Show
Sahabat ku sekalian, kali ini saya akan memberikan kepada anda semua tentang pengertian dari nirmana dan apa saja unsur dalam nirmana tersebut. Nirmana adalah pengorganisasian atau penyusunan elemen-elemen visual seni rupa seperti titik, garis, warna, bidang, ruang dan tekstur menjadi satu kesatuan yang harmonis. Nirmana dapat juga diartikan sebagai hasil anganangan dalam bentuk dwimatra/nirmana datar (dua dimensi) dan trimatra/nirmana ruang (tiga dimensi) yang harus mempunyai nilai keindahan. Konsep Dasar Nirmana Nirmana (rupa dasar) merupakan ilmu yang mempelajari berbagai hal yang berkaitan dengan persepsi, ruang, bentuk, warna, dan bahan berwujud dua dimensi atau tiga dimensi. Unsur dasar bentuk dua dimensi adalah segitiga, segi empat, lingkaran, dan bentuk organik, sedangkan unsur dasar bentuk tiga dimensi adalah balok, prisma, bola, dan wujud tak beraturan. Unsur penciptaan rupa yang utama adalah gambar, melalui gambar manusia dapat menuangkan imajinasi atau gagasan kreatifnya. Gambar merupakan “bahasa” yang universal. Gambar telah menjadi alat komunikasi selama berabad-abad, bahkan hingga kini di era modern. Gambar memiliki fungsi yang sangat beragam, untuk mewujudkan sebuah gambar agar berfungsi diperlukan unsur-unsur seni rupa yang dapat dipahami semua orang. Unsur-Unsur Nirmana Ada beberapa unsur yang menjadi dasar terbentuknya wujud seni rupa, yaitu: titik, garis, bidang, bentuk, warna, dan tekstur. Titik Titik adalah unsur seni rupa dua dimensi yang paling dasar (esensial), dari sebuah titik dapat dikembangkan menjadi garis atau bidang. sebuah gambar dalam bidang gambar akan berawal dari sebuah titik dan berhenti pada sebuah titik juga. Garis Garis adalah suatu hasil goresan nyata dan batas limit suatu benda, ruang, rangkaian masa dan warna. Garis bisa panjang, pendek, tebal, tipis, lurus, melengkung, berombak, vertikal, horizontal, diagonal, dan sebagainya. Bidang Bidang adalah suatu bentuk pipih tanpa ketebalan, mempunyai dimensi pajang, lebar dan luas serta mempunyai kedudukan, arah dan dibatasi oleh garis. Bentuk bidang dapat geometris, organis, bersudut, tak teratur, dan bulat. Bentuk Titik, garis, atau bidang akan menjadi bentuk apabila terlihat. Sebuah titik betapapun kecilnya pasti mempunyai raut, ukuran, warna, dan tekstur. Warna Warna merupakan kesan yang ditimbulkan oleh cahaya terhadap mata, oleh karena itu warna tidak akan terbentuk jika tidak ada cahaya. Tiap-tiap warna dihasilkan dari reaksi cahaya putih yang mengenai suatu permukaan dan permukaan tersebut memantulkan sebagian dari spektrum. Terjadinya warna-warna tersebut disebabkan oleh vibrikasi cahaya putih. Sistem yang paling sederhana untuk mengetahui hubungan warna warna adalah pada susunan warna dalam bentuk lingkaran warna. Tekstur Tekstur adalah nilai raba dari suatu permukaan baik nyata maupun semu, bisa halus, kasar, licin, dan sebagainya. Berdasarkan hubungannya dengan indera penglihatan. Sumber http://pustakamateri.web.id/pengertian-nirmana-dan-unsur-nirmana/ Semoga bermanfaat. Terimakasih
Nirmana Dwimatra adalah asas atau prinsip kebenaran yang dapat digunakan untuk menyusun unsur rupa menjadi komposisi desain atau karya dua dimensi yang baik. Intinya Nirmana adalah penerapan terhadap Penggunaan prinsip-prinsip desain pada unsurnya yang dapat dimodifikasi juga. Penjelasan mengenai pengertian dan fungsi nirmana yang lebih lanjut dapat disimak disini: Nirmana – Pengertian, Unsur, Asas, Fungsi & Studi Kasus. Nirmana Dwimatra banyak menggunakan terminologi dan istilah-istilah yang jarang didengar, padahal sebetulnya istilah tersebut merepresentasikan sesuatu yang sederhana. Penggunaan