Berikut yang termasuk pendorong pembiasaan shalat berjamaah adalah

PROPOSAL SKRIPSI

JUDUL:    PENGARUH PEMBIASAAN SHALAT BERJAMAAH TERHADAP PERILAKU KEAGAMAAN SISWA MI MA’ARIF WONOGIRI KECAMATAN KAJORAN KABUPATEN MAGELANG

A.      LATAR BELAKANG

Pendidikan merupakan suatu upaya mewariskan nilai, yang akan menjadi penolong dan penuntun dalam menjalani kehidupan, dan sekaligus untuk memperbaiki nasib dan peradaban umat manusia. Pendidikan berintikan Interksi antara pendidik dengan peserta didik dalam upaya membantu peserta didik menguasai tujuan-tujuan pendidikan.

Interaksi pendidikan dapat berlangsung dalam lingkungan keluarga, sekolah, ataupun masyarakat. Interaksi pendidikan yang terjadi dalam lingkungan sekolah umumnya didominasi interaksi antara guru dengan siswa atau anak didiknya. Dengan demikian pendidikan anak dalam lingkungan sekolah  harus diperhatikan oleh guru yang tugas utamanya sebagai pendidik dan pengajar.

Siswa atau peserta didik adalah bagian generasi muda sebagai salah satu sumber daya manusia yang mempunyai potensi dan penerus cita- cita perjuangan bangsa. Pemuda memiliki peran strategis dan ciri serta sifat khusus yang memerlukan pembinaan dan perlindungan dalam rangka menjalin pertumbuhan fisik, mental dan sosial secara utuh, selaras, serasi dan seimbang. Anak merupakan generasi penerus bangsa, maka baik buruknya bangsa dimasa depan ditentukan oleh anak dimasa sekarang. Untuk itulah Islam telah memberiakan petunjuk kepada para pendidik tentang cara- cara mendidik anak. Dengan demikian Islam sangat memperhatikan pendidikan umat manusia sejak dini, bahkan sejak anak masih ada dalam kandungan seorang ibu.

Ibadah kepada Allah SWT. merupakan suatu hal yang sangat penting, karena Allah SWT adalah dzat yang menciptakan manusia, bahkan dunia seisinya. Allah SWT mewajibkan ibadah kepada umat manusia bukan untuk kepentingan-Nya, melainkan untuk kebaikan kita sendiri, agar kita mencapai derajat taqwa yang dapat menyucikan kita dari kesalahan dan kemaksiatan, sehingga kita dapat keuntungan dengan keridhaan Allah SWT dan surga-Nya serta dijauhkan dari api neraka dan adzab-Nya.

Inti ajaran Islam pada garis besarnya berisi aqidah (iman atau tauhid), syariah dan akhlak. Salah satu ibadah yang sangat penting ialah shalat. Shalat memiliki kedudukan yang sangat istimewa, baik dilihat dengan cara memperoleh perintahnya yang diperoleh secara langsung, kedudukan shalat itu sendiri dalam agama Islam maupun dampak atau faedahnya. Shalat merupakan kebutuhan untuk mewujudkan masyarakat yang diharapkan manusia, yakni hidup bahagia selamat di dunia dan akhirat.

Shalat adalah bentuk ibadah yang paling agung karena amal yang pertama kali yang ditanyakan nanti di hari kiamat adalah shalat. Shalat pada hakekatnya merupakan sarana terbaik untuk mendidik jiwa dan memperbaharui semangat dan sekaligus sebagai penyucian akhlak.

Guru memberikan kesempatan kepada siswa-siswanya untuk turut serta melakukan shalat bersama-sama. Sebab dengan kebiasaan ini diharapkan siswa akan mengerti bahwa shalat itu merupakan keharusan bagi setiap orang Islam, bila dewasa kelak menjadi kebiasaan yang sudah berakar dalam kehidupannya sehinga menjadi tanggung jawab moral dalam melaksanakannya.

Kelihatannya shalat berjamaah tidak mempunyai dampak terhadap pembentukan pribadi anak, padahal dalam shalat berjamaah banyak nilai-nilai pendidikan yang sangat besar manfaatnya. Oleh karena itu, shalat berjamaah yang dilakukan secara teratur dalam setiap hari terutama dilakukan dalam lingkungan sekolah akan membawa dampak positif pada diri anak. Dalam shalat berjamaah banyak hikmah yang dapat diambil dan dapat berpengaruh pada perilaku keagamaan anak.

Firman Allah SWT dalam surat Al- Ankabuut ayat 45

ã@ø?$# !$tB zÓÇrré& y7øs9Î) šÆÏB É=»tGÅ3ø9$# ÉOÏ%r&ur no4qn=¢Á9$# ( žcÎ) no4qn=¢Á9$# 4sS÷Zs? ÇÆtã Ïä!$t±ósxÿø9$# ̍s3ZßJø9$#ur 3 ãø.Ï%s!ur «!$# çŽt9ò2r& 3 ª!$#ur ÞOn=÷ètƒ $tB tbqãèoYóÁs?    

