Bahan yang dibuat untuk patung pada gambar a adalah

Patung adalah merupakan karya seni rupa yang memiliki bentuk, garis, tekstur, volume, warna, bidang, dan gelap terang. Sebagai karya seni rupa yang memiliki bentuk, patung menjadi salah satu karya yang memperhatikan aspek-aspek nilai yang terkandung di dalamnya. (Andrianus dkk, 2016). Penciptaan patung melibatkan ekspresi, ide, dan gagasan ke dalam seni rupa tiga dimensi. Berikut adalah bahan-bahan yang digunakan dalam pembuatan patung. Terdapat beberapa bahan tidak disertai ilustrasi/gambar.



Patung kayu adalah patung yang dibuat dengan menggunakan bahan baku kayu. Kayu yang umum digunakan untuk pembuatan patung adalah kayu cendana, kayu eboni, kayu mahoni, dll. Teknik pembuatan umumnya dengan menggunakan teknik ukiran (Sulistyawati dkk, 2010). Kayu yang cocok digunakan sebagai bahan baku patung adalah kayu yang memiliki corak menarik, bertekstur sangat halus, awet, stabil, serta memiliki kekuatan dan kekerasan sedang (Wahyudi, 2013).

Patung semen adalah patung yang dibuat dengan menggunakan semen dan dibantu dengan kawat sebagai kerangka bentuknya. Semen digunakan karena mudah didapatkan dan ekonomis. Dalam pembuatannya menggunakan teknik lepa dengan teknik kasar atau halus (Prasujarwanto, 2013). Terdapat pula inovasi teknik pembuatan patung oleh Suniti et al. (2019) yakni dengan mencampur sisa-sisa material ukiran patung padas dengan semen kemudian dicor ke dalam cetakan patung.

Patung batu adalah patung yang dibuat dengan cara diukir atau dipahat. Sifat keras dari batu membuatnya tidak memungkinkan untuk dicetak. Batu yang umumnya digunakan adalah padas/paras karena mudah dipahat. Patung batu umumnya lebih menonjolkan seni dan estetik sehingga menjadi salah satu bentuk dari seni rupa murni. Fungsi dari patung batu adalah sebagai hiasan atau pajangan.

Patung granit adalah patung yang dibuat dari granit atau marmer. Granit adalah salah satu batuan beku dengan warna cerah, butiran kasar, dan tersusun sebagian besar atas kuarsa dan feldspar. Meskipun Granit merupakan batu dan cara pembuatannya juga diukir, tetapi dalam artikel ini dipisahkan dari patung batu karena patung granit memiliki ciri khas tersendiri. Patung dari bahan granit telah ada sejak zaman Mesir Kuno.

Patung tembaga adalah patung dengan bahan dasar tembaga. Cara membuat patung tembaga adalah dengan diukir dan diketok. Namun, tidak seperti mengukir patung batu yang bertujuan untuk mengurangi permukaan batu hingga mencapai bentuk yang diinginkan, mengukir patung tembaga dilakukan dengan diketok hingga menghasilkan bentuk yang diinginkan.

Patung besi adalah patung yang dibuat dengan cara dicetak/cor. Patung besi dipilih karena lebih kuat dibandingkan patung batu dan lebih murah dibandingkan material lain. Kelemahan dari patung besi adalah sangat mudah berkarat.

Patung lilin adalah patung yang dibuat dari lilin. Lilin dicairkan hingga 74 derajat oC dan kemudian dimasukkan ke dalam cetakan (Hariyanto dkk., 2014). Patung lilin telah dikenal sejak zaman Mesir dan Yunani kuno dan dibuat untuk upacara keagamaan. Patung lilin saat ini dipopulerkan oleh Museum Madame Tussauds untuk mengabadikan tokoh berpengaruh di dunia.

Patung emas adalah patung yang dibuat dengan menggunakan logam mulia. Logam mulia bisa dijadikan dasar maupun pelapis pada patung emas. Patung emas umumnya berharga mahal karena material yang digunakan.

Patung kaca adalah patung yang dibuat dari material kaca. Teknik pembuatannya pada umumnya adalah dengan teknik cetakan. Meskipun demikian, patung kaca dapat pula dibuat dengan cara diukir, namun dengan tingkat kehati-hatian dan kesulitan yang tinggi.

Suyanto (2010) melakukan eksperimen pembuatan seni patung dengan menggunakan batu kuarsa. Batu kuarsa adalah batu kristal mineral yang terbentuk dari silikon dioksida. Teknik yang digunakan yakni teknik konstruksi. Untuk teknik lain yang potensial seperti penggunaan perekat, pewarnaan, dan menggabungkannya dengan material lain masih perlu dilakukan penelitian lebih lanjut.

Bahan baku patung keramik umumnya adalah tanah lempung, pasir, air, kuarsa, dan kaolin. Keramik dipilih karena memiliki struktur keras, kuat, dan stabil pada suhu tinggi. Meskipun demikian, keramik mudah patah dan pecah (Ilcham dkk., 2013).

