Berikut ini adalah pemuda yang mengibarkan bendera merah putih kecuali

Berikut ini adalah pemuda yang mengibarkan bendera merah putih kecuali

Berikut ini adalah pemuda yang mengibarkan bendera merah putih kecuali

Berikut ini adalah pemuda yang mengibarkan bendera merah putih kecuali
Pengibaran Bendera Merah Putih pertama kali (Foto: Wikipedia).

KabarMakassar.com -- Momen kemerdekaan Indonesia kembali diperingati oleh seluruh rakyat Indonesia hari ini, Selasa (17/8). Hari ini kemerdekaan Indonesia genap berusia 76 tahun.

Peringatan kemerdekaan Indonesia bukan hanya ditandai dengan pembacaan proklamasi, tetapi juga pengibaran bendera kebangsaan Merah Putih.

Tahukah kamu, siapa pengibar sang saka Merah Putih pada momen deklarasi kemerdekaan Indonesia 76 tahun lalu? Kabar Makassar akan sedikit mengulas siapa pengibar Bendera Merah Putih 76 tahun lalu.

Bendera Merah Putih dijahit oleh Fatmawati dengan menggunakan bahan katun halus dengan panjang 300 cm dan lebar 200 cm.

Warna Merah Putih pada bendera kebangsaan Indonesia memiliki makna, Merah yang berarti berani dan Putih yang berarti suci.

Bendera Merah Putih pertama kali di kibarkan pada 17 Agustus 1945 di Jalan Pegangsaan Timur 56, Jakarta usai pembacaan Proklamasi Kemerdekaan di bacakan oleh Presiden Indonesia Pertama Ir. Soekarno.

Berbeda dengan saat ini, Tim pengibar bendera Merah Putih pertamakali hanya tiga orang saja, yaitu Latief Hendraningrat, Suhud dan SK Trimurti.

Dimana satu orang bertugas sebagai pembawa bendera, seorang lainnya bertugas sebagai pengerek tali di tiang bendera, dan orang ketiga itu bertugas sebagai pembentang bendara.

Berikut Profil Tiga Tim Pengibar Bendara Merah Putih pertama dilansir dari berbagai sumber;

1. Abdul Latief Hendraningrat

Abdul Latief Hendraningrat lahir di Jakarta pada 15 Februari 1911. Nama belakangnya yang mengandung unsur ningrat berasal dari ayahnya yang merupakan demang (sejabat Camat pada masa itu).

Latief terdaftar di pelatihan ketentaraan bentukan Dai Nippon, Sinen Kunrenshoo (Pusat Latihan Pemuda) di tahun 1942 dan bergabung di PETA (Pembela Tanah Air). Di PETA, Latief menempati posisi komandan kompi atau setingkat di bawah komandan batalyon yang merupakan posisi tertinggi di posisi itu.

Latief Hendraningrat termasuk golongan muda yang mempelopori terjadinya Kemerdekaan Indonesia. Ia ikut andil pada terjadinya Peristiwa Rengasdengklok 16 Agustus 1945. Ia turut berperan dalam meyakinkan Soekarno-Hatta untuk mempercepat Kemerdekaan Indonesia. Pada saat itu Latief Hendraningrat menjadi orang PETA yang paling bertanggungjawab atas keamanan Jakarta saat itu. 

Sesaat setelah proklamasi dikumandangkan, Latief disodorkan baki yang berisi bendera yang telah dijahit oleh Fatmawati, istri Soekarno.

2. Suhud Sastro Kusumo

Suhud lahir tahun 1920. Ia merupakan anggota Barisan Pelopor yang didirikan Jepang. Menjelang hari proklamasi, tepatnya di tanggal 14 Agustus 1945, Suhud dan beberapa anggota Barisan Pelopor kala itu, ditugaskan untuk menjaga keluarga Soekarno. Namun, di tanggal 16 Agustus, Soekarno diculik oleh golongan pemuda (Sukarni dan Chaerul Saleh), sehingga terjaxdilah peristiwa rengasdengklok.

Suhud wafat pada tahun 1986 di usianya yang ke 66 tahun.

3. SK. Trimurtyi 

Soerastri Karma Trimoerti lahir di Kabupaten Boyolali, 11 Mei 1912. Ia adalah istri dari juru ketik proklamasi, Sayuti Melik. Ia adalah wartawan, penulis dan guru Indonesia, yang mengambil bagian dalam gerakan kemerdekaan Indonesia terhadap penjajahan oleh Belanda

SK. Trimurtyi  pernah menempuh pendidikan di Normaal School dan AMS di Surakarta. Kemudian melanjutkan studinya di Jurusan Ekonomi, Universitas Indonesia (UI). 