terminologi tersebut dimaksudkan untuk memperuncing istilah yang terlalu umum menjadi lebih spesifik pada disiplin ilmu desain dan seni rupa. Namun tidak jarang istilah-istilah tersebut hanya menghambat proses pemahaman kita pada inti dari materi itu sendiri. Oleh karena itu, artikel ini menggunakan referensi buku berbahasa Inggris dan menerjemahkan sebagian istilahnya dengan Bahasa Indonesia yang lebih mudah untuk dipahami. Namun, sebagian istilah juga akan dibiarkan dalam Bahasa Inggris agar tidak menghambat pemahaman pembaca. Buku yang digunakan sebagai referensi adalah “Principles of Two-Dimensional Design” yang ditulis oleh Wucius Wong. Mengapa? karena buku ini merupakan salah satu sumber yang tak lekang oleh zaman dan masih relevan hingga sekarang. Buku ini juga selalu digunakan oleh pengajar di perguruan-perguruan tinggi ternama di Indonesia, bahkan di dunia. Setelah memahami konsepnya di sini, Anda dapat membaca buku terjemahannya, yaitu: “Beberapa Asas Merancang Nirmana Dwimatra” untuk membandingkan istilah-istilah bakunya. Unsur-unsur Nirmana DwimatraUnsur-unsur nirmana adalah bagian terkecil dari suatu objek atau komposisi. Unsur tersebut adalah objek untuk menerapkan asas atau prinsip nirmana. Sehingga penting bagi kita untuk mengetahui objek dua dimensi apa saja yang dapat diterapkan asas-asas Nirmana Dwimatra. Menurut Wucius Wong (1972, hlm. 7) Unsur-unsur Nirmana terbagi menjadi empat grup, yaitu:
Berikut ini adalah penjelasan mengenai masing-masing grup unsur dan unsur-unsur yang dibawahinya. 1. Unsur KonseptualUnsur Konseptual tidak terlihat secara kasat mata. Sebetulnya unsur ini tidak benar-benar ada namun tetap hadir secara maya untuk membentuk Unsur Visual atau unsur yang tampak. Unsur-unsur Konseptual Nirmana Dwimatra tersebut adalah sebagai berikut. a. TitikTitik menandakan posisi. Titik tidak memiliki panjang dan tidak memakan area atau ruang. Tititk adalah awal dan akhir dari suatu garis. Titik juga dapat ditemui ketika dua garis saling bersilangan. b. GarisKetika titik bergerak, medan yang dilaluinya menjadi garis. Garis memiliki panjang namun tidak memiliki lebar. Garis memiliki posisi dan arah. Pada hakikatnya garis dibentuk oleh titik dan dapat membentuk bidang. Ilustrasi garis, salah satu unsur Nirmana Dwimatrac. Bidang (Plane)Bidang atau Plane adalah Medan atau garis pergerakan yang dihasilkan oleh suatu garis. Bidang memiliki panjang dan lebar namun tidak memiliki ruang (tidak memiliki dimensi Z, hanya X dan Y saja). Bidang memiliki posisi dan arah. Ilustrasi bidang, salah satu unsur Nirmana Dwimatrad. Volume (Gempal)Volume adalah bidang yang memiliki ruang. Berbeda dengan bidang, volume memiliki tiga dimensi lengkap yaitu X, Y dan Z. Dalam Nirmana Dwimatra, volume hanya bersifat ilusi dan bukan objek tiga dimensi yang sebenarnya. Gempal / Volume / salah satu unsur-unsur Nirmana2. Unsur VisualUnsur Visual adalah ketika unsur konsepsual tampak menjadi bentuk yang nyata. Ketika kita menggambar objek nyata pada kertas, kita menggunakan garis yang sebetulnya masih konseptual. Garis yang tampak pada kertas sudah tidak dalam ranah konsep lagi, melainkan sudah hadir visualisasinya. Warna dan teksturnya bergantung dari alat gambar dan bahan yang kita gunakan untuk membuatnya. Maka, saat unsur konseptual telah menjadi tampak, unsur tersebut memiliki: Bentuk, Ukuran, Warna dan Tekstur atau bahasa bakunya: barik. Unsur visual memiliki peranan yang paling penting dalam karya desain atau seni murni, karena unsur inilah yang sebetulnya tampak. Unsur-unsur Visual Nirmana Dwimatra yang dimaksud adalah sebagai berikut. a. Bentuk (Shape)Sesuatu yang kita