Berilah tiga contoh dampak negatif dari budidaya kelapa sawit

20 Juli 2014 Admin Website Berita Daerah 3519

Berilah tiga contoh dampak negatif dari budidaya kelapa sawit

TENGGARONG. Industri kelapa sawit beberapa tahun terakhir di Kutai Kartanegara (Kukar) mengalami perkembangan cukup pesat. Perkebunan sawit di Kukar kini mencapai 883,31 hektare. Hal tersebut diungkapkan anggota Komisi III DPRD Kukar Komisi III Johansyah.

Ia menjelaskan, kebutuhan minyak nabati dan bahan baku biofuel  telah  mendorong  peningkatan permintaan crude palm oil (CPO). Sawit ini memiliki potensi menghasilkan minyak sekitar tujuh ton per hektare. Dibandingkan dengan kedelai yang hanya tiga ton per hektare. "Kukar memiliki luas wilayah untuk pengembangan perkebunan sawit. Tetapi yang perlu diperhatikan secara seksama dampak lingkungan yang ditimbulkan," kata Johansyah.

Ia menilai, dampak negatif dari perkebunan sawit pasti ada. Dari beberapa kajian yang dia dengar, yakni secara ekologis adalah sistem monokultur pada perkebunan kelapa sawit telah merubah ekosistem hutan. Ini menyebabkan hilangnya keanekaragaman hayati, ekosistem hutan hujan tropis, serta  sejumlah spesies tumbuhan dan hewan.

"Persoalan sawit dari dampak lingkungan sosial rawan konflik di masyarakat. Seperti terjadi di beberapa kawasan perkebunan sawit di Kukar. Di mana pihak masyarakat dan perusahaan berseteru karena klaim kepemilikan lahan," ungkap Johansyah.

Sedangkan hal positif yang dapat diperoleh dari perkebunan sawit, yakni meningkatkan pendapatan asli daerah (PAD), memperluas lapangan pekerjaan, dan meningkatkan produktivitas dan daya saing pekerjaan. "Menurut saya, segala sesuatu yang dikerjakan pasti ada dampaknya. Sehingga kita dituntut lebih bijak menanggapi segala persoalan yang ada," tandasnya.

Kendati demikian, persoalan sawit dari sisi dampak tak bisa dipandang sebelah mata. Sehingga perlu pengawasan secara konsisten. Mengingat persoalan tambang yang sudah banyak menimbulkan dampak lingkungan yang ada di Kukar sehingga kerja sama masyarakat dan perusahaan sangat dibutuhkan.

"Dampak lingkungan akibat tambang sudah kita rasakan, jangan sampai persoalan sawit juga demikian. Kasihan anak cucu kita nantinya kalau terus dibiarkan, karena mereka yang akan merasakan," tutupnya.

DIKUTIP DARI http://kaltimpost.co.id/berita/detail/85560-antisipasi-dampak-perkebunan-sawit.html

T. Benarkah kelapa sawit tidak baik bagi hutan hujan?
Tantangan yang dihadapi oleh perkebunan kelapa sawit sama dengan jenis pertanian lain di daerah tropis – selain memiliki tanah dan iklim terbaik untuk pertanian, daerah semacam ini juga memiliki sistem ekologi yang paling berharga, seperti hutan hujan. Pembukaan hutan untuk menciptakan lahan pertanian merupakan salah satu penyebab utama deforestasi.

Inilah sebab pentingnya kelapa sawit ditanam di tempat yang tepat dan dikelola dengan benar untuk menghasilkan kelapa sawit yang berkelanjutan. Konsumen memiliki peran penting dalam mendorong produsen untuk memilih kelapa sawit yang berkelanjutan. Anda dapat membaca selengkapnya tentang pendekatan Golden Agri-Resources (GAR) dalam kelapa sawit yang berkelanjutan di sini.

T. Tidakkah lebih baik jika kita berhenti menggunakan kelapa sawit?
Tidak, kelapa sawit adalah penghasil minyak nabati yang paling efisien, karena pada dasarnya Anda dapat memproduksi lebih banyak makanan dari kelapa sawit seluas satu hektar daripada tumbuhan lain, serta pupuk dan pestisida yang dibutuhkan jauh lebih sedikit untuknya. Selama ribuan tahun, kelapa sawit telah berperan penting dalam menghidupi banyak orang. Jika kita berhenti menanamnya, kita harus menanam tumbuhan lain, dan itu hampir pasti akan mengubah lahan yang lebih luas lagi untuk dijadikan areal pertanian.

