kategori prestasi, komitmen dan dedikasi dalam anggota sosial kemasyarakatan, Depok, 17 September 2005

Alamat Kantor : - STIE Perbanas, Jalan Perbanas, Karet Kuningan, Setiabudi, Jakarta 12940 Telepon (021) 5252533, 5222501-04, 5228460 Faksimile 5228460

- Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU), Gedung Depperindag Lt.12, Jalan Gatot Subroto Kav. 52-53, Jakarta [3]

Referensi

  1. ^ a b profil di tokoh Indonesia
  2. ^ Artikel:"Maju Jadi Cagub DKI, Faisal Basri Gandeng Putra Benyamin Sueb", di Detik.com
  3. ^ [1].


edunitas.com


Page 10

Faisal Batubara atau lebih dikenal sebagai Faisal Basri (lahir di Bandung, Jawa Barat, 6 November 1959) adalah ekonom dan politikus asal Indonesia. Basri merupakan nama ayah dia (Hasan Basri Batubara) yang ia lekatkan untuk dirinya sebagai salah satu bangun penghargaan untuk ayahnya. Pria berdarah Batak ini juga merupakan salah seorang keponakan dari mendiang Wakil Presiden RI Adam Malik.

Ia juga ikut dibuat menjadi salah satu pendiri Mara (Majelis Amanah Rakyat) (yang merupakan cikal bakal Partai Amanat Nasional) dan beberapa organisasi nirlaba seperti Yayasan Harkat Bangsa, Global Rescue Network, dan Yayasan Pencerahan Indonesia.[1] Semenjak tahun 2000, Faisal juga dinaikkan dibuat menjadi anggota Komisi Pengawasan Persaingan Usaha (KPPU)[1].

Pada Oktober 2011, Faisal Basri menggandeng Biem Benyamin, putra tokoh legendaris Betawi Benyamin Sueb maju mencalonkan diri sebagai calon Gubernur DKI Jakarta dari jalur independen[2].

Pendidikan

  • Sarjana Ekonomi, Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (FEUI) (1985)
  • Master of Arts (M.A.) dalam anggota ekonomi, Vanderbilt University, Nashville, Tennessee, Amerika (1988)

Karier

1. 1981-sekarang: Pengajar pada Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia untuk mata kuliah Ekonomi Politik, Ekonomi Internasional, Ekonomi Pembangunan, Sejarah Pemikiran Ekonomi

2.1988-sekarang: Pengajar pada Program Magister Akuntansi (Maksi), Program Magister Manajemen (MM), Program Magister Perencanaan dan Kebijakan Pembangunan (MPKP), Program Pascasarjana Universitas Indonesia untuk mata kuliah Analisis Sekeliling yang terkait Bisnis, Perdagangan Internasional, Keuangan Internasional, dan Makroekonomi untuk Manajer, Ekonomi Regulasi, Ekonomi Politik, dan Etika Perencanaan

3. 1997-sekarang: Editorial Board, Jurnal Bidang usaha & Ekonomi Politik (Quarterly Journal of the Indonesian Economy), diterbitkan oleh Institute for Development of Economics and Finance (Indef)

4. 1999-2003: Ketua, Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Perbanas Jakarta

5. 1995-2000: Expert (dan Pendiri), Instutute for Development of Economics & Finance (Indef)

6. 1999-2000: Redaktur Berbakat Koran Mingguan “Metro”

7. 1999-2000: Dewan Pengarah Jurnal Otonomi, diterbitkan oleh Yayasan Pariba

8. 2000: Anggota Tim Asistensi Ekuin Presiden RI

9. 1995-1999: Tenaga Berbakat pada proyek di sekeliling yang terkait Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Mineral, Direktorat Jenderal Pertambangan Umum, Departemen Pertambangan dan Energi

10. 1981-1998: Peneliti pada Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Warga FEUI

11. 1987-1998: Pengajar pada Program Extension FEUI untuk mata kuliah Perekonomian Indonesia, Teori Makroekonomi, Cara Penelitian, Ekonomi Internasional, dan Organisasi Industri

12. 1991-1998: Sekretaris Program pada Pusat Antar Universitas anggota Ekonomi, Universitas Indonesia

13. 1991-1998: Pengajar pada Fakultas Ilmu-ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia untuk mata kuliah Pengantar Ekonomi-Politik Hubungan Internasional; dan Jepang & Negara-negara Industri Baru, dan Ekonomi Politik Internasional

14. 1992-1998: Anggota Redaksi Jurnal Ekonomi Indonesia, diterbitkan oleh Pengurus Pusat Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI)

15. 1995-1998: Ketua Jurusan ESP (Ekonomi dan Studi Pembangunan) FEUI

16. 1995-1998: Pengajar pada Program Pascasarjana Universitas Indonesia, anggota studi Ekonomi, untuk mata kuliah Strategi dan Kebijakan Pembangunan; dan Program Studi Kajian Wanita; dan Program Studi Khusus Hubungan Internasional

17. 1995-1998: Guest Editor pada NIPPON (Seri Publikasi Monograf Pusat Studi Jepang Universitas Indonesia)

18. 1996-1998: Anggota Dewan Redaksi Majalah Kajian Ekonomi-Bidang usaha “Media Eksekutif”, Program Extension Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia

19. 1997-1998: Research Associate dan Koordinator Penelitian Anggota Ekonomi dalam rangka kerja sama penelitian selang Pusat Studi Jepang Universitas Indonesia dengan University of Tokyo

20. 1993-1997: Koordinator Anggota Ekonomi, Panitia Kerja Sama Kebahasaan Brunei Darussalam-Indonesia-Malaysia (Mabbim)

21. 1993-1995: Kepala Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat, Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (LPEM-FEUI)

22. 1994-1995: Berbakat Ekonomi pada P3I DPR-RI

23. 1991-1993: Koordinator Anggota Ekonomi pada PAU-Ek-UI

24. 1989-1990: Koordinator Anggota Ekonomi pada PAU-Ek-UI

25. 1990: Pengajar pada Sekolah Tinggi Ekonomi, Keuangan dan Perbankan Indonesia (STEKPI) untuk mata kuliah Pengantar Makroekonomi

26. 1985-1987: Anggota Tim “Perkembangan Perekonomian Dunia” pada Asisten II Menteri Koordinator Anggota EKUIN


Acara Lain:

• Pergerakan Indonesia (PI), pendiri

• American Economist Association (AEA), anggota

• Society for International Development (SID), anggota

• Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI): 1996-2000 sebagai Pembantu Ketua Anggota III

• Komite Pemantau Korupsi Nasional (KONSTAN) – National Corruption Watch (NCW), semenjak peresmian pada 6 April 2000 sebagai Ketua Dewan Etik.

• Partai Amanat Nasional (PAN): Pendiri; periode 1998-2000 sebagai Sekretaris Jenderal; 2000-01 sebagai Ketua yang membawahi anggota Penelitian dan Pengembangan. Bea Siswa / Penghargaan

• Badan Penelitian dan Pengembangan Pendidikan dan Kebudayaan, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1981.

• Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan dan Kebudayaan-Proyek Pengembangan Pusat Fasilitas Bersama antar Universitas/IUC (Bank Dunia XVII), 1987-88.

