Berapakah kitab buku yang telah dibaca pengarang kitab Al Gebra adalah?

Foto: Dokumentasi Pribadi

Judul bukunya adalah "Al-Kitab al-Mukhtasar fil Hisab al-Gabr wal Muqabala". Sering disingkat dengan nama "Kitab al-Muqabala". 

Penulisnya bernama Abu Ja'far Mohammed Ibn Musa dari Baghdad. Ditulis dalam bahasa Arab tanpa tanda baca. Orang Indonesia biasa menyebutnya Arab gundul.

Bila sekilas melihat pada judul buku dan nama penulisnya, mungkin kebanyakan orang akan berkesimpulan bila ini adalah buku tentang Agama. Khususnya ajaran agama Islam. Bisa merupakan buku yang membahas ajaran-ajaran moral yang berdasar Quran Hadits, atau buku yang mengulas fatwa para ulama terdahulu. Bila dikatakan buku ini mempunyai pengaruh sangat besar kepada kehidupan manusia, mungkin banyak orang akan berkesimpulan bila pengaruh buku ini hanyalah kepada orang Islam atau kepada orang Arab.

Kesimpulan diatas pastinya salah. Meski ditulis memakai huruf dan bahasa Arab, "Kitab al-Muqabala" bukan buku Agama. Tetapi buku tentang Matematika atau sains.

Bila dikatakan kalau buku ini sangat berpengaruh kepada kehidupan manusia, maka pengaruh buku ini bukan hanya kepada orang Islam apalagi orang Arab saja. Tetapi umat manusia secara keseluruhan. Pengaruhnya melintas ruang dan waktu. Menyebrang dari Baghdad tempat buku ini ditulis ke belahan dunia lain. Melewati batas waktu ketika buku ini ditulis sekitar tahun 820 Masehi, sampai sekarang. Eropa dan Dunia mungkin tidak terguncang oleh kitab ini seperti terguncang nya mereka oleh "Das Kapital" nya Karl Marx. Namun hidup manusia berguncang seperti sekarang karena mempelajari isi buku ini.

Diantara cara mengetahui pengaruh dan signifikansi buku ini, kita bisa melihatnya secara sekelumit pada dua sisi saja. Judul buku dan penulisnya.

Ketika Bahasa Latin menjadi bahasa Ilmu Pengetahuan, buku ini diterjemahkan dalam Latin menjadi "Liber algebrae et almucabala". Lalu ketika bahasa Ilmu Pengetahuan berubah ke Bahasa Inggris, buku ini disebut sebagai "A Compendious Book on Calculation by Completion and Balancing". atau buku yang merangkum penghitungan, penyelesaian dan keseimbangan. Di Jerman sendiri buku ini diterjemahkan dengan judul "Die Algebra, Kitab al-Gabr wal-Muqabala"

Manuskrip awal buku ini masih tersimpan dengan baik di Bodleian Library. Perpustakaan yang menjadi pusat riset di Oxford. Salah satu perpustakaan tertua di Eropa dan mempunyai koleksi buku sebanyak 11 Juta buku. Terbesar kedua setelah British Library. Di Bodleian Library, manuskrip lengkap ini berjudul "The Algebra of Mohammed ben Musa" yang diterjemahkan oleh seorang bernama Frederic Rosen pada tahun 1831,

Untuk melihat pentingnya buku ini sampai zaman sekarang, kita hanya perlu melihat kata "Al-Gabr" yang ada pada judul. Karena dari kata inilah lahir kata "Algebra" menurut lidah orang Barat, dan "Aljabar" menurut lidah orang Indonesia.  Algebra atau Aljabar adalah salah satu bagian penting Matematika yang mesti dikuasai. Di Indonesia, AlJabar tidak hanya menjadi bagian dari kurikulum mata pelajaran Matematika, tetapi menjadi soal untuk seleksi masuk Perguruan Tinggi. Bahkan bila kita mengikuti beberapa test potensi akademik, kita akan menemukan banyak soal yang bisa diselesaikan dengan memahami AlJabar.

Kita juga bisa melihat pentingnya buku ini dari sisi penulisnya.

Seperti yang sudah disinggung diatas, "Kitab al-Muqabala" ditulis sekitar tahun 820 M. Nama lengkap penulisnya adalah Abu Ja'far Mohammed Ibn Musa al-Khwarizm. Disebut dengan Al-Khawarizmi karena Abu Musa lahir di sebuah kota bernama Khawarizm. Sekarang daerah itu bernama Kishva yang terletak di Uzbekhistan. Al-Khawarizmi sendiri pindah ke Irak bergabung dalam lembaga bernama "Baitul Hikmah".

