Berikut ini merupakan Faktor pembentuk identitas individu kecuali

Faktor pembentuk kepribadian. Dalam masyarakat, individu saling berhubungan dengan individu lain di dalam kelompoknya. Dalam hubungan tersebut, individu mempelajari nilai dan norma yang berlaku di kelompoknya melalui proses sosialisasi. Melalui proses tersebut, terbentuklah identitas individu. Dengan kepribadian yang berbeda antara satu dengan yang lainnya.

Individu dengan segala kepribadiannya adalah produk dari interaksinya dengan masyarakat di sekitarnya. Kepribadian bisa diartikan sebagai sifat hakiki yang tercermin pada sikap seseorang yang membedakannya dengan orang lain. Untuk mengidentifikasi kepribadian seseorang, kita dapat melakukannya dengan memperhatikan perilaku-perilakunya dalam keseharian. Lantas, apa sih sebenarnya yang menjadi faktor pembentuk kepribadian?

Seperti telah diungkapkan sebelumnya, bahwa setiap individu memiliki kepribadian yang berbeda antara satu dan yang lainnya. Hal ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya keturunan, lingkungan fisik, pengalaman kelompok, pengalaman unik dan kebudayaan.

Keturunan

Faktor keturunan memberi pengaruh penting dalam membentuk kepribadian seseorang, meskipun tidak menentukan semua kepribadian orang tersebut. Faktor keturunan tersebut antara lain watak, temperamen, tingkat kecerdasab, postur tubuh, warna kulit, bentuk rambut dan sebagainya.

Diantara beberapa faktor tersebut, ciri fisik, ciri psikologis dn tingkat kecerdasan adalah 3 faktor yang paling menonjol. Ciri fisik biasanya terkait postur tubuh yang kecil yang cenderung kurang percaya diri. Meskipun ini tidak berlaku umum. Berkaitan dengan unsur kejiwaan, temperamen, yaitu perangai, sifat dan watak adalah sifat dasar yang kerap diwariskan.

(Baca juga: Siapa Saja yang Termasuk Agen Sosialisasi?)

Sementara itu, dalam hal tingkat kecerdasan, hasil penelitian membuktikan bahwa tingkat kecerdasan anak hampir sama dengan tingkat kecerdasan orang tua kandungnya.

Lingkungan Fisik

Ketekunan, ambisi, kejujuran dan kecenderungan berperilaku menyimpang adalah beberapa ciri kepribadian yang merupakan hasil dari pengaruh lingkungan tempat tinggal individu. Contohnya, orang-orang yang tinggal di daerah pantai berbicara dengan nada keras dan agak kasar. Hal tersebut dikarenakan pengaruh suasana laut yang riuh oleh deburan ombak.

Kebudayaan

Kebudayaan menjadi salah satu faktor pembentuk kepribadian lainnya. Dimana ini berperan melalui proses pembiasan yang terjadi terus-menerus. Dengan proses pembiasan tersebut, individu akan mengalami perkembangan ke arah kepribadian tertentu.

Pengaruh kebudayaan ini ajan jelas terlihat ketika salah satu individu dalam suatu masyarakat tertentu berada di luar kelompok budayanya dan bertemu dengan individu lain dari kelompok budaya yang berbeda. Contohnya, seseorang yang berasal dari Yogyakarya terbiasa berbicara dengan gaya bicara yang halus. Ketika ia pindah ke Flores, dimana masyarakatnya berbicara dengan nada yang keras, maka ia akan merasa berbeda dengan orang-orang di sekitarnya.

Pengalaman Kelompok

Sejak lahir, seorang individu hidup dalam kelompok sosial, mulai dari keluarga, teman sepermainan, teman-teman sekolah hingga lingkungan pekerjaan. Setiap kelompok sosial tersebut memiliki budaya dan ukuran moral yang berbeda-beda. Ukuran itulah yang digunakan untuk menentukan kepribadian mana yang baik dan mana yang tidak untuk diikuti.

Adakalanya, ukuran moral antarkelompok sosial dapat berbeda. Contohnya, ukuran moral yang berlaku di keluarga dengan yang berlaku di lingkungan teman sebayanya seringkali bertentangan. Kelompok sosial yang lebih dominan memengaruhi kepribadian individu adalah kelompok dimana seorang individu lebih mengakar kuat didalamnya.

