Berikut ini yang merupakan contoh sistem koloid adalah campuran

Gel adalah contoh Koloid. Foto: Freepik

Di balik kelezatan agar-agar, susu, hingga mayones, siapa sangka makanan tersebut tergolong sebagai koloid. Mungkin istilah ini masih cukup asing terdengar di dalam telinga masyarakat. Koloid merupakan istilah di dalam kimia, yang digunakan untuk menyampurkan suatu zat.

Koloid adalah campuran dari zat heterogen di antara dua zat atau bahkan lebih. Partikel-partikel zat yang seukuran koloid tersebut tersebar secara merata di dalam zat lain. Adapun ukuran partikel koloid berkisar antara 1-100 nm.

Bentuk koloid terdiri dari dua macam, yaitu fase terdispersi (zat yang didispersikan) dan medium pendispersi (medium yang digunakan untuk mendispersikan).

Koloid merupakan suatu sistem dispersi yang ukuran partikelnya lebih besar dari larutan, namun lebih kecil dari suspensi (campuran kasar). Sehingga, koloid termasuk dalam campuran metastabil. Artinya, campuran ini seolah-oleh stabil, tetapi akan memisah pada jangka waktu tertentu.

Lantas apa saja jenis-jenis dan contoh koloid yang dapat ditemui manusia dalam kehidupan sehari-hari? Simak ulasan lengkapnya berikut ini.

Susu adalah contoh Koloid. Foto: Freepik

Jenis-jenis dan Contoh Koloid

Mengutip Buku Super Kimia SMA karangan Drs. Wirawan J. Sarosa (2010: 135), berikut jenis-jenis koloid beserta contohnya yang dapat ditemukan di dalam kehidupan sehari-hari.

Aerosol adalah sistem koloid di mana fase terdispersi zat padat dalam medium pendispersi gas. Aerosol padat dapat dipisahkan dengan kotrel.

Aerosol dibedakan menjadi dua, yaitu aerosol cair dan aerosol padat. Adapun contoh aerosol cair, yaitu kabut dan awan. Sementara aerosol padat contohnya adalah asap dan debu.

Sol adalah sistem koloid di mana fase terdispersi padat dalam medium pendispersi cair. Berdasarkan adsorpsinya, sol dibedakan menjadi dua macam, yaitu:

1. Sol Liofil, di mana partikel padat akan mengadsorpsi molekul cairan dan membentuk selubung di sekitar partikel padat. Jika mediumnya air disebut dengan hidrofil. Contohnya adalah kanji, sabun, protein, dan lem.

2. Sol Liofob, sol di mana partikel padat tidak mengadsorpsi molekul cairan di sekelilingnya. Jika mediumnya air disebut hidrofob. Contohnya adalah zat Arsenik trisulfida di dalam air.

Sabun adalah contoh Koloid. Foto: Freepik

Emulsi adalah koloid di mana fase terdispersi cair dan medium pendispersinya juga cair. Untuk menstabilkan emulsi, perlu ditambah zat ketiga yang disebut Emulgator.

Contoh benda yang mengandung emulsi adalah air susu, lateks, santan, mentega, dan mayones. Kemudian contoh emulgator adalah sabun, yang digunakan sebagai emulgator pada campuran air dan minyak.

Gel adalah partikel koloid liofil yang setengah kaku (berupa zat padat) dan terdiri atas partikel-partikel koloid atau kristal yang saling berkaitan dengan membentuk jaringan. Karena molekul pelarut terkurung di dalam celah-celah jaringan, gel ada yang bertekstur kenyal juga ada yang tidak.

Gel kenyal sanggup menarik air dalam jumlah banyak, sehingga terjadi peristiwa imbibisi (pengembangan). Sedangkan gel yang tidak kenyal, hanya menarik air dengan jumlah tertentu sehingga tidak terjadi imbibisi.

Contoh gel kenyal adalah agar-agar, gelatin, dan selai. Sementara gel tidak kenyal, contohnya adalah silika.

Jakarta -

Detikers, istilah koloid barangkali sangat jarang kamu temukan dalam kehidupan sehari-hari. Bahkan, kemungkinan besar istilah tersebut tidak pernah terdengar sama sekali di kehidupan nyata. Padahal, sebenarnya ada banyak contoh penerapan sistem koloid yang bisa kamu lihat di lingkungan sekitarmu, lho!