Artinya:

"Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, yaitu Al- Kitab (Al-Qur’an) dan dirikanlah Shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan- perbuatan) keji dan mungkar. Dan sesungguhnya mengigat Allah (shalat) adalah lebih besar (keutamaannyadari ibadah- ibadah lain). Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan. (QS. Al-Ankabuut: 45).

MI Ma’arif Wonogiri merupakan salah satu lembaga pendidikan yang mengedepankan nilai-nilai keagamaan dalam setiap kegiatan pembelajaran yang dilakukan. Perpaduan ilmu umum dengan ilmu agama menjadi ciri khas pengembangan pengetahuan siswa di madrasah ini. Akhlak, moral, dan etika merupakan pangkal pendidikan kepribadiaan yang harus diperhatikan secara khusus, dimana hal tersebut menjadi tujuan utama dari seluruh kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan. Salah satu cara yang dilakukan dalam mencapai tujuan pendidikan yaitu terciptanya kepribadian mulia dalam diri siswa, MI Ma’arif Wonogiri melakukan beberapa hal untuk mencapai tujuan tersebut, salah satunya melalui kegiatan pembiasaan pelaksanaan ibadah sehari–hari misalnya shalat berjamaah.

Dari uraian di atas, penulis tertarik untuk mengkaji labih dalam tentang shalat berjamaah dalam hubungannya dengan perilaku keagamaan anak. Dalam penulisan skripsi ini, penulis mengambil judul Pengaruh Pembiasaan Shalat Berjamaah terhadap Perilaku Keagamaan Siswa MI Ma’arif Wonogiri Kecamatan Kajoran Kabupaten Magelang.

B.       IDENTIFIKASI MASALAH

Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat diidentifikasi permasalahan sebagai berikut:

1.         Pelaksanaan kegiatan shalat berjama’ah di MI Ma’arif Wonogiri.

2.         Shalat berjama'ah dalam pembentukan perilaku keagamaan siswa.

3.         Peranan guru di sekolah dalam membimbing siswa-siswa melaksanakan shalat berjama’ah .

4.         Peran orang tua siswa dalam pelaksanaan shalat berjamaah di rumah.

5.         Kecenderungan siswa dalam melaksanakan shalat berjamaa'ah di sekolah.

C.      PEMBATASAN MASALAH

Dengan banyaknya permasalahan, keterbatasan waktu serta kemampuan, penulis memandang perlu mengadakan pembatasan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut:

1.    Pelaksanaan shalat berjamaah di MI Ma’arif Wonogiri Kecamatan Kajoran Kabupaten Magelang.

2.    Perilaku keagamaan siswa MI Ma’arif Wonogiri Kecamatan Kajoran Kabupaten Magelang.

D.      Pengaruh pembiasaan shalat berjamaah terhadap perilaku keagamaan siswa MI Ma’arif Wonogiri Kecamatan Kajoran Kabupaten Magelang.

E.       RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan pemilihan judul di atas, maka penulis merumuskan pokok permasalahan yang akan penulis angkat dalam penelitian lapangan di MI Ma’arif Wonogiri Desa Wonogiri Kecamatan Kajoran Kabupaten Magelang ini adalah:

1.    Bagaimanakah pembiasaan shalat berjamaah siswa di MI Ma’arif Wonogiri Kecamatan Kajoran Kabupaten Magelang?

2.    Bagaimanakah perilaku keagamaan siswa MI Ma’arif Wonogiri Kecamatan Kajoran Kabupaten Magelang?

3.    Bagaimanakah pengaruh pembiasaan shalat berjamaah terhadap perilaku keagamaan siswa MI Ma’arif Wonogiri Kecamatan Kajoran Kabupaten Magelang?

F.       HIPOTESIS

Hipotesis adalah mendalami permasalahan dengan seksama serta menetapkan anggaran dasar membuat teori sementara yang kebenarannya masih perlu diuji (di bawah kebenaran).

Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah “ada pengaruh yang signifikan antara pembiasaan shalat berjamaah terhadap perilaku keagamaan siswa MI Ma’arif Wonogiri Kecamatan Kajoran Kabupaten Magelang”.

G.      TUJUAN PENELITIAN

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah:

1.    Untuk mengetahui pembiasaan shalat berjamaah di MI Ma’arif Wonogiri Kecamatan Kajoran Kabupaten Magelang?

2.    Untuk mengetahui perilaku keagamaan siswa MI Ma’arif Wonogiri Kecamatan Kajoran Kabupaten Magelang?

3.    Untuk mengetahui pengaruh pembiasaan shalat berjamaah terhadap perilaku keagamaan siswa MI Ma’arif Wonogiri Kecamatan Kajoran Kabupaten Magelang?

