Bentuk konflik berdasarkan hubungannya dengan tujuan organisasi yaitu

Mediakasasi.com-- Konflik sosial merupakan fenomena di masyarakat yang biasa muncul saat perbedaan antarindividu ataupun kelompok tidak dapat didamaikan. Meskipun penyebab utama konflik sosial adalah perbedaan di tengah masyarakat, banyak faktor yang bisa terkait dengannya.

Sebagai gejala sosial, konflik sebenarnya hal yang wajar terjadi dalam setiap masyarakat. Sebab, setiap individu atau kelompok punya keinginan meningkatkan kesejahteraan, kekuasaan, prestise, dukungan sosial, hingga mengakses berbagai sumber daya.

Saat individu atau kelompok punya keinginan yang sama dengan individu atau kelompok lainnya, sementara keinginan tersebut terkait dengan sumber daya yang langka, lahirlah kompetisi.

Adapun proses kompetisi yang berlebihan bisa berujung pada konflik. Sama halnya ketika individu atau kelompok punya keinginan berbeda dengan individu kelompok lain, perselisihan akan lahir.

Perselisihan tersebut bisa berujung pada konflik jika tak terdamaikan.

Sementara dalam ilmu sosiologi, konflik sosial dipahami sebagai bentuk salah satu dampak proses interaksi sosial.

Interaksi sosial dianggap bisa membawa efek asosiatif atau mempererat hubungan antarindividu di masyarakat, dan juga bisa memunculkan dampak disosiatif, merenggangkan hubungan.

Contoh bentuk asosiatif adalah kerja sama. Adapun contoh bentuk disosiatif yaitu konflik, demikian seperti dikutip dari Rumah Belajar Kemdikbud.

Ada banyak cara pandang terhadap konflik sosial di sosiologi. Maka itu, konflik sosial juga tidak selalu dinilai sebagai hal yang negatif.

Dalam kehidupan masyarakat, konflik juga dapat berupa proses instrumental yang mengarah pada pembentukan, penyatuan dan pemeliharaan struktur sosial serta dapat menetapkan dan menjaga garis batas antara dua atau lebih kelompok.

Bahkan dengan konflik, kelompok dapat memperkuat kembali identitas dan solidaritas di antara anggotanya.

Di sisi lain, ada banyak macam jenis konflik sosial di masyarakat. Macam-macam konflik sosial itu terbagi dalam berbagai kategori. Perinciannya bisa dicermati dalam pemaparan berikut ini.

1. Konflik sosial berdasarkan posisi pelaku Berdasarkan posisi pelaku, konflik sosial bisa dibedakan jadi 2 macam.

Keduanya: konflik vertikal dan konflik horizontal.

Konflik horizontal adalah konflik antarpihak yang derajat atau kedudukannya sama. Contoh konflik sosial ini adalah pertikaian dengan kekerasan antarsuku, atau tawuran antarwarga beda kampung.

Sementara konflik vertikal adalah konflik yang melibatkan pihak yang kedudukannya tidak sejajar. Contoh konflik vertikal adalah bentrok polisi dan masyarakat yang menolak digusur.

2. Konflik sosial berdasarkan sifat pelaku

Berdasarkan sifat pelaku, konflik sosial bisa dibedakan menjadi konflik terbuka dan tertutup.

Kedua jenis ini berbeda dari segi penampakan konfliknya. Untuk yang pertama, yakni konflik terbuka, adalah konflik sosial yang diketahui oleh semua orang. Jadi, konflik itu tidak hanya diketahui oleh pihak yang terlibat, tapi juga khalayak umum yang tak terkait dengannya.

Contoh konflik sosial terbuka ialah demonstrasi buruh, demonstrasi mahasiswa pada 1998, demo aktivis dan mahasiswa menolak Omnibus Law, dan sejenisnya.

Sementara konflik tertutup merupakan konflik yang diketahui oleh beberapa pihak saja, misalnya oleh pihak yang terkait saja.

Contohnya, pemberian gaji pada karyawan WNI dengan karyawan WNA di suatu perusahaan tidak sama, padahal peran keduanya dalam bekerja setara.

Namun, konflik sosial ini belum muncul ke permukaan sehingga tidak diketahui oleh siapapun di luar perusahaan.