Penghargaan:

- Dosen Teladan III Universitas Indonesia (1996)

- Penghargan “Pejuang Anti Korupsi 2003,” diberikan oleh Warga Profesional Madani (MPM), Gedung Joang 45, Jakarta, 15 Januari 2004

- “FEUI Award 2005″ untuk kategori prestasi, komitmen dan dedikasi dalam anggota sosial kemasyarakatan, Depok, 17 September 2005

Alamat Kantor : - STIE Perbanas, Jalan Perbanas, Karet Kuningan, Setiabudi, Jakarta 12940 Telepon (021) 5252533, 5222501-04, 5228460 Faksimile 5228460

- Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU), Gedung Depperindag Lt.12, Jalan Gatot Subroto Kav. 52-53, Jakarta [3]

Referensi

  1. ^ a b profil di tokoh Indonesia
  2. ^ Artikel:"Maju Jadi Cagub DKI, Faisal Basri Gandeng Putra Benyamin Sueb", di Detik.com
  3. ^ [1].


edunitas.com


Page 11

Fakir adalah orang yang amat sengsara hidupnya, tidak mempunyai harta dan tenaga untuk memenuhi penghidupannya.

Perbedaan faedah fakir

Beberapa ulama memiliki gagasan masing-masing mengenai faedah dari fakir. Kempat ulama itu adalah Syafi'i, Hanafi, Hambali dan Maliki. Berikut adalah faedah fakir dari masing-masing Imam:

  1. Syafi'i: Fakir ialah orang yang tidak mempunyai harta dan usaha; atau mempunyai usaha atau harta yang kurang dari seperdua kecukupannya, dan tidak mempunyai orang yang berkewajiban memberi belanjanya.
  2. Hanafi: Fakir ialah orang yang mempunyai harta kurang dari senishab atau mempunyai senishab atau bertambah, tetapi mandek untuk memenuhi kebutuhannya
  3. Hambali: Fakir ialah orang yang tidak mempunyai harta, atau mempunyai harta kurang dari seperdua keperluannya.
  4. Maliki: Fakir ialah orang yang mempunyai harta, masih hartanya tidak mencukupi untuk keperluannya dalam saat satu tahun, atau orang yang memiliki penghasilan tapi tidak mencukupi kebutuhannya, maka diberi zakat sekadar mencukupi kebutuhannya.

edunitas.com


Page 12

Fakir adalah orang yang amat sengsara hidupnya, tidak mempunyai harta dan tenaga untuk memenuhi penghidupannya.

Perbedaan faedah fakir

Beberapa ulama memiliki gagasan masing-masing mengenai faedah dari fakir. Kempat ulama itu adalah Syafi'i, Hanafi, Hambali dan Maliki. Berikut adalah faedah fakir dari masing-masing Imam:

  1. Syafi'i: Fakir ialah orang yang tidak mempunyai harta dan usaha; atau mempunyai usaha atau harta yang kurang dari seperdua kecukupannya, dan tidak mempunyai orang yang berkewajiban memberi belanjanya.
  2. Hanafi: Fakir ialah orang yang mempunyai harta kurang dari senishab atau mempunyai senishab atau bertambah, tetapi mandek untuk memenuhi kebutuhannya
  3. Hambali: Fakir ialah orang yang tidak mempunyai harta, atau mempunyai harta kurang dari seperdua keperluannya.
  4. Maliki: Fakir ialah orang yang mempunyai harta, masih hartanya tidak mencukupi untuk keperluannya dalam saat satu tahun, atau orang yang memiliki penghasilan tapi tidak mencukupi kebutuhannya, maka diberi zakat sekadar mencukupi kebutuhannya.

edunitas.com


Page 13

Fakir adalah orang yang amat sengsara hidupnya, tidak mempunyai harta dan tenaga untuk memenuhi penghidupannya.

Perbedaan faedah fakir

Beberapa ulama memiliki gagasan masing-masing mengenai faedah dari fakir. Kempat ulama itu adalah Syafi'i, Hanafi, Hambali dan Maliki. Berikut adalah faedah fakir dari masing-masing Imam:

  1. Syafi'i: Fakir ialah orang yang tidak mempunyai harta dan usaha; atau mempunyai usaha atau harta yang kurang dari seperdua kecukupannya, dan tidak mempunyai orang yang berkewajiban memberi belanjanya.
  2. Hanafi: Fakir ialah orang yang mempunyai harta kurang dari senishab atau mempunyai senishab atau bertambah, tetapi mandek untuk memenuhi kebutuhannya
  3. Hambali: Fakir ialah orang yang tidak mempunyai harta, atau mempunyai harta kurang dari seperdua keperluannya.
  4. Maliki: Fakir ialah orang yang mempunyai harta, masih hartanya tidak mencukupi untuk keperluannya dalam saat satu tahun, atau orang yang memiliki penghasilan tapi tidak mencukupi kebutuhannya, maka diberi zakat sekadar mencukupi kebutuhannya.

edunitas.com


Page 14

Fakir adalah orang yang amat sengsara hidupnya, tidak mempunyai harta dan tenaga untuk memenuhi penghidupannya.

Perbedaan faedah fakir

Beberapa ulama memiliki gagasan masing-masing mengenai faedah dari fakir. Kempat ulama itu adalah Syafi'i, Hanafi, Hambali dan Maliki. Berikut adalah faedah fakir dari masing-masing Imam:

  1. Syafi'i: Fakir ialah orang yang tidak mempunyai harta dan usaha; atau mempunyai usaha atau harta yang kurang dari seperdua kecukupannya, dan tidak mempunyai orang yang berkewajiban memberi belanjanya.
  2. Hanafi: Fakir ialah orang yang mempunyai harta kurang dari senishab atau mempunyai senishab atau bertambah, tetapi mandek untuk memenuhi kebutuhannya
  3. Hambali: Fakir ialah orang yang tidak mempunyai harta, atau mempunyai harta kurang dari seperdua keperluannya.
  4. Maliki: Fakir ialah orang yang mempunyai harta, masih hartanya tidak mencukupi untuk keperluannya dalam saat satu tahun, atau orang yang memiliki penghasilan tapi tidak mencukupi kebutuhannya, maka diberi zakat sekadar mencukupi kebutuhannya.

edunitas.com


Page 15

Fakir adalah orang yang amat sengsara hidupnya, tidak mempunyai harta dan tenaga untuk memenuhi penghidupannya.

Perbedaan faedah fakir

Beberapa ulama memiliki gagasan masing-masing mengenai faedah dari fakir. Kempat ulama itu adalah Syafi'i, Hanafi, Hambali dan Maliki. Berikut adalah faedah fakir dari masing-masing Imam:

  1. Syafi'i: Fakir ialah orang yang tidak mempunyai harta dan usaha; atau mempunyai usaha atau harta yang kurang dari seperdua kecukupannya, dan tidak mempunyai orang yang berkewajiban memberi belanjanya.
  2. Hanafi: Fakir ialah orang yang mempunyai harta kurang dari senishab atau mempunyai senishab atau bertambah, tetapi mandek untuk memenuhi kebutuhannya
  3. Hambali: Fakir ialah orang yang tidak mempunyai harta, atau mempunyai harta kurang dari seperdua keperluannya.
  4. Maliki: Fakir ialah orang yang mempunyai harta, masih hartanya tidak mencukupi untuk keperluannya dalam saat satu tahun, atau orang yang memiliki penghasilan tapi tidak mencukupi kebutuhannya, maka diberi zakat sekadar mencukupi kebutuhannya.

edunitas.com


Page 16

Fakta (bahasa Latin: factus) ialah segala sesuatu yang tertangkap oleh indra manusia atau data kondisi nyata yang terbukti dan telah menjadi suatu kenyataan. Catatan atas pengumpulan fakta disebut data[1].

