Kalau kamu mengira botol plastik bekas minuman hanya dijadikan barang rongsokan itu salah! Karena di tangan Jaja Santoso, botol-botol plastik ini dikumpulkan kemudian buat menjadi boneka lucu khas Jakarta yakni Ondel-ondel. Biasanya miniatur ondel-ondel selalu dipajang secara berpasangan antara ondel-ondel perempuan dan ondel-ondel laki-laki, berikut ini beberapa contoh desain kerajinan ondel-ondel yang dibuat dari botol teh pucuk atau botol plastik bekas : Saya ingin memposting langkah-langkah pembuatan karya daur ulang dari sampah plastik yang dibuat untuk maskot Ibukota Jakarta yaitu Ondel-Ondel, tepatnya adalah membuat Miniatur Ondel-Ondel. Semoga kegiatan ini dapat mengurangi limbah yang ada di sekitar kita, dan menjadi lebih bermanfaat serta membuat lingkungan menjadi bersih.
Perajin, membuat alis mata miniatur ondel-ondel dari botol plastik Ondel-ondel dikenal sebagai salah satu kesenian khas Betawi. Bahkan sekarang ini kita bisa melihatnya berkeliling dari satu tempat ke tempat lain. Penolak Bala Sebelum dikenal sebagai kesenian khas Betawi, Ondel-ondel adalah wujud penolak bala atau kesialan yang dikenal dengan nama ‘Barongan’. Bentuknya yang tinggi-besar rupanya dianggap ampuh sebagai penolak bala. Oleh karena itu, membuat ondel-ondel tidak bisa sembarangan. Ondel-ondel identik dengan sesajen berisi bubur merah-putih, rujak-rujakan tujuh rupa, bunga tujuh macam, serta asap kemenyan. Hal ini tetap dilakukan ketika ondel-ondel sudah selesia sibuat. Pemain ondel-ondel juga senantiasa melakukan ritual pembakaran kemenyan. ‘Ngukup’ begitulah masyarakat Betawi menyebut ritual tersebut. Berpasangan Nama ondel-ondel yang sering kita dengar, ternyata berasal dari kata ‘gondel-gondel’ yang memiliki arti menggantung atau bergandul. Kata tersebut didasari oleh gerakan ondel-ondel yang terlihat berayun ketika berjalan. Ondel-ondel ada yang laki-laki dan ada yang wanita. Biasanya, wajah ondel-ondel laki-laki akan dicat dengan warna merah. Tidak hanya itu, matanya pun dibuat melotot, ditambah dengan kumis dan senyuman yang menyeringai, serta mengenakan baju berwarna gelap. Hal ini merupakan simbol semangat atau ada juga yang menyebut simbol kekuatan jahat. Ondel-ondel perempuan akan dicat dengan warna putih. Mulutnya pun tersenyum manis dengan riasan gincu, serta menggunakan warna cerah polos atau dengan motif kembang-kembang. Hal ini merupakan simbol kekuatan yang baik Bentuk Ondel-ondel Ondel-ondel dibuat dengan tinggi 2.5 meter dengan diameter 80 cm. berukuran besar dengan tujuan agar manusia mudah untuk masuk ke dalam badan ondel-ondel dan dapat leluasa menggerakkannya. Para pembuat ondel-ondel sengaja membuat rangkanya dengan anyaman bambu agar mudah dipikul dan digerakkan. Saat dipentaskan, ondel-ondel pun harus tampil berpasangan. Ini ada alasannya tersendiri. Masyarakat Betawi mempercayainya sebagai bentuk keseimbangan antara kekuatan baik dan buruk. Banyak masyarakat yang mengetahui ondel-ondel hanya sebagai boneka besar yang dirangkai dari bambu dan kain. Di balik itu semua, ternyata boneka khas budaya Betawi ini memiliki serangkaian fakta dan filosofis yang menarik. Berdasarkan wawancara dengan pengamat dan pemerhati budaya Betawi, Ahmad Suaip, menghimpun tiga fakta