3. Konflik sosial berdasarkan waktu

Berdasarkan kategori waktu, konflik sosial dibedakan menjadi konflik sesaat (spontan) dan konflik berkelanjutan.

Konflik sesaat dapat terjadi dalam waktu singkat atau sesaat saja karena adanya kesalahpahaman antara pihak yang berkonflik.

Contohnya: bentrok antarwarga karena masalah salah paham. Sedangkan konflik berkelanjutan terjadi dalam waktu yang lama dan sulit untuk diselesaikan. Hal ini bisa dilihat contohnya pada konflik antarsuku yang berkepanjangan.

4. Konflik sosial berdasarkan tujuan organisasi

Jika dilihat berdarkan tujuan organisasi, macam-macam konflik sosial bisa dipilah menjadi konflik fungsional dan disfungsional.

Konflik fungsional merupakan konflik yang mendukung tercapainya tujuan organisasi dan bersifat konstruktif.

Contohnya, persaingan antara organisasi pramuka dan OSIS di sebuah sekolah yang lantas mendorong masing-masing kelompok berlomba dalam meraih prestasi.

Adapun konflik disfungsional adalah konflik yang menghambat tercapainya tujuan suatu organisasi dan bersifat destruktif (merusak).

Contohnya adalah konflik perebutan posisi ketua satu organisasi yang berujung pada perpecahan pengurus, bahkan mungkin sampai memicu bentrok kekerasan.

5. Konflik sosial berdasarkan pengendaliannya

Apabila ditelisik berdasarkan pengendaliannya, konflik sosial dapat dikategorikan jenisnya menjadi 4, yakni konflik terkendali, konflik tidak terkendali, konflik sistematis, dan konflik nonsistematis.

Pertama, konflik terkendali terjadi saat pihak-pihak yang terlibat dapat mengendalikannya dengan baik, sehingga perselisihan tidak menyebar dan membesar dengan cepat.

Contohnya, konflik antara karyawan dengan perusahaan mengenai nilai gaji. Kemudian konflik itu ditengahi oleh Dinas Tenaga Kerja melalui proses mediasi, dan akhirnya terjadi kesepakatan.

Kedua, konflik tidak terkendali merupakan konflik sosial yang menimbulkan akibat yang tak dapat dikendalikan oleh pihak-pihak yang terkait, sehingga berujung pada aksi kekerasan.

Contoh jenis ini adalah bentrok dengan kekerasan antara polisi dan massa demonstrasi.

Ketiga, konflik nonsistematis dapat terjadi walaupun tanpa perencanaan dan keinginan menang yang kuat.

Pihak yang terlibat konflik tidak menganalisis bagaimana konflik bisa dikendalikan atau memperoleh hasil yang memuaskan.

Contoh konflik nonsistematis adalah perkelahian antarkelompok pelajar yang tiba-tiba saja terjadi, hanya karena kasus senggolan motor di jalan.

Keempat, konflik sistematis terjadi karena ada perencanaan yang disusun sebelumnya. Tidak cuma agar tujuan tercapai, tapi juga dengan strategi tertentu supaya salah satu pihak pemenang dapat menguasai pihak lain.

Untuk memenangkan konflik, pihak yang berkonflik merencanakan cara untuk dapat menundukkan dan menguasai lawan.

Contoh konflik sistematis ini bisa terlihat pada pertikaian antarpartai politik, atau antarkelompok organisasi kemasyarakatan (ormas).

Bentuk konflik berdasarkan hubungannya dengan tujuan organisasi yaitu

RG Squad pernah dengar istilah konflik? Hal ini sering dikaitkan dengan benturan yang sifatnya negatif oleh masyarakat. Padahal konflik adalah gejala sosial yang wajar terjadi dalam kehidupan bermasyarakat. Kenapa begitu? Karena sebenarnya konflik berperan sebagai dampak dari perkembangan di masyarakat itu sendiri. Terdapat beberapa bentuk konflik dilihat dari sudut pandang yang berbeda-beda. Nah, kali ini RG Squad akan mengenal lebih jauh mengenai bentuk konflik sosial berdasarkan pandangan dari para ahli sosiologi. Simak ya!