Mengapa kekhawatiran tentang perluasan lahan sekarang lebih tinggi?
Ini sebagian besar disebabkan oleh dampak pertumbuhan populasi dan kebutuhan akan lahan pertanian yang lebih luas, sehingga saat ini ada lebih banyak orang yang membutuhkan makanan daripada sebelumnya.

Sekarang ada empat kali lipat jumlah penduduk yang hidup daripada kurang dari seabad lalu. Pada tahun 2100, kita harus menyediakan makanan yang cukup bagi 11,2 miliar orang dengan luas tanah yang sama untuk menyediakan makanan bagi 1,6 miliar orang pada 1900.

Ini menjadi ancaman bagi lahan pertanian di seluruh dunia, juga bagi kami, karena harus menanam tumbuhan penghasil makanan di atas lahan yang semakin berkurang.

T. Bagaimana cara terbaik mendukung kelapa sawit yang berkelanjutan?
Kelapa sawit yang berkelanjutan kini tersedia dan siap digunakan. Harganya memang sedikit lebih mahal, namun hasilnya juga lebih banyak. Beberapa produsen mendukung kelapa sawit yang berkelanjutan, dan memberikan upah pada petani dengan layak, namun masih banyak yang belum melakukannya. Konsumen berperan penting dalam mendorong produsen yang memproduksi produk-produk favorit mereka untuk menggunakan kelapa sawit yang berkelanjutan.

T. Apa yang dilakukan GAR/Sinar Mas Agribusiness and Food untuk mendukung kelapa sawit yang berkelanjutan?
Keberlanjutan merupakan bagian tak terpisahkan dari bisnis kami, karena kami menyadari bahwa kesuksesan berkelanjutan dari bisnis kami membutuhkan pendekatan konsisten dan jangka panjang. Kami ingin memastikan bahwa bisnis kelapa sawit yang kami jalankan bebas dari deforestasi, dapat ditelusuri, dan bermanfaat bagi masyarakat sekitar tempat kami beroperasi.

Pada tahun 2011, kami menjadi salah satu perusahaan agrobisnis besar pertama di dunia yang mengeluarkan Kebijakan Konservasi Hutan (Forest Conservation Policy), yang kini melekat pada Kebijakan Sosial dan Lingkungan GAR (GAR Social and Environmental Policy/GSEP). Pada tahun yang sama, kami berkomitmen untuk melindungi hutan yang memiliki areal persediaan karbon tinggi (high carbon stock/HCS) dan nilai konservasi tinggi (high conservation value/HCV). Sejak saat itu, kami mengukur perkebunan dan memetakan 67.000 hektar yang kini diperuntukkan bagi konservasi.

Kami secara khusus berfokus dalam bekerja sama dengan masyarakat setempat di dalam maupun di luar areal perkebunan kami. Kami melibatkan mereka ke dalam upaya konservasi melalui pendekatan menyeluruh meliputi Pemetaan Partisipatif (Participatory Mapping/PM) dan Perencanaan Konservasi Partisipatif (Participatory Conservation Planning/PCP). Melalui PM, GAR/Sinar Mas Agribusiness and Food dan masyarakat setempat memetakan penggunaan lahan di areal perkebunan. Pemetaan tersebut memungkinkan semua pemangku kepentingan untuk mengenali dan menandai kawasan kritis bagi masyarakat seperti areal yang penting untuk ketahanan pangan dan areal konservasi. Rencana tata ruang ini dilakukan secara resmi dan diajukan ke pihak berwenang setempat. Rencana tersebut juga memungkinkan kami untuk melibatkan masyarakat dalam perencanaan konservasi.

Kami merupakan pembeli utama kelapa sawit yang ditanam petani swadaya, dan juga yang ditanam para petani swadaya di areal perkebunan kami melalui skema ‘plasma’. Kami memandang kemamputelusuran sebagai sebuah media penting untuk melibatkan petani, memahami kebutuhan mereka, dan merangkul mereka melalui praktik yang lebih baik, termasuk sertifikasi. Kami memiliki tujuan ambisius mendapatkan rantai pasokan yang benar-benar dapat ditelusuri pada 2020. Anda dapat membaca selengkapnya mengenai pendekatan kami di sini.