Tanah liat umumnya dijadikan dasar dalam pembuatan patung. Baik itu dengan dilapisi atau dicampur material lain. Tanah liat juga dijadikan sarana pembelajaran bagi siswa untuk membuat patung. Mengingat sifat tanah liat yang mudah dibentuk. Penelitian yang dilakukan oleh Rahayu dan Khaironi (2018) menunjukkan bahwa penggunaan media tanah liat dapat mengembangkan kreativitas anak usia 5-6 tahun.

Patung kertas umumnya dibuat untuk fungsi jangka pendek. Mengingat daya tahan patung kertas yang tergolong rendah dibandingkan material lain. Salah satu contoh penggunaannya adalah ogoh-ogoh yang dibuat oleh masyarakat Hindu Bali. Ogoh-ogoh adalah patung tiga dimensi yang umumnya terbuat dari bambu yang dilapisi dengan kertas. Ogoh-ogoh dibuat dan dipentaskan menjelang hari raya Nyepi sebagai simbol pengusir roh jahat (Misriyanti dkk., 2016). Nazara (2018) juga melakukan eksplorasi material kertas dalam pembuatan patung dengan cara menyusun kertas hingga tercipta tekstur tertentu yang mempengaruhi dimensi objek.

Baca juga:

Daftar Pustaka:

  • Andrianus; Iswidayanti, Sri; Triyanto. 2016. Patung Pantak Dayak Kanayatn Kajian Bentuk dan Fungsi dalam Perubahan Sosial Budaya. Catharsis: Journal of Arts Education, Vol. 5, No. 2.

  • Hariyanto, Eric, Martino Dwi Nugroho, dan Poppy F. Nilasari. 2014. Perancangan Interior Galeri Patung Lilin Tokoh Srimulat di Surabaya dengan Konsep “A Comedian Journey As Friend”. Jurnal Intra, Vol. 2, No. 2: 543-548.

  • Ilcham, Adi dkk. 2013. Pengruh Oil Sludge Pertamina Surabaya Terhadap Kuat Tekan Keramik Tradisional. Eksergi, Vol. 11, No. 1: 11-15.

  • Misriyanti, Ayu, Sumadi Dilla, dan Saidin. Simbol Gambar Ogoh-Ogoh pada Warga Transmigrasi Suku Bali di Desa Sumber Jaya Kecamatan Lalembu Kabupaten Konawe Selatan. Journal Ilmu Komunikasi UHO, Vol. 1, No. 3.

  • Nazara, Perisman. 2018. Eksplorasi Kertas dalam Seni Patung. Tugas akhir. Fakultas Seni Rupa Institut Seni Indonesia Yogyakarta.

  • Prasujarwanto, Eko. 2013. Gajah Sumatera Sebagai Objek Berkarya Seni Patung. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.

  • Rahayu, Dwi Istati, dan Mulianah Khaironi. 2018. Kreativitas Anak dan Clay Tanah Liat. JPIn (Jurnal Pendidik Indonesia), Vol. 1, No. 1: 1-8.

  • Sulistyawati, Eka; Multifiah, Titiek; Thoyib, Armanu. 2010. Analisis Perilaku Keputusan Konsumen dalam Pembelian Produk Patung Kayu pada Toko Kerajinan (Art Shop) Kecamatan Sukawati, Gianyar, Bali. Wacana, Vol. 13, No. 1.

  • Suniti, N.W.; Windia, W.P; Radiawan, I.M; Purnawan, N.L.R. 2019. Perbaikan Proses Produksi Patung Padas dengan Menggunakan Material Sisa-Sisa Pembuatan Patung Padas Melalui Cor Komposit. Buletin Udayana Mengabdi, Vol. 18, No. 1.

  • Suyanto, Muhammad. 2010. Eksplorasi Potensi Batu Kuarsa ke Dalam Seni Patung, Skripsi, Fakultas Seni Rupa Institut Seni Indonesia Yogyakarta: Yogyakarta.

  • Wahyudi, Imam. (2013, Juni). Hubungan Struktur Anatomi Kayu dengan Sifat Kayu, Kegunaan, dan Pengolahannya. Makalah disampaikan pada Diskusi LitBang Anatomi Kayu Indonesia, Bogor.

Page 2

Video yang berhubungan

tirto.id - Patung merupakan karya seni rupa tiga dimensi yang diciptakan dengan metode substraktif yakni dengan cara mengurangi volume dan metode aditif yakni dengan cara menambahkan volume. Metode substraktif dilakukan pada batu dan kayu, sedangkan metode aditif dilakukan pada tanah liat, plastisin, lilin.

Dikutip dari modul PJJ Seni Rupa (2020), di Indonesia, patung-patung yang dipengaruhi agama Hindu banyak ditemui di situs Candi Prambanan dan berbagai tempat di pulau Bali. Sedangkan pengaruh agama Buddha ditemui di situs Candi Borobudur.

Patung memiliki fungsi yang beragam, dari fungsi religius dan spiritual untuk kegiatan keagamaan dan kebudayaan tertentu, untuk memperingati atau mengenang peristiwa dan kejadian yang bersejarah atau jasa seorang pahlawan di masa lampau.