Pengalaman Unik

Tidak seorang individu pun mengalami pengalaman yang sama persis satu sama lain, meskipun dibesarkan di kelompok sosial yang sama. Contohnya, dua orang kakak beradik dibesarkan dalam satu keluarga yang sama. Sang kakak mendaoat perhatian yang sangat baik dari kedua orang tuanya karena ia adalah anak pertama yang telah lama dinanti. Ketika sang adik lahir, perhatian yang diterimanya tidak seperti yang pernah diterima kakaknya. Apa yang dialami sang kakak disini adalah apa yang dinamakan pengalaman unik.

Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi telah merubah cara interaksi individu dengan individu yang lain. Internet menjadi sebuah ruang digital baru yang menciptakan sebuah ruang kultural. Tidak dapat dihindari bahwa keberadaan internet meberikan banyak kemudahan kepada penggunanya. Beragam akses terhadap informasi dan hiburan dari berbagai penjuru dunia dapat dicari melalui internet. Internet menembus batas dimensi kehidupan pengguna, waktu, dan ruang, yang dapat diakses oleh siapapun, kapanpun, dan dimanapun.

Keberadaan internet secara tidak langsung menghasilkan sebuah generasi yang baru. Generasi ini dipandang menjadi sebuah generasi masa depan yang diasuh dan dibesarkan dalam lingkungan budaya baru media digital yang interaktif, yang berwatak menyendiri (desosialisasi), berkomunikasi secara personal, melek komputer, dibesarkan dengan videogames, dan lebih banyak waktu luang untuk mendengarkan radio dan televisi.enerasi digital adalah mereka yang lahir pada jaman digital dan berinteraksi dengan peralatan digital pada usia dini. Dalam konteks Indonesia, mereka yang lahir setelah tahun 1990-an sudah bisa disebut sebagai awal generasi digital native, tapi bila ingin dikatakan sebagai sebuah generasi, mereka yang lahir setelah tahun 2000. Merekalah penduduk asli dari sebuah dunia yang disebut dunia digital.

Terjadi pergeseran budaya, dari budaya media tradisional yang berubah menjadi budaya media yang digital. Salah satu media sosial yang cukup berpengaruh di Indonesia adalah Facebook. Koran Kompas  menyatakan bahwa pengguna Facebook di Indonesia mencapai 11 juta orang. Keberadaan media sosial telah mengubah bagaimana akses terhadap teknologi digital berjaringan.

Media sosial merupakan salah satu bentuk dari perkembangan internet. Dijelaskan ada tiga motivasi bagi anak dan remaja untuk mengakses internet yaitu untuk mencari informasi, terhubung dengan teman (lama dan baru) dan untuk hiburan. Pencarian informasi yng dilakukan sering didorong oleh tugas-tugas sekolah, sedangkan penggunaan media sosial dan konten hiburan di dorong oleh kebutuhan pribadi.

Penggunaan media sosial di kalangan remaja pada saat ini merupakan sesuatu yang tidak dapat dihindari lagi. Hampir setiap hari remaja mengakses media sosial hanya untuk sekedar mencari informasi melalui twitter, kemudian menyampaikan kegiatan yang mereka lakukan melalui facebook.

CEO Twitter, Dick Costolo menyebut Indonesia sebagai salah satu pengguna daring (online) terbesar di dunia. Dia menambahkan dengan adanya Twitter membuat masyarakat Indonesia pada saat ini menyadari apa yang sedang terjadi, saling memberikan informasi yang bermanfaat. Anak muda Indonesia mampu menggunakan industry kreatifnya dan menggunakan Twitter untuk hal-hal positif. “Keuntungan Twitter adalah semakin banyak pengguna semakin banyak yang dapat mengonfirmasi rumor yang ada”, Dick Costolo.

Kehadiran media sosial di kalangan remaja, membuat ruang privat seseorang melebur dengan ruang publik. Terjadi pergeseran budaya di kalangan remaja, para remaja tidak segan-segan mengupload segala kegiatan pribadinya untuk disampaikan kepada teman-temannya melalui akun media sosial dalam membentuk identitas diri mereka.