T. Apa dampak kelapa sawit bagi penduduk Indonesia?
Kelapa sawit merupakan penggerak utama ekonomi Indonesia dan telah menghadirkan kesejahteraan besar ke daerah pedesaan di Indonesia, mengentaskan jutaan orang dari kemiskinan. Keberadaan perkebunan kelapa sawit telah memberikan lapangan kerja dan infrastruktur pedesaan yang stabil, sedangkan susunan industri Indonesia – dengan 40% perkebunan dikelola oleh petani swadaya menjadi sebuah sumber mata pencaharian yang penting.

Meskipun demikian, ada dampak negatif dari pembangunan perkebunan kelapa sawit seperti sengketa lahan atau perlakuan buruk pada pekerja kebun. Permasalahan semacam itulah yang menuntun kami untuk melaksanakan Kebijakan Sosial dan Lingkungan GAR yang mengatur cara rantai pasokan kami beroperasi. Kebijakan tersebut juga mendorong kami untuk melaksanakan program kerjasama khusus, seperti kemitraan kami dengan Wilmar dan BSI untuk mengembangkan praktik-prakti ketenagakerjaan yang lebih baik di sektor ini.

T. Apakah kelapa sawit sehat?
Tekanlah sebutir buah kelapa sawit, maka akan keluar minyak merah yang kaya akan karoten, Vitamin E, Vitamin A, dan antioksidan alami. Kelapa sawit merupakan salah satu buah rendah lemak. Dengan kandungan lemak alami serta bebas dari lemak trans yang berbahaya, kelapa sawit memiliki peran penting dalam makanan kita.

Tentunya, semua sangat tergantung pada makanannya. Minyak kelapa sawit merah bisa menjadi pelengkap sehat bagi salad Anda, tetapi minyak kelapa sawit tidak akan membuat selai cokelat lebih atau kurang sehat dikonsumsi, semua ini tentang kesesuaian dalam penggunaannya.

T. Apakah kelapa sawit menyebabkan kanker?
Kelapa sawit tidak bersifat karsinogenik dan tidak menyebabkan kanker. Namun, semua minyak nabati, margarin, dan makanan olahan mungkin mengandung ester asam lemak glycidyl (GE), 3-monokloropropanediol (3-MCPD), dan 2-monokloropropanediol (2-MCPD) sebagai hasil sampingan dari pemrosesan makanan, terutama pemrosesan dengan penyulingan bersuhu tinggi di atas 200°C. Hasil sampingan tersebut dapat diminimalisir atau dihilangkan seluruhnya melalui perubahan cara produksi makanan. Anda dapat membaca selengkapnya tentang hal ini di sini.

T. Apakah menanam kelapa sawit berakibat pada pelanggaran hak asasi manusia?
Tidak, tetapi sama seperti semua akivitas pertanian lainnya di seluruh dunia, hak pekerja harus dilindungi sesuai ketentuan yang berlaku dan ketika lahan pertanian dikembangkan – masyarakat setempat telah memberikan persetujuan penuh. Melalui anak perusahaan kami, Sinar Mas Agribusiness and Food, GAR ikut menandatangani UN Global Compact dan berkomitmen untuk menjunjung tinggi 10 prinsipnya yang meliputi hak asasi manusia dan standar pekerja. GAR adalah perusahaan yang adil, dan kami tidak menoleransi diskriminasi dalam bentuk apa pun.

GAR menggunakan prinsip Persetujuan Atas Dasar Informasi Awal Tanpa Paksaan saat menentukan waktu dan cara mengembangkan lahan potensial baru. Ini berarti bahwa dalam bermitra dengan LSM setempat dan organisasi lain, kami menempuh langkah-langkah untuk memastikan bahwa masyarakat setempat sebelumnya sudah benar-benar memahami rencana kami, bahwa mereka memahami maksud kami, dan bahwa mereka terbebas dari tekanan dari luar saat kami bernegosiasi dengan mereka. Ini juga berarti bahwa kami mendukung masyarakat sekitar dalam mengidentifikasi, memetakan, dan mengklaim lahan mereka sehingga hak kepemilikan lahan aman dan terlindungi.

Di mana saya bisa menemukan informasi lebih lengkap tentang kelapa sawit?
Untuk informasi selengkapnya tentang GAR, kunjungi: www.goldenagri.com.sg

Untuk informasi selengkapnya tentang industri kelapa sawit yang lebih luas, kunjungi Roundtable on Sustainable Palm Oil (RSPO): www.rspo.org

Atau mengenai perspektif dari tiga organisasi yang mengampanyekannya:
WWF
ZSL
Rainforest Alliance

Temukan berbagai cerita luar biasa dari keseharian mereka yang berkarya dalam menghasilkan minyak kelapa sawit di sini