Ilustrasi Muhammad bin Musa Al Khawarizmi dan isi kitab Al Gerba. Foto: thatsmath.com

Salah satu ilmu pengetahuan yang berkembang pesat pada masa pemerintahan Dinasti Abbasiyah adalah ilmu matematika. Hal ini ditandai dengan penemuan kitab Al Gebra yang membahas teori matematika bidang aljabar. Pada masa itu, pengarang kitab Al Gebra adalah Muhammad bin Musa Al Khawarizmi.

Kitab Al Gebra merupakan kitab pertama yang membahas solusi sistematik dari linear dan notasi kuadrat. Sampai saat ini, penyelesaian masalah aljabar masih menggunakan cara Al Khawarizmi.

Al Khawarizmi menjadi orang pertama yang menulis kitab yang membahas aljabar, sehingga ia dikenal juga dengan sebutan Bapak Aljabar.

Artikel ini akan membahas lebih lanjut mengenai Muhammad bin Musa Al Khawarizmi dan perannya dalam penemuan di bidang matematika.

Sejarah Kehidupan Muhammad bin Musa Al Khawarizmi

Ilustrasi Muhammad bin Musa Al Khawarizmi. Foto: smkn1sekampung.sch.id

Menurut R. A. Gunadi dan M. Shoelhi dalam Dari Penakluk Jerusalem hingga Angka Nol, Muhammad bin Musa Al Khawarizmi merupakan intelektual muslim yang banyak menyumbangkan karyanya dalam bidang matematika, geografi, astronomi, musik, dan sejarah.

Muhammad bin Musa Al Khawarizmi biasa disapa dengan sebutan Al Khawarizmi. Panggilan ini sebenarnya untuk menunjukkan tempat sang ilmuwan dilahirkan.

Al Khawarizmi lahir pada tahun 780 M di Khawarizmi, sebuah kota kecil di Uzbekistan. Penduduk negara itu sebagian besar memeluk agama Islam. Mereka hidup makmur dan berlimpah rahmat. Namun, Al Khawarizmi meninggalkan tanah kelahirannya dan menetap di Baghdad, Irak.

Tidak banyak catatan sejarah yang menulis masa muda tokoh besar ini. Namun, kepandaian dan kecerdasan pikirannya mengantarkan Al Khawarizmi masuk ke dalam lingkungan Darul Hukama (rumah kebijaksanaan).

Darul Hukama merupakan sebuah lembaga riset dan pengembangan ilmu pengetahuan yang didirikan penguasa Dinasti Abbasiyah saat itu, yakni Khalifah Ma'mum Al Rasyid.

Di lembaga tersebut, Al Khawarizmi bersama rekan-rekannya yang tekun memperdalam berbagai disiplin ilmu pengetahuan, seperti astronomi, matematika, dan lainnya.

Dikutip dari Sejarah Kebudayaan Islam Madrasah Tsanawiyah Kelas VIII oleh Murodi, Al Khawarizmi diketahui meninggal dunia pada tahun 847 M.

Penemuan Kitab Al Gebra oleh Muḥammad bin Musa Al Khawarizmi

Ilustrasi isi kitab Al Gebra. Foto: Internet Archive

Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, Khalifah Ma'mum Al Rasyid meminta Al Khawarizmi untuk bekerja di perpustakaan istana. Sang khalifah memang terkenal menaruh minat besar pada bidang ilmu pengetahuan, terutama logika dan matematika.

Pada tahun 825 M, Al Khawarizmi mengarang sebuah kitab tentang ilmu hitung aljabar yang berjudul Mukhtasar fi Hisab Al-Jabr wa Al-Muqabalah atau dikenal dengan kitab Al Gebra.

Kata "aljabar" berasal dari kata al-Jabr, satu dari dua operasi dalam matematika untuk menyelesaikan notasi kuadrat, yang tercantum dalam kitab yang ditulis Al Khawarizmi tersebut.

Kitab Al Gebra diperuntukkan untuk kalangan awam yang berisi tentang penggunaan matematika dalam kehidupan sehari-hari. Dalam kitab tersebut, Al Khawarizmi berhasil menggabungkan teori aritmatika India dengan geometri Yunani.

Kitab yang mengulas tentang persamaan-persamaan dan penyelesaiannya itu diterjemahkan oleh bangsa Barat dengan judul Arab-nya tetap bertahan, yaitu Al Gebra.