Berbagai hewan yang memiliki kemampuan menghasilkan muatan listrik umumnya memiliki sistem khusus pada tubuhnya yang disebut sebagai

Teman-teman, jangan terkejut kalau kalian pergi ke kebun binatang lalu melihat seekor ikan yang dapat menghasilkan kejutan listrik! Ya, binatang air tawar satu ini disebut-sebut sebagai salah satu spesies terunik karena tubuhnya yang mampu menghasilkan listrik. Binatang ini dikenal dengan nama belut listrik, walaupun sebenarnya masuk dalam kategori ikan lele.

Belut listrik (Latin: Electrophorus electricus, Inggris: electric eel) memiliki kemampuan untuk dapat menghasilkan muatan listrik cukup besar yang mampu melumpuhkan mangsanya dan menghalangi predator yang ingin memasangnya. Tubuh licin mereka terdiri dari sel-sel khusus atau sel-sel listrik yang disebut electrocytes (electro = listrik, cyte = sel) yang menyimpan kekuatan seperti baterai kecil.

Ketika hewan ini terancam atau sedang memburu mangsanya, sel-sel liastrik pada tubuhnya akan melepaskan muatan listrik secara bersamaan dan terus menerus, yang bahkan dapat mengalirkan aliran listrik sebesar 600 volt dan dapat membuat seekor buaya yang ukuran tubuhnya lebih besar mati. Bagaimana lebih detailnya hingga belut ini dapat menghasilkan kejutan listrik untuk bertahan hidup? Yuk, kita simak cerita di bawah ini sampai kita temukan jawabannya!

Profil Belut Listrik

Belut listrik berhabitat di lingkungan sungai keruh atau kolam di sepanjang sungai Amazon, Amerika Selatan. Hewan ini menyukai mangsa seperti ikan, hewan amfibi seperti kodok, burung, bahkan mamalia kecil. Secara teratur, belut listrik ini harus naik ke permukaan untuk mengambil nafas. Sayangnya, mereka memilki penglihatan yang buruk, bahkan terkadang buta. Uniknya, walaupun kemampuan penglihatan mereka sangat terbatas, mereka dapat menggunakan pancaran aliran listrik 10 volt dari tubuhnya yang kemudian digunakan sebagai radar atau navigasi untuk menemukan mangsa.

Berbagai hewan yang memiliki kemampuan menghasilkan muatan listrik umumnya memiliki sistem khusus pada tubuhnya yang disebut sebagai
Diagram tubuh belut listrik. Sumber gambar: enchantedlearning.com

Belut listrik ini dapat tumbuh dengan ukuran yang cukup besar dan mencapai panjang 2,5 meter dengan berat sebesar 20 kg. Umumnya bentuk tubuh belut listrik adalah silinder dengan kepala rata berwarna hijau gelap atau keabu-abuan dan berwarna kekuningan di bagian bawah perutnya. Bagian inti organ pencernaan hewan ini berada di belakang kepala dan sisa bagian tubuhnya merupakan sel-sel listrik yang sensitif dan berbahaya.

Berbagai hewan yang memiliki kemampuan menghasilkan muatan listrik umumnya memiliki sistem khusus pada tubuhnya yang disebut sebagai
Perbandingan ukuran rata-rata belut listrik dengan manusia yang memiliki tinggi badan sekitar 180 cm.

Berikut ini rangkuman profil belut listrik:

  • Tipe: Ikan
  • Golongan: Karnivora
  • Umur: 15 tahun
  • Panjang: 6-8 kaki (1,8-2,5 m)
  • Berat: 20 kg

Bagaimana belut listrik dapat menghasilkan listrik?

Inilah yang menjadi pertanyaan kita semua, bahkan para ilmuwan di seluruh dunia pun hingga sekarang masih terus meneliti mekanisme kelistrikan pada tubuh belut listrik.

Kemampuan luar biasa belut listrik berasal dari susunan sel listrik atau electrocytes yang bertindak sebagai “baterai” dan dapat menghasilkan tegangan listrik sebesar 600 volt. Susunan electrocytes ini kemudian bergabung sedemikian rupa kemudian memberikan belut listrik kemampuan untuk memancarkan gelombang kejut energi listrik yang kuat.

Perlu diketahui bahwa air merupakan konduktor listrik yang buruk. Namun, kondisi perairan sungai Amazon tempat belut listrik berkembang biak memiliki kadar garam dan mineral lain yang cukup membuat perairan tersebut menjadi penghantar listrik yang baik.

Belut listrik memiliki 3 bagian organ perut yang menghasilkan listrik yaitu: organ utama, organ Hunter, dan organ Sach. Organ-organ ini menyusun empat perlima dari seluruh bagian tubuhnya, dan memberikan kemampuan belut listrik untuk menghasilkan tegangan listrik yang tinggi. Organ-organ tersebut terdiri dari electrocytes yang bergabung sehingga arus ion dapat mengalir melalui tubuh mereka. Arus listrik tersebut mengalir karena kepala dari belut listrik merupakan kutub positif sedangkan ekornya adalah kutub negatif sehingga membentuk medan listrik di sekeliling tubuh belut listrik tersebut.