H.      MANFAAT PENELITIAN

Dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan beberapa manfaat, yaitu:

1.      Manfaat Teoritis

a.       Hasil penelitian dapat digunakan sebagai acuan dalam konsep pengajaran agama Islam pada siswa di sekolah.

b.      Bagi guru, hasil penelitian dapat menjadikan pijakan dan panduan bahwa pelaksanaan shalat berjama’ah ternyata berpengaruh terhadap perilaku keagamaan siswa.

c.       Bagi peneliti sebagai pengalaman dan pendorong bekal untuk mengadakan penilitian lebih lanjut.

d.      Bagi sekolah, dapat menjadikan acuan bagi pemenuhan sarana dan prasarana untuk kegiatan ibadah disekolah.

2.      Manfaat Praktis

a.       Hasil penelitian dapat meningkatkan pembiasaan shalat berjama’ah .

b.      Hasil penelitan dapat meningkatkan keimanan kepada Allah SWT.

c.       Bagi guru, memperoleh pengalaman dalam menerapkan shalat berjama’ah dapat mempengaruhi perilaku keagamaan siswa.

I.         KAJIAN TEORI

1.    Shalat Berjamaah

Dalam Al-Qur'an dirumuskan bahwa "sesungguhnya shalat itu dapat mencegah perbuatan keji dan mungkar". Karena amat pentingnya perbuatan shalat ini, maka perintah shalat lima waktu diambil sendiri oleh Rasulullah, tepatnya pada malam 27 Rajab, 2 tahun sebelum Hijriyah (620 M), yaitu dalam peristiwa besar Isra'  dan Mi'raj  nabi Muhammad SAW.

Islam datang untuk kebahagiaan manusia dan mengangkatnya ke puncak tertinggi. Setiap Allah SWT. mensyaratkan sesuatu, pasti sesuatu itu akan menghidupkan umat manusia serta memberikannya kebaikan dan manfaat di dunia serta di akhirat. Allah SWT mensyariatkan shalat berjamaah karena hikmah-hikmah yang berasal dari tujuan-tujuan yang luhur, diantaranya membangun persatuan umat, memaklumatkan syiar Islam, merealisasikan ibadah hanya untuk Allah SWT, Tuhan semesta alam, melenyapkan kesenjangan-kesenjangan sosial antar anggota masyarakat, memonitor keadaan umat Islam, merasakan adanya ukhwah Islamiyah dan seorang muslim mempelajari urusan-urusan agamanya yang tidak diketahuinya.

Di samping adanya keutamaan itu, shalat berjamaah mempunyai arti yang amat besar dalam kehidupan sosial. Shalat jamaah melatih taat kepada pemimpin, sedangkan bagi pimpinan supaya bertindak bijaksana dengan memperhatikan jamaah yang dipimpinnya. Selain itu, shalat jamaah juga menanamkan rasa kebebasan, persaudaraan dan persamaan.

Shalat berjamaah merupakan kesempatan besar untuk saling mengenal dan beramah tamah antar sesama muslim saat pertemuan mereka dalam shalat lima waktu, juga ketika masuk dan keluar masjid. Shalat berjamaah juga merupakan kesempatan bagi para jamaah untuk saling mencari tahu satu sama lain, serta untuk mengetahui situasi dan kondisi mereka, sehingga terjadilah kunjungan kepada orang sakit, membantu orang yang membutuhkan, berbelas kasih kepada orang yang terkena musibah dan sebagainya, hal-hal yang bisa menguatkan hubungan dan menambah persaudaraan antar sesama muslim.

a.         Pengertian Shalat Berjamaah

Apabila dua orang sembahyang bersama-sama dan salah seorang diantara mereka mengikut yang lain, keduanya dinamakan shalat berjamaah.

Shalat berjamaah adalah shalat bersama- sama, dimana salah satu orang menjadi imam dan yang lain menjadi makmum.

Dua orang sudah cukup untuk menjadikan suatu jamaah, salah seorang diantara mereka memimpin shalat, sementara yang lain mengikutinya. Orang yang di ikut (yang dihadapan) dinamakan imam, dan yang mengikut di belakang dinamakan makmum. Firman Allah SWT;

#sŒÎ)ur |MZä. öNÍkŽÏù |MôJs%r'sù ãNßgs9 no4qn=¢Á9$# öNà)tFù=sù ×pxÿͬ!$sÛ Nåk÷]ÏiB y7tè¨B ....

Artinya:

dan apabila kamu berada di tengah-tengah mereka (sahabatmu) lalu kamu hendak mendirikan shalat bersama-sama mereka, Maka hendaklah segolongan dari mereka berdiri (shalat) besertamu ....(QS. An-Nisa': 102)

b.    Hukum Shalat Berjamaah

Mengerjakan shalat fardhu secara berjamaah hukumnya sunat muakad. Shalat berjamaah dapat dilakukan di masjid maupun dirumah. Mengenai hukum shalat berjamaah di masjid atau di surau untuk shalat fardu yang lima kali sehri semalam, para fuqoha dan mujahidin berbeda pendapat.

Hukum-hukum itu adalah sebagai berikut;

1)   Hukumnya fardu'ain (pendapat Imam-imam salaf, fuqoha ahli hadist dan lainnya).