menarik tentang ondel-ondel. Apa saja sih? Yuk baca selengkapnya di sini. 1. Mata ondel-ondel yang sesungguhnya terletak di hati Menurut Suaip, sedikit orang yang mengetahui letak mata ondel-ondel sesungguhnya. Bahkan, mereka yang bekerja sebagai ‘pengamen’ ondel-ondel sekali pun. “Ente tahu gak dimana mata ondel-ondel?” kata Suaip kepada IDN Times. “Nih ane kasih tahu, mata yang sebenarnya tuh bukan di sini (menunjuk kedua matanya). Mata ondel-ondel itu ada di sini (menunjuk dadanya), itu kan tempat orang yang di dalam ondel-ondel ngeliat keluar,” kata pria yang akrab disapa Davi Kemayoran. “Maksudnya apa? Kite itu harus melihat orang dari hatinye, bukan sekadar dari wajahnya, begitu,” Davi melanjutkan, seraya tertawa. 2. Rambut ondel-ondel terbuat dari serabut kelapa Selain mata, ada filosofi yang terkandung pada rambut ondel-ondel. “Ente tahu gak rambut ondel-ondel terbuat dari apa?” tanya pria 43 tahun itu. Davi pun menjelaskan rambut ondel-ondel terbuat dari serabut kelapa. Menurut dia, kelapa merupakan tumbuhan yang seluruh bagiannya memiliki manfaat.“Kite itu jadi orang harus bermanfaat bagi sesama,” tutur Davi pada awal Maret itu. 3. Pemain ondel-ondel harus menyambangi makam keramat sebelum tampil Seiring perkembangan zaman, rupanya ada tradisi ondel-ondel yang mulai ditinggalkan, yaitu tradisi menyambangi makam kramat bagi pemain ondel-ondel sebelum tampil. Dulunya, tutur Davi, sebelum ‘pengamen’ ondel-ondel tampil di suatu acara, mereka terlebih dahulu membawa makanan dan disajikan kepada makam yang dianggap keramat oleh leluhur. Setelah itu, mereka memiliki kekuatan untuk menandak hingga berjam-jam. “Setelah ritual, wah itu udeh bukan orang lagi. Kalau di Kemayoran ada satu tuh di daerah Sumur Batu, namanya makam Kumpi. Mereka bise nandak berjam-jam, dulu itu kan kepala ondel-ondel terbuat dari kayu, jadinye berat. Sekarang udeh gak ada orang yang bisa berjam-jam, di dalemnya itu kan panas, malahan ade yang pingsan pas nandak,” ujar dia. “Sekarang mungkin orang udah gak percaya lagi, banyak yang udah anggap itu animisme ye,” tutup Davi. Ondel-Ondel merupakan salah satu kesenian khas Betawi. Namun, sebelum dikenal sebagai kesenian khas Betawi, Ondel-Ondel adalah penolak bala atau kesialan. Boneka besar itu dulu dikenal dengan nama ‘Barongan’. Oleh karena itu, membuat Ondel-Ondel tidak bisa sembarangan. Dibutuhkan sesajen berisi bubur merah-putih, rujak-rujakan tujuh rupa, bunga tujuh macam, serta asap kemenyan. Pun ketika sudah selesai dibuat, Ondel-Ondel juga diberikan sesajen dan dibasuh dengan asap kemenyan yang disertai dengan mantera-mantera. Tak hanya itu, pemain ondel-ondel juga senantiasa melakukan ritual pembakaran kemenyan. ‘Ngukup’ begitulah masyarakat Betawi menyebut ritual tersebut. Diolah dari berbagai sumber, bentuk Ondel-Ondel yang terkesan menyeramkan, rupanya memiliki sejumlah makna. Misalnya saja nama Ondel-Ondel yang sering kita dengar, ternyata berasal dari kata ‘gondel-gondel’ yang memiliki arti menggantung atau bergandul. Kata tersebut didasari oleh gerakan Ondel-Ondel yang acapkali berayun ketika berjalan. Bentuknya yang tinggi-besar rupanya dianggap ampuh sebagai penolak bala. Selain itu, dari segi kesenian, tinggi 2.5 meter dengan