Fakta seringkali diyakini oleh orang banyak (umum) sbg hal yang sebenarnya, baik karena mereka telah mengalami kenyataan-kenyataan dari tidak jauh maupun karena mereka diasumsikan telah melaporkan pengalaman orang pautan yang sesungguhnya [2]

Dalam istilah keilmuan fakta adalah suatu hasil pengamatan yang objektif dan mampu dilakukan verifikasi oleh siapapun.

Di luar lingkup keilmuan fakta sering pula dihubungkan dengan:

  • Suatu hasil pengamatan jujur yang diakui oleh pengamat yang diakui secara lapang
    • Galat biasa terjadi pada proses interpretasi ruang lingkup dari suatu pengamatan.
    • Kekuasaan kadang digunakan sebagai memaksakan interpretasi politis yang adil dari suatu pengamatan.
  • Suatu aturan sejak dahulu kala yang diamankan secara berulang; satu pengamatan terhadap fenomena apapun tidak menjadikan itu sbg suatu fakta. Hasil pengamatan yang berulang biasanya dibutuhkan dengan menggunakan cara atau ruang lingkup cara kerja suatu fenomena.
  • Sesuatu yang diasumsikan aktual sbg lawan dari diproduksi
  • Sesuatu yang nyata, yang digunakan sbg bahan interpretasi lanjutan
  • Informasi mengenai subjek tertentu
  • Sesuatu yang dipercaya sbg penyebab atau ruang lingkup

Fakta Ilmiah

Fakta ilmiah sering dipahami sbg suatu entitas yang hadir dalam suatu struktur sosial keyakinan, akreditasi, institusi, dan praktik individual yang kompleks.

Dalam filsafat ilmu, sering dipertanyakan (yang sangat terkenal adalah oleh Thomas Kuhn) bahwa fakta ilmiah sedikit banyak selalu dipengaruhi oleh teori (theory-laden), misalnya adalah, sebagai mengetahui apa yang mesti diukur dan bagaimana cara pengukurannya memerlukan beberapa asumsi mengenai fakta itu sendiri.

Catatan kaki

  1. ^ Vardiansyah, Dani. Filsafat Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar, Indeks, Jakarta 2008. Hal.3
  2. ^ (Inggris) Ehniger, D. Influence, belief, and argument: An Introduction to responsible persuasion. Glenview, IL: Scott, Foresman. Page 51-52.

Pustaka luar

Situs fakta ilmiah


edunitas.com


Page 17

Dalam matematika, Faktor Persekutuan Terbesar (FPB) dari dua bilangan yaitu bilangan bulat positif terbesar yang dapat membagi habis kedua bilangan itu.

Dalam bahasa Inggris FPB dikenal dengan Greatest Common Divisor (GCD), sering djiuga disebut sebagai Greatest Common Factor (GCF) atau Highest Common Factor (HCF),

Contoh

Acara sederhana dapat digunakan untuk mencari FPB dari 2 atau 3 bilangan yang tidak terlalu besar, namun untuk bilangan yang semakin besar sebaiknya menggunakan acara faktorial.

Acara sederhana

Mencari FPB dari 12 dan 20:

  • Faktor dari 12 = 1, 2, 3, 4, 6 dan 12
  • Faktor dari 20 = 1, 2, 4, 5, 10 dan 20
  • FPB dari 12 dan 20 yaitu faktor sekutu (sama) yang terbesar, yaitu 4.

Mencari FPB dari 15 dan 25:

  • Faktor dari 15 = 1, 3, 5', dan 15
  • Faktor dari 25 = 1, 5, dan 25
  • FPB dari 15 dan 25 yaitu faktor sekutu (sama) yang terbesar, yaitu 5.

coba cari jawaban FPB dari 24 dan 36 yaitu...faktor dari 24 yaitu berikut 1,2,3,4,6,8,12,24

Acara Mencari KPK dengan M. Excel

Menggunakan Microsoft Excel yang pastinya berada di komputer kita untuk mencari FPB yaitu acara yang sangat praktis dan remeh. Misalkan: Tentukan nilai KPK dan FPB dari 24, 30, dan 36 ! maka langkah pemecahannya dengan M. Excel adalah:

  • ketikkan aja =GCD(24;30;36) akhir enter dan liat hasilnya...

Acara faktorial

Mencari FPB dari bilangan 147, 189 dan 231:

  • Buat pohon faktor dari masing-masing bilangan:

147 189 231 / / / 3 49 3 63 3 77 / / / 7 7 7 9 7 11 / 3 3


  • Susun bilangan dari pohon faktor utk mendapatkan faktorialnya:
Faktorial 147 = 31 x 72Faktorial 189 = 33 x 71Faktorial 231 = 31 x 71 x 111
  • Angkat faktor-faktor yang sekutu (sama) dari ketiga faktorial tersebut, dalam hal ini 3 dan 7.
  • Kalikan faktor-faktor sekutu yang memiliki pangkat terkecil, dalam hal ini 31 x 71 = 21.
  • Maka FPB dari bilangan 147, 189 dan 231 yaitu 21. Dengan kata lain, tidak berada bilangan yang semakin besar dari 21 yang dapat membagi habis bilangan 147, 189 dan 231.
  • Anom dalam Intelegen of East, KPK yaitu Kelipatan Persekutuan Terkecil.

Acara lain untuk mencari FPB yaitu dengan menggunakan algoritma Euklidean. Misalkan a dan b yaitu 2 bilangan bulat yang tidak sama, maka algoritma Euklidean yaitu sebagai berikut:

  • a1 = maximum(a,b)-minimum(a,b)
b1 = minimum(a,b)
  • a2 = maximum(a1,b1)-minimum(a1,b1)
b2 = minimum(a1,b1)...
  • ai = maximum(ai-1,bi-1)-minimum(ai-1,bi-1)
bi = minimum(ai-1,bi-1)

Algoritma tersebut selesai sampai diperoleh ai = bi

FPB dari a dan b yaitu ai = bi

Lihat pula

  • Kelipatan Persekutuan Terkecil (KPK)

edunitas.com


Page 18

Dalam pengetahuan ekonomi, faktor produksi yaitu sumber daya yang digunakan dalam sebuah proses produksi benda/barang dan jasa. Pada awalnya, faktor produksi dibagi menjadi empat kelompok, yaitu tenaga kerja, modal, sumber daya alam, dan kewirausahaan. Namun pada perkembangannya, faktor sumber daya alam diperluas cakupannya menjadi seluruh benda tangible, adun langsung dari alam maupun tidak, yang digunakan oleh perusahaan, yang yang belakang sekali dikata sebagai faktor fisik (physical resources). Selain itu, beberapa berbakat juga menganggap sumber daya informasi sebagai sebuah faktor produksi mengingat lebih pentingnya peran informasi di era globalisasi ini.(Griffin R: 2006) Secara total, saat ini tidak kekurangan lima hal yang dianggap sebagai faktor produksi, yaitu tenaga kerja (labor), modal (capital), sumber daya fisik (physical resources), kewirausahaan (entrepreneurship), dan sumber daya informasi (information resources).

Sumber daya fisik

Faktor produksi fisik ialah semua kekayaan yang terdapat di alam semesta dan benda/barang mentah lainnya yang dapat digunakan dalam proses produksi. Faktor yang termasuk di dalamnya yaitu tanah, cairan, dan bahan mentah

Tenaga kerja

Tenaga kerja yaitu faktor produksi insani yang secara langsung maupun tidak langsung menjalankan aktivitas produksi. Faktor produksi tenaga kerja juga dikategorikan sebagai faktor produksi asli. Dalam faktor produksi tenaga kerja, terkandung unsur fisik, daya upaya, serta kemampuan yang dimiliki oleh tenaga kerja. Oleh karena itu, tenaga kerja dapat dikelompokan berdasarkan kualitas (kemampuan dan keahlian) dan berdasarkan sifat kerjanya.

