Bahan alami yang dapat digunakan sebagai media cetak dalam keteknikan grafis yaitu

Bagi orang awam, mungkin tak begitu paham dengan beragam teknik print yang dilakukan oleh para perancang atau desainer tekstil dalam menghasilkan sebuah produk. Motif dan pola dalam suatu rancangan memang akna hadir dari berbagai imanjinasi yang dilakukan. Namun tak hanya motif ataupun pola yang menjadi perhatian para perancang.

Hal lain yang turut menjadi perhatian adalah warna serta ukuran dengan benar. Oleh sebab itu, seorang perancang juga harus mengetahui dan paham tentang berbagai macam teknik printing dari yang tradisional hingga digital.

Bahan alami yang dapat digunakan sebagai media cetak dalam keteknikan grafis yaitu
Bahan alami yang dapat digunakan sebagai media cetak dalam keteknikan grafis yaitu

Eco Printing. (Sumber: Club iyaa)

Secara teknis, ada dua hal yang dapat dilakukan perancang dalam mencetak di atas kain, yaitu secara langsung (direct printing) dan juga tidak langsung (indirect printing). Membicarakan soal teknik printing, ternyata ada juga salah satu teknik printing yang unik dan juga dikenal sebagai teknik printing yang ramah lingkungan, yaitu eco printing.

Apa itu Eco Printing?

Mungkin memang banyak dari kita yang masih belum mengetahui tentang eco printing ini. Eco printing merupakan sebuah teknik pemberian pola pada bahan atau kain yang menggunakan bahan alami. Teknik printing ini juga terkenal sebagai salah satu teknik yang ramah lingkungan karena menggunakan bahan-bahan alam  dan mengurangi penggunaan bahan kimia.

Bahan alami yang dapat digunakan sebagai media cetak dalam keteknikan grafis yaitu
Bahan alami yang dapat digunakan sebagai media cetak dalam keteknikan grafis yaitu

Sumber Gambar. (Threadborne)

Prinsip dalam melakukan printing ini adalah pembuatannya langsung melaluin kontak antara daun, bunga, batang ataupun bagian dari tumbuhan yang mengandung pigmen warna dengan bahan kain tertentu. Motif yang dihasilkan nantinya juga akan berbeda dan unik mengingat bahan yang digunakan sendiri merupakan bahan alam sekalipun memakai jenis dari tumbuhan yang sama. Warna yang dihasilkan juga terkadang akan berbeda dan eksklusif bergantung pada asal tanaman yang dipakai.

Teknik cetak merupakan salah satu bentuk seni rupa yang memiliki nilai yang sangat tinggi dalam seni grafis. Sebuah media ekspresi dan visualiasasi gagasan yang memiliki nilai nilai seni yang sangat indah. Pada dasar pengertian nya, teknik mencetak pada seni grafis ini memiliki arti yang sederhana yaitu sebuah teknik untuk menggandakan sebuah karya seni dalam jumlah tertentu, bisa dalam jumlah yang banyak maupun dengan edisi yang terbatas. Teknik cetak seni rupa biasanya menggunakan media seperti kasa, plat logam, karet lino maupun kayu yang pada umumnya dicetak pada media kertas dan kain.

Jika kita kembali kepada sejarah seni cetak grafis, Cina merupakan negara yang mengembangkan teknik cetak. Orang-orang di Cina memanfaatkan teknik cetak ini untuk menggandakan tulisan-tulisan keagamaan, dimana naskah naskah tersebut diukir diatas kayu dan kemudian dicetak di atas kertas. Karya seni grafis dengan media kayu yang dicukil menjadi sebuah bentuk dan dicetak di atas kertas banyak ditemukan di Asia seperti Cina, Jepang dan Korea kemudian berkembang ke Eropa yang digunakan untuk mencetak diatas kain seperti pakaian orang Eropa pada masa itu. Pada tahun1440, Johannes Guttenberg menemukan mesin cetak dan sejak saat itu beragam teknik cetak mulai berkembang di benua Eropa hingga saat ini. Di Indonesia sendiri, seni cetak grafis mulai dikenal pada masa perjuangan dan kemerdekaan. Seniman cetak grafis saat itu banyak sekali membuat poster-poster bertema perjuangan seperti Suromo dan Abdul Salam dari Jogjakarta.