Berbagai hewan yang memiliki kemampuan menghasilkan muatan listrik umumnya memiliki sistem khusus pada tubuhnya yang disebut sebagai
Pembentukan medan listrik di sekitar tubuh belut listrik. Sumber gambar: penelitian Milanezi dkk. (2014).

Secara umum, belut listrik menghasilkan tiga tingkatan kekuatan listriknya pada tiga situasi yang berbeda, yaitu: 1) tegangan rendah yang dihasilkan terus-menerus sebagai indra perasa lingkungan sekitar; 2) tiga kali tegangan tinggi yang dikeluarkan secara berkala ketika sedang berburu mangsa di lingkungan yang sulit; dan 3) tegangan tinggi dengan frekuensi tinggi ketika akan menangkap mangsa atau untuk melindungi diri dari predator.

Ketika belut listrik sedang mengincar mangsanya, otak belut mengirimkan sinyal melalui sistem saraf menuju sel electrocytes. Sinyal ini akan membuka saluran ion yang memungkinkan natrium mengalir dan menghasilkan arus listrik dengan cara yang menyerupai cara kerja baterai. Dalam belut listrik, sekitar 5.000 sampai 6.000 electroplaques tersusun dan mampu menghasilkan kejutan sampai dengan 600 volt dan 1 ampere arus (600 watt) untuk durasi dua milidetik. Kejutan listrik tersebut mampu melumpuhkan sistem saraf mangsa sehingga terjadi kelumpuhan otot pada mangsa dan mangsa tak dapat bergerak.

Berbagai hewan yang memiliki kemampuan menghasilkan muatan listrik umumnya memiliki sistem khusus pada tubuhnya yang disebut sebagai
Proses belut listrik menangkap mangsanya, seekor ikan yang sedang bergerak. Hanya dalam hitungan milidetik mangsa tersebut kaku sehingga dapat terhisap oleh si belut listrik. Saat mangsa mulai tidak dapat bergerak ditunjukkan dengan foto yang berfilter merah. Sumber gambar: penelitian Catania (2014).

Manfaat Belut Listrik bagi Manusia

Pusat-pusat riset di dunia telah mengembangkan berbagai studi dan penelitian yang berhubungan dengan belut listrik ini untuk dimanfaatkan bagi manusia. Dua di antaranya disebutkan di bawah ini. 

1. Sebagai sumber energi alternatif

Sebuah pusat riset berskala nasional di Amazon, Brazil, sedang mencoba untuk memanfaatkan energi listrik yang dihasilkan belut listrik di sungai Amazon. Bersumber dari pengetahuan bahwa belut listrik menghasilkan listrik bertegangan rendah secara terus menerus (saat tidak ada mangsa dan predator), Milanezi dan tim penelitiannya memiliki inovasi untuk menyimpan dan mengumpulkan energi tersebut sehingga dapat dipakai untuk perumahan-perumahan selama 24 jam.

Berbagai hewan yang memiliki kemampuan menghasilkan muatan listrik umumnya memiliki sistem khusus pada tubuhnya yang disebut sebagai
Skema sumber energi dari belut listrik yang kini tengah dikembangkan. Gambar dari penelitian oleh Milanezi dkk. (2014).

Ide mereka adalah dengan mengumpulkan beberapa belut listrik dalam kotak-kotak yang ditempatkan di sungai lalu menghubungkan kotak tersebut dengan rumah-rumah melalui kabel yang mentransformasikan energi tersebut.

2. Sebagai sumber enzim untuk riset di bidang kedokteran

Ekstraksi atau pembuatan saripati dari organ dan jaringan tubuh belut listrik telah diketahui mengandung enzim yang bernama anti-acetylcholinesterase. Acetylcholine merupakan senyawa penting untuk kerja sel-sel saraf di otak, dan acetylcholinesterase merupakan enzim yang mendegradasi senyawa tersebut. Oleh karena itu anti-acetylcholinesterase yang merupakan penghambat dari kerja acetylcholinesterase, dapat menjadi obat bagi beberapa penyakit yang disebabkan oleh gangguan acetylcholine seperti Alzheimer (penyakit pikun).

Ya teman-teman, itulah sekilas cerita tentang belut listrik dan keistimewaannya. Alam memang merupakan sumber pembelajaran yang tidak ada habisnya dan selalu penuh dengan kejutan. Maka dari itu, jangan bosan belajar dari alam, ya. Selamat bereksplorasi! J

Bahan bacaan:

Penulis:

  1. Novik Kurohman, Mahasiswa Master of Infrastructure Planning, Stuttgart, Jerman.
    Kontak: novikkurohmn(at)yahoo(dot)co(dot)id.
  2. Sarrah Ayuandari, Mahasiswi PhD, Medical University of Innsbruck, Austria.
    Kontak: ayuandarisarrah(at)gmail(dot)com.