2)   Shalat berjamaah hukumnya fardu kifayah (pendapat madzab Syafi'i murid imam malik).

3)   Shalat berjamaah hukumnya sunat muakad sunat istimewa (pendapat Murud Abu Hanifah, mayoritas murid imam Malik, dan imam Syafi'i) kecuali shalat jamaah pada shalat jumat.

c.    Tujuan Shalat berjamaah

Pelaksanaan shalat sebanyak lima kali sehari semalam membuat seorang muslim berada dalam suasana psikologis yang sehat dan kondisi spiritual yang terjaga menanti masuknya waktu shalat dan mengerjakannya kemudian menunggu datangnya waktu shalat yang lain. Penantian untuk melaksanakan shalat ini menurut pandangan Islam juga dikatakan shalat. Keterjagaan spiritual ini memainkan peranan pada akal manusia dan akan menjadi penghalang antara dirinya dengan perbuatan mungkar.

Adapun tujuan dari shalat jamaah adalah;

1)   Memperluaskan syiar-syiar Islam,

2)   Memenuhi panggilan Allah Swt,

3)   Membuat marah musuh-musuh Islam,

4)   Memperkuat hubungan sosial antar sesama muslim,

5)   Mengajari umat Islam masalah-masalah agama yang tidak diketahuinya,

6)   Melenyapkan perbedaan sosial antar sesama umat Islam.

d.   Keutamaan Shalat Jamaah

Keutamaan shalat berjamaah akan bertambah dengan bertambahnya jumlah jamaah yang shalat. Keutamaa-keutamaan shalat berjamaah antara lain;

1)   Pengutamaan shalat berjamaah atas shalat sendirian dengan 27 derajat.

2)   Penghihtungann bekas-bekas jejak kaki orang yang shalat berjamaah dihitung sebagai pahala.

3)   Perjalanan ke masjid menghapus kesalahan dan mengangkat derajat.

4)   Orang yang memelihara shalat jamaah akan dinaungi Allah dengan naungan-Nya pada hari kiamat.

5)   Orang yang pergi ke masjid untuk shalat secara berjamaah berada dalam jaminan Allah Swt.

6)   Keutamaan mengjucapkan "amin" bersama imam, bersamaan dengan aminnya malaikat adalah pengampunan dosa.

e.    Manfaat shalat berjamaah

1)   membiasakan disiplin dan menguasai diri,

2)   Menampakkan kekuatan umat Islam dan membuat kesal orang-orang kafir dan munafiq,

3)   Memperbaiki penampilan dan jati diri,

4)   saling mengenal dan memperkenalkan diri,

5)   Berlomba-lomba dalam ketaatan kepada Allah.

2.  Perilaku Keagamaan Siswa

a.  Pengertian perilaku keagamaan

Pengertian perilaku keagamaan dapat dijabarkan dengan cara mengartikan perkata. Kata perilaku berarti tanggapan atau reaksi individu terhadap rangsangan atau lingkungan. Sedangkan kata keagamaan berasal dari kata dasar agama yang berarti sistem, prinsip kepercayaan kepada Tuhan dengan ajaran kebaktian dan kewajiban yang bertalian dengan kepercayaan itu. Kata keagamaan itu sudah mendapat awalan “ke” dan akhiran “an” yang mempunyai arti sesuatu (segala tindakan) yang berhubungan dengan agama.

Mengenai pengertian keagamaan, dapat dijelaskan terlebih dahulu dari pengertian agama sebagai kata dasar dari keagamaan. Agama adalah risalah yang disampaikan Tuhan kepada Nabi sebagai petunjuk bagi manusia dan hukum-hukum sempurna untuk dipergunakan manusia dalam menyelenggarakan tata cara hidup yang nyata serta mengatur hubungan dengan dan tanggungjawab kepada Allah, kepada masyarakat serta alam sekitarnya.

Adapun agama Islam sendiri adalah agama Allah yang disampaikan kepada Nabi Muhammad, untuk diteruskan kepada seluruh umat manusia yang mengandung ketentuan-ketentuan keimanan (aqidah) dan ketentuan-ketentuan ibadah serta mu’amalah (syari’ah), yang menentukan proses berpikir, merasa, berbuat, dan proses terbentuknya hati.

Kegamaan berarti mempelajari jaringan-jaringan hubungan manusia yang pelik dan rumit dan bentuk-bentuk organisasi yang dimaksudkan agar orang dapat hidup bersama dalam masyarakat. Tingkah laku sosial pada dasarnya mengacu pada aturan-aturan tingkah laku (ruler of behavior) yang berdasarkan atas pola ideal yang bersumber dari nilai. Adapun agama adalah sebagai sumber nilai sebagai petunjuk pedoman dan pendorong bagi manusia untuk memecahkan berbagai masalah hidup.