Berdasarkan kualitasnya, tenaga kerja dapat dibagi menjadi tenaga kerja terdidik, tenaga kerja terampil, dan tenaga kerja tidak terdidik dan tidak terlatih. Tenaga kerja terdidik yaitu tenaga kerja yang memerlukan pendidikan tertentu sehingga memiliki keahlian di aspeknya, misalnya dokter, insinyur, akuntan, dan berbakat hukum. Tenaga kerja terampil yaitu tenaga kerja yang memerlukan kursus atau latihan bidang-bidang keterampilan tertentu sehingga terampil di aspeknya. Misalnya tukang listrik, montir, tukang las, dan sopir. Sementara itu, tenaga kerja tidak terdidik dan tidak terlatih yaitu tenaga kerja yang tidak membutuhkan pendidikan dan latihan dalam menjalankan pekerjaannya. Misalnya tukang sapu, pemulung, dll.

Berdasarkan sifat kerjanya, tenaga kerja dibagi menjadi tenaga kerja rohani dan tenaga kerja jasmani. Tenaga kerja rohani yaitu tenaga kerja yang menggunakan daya upaya, rasa, dan karsa. Misalnya guru, editor, konsultan, dan pengacara. Sementara itu, tenaga kerja jasmani yaitu tenaga kerja yang menggunakan kekuatan fisik dalam aktivitas produksi. Misalnya tukang las, pengayuh becak, dan sopir.

Modal

Yang dimaksud dengan modal yaitu barang-barang atau peralatan yang dapat digunakan bagi melakukan proses produksi. Modal dapat digolongkan berdasarkan sumbernya, bentuknya, berdasarkan pemilikan, serta berdasarkan sifatnya. Berdasarkan sumbernya, modal dapat dibagi menjadi dua: modal sendiri dan modal asing. Modal sendiri yaitu modal yang berasal dari dalam perusahaan sendiri. Misalnya setoran dari pemilik perusahaan. Sementara itu, modal asing yaitu modal yang bersumber dari luar perusahaan. Misalnya modal yang berupa pinjaman bank.

Berdasarkan bentuknya, modal dibagi menjadi modal konkret dan modal tidak terwujud. Modal konkret yaitu modal yang dapat dilihat dan diamati secara nyata dalam proses produksi. Misalnya mesin, gedung, mobil, dan peralatan. Sedangkan yang dimaksud dengan modal tidak terwujud yaitu modal yang tidak memiliki bentuk nyata, tetapi mempunyai nilai bagi perusahaan. Misalnya hak paten, nama adun, dan hak merek.

Berdasarkan pemilikannya, modal dibagi menjadi modal individu dan modal masyarakat. Modal individu yaitu modal yang sumbernya dari perorangan dan hasilnya menjadi sumber pendapatan bagi pemiliknya. Contohnya yaitu rumah pribadi yang disewakan atau bunga tabungan di bank. Sedangkan yang dimaksud dengan modal masyarakat yaitu modal yang dimiliki oleh pemerintah dan digunakan bagi keperluan umum dalam proses produksi. Contohnya yaitu rumah sakit umum milik pemerintah, jalan, jembatan, atau pelabuhan.

Terakhir, modal dibagi berdasarkan sifatnya: modal tetap dan modal lancar. Modal tetap yaitu jenis modal yang dapat digunakan secara berulang-ulang. Misalnya mesin-mesin dan yang dibangun pabrik. Sementara itu, yang dimaksud dengan modal lancar yaitu modal yang habis digunakan dalam satu kali proses produksi. Misalnya, bahan-bahan baku.

Kewirausahaan

Faktor kewirausahaan yaitu keahlian atau keterampilan yang digunakan seseorang dalam mengkoordinir faktor-faktor produk

Sumber daya informasi

Sumber daya informasi yaitu seluruh data yang dibutuhkan perusahaan bagi menjalankan bisnisnya. Data ini bisa berupa ramalan kondisi pasar, pengetahuan yang dimiliki oleh karyawan, dan data-data ekonomi lainnya.

Referensi

  • Griffin R. 2006. Business. New Jersey: Pearson Education.

edunitas.com


Page 19

Dalam pengetahuan ekonomi, faktor produksi yaitu sumber daya yang digunakan dalam sebuah proses produksi benda/barang dan jasa. Pada awalnya, faktor produksi dibagi menjadi empat kelompok, yaitu tenaga kerja, modal, sumber daya alam, dan kewirausahaan. Namun pada perkembangannya, faktor sumber daya alam diperluas cakupannya menjadi seluruh benda tangible, adun langsung dari alam maupun tidak, yang digunakan oleh perusahaan, yang yang belakang sekali dikata sebagai faktor fisik (physical resources). Selain itu, beberapa berbakat juga menganggap sumber daya informasi sebagai sebuah faktor produksi mengingat lebih pentingnya peran informasi di era globalisasi ini.(Griffin R: 2006) Secara total, saat ini tidak kekurangan lima hal yang dianggap sebagai faktor produksi, yaitu tenaga kerja (labor), modal (capital), sumber daya fisik (physical resources), kewirausahaan (entrepreneurship), dan sumber daya informasi (information resources).

Sumber daya fisik

Faktor produksi fisik ialah semua kekayaan yang terdapat di alam semesta dan benda/barang mentah lainnya yang dapat digunakan dalam proses produksi. Faktor yang termasuk di dalamnya yaitu tanah, cairan, dan bahan mentah

Tenaga kerja

Tenaga kerja yaitu faktor produksi insani yang secara langsung maupun tidak langsung menjalankan aktivitas produksi. Faktor produksi tenaga kerja juga dikategorikan sebagai faktor produksi asli. Dalam faktor produksi tenaga kerja, terkandung unsur fisik, daya upaya, serta kemampuan yang dimiliki oleh tenaga kerja. Oleh karena itu, tenaga kerja dapat dikelompokan berdasarkan kualitas (kemampuan dan keahlian) dan berdasarkan sifat kerjanya.

Berdasarkan kualitasnya, tenaga kerja dapat dibagi menjadi tenaga kerja terdidik, tenaga kerja terampil, dan tenaga kerja tidak terdidik dan tidak terlatih. Tenaga kerja terdidik yaitu tenaga kerja yang memerlukan pendidikan tertentu sehingga memiliki keahlian di aspeknya, misalnya dokter, insinyur, akuntan, dan berbakat hukum. Tenaga kerja terampil yaitu tenaga kerja yang memerlukan kursus atau latihan bidang-bidang keterampilan tertentu sehingga terampil di aspeknya. Misalnya tukang listrik, montir, tukang las, dan sopir. Sementara itu, tenaga kerja tidak terdidik dan tidak terlatih yaitu tenaga kerja yang tidak membutuhkan pendidikan dan latihan dalam menjalankan pekerjaannya. Misalnya tukang sapu, pemulung, dll.

Berdasarkan sifat kerjanya, tenaga kerja dibagi menjadi tenaga kerja rohani dan tenaga kerja jasmani. Tenaga kerja rohani yaitu tenaga kerja yang menggunakan daya upaya, rasa, dan karsa. Misalnya guru, editor, konsultan, dan pengacara. Sementara itu, tenaga kerja jasmani yaitu tenaga kerja yang menggunakan kekuatan fisik dalam aktivitas produksi. Misalnya tukang las, pengayuh becak, dan sopir.