Trimurti secara tidak langsung menjadi pengibar bendera. Sebelumnya ia ditunjuk untuk melakukan pengerekan bendera.

Namun, setelah Sukarno membacakan teks proklamasi dan berdoa, Ia mengusulkan agar pengerek bendera sebaiknya dilakukan oleh seorang prajurit saja. Akhirnya Latief dan Suhud yang mengibarkan bendera Merah Putih. 

Itu tadi sedikit ulasan tiga Tim Pengibar Bendera pertama, semoga informasinya bermanfaat.

Penulis : Ardiyanti

Editor : Herlin Sadid

Berikut ini adalah pemuda yang mengibarkan bendera merah putih kecuali


Berikut ini adalah pemuda yang mengibarkan bendera merah putih kecuali


Bendera Merah Putih resmi dijadikan sebagai bendera nasional Indonesia sejak tanggal 17 Agustus 1945. Telah ada pengaturan mengenai ketentuan ukuran bendera, penggunaan, penempatan, hingga aturan pidana terhadap pihak yang menghina Bendera Negara. Aturan tersebut termuat dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2009 tentang Bendera, Bahasa, dan Lambang Negara, serta Lagu Kebangsaan.

Pada Pasal 24 Undang-Undang tersebut, diatur soal apa saja yang dilarang dilakukan terhadap Bendera Negara. Setiap orang dilarang:

  1. merusak, merobek, menginjak-injak, membakar, atau melakukan perbuatan lain dengan maksud menodai, menghina, atau merendahkan kehormatan Bendera Negara;
  2. memakai Bendera Negara untuk reklame atau iklan komersial;
  3. mengibarkan Bendera Negara yang rusak, robek, luntur, kusut, atau kusam;
  4. mencetak, menyulam, dan menulis huruf, angka, gambar atau tanda lain dan memasang lencana atau benda apapun pada Bendera Negara; dan
  5. memakai Bendera Negara untuk langit-langit, atap, pembungkus barang, dan tutup barang yang dapat menurunkan kehormatan Bendera Negara.
  6. Aturan sanksi pidana terhadap mereka yang melanggar hal tersebut di atas juga tegas diatur dalam Undang-Undang itu.

Pasal 66

Setiap orang yang merusak, merobek, menginjak-injak, membakar, atau melakukan perbuatan lain dengan maksud menodai, menghina, atau merendahkan kehormatan Bendera Negara sebagaimana dimaksud dalam Pasal 24 huruf a, dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun atau denda paling banyak Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah).

Pasal 67

Dipidana dengan pidana penjara paling lama 1 (satu) tahun atau denda paling banyak Rp 100.000.000,00 (seratus juta rupiah), setiap orang yang:

  1. dengan sengaja memakai Bendera Negara untuk reklame atau iklan komersial sebagaimana dimaksud dalam Pasal 24 huruf b;
  2. dengan sengaja mengibarkan Bendera Negara yang rusak, robek, luntur, kusut, atau kusam sebagaimana dimaksud dalam Pasal 24 huruf c;
  3. mencetak, menyulam, dan menulis huruf, angka, gambar atau tanda lain dan memasang lencana atau benda apapun pada Bendera Negara sebagaimana dimaksud dalam Pasal 24 huruf d;
  4. dengan sengaja memakai Bendera Negara untuk langit-langit, atap, pembungkus barang, dan tutup barang yang dapat merendahkan kehormatan Bendera Negara sebagaimana dimaksud dalam Pasal 24 huruf e.

Suara.com - Prosesi pengibaran bendera di Istana Negara adalah salah satu yang jadi pusat perhatian saat peringatan Hari Kemerdekaan RI. Banyak mata tertuju pada aksi pasukan pengibar bendera atau Paskibra saat upacara ini, terutama saat mereka mengibarkan bendera merah putih.

Tapi tahukah kamu, sebelum menjadi kegiatan tahunan, ada tiga tokoh pengibar bendera merah putih pertama kali saat proklamasi kemerdekaan 1945 dibacakan oleh Ir. Soekarno dan Moch. Hatta.

Mengutip Ruang Guru, Rabu (18/8/2021), pengibar bendera merah putih itu adalah SK. Trimurti sebagai pembawa bendera, Abdul Latief Hendraningrat sebagai pengerek tali tiang bendera, dan Suhud Sastro Kusumo sebagai pembentang bendera. Yuk, kenali mereka satu persatu.

1. Abdul Latief Hendraningrat
Latief lahir di Jakarta pada 15 Februari 1911. Ayahnya yang seorang demang atau salah satu petugas pemerintahan di daerah Jatinegara, Jakarta Timur, membuat namanya dibubuhi embel-embel ningrat.