Perilaku keagamaan adalah sikap tingkah laku yang tidak menyimpang dari syari’at Islam yang dimiliki oleh seorang beragama Islam, guna dapat berinteraksi dengan manusia lain dalam masyarakat. Dengan menjadikan agama sebagai dasar dalam pencapaian keputusan dalam segala hal, sehingga agama tidak lagi terbatas hanya sekedar menerangkan hubungan antara manusia dengan Tuhannya, tetapi secara tidak terelakkan juga melibatkan kesadaran berkelompok (sosiologis) atau untuk bermasyarakat.

Adapun perilaku agama adalah sebagai tindakan dalam melaksanakan ajaran agama baik hubungan dengan Tuhan atau sesama makhluk. Untuk berhubungan dengan sesama makhluk dapat dilihat dalam perilaku keberagamaan seseorang, terutama di masyarakat. Perilaku keagamaan dapat dikatakan juga sebagai akhlak Islami.

Perilaku keagamaan berarti segala tindakan itu perbuatan atau ucapan yang dialakukan seseorang sedangkan perbuatan atau tindakan serta ucapan tadi akan terkaitannya dengan agama, semuanya dilakukan karena adanya kepercayaan kepada Tuhan dengan ajaran, kebaktian dan kewajiban-kewajiban yang bertalian dengan kepercayaan.

Di dalam agama ada ajaran-ajaran yang dilakukan bagi pemeluknya-pemeluknya, bagi agama Islam, ada ajaran yang harus dilakukan dan adapula yang berupa larangan. Ajaran-ajaran yang berupa perintah yang harus dilakukan diantaranya adalah shalat, zakat, puasa, haji, menolong orang lain yang sedang kesusahan dan masing banyak lagi yang bila disebutkan disini tidak akan tersebutkan semua. Sedangkan yang ada kaitannya dengan larangan itu lagi banyak seperti, minum-minuman keras, judi, korupsi, main perempuan dan lain-lain.

Di dalam kehidupan sehari-hari secara tidak langsung banyak aktivitas yang telah kita lakukan baik itu yang ada hubungannya antara makhluk dengan pencipta, maupun hubungan antara makhluk dengan sesama makhluk, itu pada dasarnya sudah diatur oleh agama.

b. Proses pembentukan perilaku keagamaan

Keinginan kepada hidup beragama adalah salah satu sifat yang asli pada manusia. Itu adalah nalirah, gazilah, fitrah, kecenderungan yang telah menjadi pembawaan dan bukan sesuatu yang dibuat-buat atau sesuatu keinginan yang muncul kemudian, lantaran pengaruhnya dari luar. Sama halnya dengan keinginan makan, minum, memiliki harta benda, berkuasa dan bergaul dengan sesama manusia.

Dengan demikian, maka manusia itu pada dasarnya memanglah makhluk yang sangat cenderung kepada hidup beragama, itu adalah panggilan hati nuraninya. Sebab itu andai kata Tuhan tidak mengutus Rasul-rasul-Nya untuk menyampaikan agama-Nya kepada manusia ini, namun mereka akan berusaha dengan berikhtiar sendiri mencari agama itu. Sebagaimana ia berikhtiar untuk mencari makanan di waktu ia lapar, dan memang sejarah kehidupan manusia telah membuktikan bahwa mereka telah berikhtiar sendiri telah dapat menciptakan agamanya yaitu yang disebut dengan agama-agama ardhiyyah.

Manusia dalam mencari Tuhan sebelum datangnya utusan-utusan Allah menemukan berbagai jalan yang dapat digunakan untuk mendekatkan diri kepada Tuhan. Banyak juga simbol-simbol yang digunakan sebagai sarana untuk berhubungan dengan Tuhan, ada yang memakai patung, pohon-pohon besar, batu-batu dan lain-lain.

Dalam usahanya mencari Tuhan manusia memikirkan apa yang ada di lingkungan sekitarnya seperti Tuhan, matahari dan bumi yang mereka tempati ini. Berfikir bahwa adanya sesuatu pasti ada yang membuat setelah diurut-urutkan, manusia kehilangan akal untuk menunjukkan siapa sebenarnya yang menciptakan ini semua.

Dengan ini sampailah manusia itu kepada keyakinan tentang adanya Tuhan, pencipta alam semesta. Dia telah menemukan Tuhan dan keyakinannya ini bertambah kuat lagi setelah ia menyelidiki dirinya sendiri. Dikatannya bahwa ia sebelum lahir ke dunia ini ia telah tumbuh dan berkembang di kandungan ibunya selama beberapa bulan, kemudian lahir ke dunia dan menjadi besar. Dirinya terdiri dari dua unsur yaitu tumbuh, besar jasmani yang terdiri dari tulang-tulang, daging, darah, dan perlengkapan lainnya yang sangat menakjubkan dan unsur yang kedua adalah roh atau jiwa yang hakekatnya tidak dapat diketahui oleh manusia.

Perkembangan perilaku keagamaan pada anak, terjadi melalui pengalaman hidupnya sejak kecil, dalam keluarga, di sekolah dan dalam masyarakat. Semakin banyak pengalaman yang bersifat agama (sesuai ajaran agama) akan semakin banyak ajaran agama, maka sikap, tindakan, kelakuan dan caranya menghadapi hidup akan sesuai dengan ajaran agama.