Modal

Yang dimaksud dengan modal yaitu barang-barang atau peralatan yang dapat digunakan bagi melakukan proses produksi. Modal dapat digolongkan berdasarkan sumbernya, bentuknya, berdasarkan pemilikan, serta berdasarkan sifatnya. Berdasarkan sumbernya, modal dapat dibagi menjadi dua: modal sendiri dan modal asing. Modal sendiri yaitu modal yang berasal dari dalam perusahaan sendiri. Misalnya setoran dari pemilik perusahaan. Sementara itu, modal asing yaitu modal yang bersumber dari luar perusahaan. Misalnya modal yang berupa pinjaman bank.

Berdasarkan bentuknya, modal dibagi menjadi modal konkret dan modal tidak terwujud. Modal konkret yaitu modal yang dapat dilihat dan diamati secara nyata dalam proses produksi. Misalnya mesin, gedung, mobil, dan peralatan. Sedangkan yang dimaksud dengan modal tidak terwujud yaitu modal yang tidak memiliki bentuk nyata, tetapi mempunyai nilai bagi perusahaan. Misalnya hak paten, nama adun, dan hak merek.

Berdasarkan pemilikannya, modal dibagi menjadi modal individu dan modal masyarakat. Modal individu yaitu modal yang sumbernya dari perorangan dan hasilnya menjadi sumber pendapatan bagi pemiliknya. Contohnya yaitu rumah pribadi yang disewakan atau bunga tabungan di bank. Sedangkan yang dimaksud dengan modal masyarakat yaitu modal yang dimiliki oleh pemerintah dan digunakan bagi keperluan umum dalam proses produksi. Contohnya yaitu rumah sakit umum milik pemerintah, jalan, jembatan, atau pelabuhan.

Terakhir, modal dibagi berdasarkan sifatnya: modal tetap dan modal lancar. Modal tetap yaitu jenis modal yang dapat digunakan secara berulang-ulang. Misalnya mesin-mesin dan yang dibangun pabrik. Sementara itu, yang dimaksud dengan modal lancar yaitu modal yang habis digunakan dalam satu kali proses produksi. Misalnya, bahan-bahan baku.

Kewirausahaan

Faktor kewirausahaan yaitu keahlian atau keterampilan yang digunakan seseorang dalam mengkoordinir faktor-faktor produk

Sumber daya informasi

Sumber daya informasi yaitu seluruh data yang dibutuhkan perusahaan bagi menjalankan bisnisnya. Data ini bisa berupa ramalan kondisi pasar, pengetahuan yang dimiliki oleh karyawan, dan data-data ekonomi lainnya.

Referensi

  • Griffin R. 2006. Business. New Jersey: Pearson Education.

edunitas.com


Page 20

Dalam pengetahuan ekonomi, faktor produksi yaitu sumber daya yang digunakan dalam sebuah proses produksi benda/barang dan jasa. Pada awalnya, faktor produksi dibagi menjadi empat kelompok, yaitu tenaga kerja, modal, sumber daya alam, dan kewirausahaan. Namun pada perkembangannya, faktor sumber daya alam diperluas cakupannya menjadi seluruh benda tangible, adun langsung dari alam maupun tidak, yang digunakan oleh perusahaan, yang yang belakang sekali dikata sebagai faktor fisik (physical resources). Selain itu, beberapa berbakat juga menganggap sumber daya informasi sebagai sebuah faktor produksi mengingat lebih pentingnya peran informasi di era globalisasi ini.(Griffin R: 2006) Secara total, saat ini tidak kekurangan lima hal yang dianggap sebagai faktor produksi, yaitu tenaga kerja (labor), modal (capital), sumber daya fisik (physical resources), kewirausahaan (entrepreneurship), dan sumber daya informasi (information resources).

Sumber daya fisik

Faktor produksi fisik ialah semua kekayaan yang terdapat di alam semesta dan benda/barang mentah lainnya yang dapat digunakan dalam proses produksi. Faktor yang termasuk di dalamnya yaitu tanah, cairan, dan bahan mentah

Tenaga kerja

Tenaga kerja yaitu faktor produksi insani yang secara langsung maupun tidak langsung menjalankan aktivitas produksi. Faktor produksi tenaga kerja juga dikategorikan sebagai faktor produksi asli. Dalam faktor produksi tenaga kerja, terkandung unsur fisik, daya upaya, serta kemampuan yang dimiliki oleh tenaga kerja. Oleh karena itu, tenaga kerja dapat dikelompokan berdasarkan kualitas (kemampuan dan keahlian) dan berdasarkan sifat kerjanya.

Berdasarkan kualitasnya, tenaga kerja dapat dibagi menjadi tenaga kerja terdidik, tenaga kerja terampil, dan tenaga kerja tidak terdidik dan tidak terlatih. Tenaga kerja terdidik yaitu tenaga kerja yang memerlukan pendidikan tertentu sehingga memiliki keahlian di aspeknya, misalnya dokter, insinyur, akuntan, dan berbakat hukum. Tenaga kerja terampil yaitu tenaga kerja yang memerlukan kursus atau latihan bidang-bidang keterampilan tertentu sehingga terampil di aspeknya. Misalnya tukang listrik, montir, tukang las, dan sopir. Sementara itu, tenaga kerja tidak terdidik dan tidak terlatih yaitu tenaga kerja yang tidak membutuhkan pendidikan dan latihan dalam menjalankan pekerjaannya. Misalnya tukang sapu, pemulung, dll.

Berdasarkan sifat kerjanya, tenaga kerja dibagi menjadi tenaga kerja rohani dan tenaga kerja jasmani. Tenaga kerja rohani yaitu tenaga kerja yang menggunakan daya upaya, rasa, dan karsa. Misalnya guru, editor, konsultan, dan pengacara. Sementara itu, tenaga kerja jasmani yaitu tenaga kerja yang menggunakan kekuatan fisik dalam aktivitas produksi. Misalnya tukang las, pengayuh becak, dan sopir.

Modal

Yang dimaksud dengan modal yaitu barang-barang atau peralatan yang dapat digunakan bagi melakukan proses produksi. Modal dapat digolongkan berdasarkan sumbernya, bentuknya, berdasarkan pemilikan, serta berdasarkan sifatnya. Berdasarkan sumbernya, modal dapat dibagi menjadi dua: modal sendiri dan modal asing. Modal sendiri yaitu modal yang berasal dari dalam perusahaan sendiri. Misalnya setoran dari pemilik perusahaan. Sementara itu, modal asing yaitu modal yang bersumber dari luar perusahaan. Misalnya modal yang berupa pinjaman bank.

Berdasarkan bentuknya, modal dibagi menjadi modal konkret dan modal tidak terwujud. Modal konkret yaitu modal yang dapat dilihat dan diamati secara nyata dalam proses produksi. Misalnya mesin, gedung, mobil, dan peralatan. Sedangkan yang dimaksud dengan modal tidak terwujud yaitu modal yang tidak memiliki bentuk nyata, tetapi mempunyai nilai bagi perusahaan. Misalnya hak paten, nama adun, dan hak merek.

Berdasarkan pemilikannya, modal dibagi menjadi modal individu dan modal masyarakat. Modal individu yaitu modal yang sumbernya dari perorangan dan hasilnya menjadi sumber pendapatan bagi pemiliknya. Contohnya yaitu rumah pribadi yang disewakan atau bunga tabungan di bank. Sedangkan yang dimaksud dengan modal masyarakat yaitu modal yang dimiliki oleh pemerintah dan digunakan bagi keperluan umum dalam proses produksi. Contohnya yaitu rumah sakit umum milik pemerintah, jalan, jembatan, atau pelabuhan.