lihat dan dapat diterima oleh persepsi kita menyerupai sesuatu disebut Bentuk. Bentuk biasanya hanya berupa bidang geometris saja seperti: bujur sangkar, lingkaran, garis menyilang, dll). Pada wujud murninya bentuk belum memiliki makna atau tidak dijadikan simbol untuk suatu hal. b. UkuranSemua bentuk atau unsur lain memiliki ukuran. Ukuran tersebut relatif terhadap ruang yang ditempati dan konteks disekitarnya. Bentuk dianggap besar jika memakan banyak ruang pada media gambarnya. Bentuk juga dapat menjadi besar jika dideretkan dengan bentuk lain yang lebih kecil. c. WarnaWarna adalah pantulan cahaya terhadap benda yang memiliki pigmen tertentu. Sebuah benda berwarna merah karena benda tersebut memiliki pigmen yang memantulkan warna merah dan menyerap gelombang warna lainnya. Warna yang dimaksud disini adalah termasuk warna yang sebetulnya bukan warna seperti abu-abu, hitam dan putih. 3. Unsur RelasionalUnsur-unsur relasional mengatur penempatan dan keterhubungan antar bentuk dalam komposisi. Beberapa unsur dapat dilihat dan tampak nyata seperti Arah dan Posisi. Sementara itu sebagian unsur hanya hadir untuk dirasakan seperti Ruang dan Gravitasi. Unsur-unsur Relasional Nirmawan Dwimatra adalah sebagai berikut. a. ArahArah adalah kemana bentuk atau wujud yang kita buat mengarah. Arah sangat relatif terhadap bentuknya sendiri, persepsi pengamat, media karya dan konteks disekitar unsurnya. b. PosisiPosisi juga sangat bergantung pada ruang di media karya (frame karya). Posisi juga tergantung pada struktur desain. Posisi dapat saling berderet atau saling tumpang tindih. c. Ruang (Space)Bentuk sekecil apapun akan mengambil ruang pada suatu komposisi. Ruang adalah sisa dari apa yang telah ditempati oleh unsur lain seperti bentuk. Ruang dapat berbentuk datar atau memiliki ilusi kedalaman tiga dimensi dalam Nirmana Dwimatra. d. GravitasiGravitasi tidak dapat tampak pada Nirmana Dwimatra. Sifatnya lebih ke perasaan psikologis. Objek yang ditempatkan dibagian bawah frame komposisi akan terasa berat atau tampak lebih stabil. Sementara objek yang ditempatkan dibagian atas frame akan tampak ringan atau sedang melayang melawan gravitasi. 4. Unsur PraktisElemen praktis mendasari konten dan perluasan fungsi desain yang dihasilkan ketika suatu desain telah diciptakan. a. Representasi (Representation)Representasi adalah ketika bentuk atau wujud dibuat untuk menirukan sesuatu yang terdapat di alam. Misalnya Gambar pohon, ilustrasi pasar, foto binatang, dan sebagainya. b. Makna/Arti (Meaning)Makna terdapat pada desain atau karya ketika desain memang ditujukan untuk menyampaikan pesan. c. Fungsi (Function)Fungsi hadir ketika karya desain ditujukan untuk suatu tujuan fungsional tertentu. Wujud (Form)Seperti yang telah dibahas diatas, unsur konseptual tidak terlihat kasat mata. Namun jika kita menggambar titik, garis atau bidang diatas kertas, maka unsur konsepsual itu menjadi tampak dan berubah menjadi Wujud (form). Titik, garis atau bidang yang digambar pada kertas dapat dilihat dan sudah diluar ranah konsepnya saja. Sebetulnya istilah “wujud” ini memang agak bias dengan istilah bentuk. Jangankan pada Bahasa Indonesia, Shape dan Form juga memiliki kebiasan yang hampir sama. Karena alasan seperti inilah Nirmana menggunakan istilah-istilah rumit baru agar lebih spesifik pada maksud yang dituju. Namun selama pemahaman terhadap materinya dapat dilakukan, istilah menjadi tidak sepenting itu dan dapat diperbaiki dengan melihat glosarium baku pada buku terjemahan baku. Berdasarkan unsur konseptual yang berubah menjadi tampak saat diwujudkan, maka wujud-wujud tersebut dapat berupa:
Pada hakikatnya, Unsur konseptual Nirmana dalam bentuk wujudnya juga sama dengan unsur tersebut pada saat masih berada di ranah konsepnya. Namun karena unsur tersebut sekarang tampak dan mewujud, maka unsur-unsur tersebut memilki keterhubungan dengan ruang atau frame yang menyelubunginya. Wujud tersebut juga memiliki keterhubungan dengan unsur lain yang terdapat disekitarnya. Wujud Positif dan Wujud NegatifWujud biasanya dibentuk melalui bentuk yang menempati ruangnya. Misalnya lingkaran hitam diatas kertas putih. Namun wujud juga dapat digunakan untuk membentuk wujud negatif. Jika kita mengapitkan empat lingkaran hitam diatas kertas putih dengan posisi dua lingkaran diatas dan dua lingkaran dibawah, maka ditengah-tengah empat lingkaran tersebut akan terbentuk wujud negatif yang bentuknya mirip belah ketupat. Itulah yang disebut wujud negatif. Sementara empat lingkaran hitam yang diapitkannya adalah wujud positif. Istilah wujud positif dan negatif juga dikenal sebagai ruang positif dan negatif. Distribusi Warna pada WujudWujud dapat memiliki berbagai pendistribusian warna di dalamnya. Misalnya:
Pada contoh (a), wujud memilki wujud positif berwarna hitam dan wujud negatif berwarna putih. Sedangkan dengan contoh (b) wujud memiliki wujud positif berwarna putih dan wujud negative berwarna hitam. Sedangkan pada contoh (c) dan (d) wujud tidak terlihat karena tidak memiliki kontras untuk menampakan sosoknya. Keterkaitan antar Wujud-wujudWujud dapat bertemu dengan wujud lainnya dalam beberapa cara. Masing-masing cara pertemuan memberikan dampak yang berbeda. Baik itu dideretkan, ditumpuk, dan sebagainya. Beberapa cara bertemunya wujud adalah:
Asas-asas Nirmana DwimatraPerlu diketahui bahwa asas-asas atau prinsip-prinsip seni rupa dan desain tidak memiliki patokan yang absolut. Terdapat beberapa set prinsip dan pendapat yang berbeda dari setiap Ahli yang membahasnya. Asas-asas Nirmana Dwimatra yang dibahas disini adalah asas yang dinyatakan oleh Wucius Wong. Asas-asas nirmana lain menurut Sanyoto dan Terry Barret dapat disimak di: Prinsip Prinsip Seni Rupa dan Desain 1. Repetition (Repetisi/Pengulangan)Repetisi adalah salah satu metode merancang yang paling sederhana. Repetisi banyak digunakan dalam bermacam hal. Motif pada kain tekstil sering melakukan repetisi, menjadikannya tampak sederhanan namun “berwarna” melalui pengulangan motifnya. Melakukan repetisi pada wujud yang sama tau mirip dapat memberikan keharmonisan dan variasi yang menarik secara sekaligus. Jenis-jenis Repetisi meliputi:
Variasi RepetisiJika repetisi dirasa terlalu monoton, maka variasi dapat dilakukan pada masing-masing repetisi. Misalnya repetisi bentuk, namun dengan aturan ukuran yang berbeda. Lingkaran kecil dan lingkaran besar saling berderetan dan berulang dalam aturan yang sama pada proses repetisi. Atau buat aturan posisi yang saling bergantian satu sama lain, misalnya wujud pertama posisinya dibuat agak melenceng kebawah dan wujud kedua dibuat agak melenceng keatas. Contoh asas nirmana : Repetisi/Repetition. Wucius Wong2. Structure (Struktur)Contoh Asas Nirmana: Struktur. Wucius WongStruktur digunakan untuk menentukan posisi wujud pada desain. Mengapa beberapa bentuk/raut pada grup yang sama ditempatkan berderet dan memiliki jarak yang sama satu sama lain? Struktur berkutat dengan aturan-aturan yang digunakan untuk menentukan posisi seperti itu. Struktur adalah aturan dasar yang kita buat sendiri untuk menentukan urutan dan keterhubungan antar wujud. Terdapat beberapa jenis struktur yang biasa digunakan, atau muncul dengan sendirinya tanpa dirancang terlebih dahulu. Jenis-jenis struktur tersebut adalah sebagai berikut.