Soerjono Soekanto menyebutkan ada lima bentuk konflik yang terjadi dalam masyarakat. Kelima bentuk itu adalah konflik pribadi, konflik politik, konflik sosial, konflik antarkelas sosial, dan konflik yang bersifat internasional.

  1. Konflik pribadi, yaitu konflik yang terjadi di antara individu yang disebabkan karena masalah pribadi. Masalah tersebut terjadi karena adanya perbedaan cara pandang antarindividu terkait persoalan yang sama. Misalnya dua individu yang sedang adu argumentasi tentang masalah pembagian warisan dalam keluarga.
  2. Konflik politik, yaitu konflik yang terjadi akibat adanya kepentingan atau tujuan politis yang berbeda antara seseorang atau kelompok. Hal ini bisa dilihat dari perbedaan pandangan antarpartai politik karena perbedaan ideologi, asas perjuangan, dan kepentingan politik masing-masing. Contoh yang mudah dilihat adalah konflik antara pendukung partai yang berbeda menjelang pemilu atau pilkada.
  3. Konflik rasial, yaitu konflik yang terjadi di antara kelompok ras yang berbeda karena adanya kepentingan dan kebudayaan yang saling berbenturan. RG Squad bisa mengetahui lebih jauh mengenai hal ini dalam konflik antara orang-orang kulit hitam dengan kulit putih akibat diskriminasi ras di Amerika Serikat dan Afrika Selatan.
  4. Konflik antarkelas sosial, yaitu konflik yang muncul karena adanya perbedaan kepentingan di antara kelas-kelas yang ada di masyarakat. Misalnya konflik antara karyawan dengan perusahaannya untuk menuntut kenaikan upah.
  5. Konflik yang bersifat internasional, yaitu konflik yang melibatkan beberapa kelompok negara karena perbedaan kepentingan masing-masing negara. Konflik semacam ini sangat terlihat antara Korea Utara dengan Korea Selatan, ISIS dan negara-negara yang diterornya, dan sebagainya.

Bentuk konflik berdasarkan hubungannya dengan tujuan organisasi yaitu
Pihak yang paling rentan dirugikan akibat konflik ISIS (sumber: dailymail.co.uk)

Sementara itu, Ralf Dahrendorf mengatakan bahwa konflik dapat digolongkan dalam empat macam, yaitu:

  • Konflik antara atau yang terjadi dalam peranan sosial, atau biasa disebut dengan konflik peran. Konflik peran adalah suatu keadaan di mana individu menghadapi berbagai ekspektasi yang berlawanan dari bermacam-macam peranan yang dimilikinya di masyarakat.
  • Konflik antara kelompok-kelompok sosial.
  • Konflik antara kelompok-kelompok yang terorganisir dan tidak terorganisir.
  • Konflik antara satuan nasional, seperti antarpartai politik, antarnegara, atau organisasi internasional.

Baca Juga: Faktor Penyebab Perilaku Menyimpang di Masyarakat

Bentuk konflik berdasarkan hubungannya dengan tujuan organisasi yaitu

Bagaimana RG Squad? Kalian sekarang pastinya sudah paham nih tentang macam-macam konflik sosial yang ada di masyarakat. Kalau kalian sudah paham berarti harusnya kalian bisa dong ya membantu pemerintah untuk mengurangi konflik sosial yang ada saat ini. Paling enggak dimulai dari lingkup yang paling kecil aja deh seperti menerima pendapat orang lain dan mencoba berargumen tanpa menyakiti orang lain.

Punya soal-soal Sosiologi yang sulit? Foto soalmu dan kirimkan via chat atau tanya lewat audio call  di ruanglesonline. Ada banyak tutor yang bisa membantu menjawab soal-soalmu.

Bentuk konflik berdasarkan hubungannya dengan tujuan organisasi yaitu

Referensi:

Wrahatnala, Bondet.  2009. Sosiologi 2: Untuk SMA/MA Kelas XI. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional

Soekanto, S. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: Rajawali Pers.

Sumber Foto:

Foto 'Pihak yang paling rentan dirugikan akibat konflik ISIS' [daring] Tautan: https://www.dailymail.co.uk/news/article-2723712/Persecuted-Iraqis-chased-ISIS-finally-reach-Syrian-refuge-camp-perilous-trek-border.html

Artikel terakhir diperbarui pada 30 November 2020.