Baca Juga: Viral Pria di Bekasi Cuma Pakai Popok Kibarkan Bendera Merah Putih di Jalanan

Latief terdaftar di pelatihan ketentaraan bentukan Dai Nippon, Sinen Kunrenshoo (Pusat Latihan Pemuda) di tahun 1942 dan bergabung di PETA (Pembela Tanah Air). Di PETA, Latief menempati posisi komandan kompi atau setingkat di bawah komandan batalyon yang merupakan posisi tertinggi di posisi itu.

Sebelum proklamasi tanggal 17 Agustus 1945, Latief turut berperan mendesak Sukarno-Hatta kala itu untuk segera memproklamasikan kemerdekaan.

Saat proklamator ‘diculik’ ke Rengasdengklok, Latief bertugas mengamankan lokasi diadakannya proklamasi. Sesaat setelah proklamasi dikumandangkan, Latief disodorkan baki yang berisi bendera yang telah dijahit oleh Fatmawati, istri Sukarno.

2. Suhud Sastro Kusumo
Tidak banyak literatur yang mengisahkan tentang kehidupan Suhud. Suhud lahir tahun 1920. Beliau menjadi anggota Barisan Pelopor yang didirikan Jepang.

Beliau wafat pada tahun 1986 di usianya yang ke 66 tahun. Di buku sejarah, nama Suhud selalu bersanding dengan Latief sebagai pengibar bendera.

Baca Juga: Bendera Pusaka Merah Putih Sempat Dirobek, Ini Alasannya

Padahal, sebelum memulai tugas mulianya pada 17 Agustus 1945 sebagai pengibar bendera, Suhud memiliki peran yang cukup penting.

Suara.com - Prosesi pengibaran bendera di Istana Negara adalah salah satu yang jadi pusat perhatian saat peringatan Hari Kemerdekaan RI. Banyak mata tertuju pada aksi pasukan pengibar bendera atau Paskibra saat upacara ini, terutama saat mereka mengibarkan bendera merah putih.

Tapi tahukah kamu, sebelum menjadi kegiatan tahunan, ada tiga tokoh pengibar bendera merah putih pertama kali saat proklamasi kemerdekaan 1945 dibacakan oleh Ir. Soekarno dan Moch. Hatta.

Mengutip Ruang Guru, Rabu (18/8/2021), pengibar bendera merah putih itu adalah SK. Trimurti sebagai pembawa bendera, Abdul Latief Hendraningrat sebagai pengerek tali tiang bendera, dan Suhud Sastro Kusumo sebagai pembentang bendera. Yuk, kenali mereka satu persatu.

1. Abdul Latief Hendraningrat
Latief lahir di Jakarta pada 15 Februari 1911. Ayahnya yang seorang demang atau salah satu petugas pemerintahan di daerah Jatinegara, Jakarta Timur, membuat namanya dibubuhi embel-embel ningrat.

Baca Juga: Viral Pria di Bekasi Cuma Pakai Popok Kibarkan Bendera Merah Putih di Jalanan

Latief terdaftar di pelatihan ketentaraan bentukan Dai Nippon, Sinen Kunrenshoo (Pusat Latihan Pemuda) di tahun 1942 dan bergabung di PETA (Pembela Tanah Air). Di PETA, Latief menempati posisi komandan kompi atau setingkat di bawah komandan batalyon yang merupakan posisi tertinggi di posisi itu.

Sebelum proklamasi tanggal 17 Agustus 1945, Latief turut berperan mendesak Sukarno-Hatta kala itu untuk segera memproklamasikan kemerdekaan.

Saat proklamator ‘diculik’ ke Rengasdengklok, Latief bertugas mengamankan lokasi diadakannya proklamasi. Sesaat setelah proklamasi dikumandangkan, Latief disodorkan baki yang berisi bendera yang telah dijahit oleh Fatmawati, istri Sukarno.

2. Suhud Sastro Kusumo
Tidak banyak literatur yang mengisahkan tentang kehidupan Suhud. Suhud lahir tahun 1920. Beliau menjadi anggota Barisan Pelopor yang didirikan Jepang.

Beliau wafat pada tahun 1986 di usianya yang ke 66 tahun. Di buku sejarah, nama Suhud selalu bersanding dengan Latief sebagai pengibar bendera.

Baca Juga: Bendera Pusaka Merah Putih Sempat Dirobek, Ini Alasannya

Padahal, sebelum memulai tugas mulianya pada 17 Agustus 1945 sebagai pengibar bendera, Suhud memiliki peran yang cukup penting.