Identitas Diri

Identitas, merupakan hal yang penting di dalam suatu masyarakat yang memiliki banyak anggota. Identitas membuat suatu gambaran mengenai seseorang, melalui; penampilan fisik, ciri ras, warna kulit, bahasa yang digunakan, penilaian diri, dan faktor persepsi yang lain, yang semuanya digunakan dalam mengkonstruksi identitas budaya. Identitas menurut Klap meliputi segala hal pada seseorang yang dapat menyatakan secara sah dan dapat dipercaya tentang dirinya sendiri – statusnya, nama, kepribadian, dan masa lalunya.

Dijelaskan bahwa identitas merupakan hal yang penting dalam sebuah komunikasi budaya. Identitas mengacu pada satu ciri khas. Keunikan. Identitas, dalam konteks masa kini kian penting untuk diteguhkan. Konon, suatu bangsa yang terpuruk bukanlah bangsa dengan GDP terendah, pantai terjelek, atau jumlah penduduk paling sedikit. Bangsa yang terpuruk itu bangsa yang tanpa identitas.Konsep identitas juga dapat dilihat dari aspek budaya yang didefinisikan sebagai emotional signifikan, yang membuat seseorang dilekatkan pada suatu hal, yang membedakannya dengan orang lain sehingga lebih mudah untuk dikenal.

Dalam perspektif komunikasi, identitas tidak dihasilkan secara sendiri, melainkan dihasilkan melalui proses komunikasi dengan yang lain. Identitas dapat dinegosiasikan, diperkuat, dan dirubah dalam suatu proses komunikasi. Tujuan dari identitas ini adalah menjadikan dan membangun sebuah komunikasi.

Interaksi simbolik

Interaksi simbolik merupakan sebuah cara berpikir mengenai pikiran, diri, dan masyarakat. George Herbert Mead, memahami interaksi simbolik sebagai interaksi di antara manusia, baik secara verbal maupun nonverbal untuk memunculkan suatu makna. Dengan adanya aksi dan respon dari individu yang lain, secara tidak langsung kita memberikan makna ke dalam kata-kata atau tindakan yang ada.

Ekologi media

Konvergensi media menghasilkan perubahan dalam arus informasi. Konvergensi media merupakan sebuah istilah yang mulai banyak digunakan sejak tahun 1990-an. Konvergensi menjadi suatu istilah yang umum dipakai dalam perkembangan teknologi digital, dimana di dalam konvergensi terjadi pengintergrasian teks, angka, gambar, video, dan suara dalam suatu media.

Kehadiran teknologi memberikan pengaruh sangat besar dalam kehidupan manusia. Manusia memiliki hubungan simbolik dengan teknologi, dimana kita menciptakan teknologi dan kemudian teknologi kembali pada siapa diri kita. Menurut McLuhan, teknologi media telah menciptakan revolusi di tengah masyarakat karena masyarakat pada saat ini masyarakat sudah sangat tergantung kepada teknologi dan tatanan masyarakat terbentuk berdasarkan pada kemampuan masyarakat menggunakan teknologi.

Teknologi komunikasi menjadi penyebab utama perubahan budaya, McLuhan dan Innis menyatakan bahwa media merupakan kepanjangan atau eksistensi dari pikiran manusia, dengan demikian media memegang peran dominan dalam mempengaruhi tahapan perkembangan manusia. O’Brien mengatakan bahwa perilaku manusia dan teknologi memiliki interaksi di dalam lingkungan sosioteknologi. Sehingga bisa dikatakan bahwa ketika IT hadir dalam bentuk yang baru, maka akan mempengaruhi struktur masyarakat, strategi komunikasi, masyarakat dan budaya, serta proses sosial. Kehadiran new media secara tidak langsung merubah struktur masyarakat Indonesia. Masyarakat Indonesia, bisa dikatakan menganut struktur sosial yang lama atau sering disebut tradisional.

Tegar Roli A., M.Sos

*Anggota Majelis Pustaka dan Informasi Pimpinan Daerah Muhammadiyah (MPI PDM) Banyumas

*Humas Universitas Muhammadiyah Purwokerto (UMP)