Saat ini Seni cetak grafis memiliki beberapa teknik grafis antara lain adalah:

Cetak Saring

Teknik mencetak seni grafis ini juga sering dikenal dengan sablon maupun silkscreen. Cetak saring merupakan teknik seni cetak sederhana dari cetak datar atau cetak offset. Teknik ini banyak digunakan untuk mencetak pada permukaan yang tidak teratur seperti botol, gelas, baju, tas dan lainnya. Pada seni cetak saring konvensional, desain cetak dibentuk dengan melakukan penyinaran emulsi dengan letak film positif di atas screen menggunakan sinar matahari. Namun saat ini sudah ada teknologi penyinaran yang lebih cepat dah hemat waktu menggunakan mesin vaccum exposure yaitu penyinaran menggunakan cahaya ultra violet.

Bahan alami yang dapat digunakan sebagai media cetak dalam keteknikan grafis yaitu

gambar 1. cetak saring

Cetak Tinggi

 Cetak tinggi merupakan teknik seni cetak grafis yang paling sederhana dan mudah dilakukan. Material yang digunakan bisa berupa kayu, mdf dan karet lino (linoleum) serta alat cukil khusus yang mudah ditemukan di took seni grafis. Acuan cetak didapat dengan menoreh desain diatas media yang tersedia lalu kemudian diberi tinta cetak pada bagian atas menggunakan roll grafis lalu kemudian dicetak diatas media kertas. Teknik cetak tinggi ini menggunakan prinsip kerja negative, yaitu hasil desain akan terbalik dengan hasil cetak. Saat ini cetak tinggi sudah meluas tidak hanya terbatas pada media kertas, namun sudah merambah ke media kain seperti totebag maupun baju.

Bahan alami yang dapat digunakan sebagai media cetak dalam keteknikan grafis yaitu

gambar 2. cetak Tinggi

Cetak Datar /offset Lithography

 Cetak Offset menggunakan bahan plat yang datar, sehingga antara posisi bagian gambar dan bagian bukan gambar sama tinggi. Bagian gambar pada pelat yang tidak dilapisi emulsi, ketika dicetak akan menarik tinta, dan bagian bukan gambar akan menolak tinta.

Offset digunakan untuk mencetak dalam skala/kuantitas besar. Di antara semua teknik percetakan, offset bisa dibilang merupakan yang paling ekonomis, berkualitas tinggi dan memiliki konsistensi yang baik untuk mencetak dalam skala besar.

Cetak Dalam

 Berbeda dengan cetak tinggi dimana tinta yang tercetak adalah dibagian permukaan sebuah desain, pada cetak dalam, tinta yang tercetak adalah tinta yang masuk ke dalam tolehan pada material yang digunakan. Material cetak dalam pun beragam seperti logam tembaga, seng maupun akrilik. Cetak dalam dibagi beberapa jenis yaitu engraving, Etching, Mezzotint dan drypoint. Masing masing teknik memiliki teknik pengerjaan dan tingkat kesulitan yang berbeda.

Teknik Engraving adalah teknik yang cukup rumit, menggunakan media logam yang ditoreh lalu diberikan tinta kedalam torehan dan kemudian tinta pada bagian permukaan dihapus sehingga tersisa tinta pada bagian dalam yang akan dicetak pada kertas.

Bahan alami yang dapat digunakan sebagai media cetak dalam keteknikan grafis yaitu

gambar 3. cetak Etching

Etching merupakan teknik cetak seni grafis dengan media tembaga yang di lapisi media seperti lilin lalu kemudian ditoreh menggunakan alat khusus seperti jarum etsa untuk menoreh tembaga. Kemudian tembaga akan dicelupkan ke dalam asam nitrat yang bersifat korosif terhadap tembaga yang tidak dilapisi oleh lilin.

Mezzotint adalah teknik seni grafis menggunakan media plat logam dimana permukaan logam akan di buat kasar merata dan didesain sedemikian rupa.

Bahan alami yang dapat digunakan sebagai media cetak dalam keteknikan grafis yaitu

gambar 4. cetak drypoint

Teknik terakhir adalah drypoint dimana teknik ini hampir sama dengan teknik engraving.  Teknik drypoint yaitu menoreh media seperti tembaga ataupun akrilik sehingga menimbulkan kerusakan pada permukaan media yang bisa menghasilkan sebuah visual seni. Teknik pencetakan drypoint yaitu melapisi plat dengan tinta lalu kemudian membersihkan tinta pada bagian permukaan dengan menyisahkan tinta pada bagian dalam, kemudian dicetak diatas kertas yang sudah dibasahi/ lembab lalu dicetak menggunakan mesit press dimana permukaan kertas akan menyerap tinta yang tersisa pada lapisan dalam cetakan. Teknik cetak drypoint ini memiliki kelebihan yaitu bisa mencapai gambar yang sangat detail.