Kemudian, fungsi lainnya yaitu untuk menunjang dalam konstruksi bangunan dan bernilai estetika atau keindahan.

Teknik Pembuatan Patung

Bahan yang dibuat untuk patung pada gambar a adalah

Teknik adalah proses pembuatan yang diterapkan dalam menciptakan suatu karya seni. Dalam seni membuat karya patung, terdapat beberapa teknik yang dapat dilakukan.

Dikutip dari modul Seni Budaya Kelas IX (2017), berikut 5 teknik pembuatan patung:

  1. Teknik pahat, yaitu teknik yang dilakukan dengan mengurangi bahan menggunakan alat pahat. Misalnya, membuat patung dan relief dari bahan dasar kayu ataupun batu. Alat yang digunakan pada teknik pahat diantaranya adalah pahat dan palu.
  2. Teknik butsir, yaitu teknik membentuk bahan lunak dengan mengurangi dan menambah bahan dengan menggunakan alat butsir. Sebagai contoh misalnya membuat keramik dengan bahan dasar tanah liat. Teknik ini menggunakan alat yang disebut sebagai sudip.
  3. Teknik las, yaitu teknik membuat karya patung dengan cara menggabungkan untuk mendapatkan bentuk yang diinginkan. Teknik ini digunakan untuk menggabungkan bahan logam dan merakitnya menjadi bentuk tertentu.
  4. Teknik cor, yakni teknik yang dilakukan dengan cara membuat cetakannya terlebih dahulu, lalu bahan adonan cor dituangkan ke dalam cetakan. Teknik ini akan menghasilkan bentuk yang sesuai dengan bentuk cetakan.
  5. Teknik cetak, yakni teknik yang mirip seperti teknik cor. Teknik ini dilakukan dengan cara membuat cetakan terlebih dahulu, namun bahan tidak harus dicor atau dituangkan. Dalam teknik cetak bahan lunak atau sedang dapat langsung dijepit menggunakan cetakan Bivalve yang memiliki dua sisi simetris seperti kerang.

Bahan Pembuatan Patung

Dalam proses pembuatan patung, penggunaan bahan dibedakan menjadi 3, yakni bahan lunak, bahan sedang, bahan keras. Sementara itu, terdapat pula bahan cor atau cetak serta bahan limbah yang dapat dimanfaatkan seperti kertas.

Berikut penjabaran dari bahan untuk pembuatan patung:

  1. Bahan lunak, yaitu material yang empuk dan mudah dibentuk. Contoh dari bahan lunak misalnya: tanah liat, lilin, sabun, plastisin, serta bahan-bahan yang mudah dibentuk lainnya.
  2. Bahan sedang yakni bahan di antara pertengahan bahan lunak dan bahan keras atau dengan kata lain bahan ini tidak lunak namun juga tidak keras. Contoh dari bahan ini misalnya: kayu waru, kayu sengon, kayu randu, dan kayu mahoni.
  3. Bahan keras, yakni bahan yang dapat berupa kayu atau batu-batuan. Sebagai contoh misalnya, kayu jati, kayu sonokeling, dan kayu ulin. Bahan keras lainnya, antara lain: batu padas, batu granit, batu andesit, dan batu pualam (marmer).
  4. Bahan cor/cetak , yaitu bahan yang digunakan dalam proses mengecor, misalnya semen, pasir, gips, logam, timah, perak, emas, dan juga beberapa bahan kimia seperti fiber atau resin.
  5. Bahan limbah, yaitu bahan yang meliputi barang bekas, dan daur ulang. Bahan-bahan tersebut dapat digunakan untuk membuat seni patung dengan cara dirakit dengan membentuk objek yang diinginkan. Contoh dari bahan limbah misalnya: koran bekas, jerami, besi, potongan kayu dan lain-lain.

Alat Pembuatan Patung

Berikut ini adalah 5 alat yang dapat digunakan dalam pembuatan patung:

  1. Butsir yaitu alat bantu untuk membuat patung terbuat dari kayu dan kawat.
  2. Meja putar yaitu meja bulat yang dapat diputar, meja ini memiliki fungsi untuk memudahkan dalam mengontrol bentuk dari berbagai arah.
  3. Pahat yaitu alat yang digunakan untuk memahat, mengurangi, atau membentuk bahan batu dan kayu, atau bahan keras lainnya.
  4. Sendok adukan, yakni alat yang berfungsi untuk mengambil dan menempelkan adonan pada kerangka patung.
  5. Alat las karbit/listrik.

Baca juga:

  • Mengenal Berkarya Seni Patung dan Teknik Membuat Patung
  • Nasib Patung Jan Pieterszoon Coen dan Monumen Peristiwa Pecah Kulit
  • Materi Seni Teater Tradisional: Ciri-Ciri & Contohnya di Indonesia

Baca juga artikel terkait TEKNIK PEMBUATAN PATUNG atau tulisan menarik lainnya Anisa Wakidah
(tirto.id - wkd/ulf)


Penulis: Anisa Wakidah
Editor: Maria Ulfa
Kontributor: Anisa Wakidah

Subscribe for updates Unsubscribe from updates