Terakhir, modal dibagi berdasarkan sifatnya: modal tetap dan modal lancar. Modal tetap yaitu jenis modal yang dapat digunakan secara berulang-ulang. Misalnya mesin-mesin dan yang dibangun pabrik. Sementara itu, yang dimaksud dengan modal lancar yaitu modal yang habis digunakan dalam satu kali proses produksi. Misalnya, bahan-bahan baku.

Kewirausahaan

Faktor kewirausahaan yaitu keahlian atau keterampilan yang digunakan seseorang dalam mengkoordinir faktor-faktor produk

Sumber daya informasi

Sumber daya informasi yaitu seluruh data yang dibutuhkan perusahaan bagi menjalankan bisnisnya. Data ini bisa berupa ramalan kondisi pasar, pengetahuan yang dimiliki oleh karyawan, dan data-data ekonomi lainnya.

Referensi

  • Griffin R. 2006. Business. New Jersey: Pearson Education.

edunitas.com


Page 21

Dalam pengetahuan ekonomi, faktor produksi yaitu sumber daya yang digunakan dalam sebuah proses produksi benda/barang dan jasa. Pada awalnya, faktor produksi dibagi menjadi empat kelompok, yaitu tenaga kerja, modal, sumber daya alam, dan kewirausahaan. Namun pada perkembangannya, faktor sumber daya alam diperluas cakupannya menjadi seluruh benda tangible, adun langsung dari alam maupun tidak, yang digunakan oleh perusahaan, yang yang belakang sekali dikata sebagai faktor fisik (physical resources). Selain itu, beberapa berbakat juga menganggap sumber daya informasi sebagai sebuah faktor produksi mengingat lebih pentingnya peran informasi di era globalisasi ini.(Griffin R: 2006) Secara total, saat ini tidak kekurangan lima hal yang dianggap sebagai faktor produksi, yaitu tenaga kerja (labor), modal (capital), sumber daya fisik (physical resources), kewirausahaan (entrepreneurship), dan sumber daya informasi (information resources).

Sumber daya fisik

Faktor produksi fisik ialah semua kekayaan yang terdapat di alam semesta dan benda/barang mentah lainnya yang dapat digunakan dalam proses produksi. Faktor yang termasuk di dalamnya yaitu tanah, cairan, dan bahan mentah

Tenaga kerja

Tenaga kerja yaitu faktor produksi insani yang secara langsung maupun tidak langsung menjalankan aktivitas produksi. Faktor produksi tenaga kerja juga dikategorikan sebagai faktor produksi asli. Dalam faktor produksi tenaga kerja, terkandung unsur fisik, daya upaya, serta kemampuan yang dimiliki oleh tenaga kerja. Oleh karena itu, tenaga kerja dapat dikelompokan berdasarkan kualitas (kemampuan dan keahlian) dan berdasarkan sifat kerjanya.

Berdasarkan kualitasnya, tenaga kerja dapat dibagi menjadi tenaga kerja terdidik, tenaga kerja terampil, dan tenaga kerja tidak terdidik dan tidak terlatih. Tenaga kerja terdidik yaitu tenaga kerja yang memerlukan pendidikan tertentu sehingga memiliki keahlian di aspeknya, misalnya dokter, insinyur, akuntan, dan berbakat hukum. Tenaga kerja terampil yaitu tenaga kerja yang memerlukan kursus atau latihan bidang-bidang keterampilan tertentu sehingga terampil di aspeknya. Misalnya tukang listrik, montir, tukang las, dan sopir. Sementara itu, tenaga kerja tidak terdidik dan tidak terlatih yaitu tenaga kerja yang tidak membutuhkan pendidikan dan latihan dalam menjalankan pekerjaannya. Misalnya tukang sapu, pemulung, dll.

Berdasarkan sifat kerjanya, tenaga kerja dibagi menjadi tenaga kerja rohani dan tenaga kerja jasmani. Tenaga kerja rohani yaitu tenaga kerja yang menggunakan daya upaya, rasa, dan karsa. Misalnya guru, editor, konsultan, dan pengacara. Sementara itu, tenaga kerja jasmani yaitu tenaga kerja yang menggunakan kekuatan fisik dalam aktivitas produksi. Misalnya tukang las, pengayuh becak, dan sopir.

Modal

Yang dimaksud dengan modal yaitu barang-barang atau peralatan yang dapat digunakan bagi melakukan proses produksi. Modal dapat digolongkan berdasarkan sumbernya, bentuknya, berdasarkan pemilikan, serta berdasarkan sifatnya. Berdasarkan sumbernya, modal dapat dibagi menjadi dua: modal sendiri dan modal asing. Modal sendiri yaitu modal yang berasal dari dalam perusahaan sendiri. Misalnya setoran dari pemilik perusahaan. Sementara itu, modal asing yaitu modal yang bersumber dari luar perusahaan. Misalnya modal yang berupa pinjaman bank.

Berdasarkan bentuknya, modal dibagi menjadi modal konkret dan modal tidak terwujud. Modal konkret yaitu modal yang dapat dilihat dan diamati secara nyata dalam proses produksi. Misalnya mesin, gedung, mobil, dan peralatan. Sedangkan yang dimaksud dengan modal tidak terwujud yaitu modal yang tidak memiliki bentuk nyata, tetapi mempunyai nilai bagi perusahaan. Misalnya hak paten, nama adun, dan hak merek.

Berdasarkan pemilikannya, modal dibagi menjadi modal individu dan modal masyarakat. Modal individu yaitu modal yang sumbernya dari perorangan dan hasilnya menjadi sumber pendapatan bagi pemiliknya. Contohnya yaitu rumah pribadi yang disewakan atau bunga tabungan di bank. Sedangkan yang dimaksud dengan modal masyarakat yaitu modal yang dimiliki oleh pemerintah dan digunakan bagi keperluan umum dalam proses produksi. Contohnya yaitu rumah sakit umum milik pemerintah, jalan, jembatan, atau pelabuhan.

Terakhir, modal dibagi berdasarkan sifatnya: modal tetap dan modal lancar. Modal tetap yaitu jenis modal yang dapat digunakan secara berulang-ulang. Misalnya mesin-mesin dan yang dibangun pabrik. Sementara itu, yang dimaksud dengan modal lancar yaitu modal yang habis digunakan dalam satu kali proses produksi. Misalnya, bahan-bahan baku.

Kewirausahaan

Faktor kewirausahaan yaitu keahlian atau keterampilan yang digunakan seseorang dalam mengkoordinir faktor-faktor produk

Sumber daya informasi

Sumber daya informasi yaitu seluruh data yang dibutuhkan perusahaan bagi menjalankan bisnisnya. Data ini bisa berupa ramalan kondisi pasar, pengetahuan yang dimiliki oleh karyawan, dan data-data ekonomi lainnya.