3. Similarity (Kemiripan, Keharmonisan)Contoh Asas Nirmana: Similarity. Wucius WongWujud dapat memiliki kemiripan satu sama lain, namun tidak identik. Jika suatu grup wujud tidak identik namun diulang, unsur tersebut tidak sedang menerapkan asas repetisi, melainkan menerapkan asas Kemiripan. Kemiripan utamanya terdapat pada kemiripan bentuk sebelum diwujudkan pada grup. Meskipun kemiripan dapat digunakan juga pada grup wujud. Asas Similarity dapat dicapai dengan beberapa cara, yaitu:
4. GradasiGradasi tidak hanya menuntut perubahan yang bertahap, tetapi perubahan bertahap dengan cara yang teratur. Biasanya gradasi akan menghasilkan ilusi optik dan menciptakan perkembangan yang teratur dan mengarah ke sesuatu yang. Meskipun terdengar rumit, Gradasi sebetulnya adalah pengalaman visual harian. Hal-hal yang dekat dengan kita tampak besar, sementara yang jauh dari kita tampak kecil, dan begitu seterusnya. Hal seperti itu juga telah menunjukkan asas Gradasi. Gradasi dapat diterapkan pada setiap unsur Nirmana Dwimatra, sama seperti Asas Pengulangan dan Asas Kemiripan. Contoh Asas Nirmana: Gradation/Gradasi. Wucius Wong5. Radiation (Radial/Memancar)Radial dapat digambarkan sebagai kasus khusus pengulangan. Bentuk atau grup wujud melakukan perulangan yang berputar secara teratur yang berpusat di satu titik yang sama. Asas radial atau memancar juga merupakan fenomena yang umum terjadi di alam. Pada bunga kita akan menemukan pola radial dalam kelopaknya. Melemparkan batu ke air yang tenang akan menghasilkan riak-riak yang memancar. Dengan cara yang lebih abstrak, matahari juga memancarkan pola radial. Asas ini juga dapat digunakan pada seluruh unsur Nirmana dengan masing-masing variasinya. Contoh Asas Nirmana Radiation/Radial/Memancar. Wucius Wong6. AnomalyAnomali adalah munculnya ketidakteraturan dalam komposisi yang teratur. Terkadang anomali hanyalah unsur tunggal pada organisasi struktur dan unsur yang telah seragam. Contoh anomali di keseharian kita adalah: bunga di antara dedaunan, bulan di malam gelap, retakan di dinding yang mulus, dan bangunan tua di antara pencakar langit modern. Dalam desain, penggunaan anomali harus digunakan secara hati-hati. Asas Anomali harus memiliki tujuan yang pasti, seperti: untuk menarik perhatian atau menghilangkan kekakuan. Contoh Asas Nirmana Anomaly. Wucius Wong7. KontrasKontras terjadi sepanjang waktu, meskipun kehadirannya mungkin terabaikan diabaikan. Ada kontras ketika suatu bentuk dikelilingi oleh ruang kosong. Sebagian kontras juga muncul ketika garis lurus bertemu dengan kurva. Ada juga kontras yang muncul ketika satu bentuk jauh lebih besar daripada yang lain. Kita mengalami banyak macam asas kontras dalam kehidupan sehari-hari. Siang kontras dengan malam, kursi tua kontras dengan sofa modern, dan sebagainya. Kontras dapat memiliki beberapa level seperti ringan atau berat, jelas atau kabur, sederhana atau rumit. Bentuk A mungkin tampak kontras dengan bentuk B, tetapi ketika bentuk C hadir, bisa jadi bentuk A dan B tidak lagi kontras. Kontras sangat bergantung pada konteks disekitarnya juga. Contoh Asas Nirmana Kontras. Wucius Wong8. ConcentrationKonsentrasi mengacu pada cara distribusi kelompok bentuk-bentuk yang berkumpul lebih banyak di bagian daerah tertentu. Sementara di daerah lain tidak seramai pada bagian tersebut. Distribusinya biasanya tidak merata, Asas Concentration dapat menjadi pusat perhatian yang lebih ringan, namun tetap dinamis dan tidak monoton dibandingkan dengan Asas kontras atau Anomali. Di lingkungan kita, kota adalah contoh Asas konsentrasi. Bangunan dan orang berkerumun di sekitar jantung disetiap kota, dan secara bertahap lebih sepi di daerah pinggiran kota. Asas Nirmana Concentration. Wucius Wong9. Tekstur (Barik)Tekstur mengacu pada karakteristik permukaan bentuk. Setiap bentuk memiliki permukaan dan setiap permukaan tentunya memiliki karakteristik tertentu, yang dapat digambarkan sebagai halus atau kasar, polos atau dekoratif, matt atau glossy, lembut atau keras. Meskipun pada umumnya kita menganggap bahwa permukaan datar yang di cat tidak mempunyai tekstur sama sekali, sebenarnya kerataan tembok dan cat tersebut adalah jenis tekstur juga. Tekstur pada Nirmana Dwimatra biasanya hanya berupa ilusi saja dan tidak benar-benar ada. Namun pada sebagian kasus seperti karya kolase, atau bahan kertas tertentu, tekstur dapat menjadi nyata. Contoh Asas Nirmana Texture (Barik)Referensi
|