Kepribadian orang tua, sikap dan cara hidup mereka merupakan unsur pendidikan yang secara tidak langsung yang dengan sendirinya akan masuk ke dalam pribadi anak yang sedang bertambah itu. Sikap anak terhadap teman-teman dan orang yang ada di sekelilingnya sangat dipengaruhi sikap orang tuanya terhadap agama.

Perlakuan orang tua terhadap anak tertentu dan terhadap semua anaknya sangat berpengaruh pada anak-anak sendiri, perlakuan keras akan berakibat lain daripada perlakuan yang lemah lembut dalam pribadi anak. Hubungan yang serasi penuh pengertian dan kasih sayang akan membawa pada pribadi yang tenang, terbuka dan mudah dididik atau diarahkan karena ia mendapat kesempatan yang cukup dan baik untuk tumbuh dan berkembang dalam berfikirnya, tapi sebaliknya hubungan orang tua yang tidak serasi akan membawa anak pada pertumbuhan pribadi yang sukar dan tidak mudah dibentuk atau diarahkan, karena ia tidak mendapat suasana yang baik untuk berkembang dalam berfikir, serba selalu terganggu oleh suasana orang tuanya.

Selain di atas, banyak sekali faktor-faktor tidak langsung dalam keluarga yang mempengaruhi terbentuknya perilaku keagamaan anak. Di samping itu tentunya nilai pendidikan yang mengarah kepada perilaku keagamaan baginya, yaitu pembinaan-pembinaan tertentu yang dilakukan orang tua terhadap anak, baik melalui latihan-latihan, perbuatan misalnya dalam makan minum, buang air, mandi, tidur, berpakaian dan sebagainya, semua itu termasuk perilaku keagamaan.

Berapa banyak macam pendidikan dan pembinaan tidak langsung yang telah terjadi pada anak sebelum ia masuk sekolah. Tentu saja setiap anak mempunyai pengalaman sendiri, yang tidak sama dengan pengalaman anak yang lain. Pengalaman yang dibawa oleh anak-anak dari rumah tersebut akan menentukan sikapnya terhadap teman-teman, orang-orang di sekitarnya terutama terhadap orang tua dan gurunya.

c. Macam-macam perilaku keagamaan

Dalam kehidupan sehari-hari manusia senantiasa melakukan aktivitas-aktivitas kehidupannya atau dalam arti melakukan tindakan baik itu erat hubungannya dengan dirinya sendiri ataupun berkaitan dengan orang lain yang biasa dikenal dengan proses komunikasi baik itu berupa komunikasi verbal atau perilaku nyata, akan tetapi di dalam melakukan perilakunya mereka senantiasa berbeda-beda antara satu dengan lainnya, hal ini disebabkan karena motivasi yang melatarbelakangi berbeda-beda.

Menurut Hendro Puspito, dalam bukunya “Sosiologi Agama” menjelaskan tentang perilaku atau pola kelakuan yang dibagi menjadi dua macam yakni:

1)   Pola kelakuan lahir adalah cara bertindak yang ditiru oleh orang banyak secara berulang-ulang.

2)   Pola kelakuan batin yaitu cara berfikir, berkemauan dan merasa yang diikuti oleh banyak orang berulang kali.

Pendapat ini senada dengan pendapat Jamaluddin Kafi yang juga mengelompokkan perilaku menjadi dua macam yaitu perilaku jasmaniyah dan perilaku rohaniyah, perilaku jasmaniyah yaitu perilaku terbuka (obyektif) kemudian perilaku rohaniyah yaitu perilaku tertutup (subyektif).

Pembagian ini terjadi karena manusia adalah makhluk Allah yang mulia yang terdiri dari dua unsur yaitu jasmaniyah dan jiwa atau rohani.

Abdul Aziz mengelompokkan perilaku menjadi dua macam:

1)   Perilaku oreal (perilaku yang dapat diamati langsung).

2)   Perilaku covert (perilaku yang tidak dapat diamati secara langsung).

Demikian macam-macam perilaku yang dikemukakan oleh beberapa ahli, dapat disimpulkan bahwa perilaku seseorang muncul dari dalam diri seorang itu (rohaniahnya), kemudian direalisasikan dalam bentuk tindakan (jasmaniahnya).

J.        METODE PENELITIAN

Metode penelitian adalah cara yang digunakan peneliti dalam mengumpulkan data penelitiannya.

Guna memperoleh data dan informasi secara lengkap, maka penulis menggunakan metode-metode penelitian sebagai berikut:

1.         Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan (Field research) dengan desain penelitian korelasi. Penelitian lapangan adalah penelitian yang pengumpulan datanya dilakukan di lapangan, seperti dilingkungan masyarakat, lembaga-lembaga dan organisasi kemasyarakatan serta lembaga pendidikan.

2.         Variabel Penelitian

Variabel penelitian adalah gejala yang menunjukkan variasi baik dalam tingkatannya.