diameter 80 cm ini juga dibuat agar manusia mudah untuk masuk ke dalam badan ondel-ondel dan dapat leluasa menggerakkannya. Bahan yang digunakan untuk baju Ondel-Ondel pun terbilang banyak. Bahan sepanjang sepuluh meter diolah untuk membuat baju adat Betawi raksasa dengan model kurung, lengkap dengan selendangnya. Lalu bagaimana cara memanggul Ondel-Ondel? Para pembuat ondel-ondel sengaja membuat rangkanya dengan anyaman bambu. Tujuannya tentu agar mudah dipikul dan digerakkan oleh manusia yang menggoyangkannya. Layaknya manusia, Ondel-Ondel juga memiliki jenis kelamin. Tidak sulit untuk membedakan Ondel-Ondel laki-laki dan perempuan. Biasanya, wajah Ondel-Ondel laki-laki akan dicat dengan warna merah. Tidak hanya itu, matanya pun dibuat melotot, ditambah dengan kumis dan senyuman yang menyeringai. Wajah tersebut dibuat dengan maksud menimbulkan kesan semangat dan keberanian. Ada pula yang menganggapnya sebagai simbol kekuatan jahat dan sangar. Sedangkan wajah Ondel-Ondel perempuan akan dicat dengan warna putih. Ondel-Ondel perempuan juga memiliki mata yang besar, namun tidak melotot. Mulutnya pun tersenyum manis dengan riasan gincu. Itu dianggap sebagai simbol kekuatan baik dan kesucian. Selain dari wajah, Ondel-Ondel juga bisa dibedakan dari pakaiannya. Ondel-Ondel laki-laki biasanya akan menggunakan baju adat berwarna gelap, sedangkan Ondel-Ondel perempuan menggunakan warna cerah polos atau dengan motif kembang-kembang. Saat dipentaskan, Ondel-Ondel pun harus tampil berpasangan. Ini ada alasannya tersendiri. Masyarakat Betawi mempercayainya sebagai bentuk keseimbangan antara kekuatan baik dan buruk. Kini, pentas Ondel-Ondel tidak hanya bisa disaksikan di acara-acara perayaan HUT kota Jakarta. Namun, para seniman Ondel-Ondel juga sering menampilkannya di jalan-jalan ibu kota. Ondel ondel merupakan salah satu kesenian khas betawi. Bentuknya yang menyerupai boneka pria dan wanita dengan pakaian khas betawi tersebut terkadang nampak lucu dan menggemaskan. Lalu bagaimana jika ondel ondel terbuat dari botol bekas dan sisa kain perca? Kreativitas inilah yang coba dibuktikan warga sekitar kolong fly over Ciputat, Tangerang Selatan (Tangsel). “Kita bersama rekan-rekan yang peduli terhadap lingkungan memanfaatkan botol plastik softdrink dan kain sisa (perca) untuk bisa membuat miniatur ondel-ondel itu,” ungkap instruktur dalam membuat ondel-ondel yang juga pegiat kreativitas di kolong flyover, Dudi bagol. Ia bersama tim mengaku hanya ingin menularkan beberapa kreativitas dengan tujuan agar warga sekitar bisa mendapatkan nilai ekonomis dari produk yang telah di jual. Botol softdrink tadi dipotong pada bagian atas. Lalu potongan itu diposisikan terbalik dan di tempelkan di pada bagian bawah botol bekas. Lalu lukis wajahnya menggunakan perlengkapan menggambar. “Setelah selesai melukis wajah ondel-ondel, kemudian ambil kain perca untuk membuat pakaian ondel-ondel dengan warna sesuai keinginan,” urainya. Menurut Dudi, miniatur ondel-ondel yang telah selesai, akan ditawarkan secara komersil sebagai cinderamata dengan harga yang terjangkau. “Aneka ragam kegiatan kreatif di kolong flyover merupakan bukti kepedulian dan pengabdian kita terhadap kampung halaman dan kota Tangsel,” tandasnya. |