Referensi

  • Griffin R. 2006. Business. New Jersey: Pearson Education.

edunitas.com


Page 22

Dalam pengetahuan ekonomi, faktor produksi yaitu sumber daya yang digunakan dalam sebuah proses produksi benda/barang dan jasa. Pada awalnya, faktor produksi dibagi menjadi empat kelompok, yaitu tenaga kerja, modal, sumber daya alam, dan kewirausahaan. Namun pada perkembangannya, faktor sumber daya alam diperluas cakupannya menjadi seluruh benda tangible, adun langsung dari alam maupun tidak, yang digunakan oleh perusahaan, yang yang belakang sekali dikata sebagai faktor fisik (physical resources). Selain itu, beberapa berbakat juga menganggap sumber daya informasi sebagai sebuah faktor produksi mengingat lebih pentingnya peran informasi di era globalisasi ini.(Griffin R: 2006) Secara total, saat ini tidak kekurangan lima hal yang dianggap sebagai faktor produksi, yaitu tenaga kerja (labor), modal (capital), sumber daya fisik (physical resources), kewirausahaan (entrepreneurship), dan sumber daya informasi (information resources).

Sumber daya fisik

Faktor produksi fisik ialah semua kekayaan yang terdapat di alam semesta dan benda/barang mentah lainnya yang dapat digunakan dalam proses produksi. Faktor yang termasuk di dalamnya yaitu tanah, cairan, dan bahan mentah

Tenaga kerja

Tenaga kerja yaitu faktor produksi insani yang secara langsung maupun tidak langsung menjalankan aktivitas produksi. Faktor produksi tenaga kerja juga dikategorikan sebagai faktor produksi asli. Dalam faktor produksi tenaga kerja, terkandung unsur fisik, daya upaya, serta kemampuan yang dimiliki oleh tenaga kerja. Oleh karena itu, tenaga kerja dapat dikelompokan berdasarkan kualitas (kemampuan dan keahlian) dan berdasarkan sifat kerjanya.

Berdasarkan kualitasnya, tenaga kerja dapat dibagi menjadi tenaga kerja terdidik, tenaga kerja terampil, dan tenaga kerja tidak terdidik dan tidak terlatih. Tenaga kerja terdidik yaitu tenaga kerja yang memerlukan pendidikan tertentu sehingga memiliki keahlian di aspeknya, misalnya dokter, insinyur, akuntan, dan berbakat hukum. Tenaga kerja terampil yaitu tenaga kerja yang memerlukan kursus atau latihan bidang-bidang keterampilan tertentu sehingga terampil di aspeknya. Misalnya tukang listrik, montir, tukang las, dan sopir. Sementara itu, tenaga kerja tidak terdidik dan tidak terlatih yaitu tenaga kerja yang tidak membutuhkan pendidikan dan latihan dalam menjalankan pekerjaannya. Misalnya tukang sapu, pemulung, dll.

Berdasarkan sifat kerjanya, tenaga kerja dibagi menjadi tenaga kerja rohani dan tenaga kerja jasmani. Tenaga kerja rohani yaitu tenaga kerja yang menggunakan daya upaya, rasa, dan karsa. Misalnya guru, editor, konsultan, dan pengacara. Sementara itu, tenaga kerja jasmani yaitu tenaga kerja yang menggunakan kekuatan fisik dalam aktivitas produksi. Misalnya tukang las, pengayuh becak, dan sopir.

Modal

Yang dimaksud dengan modal yaitu barang-barang atau peralatan yang dapat digunakan bagi melakukan proses produksi. Modal dapat digolongkan berdasarkan sumbernya, bentuknya, berdasarkan pemilikan, serta berdasarkan sifatnya. Berdasarkan sumbernya, modal dapat dibagi menjadi dua: modal sendiri dan modal asing. Modal sendiri yaitu modal yang berasal dari dalam perusahaan sendiri. Misalnya setoran dari pemilik perusahaan. Sementara itu, modal asing yaitu modal yang bersumber dari luar perusahaan. Misalnya modal yang berupa pinjaman bank.

Berdasarkan bentuknya, modal dibagi menjadi modal konkret dan modal tidak terwujud. Modal konkret yaitu modal yang dapat dilihat dan diamati secara nyata dalam proses produksi. Misalnya mesin, gedung, mobil, dan peralatan. Sedangkan yang dimaksud dengan modal tidak terwujud yaitu modal yang tidak memiliki bentuk nyata, tetapi mempunyai nilai bagi perusahaan. Misalnya hak paten, nama adun, dan hak merek.

Berdasarkan pemilikannya, modal dibagi menjadi modal individu dan modal masyarakat. Modal individu yaitu modal yang sumbernya dari perorangan dan hasilnya menjadi sumber pendapatan bagi pemiliknya. Contohnya yaitu rumah pribadi yang disewakan atau bunga tabungan di bank. Sedangkan yang dimaksud dengan modal masyarakat yaitu modal yang dimiliki oleh pemerintah dan digunakan bagi keperluan umum dalam proses produksi. Contohnya yaitu rumah sakit umum milik pemerintah, jalan, jembatan, atau pelabuhan.

Terakhir, modal dibagi berdasarkan sifatnya: modal tetap dan modal lancar. Modal tetap yaitu jenis modal yang dapat digunakan secara berulang-ulang. Misalnya mesin-mesin dan yang dibangun pabrik. Sementara itu, yang dimaksud dengan modal lancar yaitu modal yang habis digunakan dalam satu kali proses produksi. Misalnya, bahan-bahan baku.

Kewirausahaan

Faktor kewirausahaan yaitu keahlian atau keterampilan yang digunakan seseorang dalam mengkoordinir faktor-faktor produk

Sumber daya informasi

Sumber daya informasi yaitu seluruh data yang dibutuhkan perusahaan bagi menjalankan bisnisnya. Data ini bisa berupa ramalan kondisi pasar, pengetahuan yang dimiliki oleh karyawan, dan data-data ekonomi lainnya.

Referensi

  • Griffin R. 2006. Business. New Jersey: Pearson Education.

edunitas.com


Page 23

Dalam matematika, faktorial dari bilangan asli n adalah hasil perkalian selang bilangan bulat positif yang kurang dari atau sama dengan n. Faktorial ditulis untuk n! dan dikata n faktorial.

Untuk contoh, 7! adalah berharga 7×6×5×4×3×2×1 = 5040. Berikut ini adalah daftar sejumlah faktorial :

n n!0 11 12 23 64 245 1206 7207 50408 403209 36288010 362880012 47900160014 8717829120016 2092278988800018 640237370572800020 2432902008176640000

25 1.5511210043×1025


42 1.4050061178×1051
50 3.0414093202×1064
70 1.1978571670×10100
100 9.3326215444×10157
450 1.7333687331×101.000
1000 4.0238726008×102.567
3249 6.4123376883×1010.000
10000 2.8462596809×1035.659
25206 1.2057034382×10100.000
100000 2.8242294080×10456.573
205023 2.5038989317×101.000.004
1000000 8.2639316883×105.565.708

Rumusan

Fungsi faktorial dirumuskan sebagai:

Buktikanlah bahwa skala celcius dan fahrenheit menunjukkan angka yang sama pada skala 40

Selain rumusan tersebut, terdapat juga rumusan secara rekursif, yang dirumuskan untuk

Buktikanlah bahwa skala celcius dan fahrenheit menunjukkan angka yang sama pada skala 40

Buktikanlah bahwa skala celcius dan fahrenheit menunjukkan angka yang sama pada skala 40

Untuk n yang sangat akbar, akan terlalu melelahkan untuk menghitung n! memanfaatkan kedua rumusan tersebut. Jika presisi tidak terlalu penting, pendekatan dari n! bisa dihitung memanfaatkan rumus Stirling:

Buktikanlah bahwa skala celcius dan fahrenheit menunjukkan angka yang sama pada skala 40

Juga terdapat rumusan analitik untuk faktorial, yaitu memanfaatkan fungsi gamma:

Buktikanlah bahwa skala celcius dan fahrenheit menunjukkan angka yang sama pada skala 40
Buktikanlah bahwa skala celcius dan fahrenheit menunjukkan angka yang sama pada skala 40

Lihat pula

  • Ledakan Kombinatorial
  • Pendekatan Stirling
  • Fungsi Gamma
  • Faktoradik
  • Permutasi

Pranala luar

  • http://factorielle.free.fr

edunitas.com


Page 24

Dalam matematika, faktorial dari bilangan asli n adalah hasil perkalian selang bilangan bulat positif yang kurang dari atau sama dengan n. Faktorial ditulis untuk n! dan dikata n faktorial.

