Show Dalam penulisan ilmiah ataupun dalam penerjemahan teks formal, pengetahuan akan ejaan yang disempurnakan dan penulisan yang benar sesuai dengan EYD sangat diperlukan. Dalam penulisan kata depan (di, ke dan dari), kata ganti (ku-, kau-, -ku, -mu, dan -nya) dan partikel, acapkali kita dibingungkan dengan mana yang harus ditulis serangkai dengan kata yang mengikuti atau yang mendahuluinya dan mana yang harus ditulis terpisah. Berikut adalah sekilas tentang tata cara penulisan kata depan (di, ke dan dari), kata ganti (ku-, kau-, -ku, -mu, dan -nya) dan partikel yang dikutip dari Pedoman Umum EYD Permen RI Nomor 46 Tahun 2009. 1. Penulisan Kata Depan di, ke, dan dari Kata depan di, ke, dan dari ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya, kecuali di dalam gabungan kata yang sudah lazim dianggap sebagai satu kata, seperti kepada dan daripada. Misalnya: Bermalam sajalah di sini. Di mana dia sekarang? Kain itu disimpan di dalam lemari. Kawan-kawan bekerja di dalam gedung. Dia berjalan-jalan di luar gedung. Dia ikut terjun ke tengah kancah perjuangan. Mari kita berangkat ke kantor. Saya pergi ke sana kemari mencarinya. Ia datang dari Surabaya kemarin. Saya tidak tahu dari mana dia berasal. Cincin itu terbuat dari emas. Kata-kata yang dicetak miring di dalam kalimat seperti di bawah ini ditulis serangkai. Misalnya: Kami percaya sepenuhnya kepadanya. Dia lebih tua daripada saya. Dia masuk, lalu keluar lagi. Bawa kemari gambar itu. Kesampingkan saja persoalan yang tidak penting itu. Catatan: Kata di- yang bertindak sebagai imbuhan, ditulis serangkai dengan kata dasarnya. Contoh: dijual Imbuhan di- dirangkaikan dengan tanda hubung jika ditambahkan pada bentuk singkatan atau kata dasar yang bukan bahasa Indonesia. Misalnya: di–PHK di-upgrade 2. Penulisan Kata Ganti ku-, kau-, -ku, -mu, dan -nya Kata ganti ku- dan kau- ditulis serangkai dengan kata yang mengikutinya; -ku, -mu, dan –nya ditulis serangkai dengan kata yang mendahuluinya. Misalnya: Buku ini boleh kaubaca. Bukuku, bukumu, dan bukunya tersimpan di perpustakaan. Rumahnya sedang diperbaiki. Kata-kata ganti itu (-ku, -mu, dan -nya) dirangkaikan dengan tanda hubung apabila digabung dengan bentuk yang berupa singkatan atau kata yang diawali dengan huruf kapital. Misalnya: KTP-mu SIM-nya STNK-ku 3. Penulisan Partikel a. Partikel -lah, -kah, dan -tah ditulis serangkai dengan kata yang mendahuluinya. Misalnya: Bacalah buku itu baik-baik! Apakah yang tersirat dalam surat itu? Siapakah gerangan dia? Apatah gunanya bersedih hati? b. Partikel pun ditulis terpisah dari kata yang mendahuluinya. Misalnya: Apa pun permasalahannya, dia dapat mengatasinya dengan bijaksana. Hendak pulang tengah malam pun sudah ada kendaraan. Jangankan dua kali, satu kali pun engkau belum pernah datang ke rumahku. Jika Ayah membaca di teras, Adik pun membaca di tempat itu. Catatan: Partikel pun pada gabungan yang lazim dianggap padu ditulis serangkai dengan kata yang mendahuluinya. Misalnya: Adapun sebab-sebabnya belum diketahui. Bagaimanapun juga, tugas itu akan diselesaikannya. Baik laki-laki maupun perempuan ikut berdemonstrasi. Sekalipun belum selesai, hasil pekerjaannya dapat dijadikan pegangan. Walaupun sederhana, rumah itu tampak asri. c. Partikel per yang berarti ‘demi’, ‘tiap’, atau ‘mulai’ ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya. Misalnya: Mereka masuk ke dalam ruang satu per satu. Harga kain itu Rp50.000,00 per helai Pegawai negeri mendapat kenaikan gaji per 1 Januari. Sumber: Pedoman Umum EYD Permen RI Nomor 46 Tahun 2009. Dikutip oleh Luh Windiari
Lihat Foto KOMPAS.com – Bahasa Indonesia adalah bahasa yang teratur dan memiliki aturan yang jelas. Dalam bahasa Indonesia, suatu kalimat disusun dengan berbagai unsur, salah satunya adalah partikel. Arie Yuanita dalam jurnal Bentuk dan Distribusi Ungkapan Fatis Bahasa Indonesia Siswa Kelas VI Sekolah Dasar (2019) menyebutkan bahwa partikel merupakan sejenis kata tugas yang mempunyai bentuk khusus, yaitu sangat ringkas atau kecil dan memiliki fungsi-fungsi tertentu. Salah satu partikel yang sering digunakan dalam kalimat adalah partikel pun dan partikel per. Berikut adalah aturan penulisan partikel –per dan partikel-pun menurut Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (2016) yang disusun oleh Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Indonesia Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan: Penulisan partikel –pun terpisahDalam suatu kalimat, partikel pun ditulis terpisah dari kata yang mempersiapkannya. Berikut contohnya:
Baca juga: Penggunaan Kata Depan Di, Ke, dan Dari Penulisan partikel-pun digabungDilansir dari PUEBI Daring, partikel pun yang merupakan unsur kata penghubung atau konjungsi ditulis serangkai. Contohnya:
Penulisan partikel perPartikel per yang memiliki makna “demi”, “tiap”, atau “mulai” ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya, misalnya:
Baca juga: Pengertian Pemenggalan Kata dan Contohnya Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Baca berikutnya Kapan partikel pun ditulis terpisah dan kapan ditulis serangkai? 1. Kita lihat dulu beberapa contoh yang
salah. Penulisan partikel pun pada contoh-contoh di atas tidak benar. Penulisan pun yang benar harus terpisah dari kata yang mendahuluinya, karena pun mengandung arti juga yang merupakan adverbia. 2. Dengan demikian, penulisan partikel pun pada contoh-contoh di atas yang 3. Pemakaian pun yang salah terdapat pada contoh kalimat-kalimat di bawah ini. 1. Minat. Apakah Anda masih memiliki minat untuk belajar bahasa Indonesia, walaupun sulit? Dan minat tersebut masih segar atau sudah mulai layu dan pudar? 2. Motivasi. Motivasi apa yang mendorong Anda untuk belajar? Sekadar coba-coba atau ingin mencapai sesuatu melalui bahasa Indonesia? 3. Mawas diri (introspeksi). Berapa besar hasil yang telah diperoleh dari belajar selama ini? Sudah puaskah dengan apa yang tercapai atau ingin lebih maju lagi? Nah, coba renungkan sekali lagi dan perbarui tekad Anda. Semoga sukses!!!!!! |