Kalau begitu, apa ya yang dimaksud dengan koloid? Dan memangnya seperti apa sih contoh penerapannya di kehidupan sehari-hari? Untuk mendapatkan jawabannya, yuk simak dulu penjelasan berikut ini, Detikers!

Definisi Koloid dan Sistem Koloid

Koloid adalah campuran larutan dan suspensi. Artinya, koloid bukan larutan, dan bukan pula suspensi, Detikers. Untuk membedakan ketiganya, simak poin-poin berikut tentang ciri koloid, larutan, dan suspensi.

1. Ciri-ciri larutan:

  • Tidak bisa disaring
  • Satu fase
  • Sifat antar zat stabil
  • Homogen
  • Diameter partikel berukuran kurang dari 10-7 cm

2. Ciri-ciri koloid:

  • Dapat disaring, tapi dengan membrane semipermeabel saja
  • Dua fase
  • Sifat antar zat stabil
  • Heterogen
  • Diameter partikel berukuran antara 10-7 s.d 10-5 cm

3. Ciri-ciri suspensi:

  • Dapat disaring
  • Dua fase
  • Sifat antar zat tidak stabil, sehingga pasti akan memisah
  • Heterogen
  • Diameter partikel berukuran lebih dari 10-5 cm

Jenis dan Contoh Koloid

Pada dasarnya, koloid terdiri atas dua komponen: zat terdispersi dan medium pendispersi. Nah, dengan mengacu pada perbedaan fase terdispersi dan medium pendispersi, terdapat 8 (delapan) jenis koloid yang ada, Detikers. Ini dia kedelapan jenis koloid tersebut.

JenisTerdispersiFase PendispersiContoh
AerosolCairGasAwan, Hair Spray, Kabut
AerosolPadatGasDebu di udara
BuihGasCairBuih sabun, whipped cream
EmulsiCairCairMayones, santan, susu
SolPadatCairPasta gigi, sol emas, tinta
Buih padatGasPadatBatu apung, karet busa, Styrofoam
Emulsi padat (gel)CairPadatJelly, keju, margarin, Mutiara
Sol padatPadatPadatIntan hitam, kaca berwarna

Sifat Koloid

Koloid memiliki 8 (delapan) sifat, yaitu:

1. Efek Tyndall

Efek Tyndall adalah cahaya yang berhamburan oleh partikel koloid, di mana partikel larutan berukuran lebih kecil daripada partikel koloid. Oleh karena itu, berkas cahaya dapat dihamburkan.

2. Gerak Brown

Gerak Brown adalah gerak acak dari partikel koloid yang bisa dilihat hanya lewat mikroskop ultra. Pergerakan acak tersebut disebabkan adanya tumbukan.

3. Absorpsi

Absorpsi adalah proses penyerapan, atau tepatnya penyerapan ion oleh partikel koloid karena ukuran luas partikel koloid yang cukup besar. Dengan begitu ion dapat menempel di permukaannya, baik ion positif maupun negatif. Lebih jauh lagi, koloid pun dapat bermuatan sesuai muatan ion yang telah diserap.

4. Koagulasi koloid

Koagulasi koloid merupakan penggumpalan partikel koloid karena koloid mengandung muatan yang dinetralkan. Pada koloid bermuatan sejenis, koloid tidak akan menggumpal karena ion saling tolak-menolak. Sedangkan koloid yang muatannya telah dinetralkan tidak lagi tolak-menolak sehingga koloid bisa berkelompok atau menyatu.

5. Dialisis

Dialisis adalah pemurnian koloid agar bebas dari ion-ion pengganggu. Contoh pengaplikasiannya adalah proses cuci darah alias hemodialisis.

6. Elektroforesis

Elektroforesis adalah pergerakan partikel koloid di dalam medan listrik karena adanya muatan yang terkandung di dalam partikel koloid tersebut. Kutub negatifnya disebut katoda, sementara kutub positifnya disebut anoda.

7. Koloid liofil dan liofob

Sifat ini dapat ditemukan dalam sol, yang terbagi jadi dua jenis: liofil dan liofob. Sol liofil merupakan partikel dengan zat terdispersi yang bisa menarik mediumnya, sehingga ada gaya tarik-menarik antara keduanya. Sedangkan sol liofob merupakan partikel dengan zat terdispersi yang tidak bisa menarik mediumnya dan cenderung encer.

8. Koloid pelindung

Sol liofil pun dapat digunakan sebagai koloid pelindung dari sol liofob. Dengan begitu, partikel sol liofil akan menjadi pelindung sol liofob dari koagulasi.

(pal/pal)