Variabel penelitian berfungsi sebagai pembeda hubungan antara variabel yang satu dengan variabel yang lainnya. Variabel dalam penelitian ini adalah:

a.    Variabel bebas/ variabel pengaruh (Independent Variable) atau variabel X

Variabel pengaruh (independent variable) atau variabel X adalah pembiasaan shalat berjama’ah siswa, dengan indikator:

1)   Pemantauan terhadap keikutsertaan siswa dalam shalat berjama’ah .

2)   Pemantauan terhadap kegiatan pembiasaan shalat berjama’ah di MI Ma’arif Wonogiri.

3)   Pemantauan terhadap tata tertib tentang shalat berjama’ah.

4)   Pemberian hukuman bagi anak yang tidak ikut shalat berjama’ah.

5)   Pemantauan ketersediaan sarana-prasarana untuk shalat berjama’ah.

b.    Variabel Terikat (Y)

Variabel terikat yaitu perilaku keagamaan siswa MI Ma’arif Wonogiri Kecamatan Kajoran Kabupaten Magelang dengan indikator;

1)        Melaksanakan perintah Allah SWT dan Rasul-Nya.

2)        Berbakti kepada orang tua dan guru

3)        Sabar, pengendalian diri, tidak sombong, suka menolong, rendah hati dan berjiwa besar

3.      Subyek Penelitian

a.    Populasi

Populasi adalah keseluruhan subyek yang menjadi sasaran penelitian.

Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah seluruh siswa MI Ma'arif Wonogiri Kecamatan Kajoran Kabupaten Magelang. Adapun jumlah populasinya adalah 86 siswa.

b.    Sampel

Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti.

Dalam mengambil sampel untuk penelitian hendaknya disesuaikan dengan kemampuan dan kemauan peneliti. Pengambilan sampel, jika subyeknya kurang dari 100 lebih baik diambil semua, sehingga penelitianya merupakan penelitian seluruh populasi.

Dari pembatasan populasi dan sampel di atas, maka dalam penelitian ini termasuk penelitian populasi, karena jumlah subyek penelitiannya kurang dari 100 siswa. Adapun yang menjadi subyek atau sampel penelitian adalah 86 siswa.

4.         Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

a.    Wawancara (interview)

Interview yang sering juga disebut dengan wawancara atau kuesioner lisan adalah sebuah dialog yang dilakukan oleh pewawancara (interviewer) untuk memperoleh informasi dari terwawancara.

Wawancara yang dilakukan guna memperoleh informasi atau data yang bersumber dari kepala, guru serta karyawan MI Ma'arif Wonogiri Kecamatan Kajoran Kabupaten Magelang.

b.    Angket (questionnaire)

Questionnaire atau angket adalah suatu daftar pertanyaan-pertanyaan tertulis yang harus dijawab oleh siswa yang menjadi sasaran dari questionnaire tersebut ataupun orang lain.

Kuesioner di pakai untuk menyebut metode maupun instrumen. Jadi dalam menggunakan metode angket atau kuesioner, angket diberikan kepada siswa untuk memperoleh data tentang pengaruh pembiasaan shalat berjamaah terhadap perilaku keagamaan siswa MI Ma’arif Wonogiri Kecamatan Kajoran Kabupaten Magelang.

b.    Observasi

Observasi atau yang di sebut pula dengan pengamatan, meliputi kegiatan pemuatan perhatian terhadap suatu obyek dengan menggunakan seluruh alat indra.

Pengamatan dilakukan pada saat kegiatan belajar mengajar sedang berlangsung. Juga mencangkup sebagian kegiatan di MI Ma'arif Wonogiri Kecamatan Kajoran Kabupaten Magelang.

5.         Teknik Analisis Data

Dalam menganalisis data yang sudah terkumpul dari hasil penelitian menggunakan beberapa metode:

a.    Analisis pendahuluan

Analisa yang menggunakan tabel frekuensi untuk setiap variabel.

b.    Analisis uji hipotesis

Analisa ini untuk menguji hipotesis, apakah pembiasaan shalat berjamaah berpengaruh terhadap perilaku keagamaan siswa MI Ma’arif Wonogiri Kecamatan Kajoran Kabupaten Magelang, sedang untuk memastikan dilakukan pengujian dengan menggunakan analisis korelasi product moment, yaitu statistik yang mengukur keserasian hubungan diantara dua variabel yang masing-masing diukur pada skala interval atau rasio, adapun rumusnya adalah:

rxy =

N( ∑XY – ( ∑X ) ( ∑Y)

√{N∑X² - ( ∑X ) } {N∑Y - ( ∑Y )}

Keterangan:

rxy

:

Koefisien Korelasi antara variabel X dan variabel Y

X

:

skor dari tes pertama

Y

:

sekor dari tes kedua

XY

:

Jumlah hasil perkalian antara X dan Y

:

Kuadrat dari nilai X

:

Kuadrat dari nilai Y

N

:

Jumlah Responden

c.    Analisis Lanjut

Pada tahap ini hipotesis yang diajukan penulis dapat diketahui, apakah diterima atau tidak dengan melihat hasil perhitungan dari korelasi Product Moment yang dibuktikan dengan kriteria sebagai berikut:

1)   Apabila rxy > r tabel maka signifikan, dan

2)   Apabila rxy < r tabel maka tidak signifikan.