Untuk contoh, 7! adalah berharga 7×6×5×4×3×2×1 = 5040. Berikut ini adalah daftar sejumlah faktorial :

n n!0 11 12 23 64 245 1206 7207 50408 403209 36288010 362880012 47900160014 8717829120016 2092278988800018 640237370572800020 2432902008176640000

25 1.5511210043×1025


42 1.4050061178×1051
50 3.0414093202×1064
70 1.1978571670×10100
100 9.3326215444×10157
450 1.7333687331×101.000
1000 4.0238726008×102.567
3249 6.4123376883×1010.000
10000 2.8462596809×1035.659
25206 1.2057034382×10100.000
100000 2.8242294080×10456.573
205023 2.5038989317×101.000.004
1000000 8.2639316883×105.565.708

Rumusan

Fungsi faktorial dirumuskan sebagai:

Buktikanlah bahwa skala celcius dan fahrenheit menunjukkan angka yang sama pada skala 40

Selain rumusan tersebut, terdapat juga rumusan secara rekursif, yang dirumuskan untuk

Buktikanlah bahwa skala celcius dan fahrenheit menunjukkan angka yang sama pada skala 40

Buktikanlah bahwa skala celcius dan fahrenheit menunjukkan angka yang sama pada skala 40

Untuk n yang sangat akbar, akan terlalu melelahkan untuk menghitung n! memanfaatkan kedua rumusan tersebut. Jika presisi tidak terlalu penting, pendekatan dari n! bisa dihitung memanfaatkan rumus Stirling:

Buktikanlah bahwa skala celcius dan fahrenheit menunjukkan angka yang sama pada skala 40

Juga terdapat rumusan analitik untuk faktorial, yaitu memanfaatkan fungsi gamma:

Buktikanlah bahwa skala celcius dan fahrenheit menunjukkan angka yang sama pada skala 40
Buktikanlah bahwa skala celcius dan fahrenheit menunjukkan angka yang sama pada skala 40

Lihat pula

  • Ledakan Kombinatorial
  • Pendekatan Stirling
  • Fungsi Gamma
  • Faktoradik
  • Permutasi

Pranala luar

  • http://factorielle.free.fr

edunitas.com


Page 25

Dalam matematika, faktorial dari bilangan asli n adalah hasil perkalian selang bilangan bulat positif yang kurang dari atau sama dengan n. Faktorial ditulis untuk n! dan dikata n faktorial.

Untuk contoh, 7! adalah berharga 7×6×5×4×3×2×1 = 5040. Berikut ini adalah daftar sejumlah faktorial :

n n!0 11 12 23 64 245 1206 7207 50408 403209 36288010 362880012 47900160014 8717829120016 2092278988800018 640237370572800020 2432902008176640000

25 1.5511210043×1025


42 1.4050061178×1051
50 3.0414093202×1064
70 1.1978571670×10100
100 9.3326215444×10157
450 1.7333687331×101.000
1000 4.0238726008×102.567
3249 6.4123376883×1010.000
10000 2.8462596809×1035.659
25206 1.2057034382×10100.000
100000 2.8242294080×10456.573
205023 2.5038989317×101.000.004
1000000 8.2639316883×105.565.708

Rumusan

Fungsi faktorial dirumuskan sebagai:

Buktikanlah bahwa skala celcius dan fahrenheit menunjukkan angka yang sama pada skala 40

Selain rumusan tersebut, terdapat juga rumusan secara rekursif, yang dirumuskan untuk

Buktikanlah bahwa skala celcius dan fahrenheit menunjukkan angka yang sama pada skala 40

Buktikanlah bahwa skala celcius dan fahrenheit menunjukkan angka yang sama pada skala 40

Untuk n yang sangat akbar, akan terlalu melelahkan untuk menghitung n! memanfaatkan kedua rumusan tersebut. Jika presisi tidak terlalu penting, pendekatan dari n! bisa dihitung memanfaatkan rumus Stirling:

Buktikanlah bahwa skala celcius dan fahrenheit menunjukkan angka yang sama pada skala 40

Juga terdapat rumusan analitik untuk faktorial, yaitu memanfaatkan fungsi gamma:

Buktikanlah bahwa skala celcius dan fahrenheit menunjukkan angka yang sama pada skala 40
Buktikanlah bahwa skala celcius dan fahrenheit menunjukkan angka yang sama pada skala 40

Lihat pula

  • Ledakan Kombinatorial
  • Pendekatan Stirling
  • Fungsi Gamma
  • Faktoradik
  • Permutasi

Pranala luar

  • http://factorielle.free.fr

edunitas.com


Page 26

Dalam matematika, faktorial dari bilangan asli n adalah hasil perkalian selang bilangan bulat positif yang kurang dari atau sama dengan n. Faktorial ditulis untuk n! dan dikata n faktorial.

Untuk contoh, 7! adalah berharga 7×6×5×4×3×2×1 = 5040. Berikut ini adalah daftar sejumlah faktorial :

n n!0 11 12 23 64 245 1206 7207 50408 403209 36288010 362880012 47900160014 8717829120016 2092278988800018 640237370572800020 2432902008176640000

25 1.5511210043×1025


42 1.4050061178×1051
50 3.0414093202×1064
70 1.1978571670×10100
100 9.3326215444×10157
450 1.7333687331×101.000
1000 4.0238726008×102.567
3249 6.4123376883×1010.000
10000 2.8462596809×1035.659
25206 1.2057034382×10100.000
100000 2.8242294080×10456.573
205023 2.5038989317×101.000.004
1000000 8.2639316883×105.565.708

Rumusan

Fungsi faktorial dirumuskan sebagai:

Buktikanlah bahwa skala celcius dan fahrenheit menunjukkan angka yang sama pada skala 40

Selain rumusan tersebut, terdapat juga rumusan secara rekursif, yang dirumuskan untuk

Buktikanlah bahwa skala celcius dan fahrenheit menunjukkan angka yang sama pada skala 40

Buktikanlah bahwa skala celcius dan fahrenheit menunjukkan angka yang sama pada skala 40

Untuk n yang sangat akbar, akan terlalu melelahkan untuk menghitung n! memanfaatkan kedua rumusan tersebut. Jika presisi tidak terlalu penting, pendekatan dari n! bisa dihitung memanfaatkan rumus Stirling:

Buktikanlah bahwa skala celcius dan fahrenheit menunjukkan angka yang sama pada skala 40

Juga terdapat rumusan analitik untuk faktorial, yaitu memanfaatkan fungsi gamma:

Buktikanlah bahwa skala celcius dan fahrenheit menunjukkan angka yang sama pada skala 40
Buktikanlah bahwa skala celcius dan fahrenheit menunjukkan angka yang sama pada skala 40

Lihat pula

  • Ledakan Kombinatorial
  • Pendekatan Stirling
  • Fungsi Gamma
  • Faktoradik
  • Permutasi

Pranala luar

  • http://factorielle.free.fr

edunitas.com