Selanjutnya penulis menyimpulkan dan data perhitungan yang diperoleh baik dengan taraf signifikan 1 % maupun 5 %.

K.      SISTEMATIKA PENELITIAN

Sistematika penelitian merupakan gambaran umum dari urutan pembahasan skripsi. Untuk lebih memudahkan pembaca dalam memahami isi pembahasan skripsi, maka penulis membuat urutan sistematika sebagai berikut:

Bagian pertama terdiri dari halaman judul, halaman nota dinas, halaman pengesahan, halaman motto, halaman persembahan, halaman kata pengantar, halaman daftar isi, halaman daftar ocus, dan halaman daftar lampiran.

Bagian kedua terdiri dari:

BAB I

:

Pendahuluan.

Bab ini meliputi latar belakang, rumusan permasalahan, hipotesis, tujuan penelitian, manfaat penelitian, metode penelitian, dan sistematika penulisan skripsi.

BAB II

:

Kajian Teori

Bab ini terbagi dalam dua sub bab, sub bab A membahas tentang landasan teori yang mencakup kajian tentang shalat berjamaah dan sub bab B kajian tentang perilaku keagamaan.

BAB III

:

Laporan tentang pembiasaan shalat berjamaah terhadap perilaku keagamaan siswa MI Ma’arif Wonogiri Kecamatan Kajoran Kabupaten Magelang, terdiri dari sub Bab A deskripsi lokasi penelitian, membahas; sejarah berdiri, letak geografis, struktur organisasi, keadaan guru dan siswa, sarana dan prasarana. Sub bab B deskripsi ocus penelitian: pembiasaan shalat berjamaah terhadap perilaku keagamaan siswa MI Ma’arif Wonogiri Kecamatan Kajoran Kabupaten Magelang. Sub bab C pengaruh pembiasaan shalat berjamaah terhadap perilaku keagamaan siswa MI Ma’arif Wonogiri Kecamatan Kajoran Kabupaten Magelang.

BAB IV

:

Analisis pengaruh pembiasaan shalat berjamaah terhadap perilaku keagamaan siswa MI Ma’arif Wonogiri Kecamatan Kajoran Kabupaten Magelang yang meliputi; Analisis pendahuluan, analisis uji hipotesis dan analisis lanjut.

BAB V

:

Penutup yang terdiri dari kesimpulan, saran dan kata penutup

Bagian ketiga terdiri dari daftar pustaka, daftar lampiran dan daftar riwayat hidup.

Demikian sistematika penelitian penulis sajikan dengan harapan terhindar dari terjadinya kesalahan dalam penyusunan sub-sub yang tertera dalam penulisan skripsi ini.

DAFTAR PUSTAKA

BIODATA PENULIS

Nama

:

M. Dwi Harwanto

NIM

:

1130043

Tempat tanggal lahir

:

Magelang, 29 Desember 1988

Jenis kelamin

:

Laki-laki

Alamat

:

Desa Wonogiri, Kecamatan Kajoran, Kabupaten Magelang.

Pendidikan

:

1.

MI Maarif  Wonogiri

Lulus tahun 2002

2.

MTs Al- Iman Margoyoso

Lulus tahun 2005

3.

MA Al Iman Margoyoso

Lulus tahun 2008

4.

S1 Pendidikan Agama Islam (PAI), Sekolah Tinggi Agama Islam Nahdlatul Ulama (STAINU) Purworejo, Semester IX.

                                                                     Magelang,      November  2014

M. Dwi Harwanto

NIM : 1130043


Syekh Mustofa Masyur, Berjumpa Allah Lewat Shalat, (Jakarta: Gema Insani Press, 2002), hal. 23.

Sentot Haryanto, Psikologi Shalat, (Yogyakarta: Mutiara Pustaka, 2005), hal. 6

Sayyid Shaleh Al-Ja'tari, The Miracle of Shalat; Dahsyatnya Shalat, (Jakarta: Gema Insani , 2002), hal 24.

Syekh Mustofa Masyur, Op. Cit, hal. 23.

Depag RI,  Al- Qur’an dan Terjemahnya, (Semarang: PT. Karya Thoha Putra, 1995), hal.

Mahir Manshur Abdurraziq, Mu'jizat Shalat Berjamaah, (Yogyakarta: Mitra Pustaka, 2007), hal. 69.

Sidik Tono, Ibadah dan Akhlak dalam Islam, (Yogyakarta: Badan Penerbit Universitas Islam Indonesia (UII Press), 2002), hal 32.

Abu Abdillah Musnid Al-Qohthani, 40 Manfaat Shalat Berjamaah, (Jakarta: Darrulhaq, 2002), hal. 74.